5. Secercah Harapan

Hanya sepuluh menit, Aruna berada dalam ruangan dekan, kini ia sudah keluar dengan kepala tertunduk dalam, dan helaan napas berat yang seringkali terdengar. Sebenarnya waktu sepuluh menit itu terlalu panjang, karena sang dekan hanya butuh satu menit untuk menyampaikan kepentingannya pada Aruna. Kepentingan apa? Tentu saja hal yang memang sudah bisa dipastikan bersama.

9 menit sesudahnya, digunakan oleh Aruna untuk membela diri, mengemukakan apa alasannya hingga bertindak sekonyol ini. Meskipun ia tahu, akan sia-sia saja, karena sang Dekan sudah bergeming dengan keputusannya. Tapi, setidaknya, Aruna sudah berusaha. Berusaha dalam kamus hidup Aruna adalah wajib hukumnya, di samping berserah dan berdoa.

Kini, sudah tak ada lagi yang bisa ia lakukan. Mulai besok, kampus putih Pramudya ini harus ia tinggalkan. Miris sekali bukan ... Mr Wiyoko--sang dekan--hanya memberinya waktu beberapa jam kedepan, hingga usai jam perkuliahan, untuk Aruna meminta tuan muda Erald merubah keputusan. Tapi entah dengan cara apa dan bagaimana, sang pemberi saran juga ragu kalau ini akan membuahkan hasil yang signifikan.

Tapi dalam sesaat kepalanya terdongak, ketika terbersit dalam dirinya, nun jauh di kedalaman jiwan, akan secercah harapan. Berharap bisa mendapatkan pertolongan. Dari Sang Pemilik Kekuasaan Tunggal.

Siapa?

Rafaresh Emerald William?

Bukan.

Mungkin tuan muda Erald berkuasa di kampus ini, titahnya sangat dijunjung tinggi. Dan Aruna sudah menjadi korbannya kini. Ia harus hengkang, hanya dengan jentikan jari. Jari telunjuk tuan muda Erald yang sedang beraksi.

Tapi bagi Aruna, ada kekuasaan yang tak tertandingi. Lebih tinggi dari berkuasanya Erald pada kampus ini. Kepada-Nya kini, Aruna menumpukan harapan hati. Semoga ada jalan yang dapat menyelamatkan diri.

Allahu Rabbi ...

Desah haru mengadu, menyebut nama agung pemangku segala kuasa itu, nan tertanam kuat dalam kalbu. dalam hitungan langkah yang kesekian, mungkin tak sampai seribu, terlihat di hadapannya kini sepasang kaki berbalut sepatu.

Aruna terdongak, seiring langkah yang terhenti. Seraut wajah tampan dengan tubuh gagah berbalut jas warna hitam, berdiri di depannya, hanya dalam jarak hitungan langkah saja.

"Ee." Aruna tercekat, menyadari adanya sosok itu.

"Aruna?!"

"I-iya."

"Ikut ke ruangan saya!"

Tanpa menunggu jawaban Aruna, dosen yang sejak awal kedatangannya langsung menjadi sosok idola itu segera berbalik arah. Sementara Aruna masih harus menelan saliva dan mengatur pernapasannya sebelum mengayun langkah, mengikuti Prof Hendry yang sudah cukup jauh di depannya.

🌻🌻🌻

Ruangan ini sangat luas dan indah. Sebenarnya tak perlu dibahas lagi keindahannya. Karena setiap ruang di Kampus ini sarat akan keindahan dan kemegahannya tersendiri. Awal menjejakkan kaki di sini, Aruna bahkan sampai bergidik sendiri, melihat arsitektur bangunan yang sangat memanjakan hati.

Kenapa disebut memanjakan hati, dan bukan memanjakan mata. Karena setiap yang indah dipandang mata, selalu berkesan di dalam hati, membuat pahatan tersendiri. Dan tak terlupa, meski waktu telah melampaui.

Kembali pada Aruna Syifabella.

Gadis ayu berhijab itu tak berani mengangkat pandangan, meski ia sadar kalau wajahnya kini menjadi sasaran pandang, dari sepasang netra Hendri yang setajam elang.

"Apa masalahmu?" Sepersekian detik kemudian, dosen tampan itu menyuarakan pertanyaan. Sebuah pertanyaan yang kesannya ambigu. Tapi gadis itu paham ke arah mana pertanyaan itu.

Aruna menghela napasnya sejenak sebelum menjawab. "Saya menyelamatkan seseorang dengan cara yang salah. Jika ini yang dianggap masalah."

Jawaban tak biasa, untuk seseorang di usia Aruna. Dan ini justru membuat Hendry merasa suka. Suka akan jawaban itu, tentunya. Bahkan dari jawaban ini, ia langsung setuju pada ucapan Mr Wiyoko, Dekan fakultas itu yang menyebutkan beberapa kemampuan akademik Aruna, meski baru satu bulan di sana.

Sebuah keajaiban yang dipinta Aruna, memang telah disiapkan ssbelum gadis itu memintanya. Wiyoko, menghubungi Hendry, dua menit setelah Aruna pergi. Dekan fakultas itu sangat menyayangkan jika salah satu mahasiswinya yang cerdas itu harus hengkan, hanya karena permasalahan sekecil ini. Terlebih setelah ia tahu alasannya dari Aruna sendiri.

Tapi Wiyoko tak punya kekuatan untuk menarik kembali Aruna dengan tangannya. Karena kampus ini memang punya susunan kepengurusan sebagaimana lazimnya. Tapi, pada kenyataannya para tuan muda keluarga William yang lebih berkuasa di sana. Maka , Wiyoko berbicara kepada Hendry, dosen yang dianggap paling dekat dengan para penguasa di kampus ini.

Dan Hendry bergegas cepat, menuju ke ruangan sang Dekan Fakultas. Tapi di jalan, ia justru bertemu Aruna, Mahasiswi yang memang ingin ditemuinya.

"Aku tak menjanjikan untuk bisa menolongmu. Karena kau pasti tau, di sini, tuan muda Erald adalah penguasa nomer satu." Hendry sejenak menghentikan kalimatnya untuk menangkap Ekspresi Aruna. Dan sesuai dugaan, gadis itu tetap terlihat tenang, maka Hendry segera melanjutkan ucapan.

"Tapi jika kau mau bercerita padaku, aku mungkin bisa memberi sedikit saran untukmu." Karena biasanya, seseorang akan cenderung bungkam ketika berurusan dengan penguasa, dan menerima begitu saja segala keputusan mereka, meski dalam hati sangat tidak terima.

Apalagi dalam masalah Aruna ini, diwarnai dengan bumbu hasrat anak muda pada lawan jenisnya, itu yang membuat Hendry memilih kalimat ini untuk diucapkannya.

"Ini bukan sebuah afeksi ketertarikan atau karena tak mampu menahan hasrat, Prof," ucap Aruna dengan cepat, bahkan lebih cepat dari perhitungan Hendry untuk gadis itu memberi jawab.

Dan ucapan dari Aruna ini membuat Hendry tersenyum penuh arti.

"Lalu?"

"Misi menyelamatkan seseorang dari peraturan gak benar yang diklaim dapat perlindungan dari penguasa ... Boleh saya ceritakan secara detail?" Tanya gadis itu, mana kala dilihatnya Hendry membuat kerutan di keningnya sambil menatap Aruna.

"Itu yang aku tunggu, Aruna."

Aruna sangat sadar maksud ucapan Hendry. Bahwa dengan bercerita padanya, ia tak menjanjikan akan membantu apa-apa. Tapi hanya sekadar memberi saran saja. Saran? Tidakkah itu terkesan terlalu biasa. Tapi dari sana Aruna sadar, kalau keputusan Erald sudah final. Bahkan semua elemen dalam kampus ini, sudah tak bisa merubahnya lagi.

Akan tetapi Hendry, dia punya kedekatan tersendiri dengan para Tuan muda Pramudya. Dia pasti tahu sesuatu tentang tuan muda Erald yang tak diketahui oleh orang lainnya. Maka saran dari Hendry adalah sebentuk jalan keluar sebenarnya. Tapi, semua itu terluput dari perhatian Aruna.

Jika kini ia dengan menggebu-gebu menceritakan duduk persoalan yang sebenarnya, itu semata-mata agar tak ada kesalahpahaman atas tindakan di atas Normal yang telah dilakukannya pada Tuan muda Erald.

Tak pernah menyangka, kalau akibat dari perbuatannya malah lebih panjang dari gerbong kereta. Aruna ingin menyesalinya, bahkan rasa sesal itu telah membelit jiwanya. Tapi, kemudian, rasa sesal itu terkikis ketika mengingat, bahwa ia sudah berhasil menyelamatkan harga diri Wina dari kekejaman seorang Meisya. Ya, walaupun dengan itu, ia harus menurunkan harga dirinya sendiri juga.

Inikah kebenaran? Seharusnya untuk menegakkan sebuah kebenaran itu, harus dilakukan dengan cara yang benar pula.

Ahh. Aruna kembali terkapar dalam penyesalan.

Dan cerita tentang awal mula kejadian itu pun bergulir dari Aruna, yang didengarkan oleh Hendry dengan seksama.

Terpopuler

Comments

NA_SaRi

NA_SaRi

saya juga fansnya anda prof

2022-11-26

0

Nofi Kahza

Nofi Kahza

bener bangettt🥰

2022-11-09

0

Yeni Eka

Yeni Eka

gak papa Aruna, justru itu yg membuat kisah ini menarik ☺️

2022-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sebuah Misi
2 2. Tuan Muda Keluarga William
3 3 Aruna Syifabella.
4 4 Terancam
5 5. Secercah Harapan
6 6 Cerita Aruna
7 7 Menjadi Pahlawan
8 8 Peraturan Untuk Sang Pewaris
9 9 Antara Elvan Dan Erald
10 10 Kesepakatan Dengan Elvan
11 11 Strategi Elvan Untuk Erald
12 12 Bermain Peran
13 13 Pembicaraan Dengan Erald
14 14 ujian
15 15 Drama Annethya
16 16 Partner Yang Hebat
17 Pertemuan Tak Terduga
18 18 Pesona Seorang Aura
19 19 Proyek Besar
20 20 Iseng-Iseng Ala Tuan Muda Keluarga William
21 21 Ujian Pertama
22 22 Didiskualifikasi
23 23 Amplop Putih
24 24 Misi Penyelamatan
25 25 Tersanjung
26 26 Salah Masuk Ruangan
27 27 Ada Hubungan Apa Dengan Tuan Muda Erald
28 28 Undangan
29 29 Saatnya Menuntut Balas
30 30 Walk In Closet
31 31 Interogasi Mama Aura
32 32 Batasan Yang Tak Boleh Dilanggar
33 33 Pilihan Erald
34 34 Bukan Gadis Terpilih
35 35 Cara Yang Cantik Dan Elegant
36 36 Mengimbangi Permainan Meisya
37 37 Menemui Calon Mertua
38 38 Keputusan Singkat
39 39 Tanda Tanya
40 40 Tanpa Alasan
41 41 Drama Minta Alamat
42 42 Melamar
43 43 Syarat Untuk Calon Imam
44 43 Kesepakatan Dalam Tiga Menit
45 44 Pernikahan Dan Kepentingan
46 45 Tersulut Api Cemburu
47 46 Alat Pendeteksi Di Tubuh Aruna
48 47 Salah Kamar
49 48 Tuan Muda Bisa Shalat?
50 49 Sidang Paripurna Tuan Muda
51 50 Jangan Menyesal karena Sudah Bilang Terserah
52 51 Jalan-Jalan Ke Surga
53 52 Erald Dan Elvan Kena Batunya
54 53 Terungkap
55 54 Bukti Buat Mama Aura
56 55 Aruna Itu Istrimu
57 56 Akibat Aruna Terlambat
58 57 Harga Yang Harus Dibayar Aruna
59 58 Yang Terpilih Jadi Pewaris
60 59 Cemburu
61 60 Tentang Pernikahan Aruna Dan Erald
62 61 Bukan Sepasang Majikan Dan Pembantu
63 62 Pembalasan Yang Setimpal
64 63 Salam Perpisahan?
65 64 Melepaskan Atau Mempertahankan
66 65 Ikatan Tanpa Rasa
67 66 Kursi Yang Kosong Telah Bertuan
68 67 Terjerat Cinta Sang Pewaris Tahta?
69 68 Diterima Atau Ditolak
70 69 Yang Mengerti Bahasa Tembok
71 70 Setia Pada Calon Jodoh
72 71 Haruskah Aku Memelukmu
73 72 Sekretaris Baru
74 73 Ganti Sekretaris
75 74 Dimana Engkau Aruna
76 75 Misi Pencarian
77 76 Apa Maksud Semuanya
78 77 Meeting Tengah Malam
79 78 Berubahnya Keputusan
80 79 Salam Lewat Doa
81 80 Bantuan Dari Makhluk Astral
82 81 Kejutan Yang Gagal Diberikan
83 82 Somasi
84 83 Tertangkap Kamera
85 84 Ancaman Kecil
86 85 Danisha
87 86 Melanjutkan Di Kamar
88 87 Insiden Di Jalan
89 88 Pujian Yang Salah Alamat
90 89 Bagai Menabuh Genderang Perang
91 90 Doa Di Pendakian Yang Tinggi
92 91 Menunggu Jawaban Erald
93 92 Hanya Parkit Kecil Bukan Elang Pemangsa
94 93 Serangan Yang Berbalik Arah
95 94 Semuanya Sudah Melalui Waktu Dan Proses
96 95 Melalui Waktu
97 95 Putrinya Alika Arabella
98 96 Perihal Fakta Yang Terungkap
99 97 Virus Yang Tak Bisa Ditangkal Dengan Vaksin
100 98 Trik Jitu Tak Bermutu
101 99 Tidak Mau Menerima Sedekah
102 100 Sandiwara Terselubung
103 100 Sandiwara Terselubung
104 101 Keangkuhan Bukan Kemenangan
105 102 Para Penculik Tampan
106 103 Seperti Punya Mata Malaikat
107 104 Korban Pengganti
108 105 Membeli Kesetiaan
109 106 Aruna Menorehkan Sejarah
110 107 Izin Menikah Lagi
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Sebuah Misi
2
2. Tuan Muda Keluarga William
3
3 Aruna Syifabella.
4
4 Terancam
5
5. Secercah Harapan
6
6 Cerita Aruna
7
7 Menjadi Pahlawan
8
8 Peraturan Untuk Sang Pewaris
9
9 Antara Elvan Dan Erald
10
10 Kesepakatan Dengan Elvan
11
11 Strategi Elvan Untuk Erald
12
12 Bermain Peran
13
13 Pembicaraan Dengan Erald
14
14 ujian
15
15 Drama Annethya
16
16 Partner Yang Hebat
17
Pertemuan Tak Terduga
18
18 Pesona Seorang Aura
19
19 Proyek Besar
20
20 Iseng-Iseng Ala Tuan Muda Keluarga William
21
21 Ujian Pertama
22
22 Didiskualifikasi
23
23 Amplop Putih
24
24 Misi Penyelamatan
25
25 Tersanjung
26
26 Salah Masuk Ruangan
27
27 Ada Hubungan Apa Dengan Tuan Muda Erald
28
28 Undangan
29
29 Saatnya Menuntut Balas
30
30 Walk In Closet
31
31 Interogasi Mama Aura
32
32 Batasan Yang Tak Boleh Dilanggar
33
33 Pilihan Erald
34
34 Bukan Gadis Terpilih
35
35 Cara Yang Cantik Dan Elegant
36
36 Mengimbangi Permainan Meisya
37
37 Menemui Calon Mertua
38
38 Keputusan Singkat
39
39 Tanda Tanya
40
40 Tanpa Alasan
41
41 Drama Minta Alamat
42
42 Melamar
43
43 Syarat Untuk Calon Imam
44
43 Kesepakatan Dalam Tiga Menit
45
44 Pernikahan Dan Kepentingan
46
45 Tersulut Api Cemburu
47
46 Alat Pendeteksi Di Tubuh Aruna
48
47 Salah Kamar
49
48 Tuan Muda Bisa Shalat?
50
49 Sidang Paripurna Tuan Muda
51
50 Jangan Menyesal karena Sudah Bilang Terserah
52
51 Jalan-Jalan Ke Surga
53
52 Erald Dan Elvan Kena Batunya
54
53 Terungkap
55
54 Bukti Buat Mama Aura
56
55 Aruna Itu Istrimu
57
56 Akibat Aruna Terlambat
58
57 Harga Yang Harus Dibayar Aruna
59
58 Yang Terpilih Jadi Pewaris
60
59 Cemburu
61
60 Tentang Pernikahan Aruna Dan Erald
62
61 Bukan Sepasang Majikan Dan Pembantu
63
62 Pembalasan Yang Setimpal
64
63 Salam Perpisahan?
65
64 Melepaskan Atau Mempertahankan
66
65 Ikatan Tanpa Rasa
67
66 Kursi Yang Kosong Telah Bertuan
68
67 Terjerat Cinta Sang Pewaris Tahta?
69
68 Diterima Atau Ditolak
70
69 Yang Mengerti Bahasa Tembok
71
70 Setia Pada Calon Jodoh
72
71 Haruskah Aku Memelukmu
73
72 Sekretaris Baru
74
73 Ganti Sekretaris
75
74 Dimana Engkau Aruna
76
75 Misi Pencarian
77
76 Apa Maksud Semuanya
78
77 Meeting Tengah Malam
79
78 Berubahnya Keputusan
80
79 Salam Lewat Doa
81
80 Bantuan Dari Makhluk Astral
82
81 Kejutan Yang Gagal Diberikan
83
82 Somasi
84
83 Tertangkap Kamera
85
84 Ancaman Kecil
86
85 Danisha
87
86 Melanjutkan Di Kamar
88
87 Insiden Di Jalan
89
88 Pujian Yang Salah Alamat
90
89 Bagai Menabuh Genderang Perang
91
90 Doa Di Pendakian Yang Tinggi
92
91 Menunggu Jawaban Erald
93
92 Hanya Parkit Kecil Bukan Elang Pemangsa
94
93 Serangan Yang Berbalik Arah
95
94 Semuanya Sudah Melalui Waktu Dan Proses
96
95 Melalui Waktu
97
95 Putrinya Alika Arabella
98
96 Perihal Fakta Yang Terungkap
99
97 Virus Yang Tak Bisa Ditangkal Dengan Vaksin
100
98 Trik Jitu Tak Bermutu
101
99 Tidak Mau Menerima Sedekah
102
100 Sandiwara Terselubung
103
100 Sandiwara Terselubung
104
101 Keangkuhan Bukan Kemenangan
105
102 Para Penculik Tampan
106
103 Seperti Punya Mata Malaikat
107
104 Korban Pengganti
108
105 Membeli Kesetiaan
109
106 Aruna Menorehkan Sejarah
110
107 Izin Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!