4 Terancam

"Tuan muda Erald itu beda dengan tuan muda Elvan." Sepertinya Prisil mulai menjelaskan maksud dari ucapannya. Tapi ia memilih kalimat yang justru membuat Aruna berdecak. Yang mengatakan tuan muda Erald dan tuan muda Elvan itu sama, siapa? Aruna juga tau kalau mereka dua orang yang berbeda. Walau Aruna hanya satu kali saja bertemu dengan Elvan, dan juga satu kali bertemu Erald, dengan pertemuan yang ... Aruna menghempaskan napasnya kasar.

Penyesalan menggerogoti jiwanya yang terdalam.

"Maksudku perbedaan mereka dari segi sifat dan karakter." Seperti dapat membaca pikiran Aruna, Prisil segera meralat ucapannya. "Tuan Muda Elvan, masih cukup care dan terkadang meladeni juga para pemujanya, ya, walau sampai saat ini belum ada yang berstatus sebagai pacarnya. Tapi, dia masih membaur dengan mahasiswa yang lain, berteman dan ... sebagaimana wajarnya seorang mahasiswa. Ya, walau gak wajar-wajar amat sih." Keterangan Prisil ini membuat Aruna mengerutkan kening, berpikir.

Prisil sendiri juga mengakhiri ucapannya dengan tergelak. "Publick Spaeaking ku jellek," ujarnya.

"Kalau tuan muda Erald, dia gak berteman. Datang untuk mengikuti kelas, sendiri dengan dunianya, dan ... gak segan-segan menendang siapa yang mengusik ketenangannya. Ya, di bagian ini hampir sama sih dengan tuan muda Elvan. He..he.." Merasa tak dapat menghadirkan keterangan secara utuh yang mungkin dapat dipahami oleh Aruna, Prisil kembali terkekeh sendiri.

"Intinya, tuan muda Erald tak akan membiarkan apa yang telah kau lakukan padanya. Kalau tuan muda Elvan sih, mungkin akan menikmatinya saja," lanjut Prisil. Sebenarnya kalimat ini yang ingin ia sampaikan dari tadi.

Aruna mengangguk paham. Ia sadar, pasti selalu ada akibat dari setiap perbuatan.

Apalagi perbuatannya barusan. Awalnya ia berharap dengan minta maaf dan menjelaskan, semuanya akan bisa selesai. Tapi, menilik dari keterangan Prisil tentang bagaimana sosok seorang Rafaresh Emerald William, Aruna kini merasa, apa yang akan dihadapinya ke depan, tak akan semudah yang ia pikirkan.

"Aruna, aku ucapin terima kasih." Tiba-tiba Wina datang ke tempat itu, dan langsung mengucapkan kata terima kasih tanpa perlu basa basi dulu. "Lain kali jangan libatkan diri dengan Meisya, apapun tindakan gilanya yang kau lihat. Itu, jika kau masih ingin lanjut jadi mahasiswi di sini," lanjut gadis berambut ekor kuda itu.

"Maksudmu apa? Gak niat ngucapin terima kasih, ya sudah. Gak perlu nakut-nakutin kayak gitu," damprat Prisil yang kesal berkali-kali lipat dengan ucapan Wina ini.

"Aku berterima kasih. Sungguh. Aruna udah nyelametin harga diriku. Tapi aku gak bisa nutupin fakta yang mungkin akan terjadi pada Aruna, atas tindakannya barusan. Dan ini, kemungkinan terburuknya," urai Wina. "Dia bisa dikeluarkan dari kampus," lanjutnya dengan suara pelan.

Aruna dan Prisil jadi saling pandang.

"Meisya itu gak suka diusik, gak suka kalau keinginannya ditentang. Dan dia selalu dapat dukungan dari nona Aneth. Dia nyuruh Aruna nyium tuan muda Erald, sebenarnya bukan untuk nyelametin aku, tapi untuk mendepak Aruna yang udah berani ngelawan dia."

Wina membeberkan hal yang sebenarnya.

"Hello, jangan ingkari kenyataan ya Win, karena Aruna lu selamat dari niat gilanya Meisya." Lagi-lagi Prisil mendamprat. Sementara Aruna masih diam. Ia baru tersadar, kalau banyak hal yang belum diketahui tentang kampus ini terutama para penghuninya.

"Iya, aku akui. Tapi begitu cara kerja Meisya. Sakit." Wina bergidik.

"Kalian satu geng," cebik Prisil. Terdengar lucu baginya, ketika Wina mengumpat tentang Meisya, padahal dirinya berada di lingkaran yang sama. Wina ikut bergabung dengan gengnya Meisya yang mentahbiskan sebagai mahasiswi paling populer di kampus

"Aku ikut gabung di grup dia, hanya ingin cari aman. Tau sendiri 'kan, peraturan tak kasat mata di sini, kalau ingin aman, ya harus dekat dengan penguasa. Orang seperti aku gak mungkin bisa dekat dengan nona Aneth. Ya setidaknya dengan kaki tangannya, si Meisya itu," urai Wina.

Baik Aruna maupun Prisil kini sama-sama terdiam. Itu memang fakta tentang kampus megah ini, fakta yang tak bisa diabaikan begitu saja. Dan memang, mayoritas mahasiswa/i di kampus ini, punya backing yang mumpuni. Baik latar belakang keluarganya yang terpandang atau yang punya koneksi kuat dengan keluarga William. Sehingga para mahasiswa yang dinilai bukan siapa-siapa, cenderung mendapatkan diskriminasi dalam pergaulan sehari-harinya. Hanya dalam lingkup pergaulan, tapi, kalau bidang akademik semua mendapat perlakuan yang sama.

"Kalau kalian satu genk, kenapa Meisya memperlakukan kamu seperti itu?" Tanya Aruna kemudian.

"Karena aku ketahuan membuat puisi untuk tuan muda Erald," sahut Wina jujur.

Prisil yang awalnya sempat melongo dengan pengakuan Wina, segera berkata,

"Barisan pemuja tuan muda Erald juga?" Prisil menyipitkan mata menatap Wina. Bibirnya dibuat maju sedikit, membuat gerakan mencebik.

"Emang kamu, gak?" Sambar Wina. Prisil hanya menunjukkan cengiran lebar.

Ah. Siapa sih yang gak terpesona dengan kerupawanan rupa tuan muda Erald.

"Apa yang salah kalau kamu buat puisi, itu kan bagian dari kreatifitas," tukas Aruna dengan raut wajah tak mengerti.

Ia lebih menanggapi hal ini dari sisi yang berbeda.

"Kamu waras, makanya berpikir demikian. Tapi Meisya, tidak. Dia pecinta tuan muda Erald garis keras. Baginya, gak boleh ada yang menyukai tuan muda selain dia," sahut Wina.

"Sakit." Prisil dan Aruna berucap bersamaan sambil bergidik.

"Meisya pasti takut kalau puisiku akan kuberikan pada tuan muda Erald. Padahal siapa juga yang berani. Aku hanya sekedar mengagumi dalam diam, dan menumpahkannya dalam sebentuk tulisan, masa salah? Tapi, itu salah bagi Meisya," sungut Wina dengan raut kesal.

"Pasti puisimu sangat bagus, makanya Meisya kawatir, tuan muda Erald akan tertarik dengan puisimu," kata Prisil.

Wina mengangguk dengan bangga tersisip senyum juga. "Fakta, kalau seseorang yang introvert seperti tuan muda Erald, dia pasti suka seni. Dan puisi adalah bagian dari seni. Sedangkan Meisya gak bisa bikin puisi. Jangankan bikin puisi, ngerjakan tugas kuliahnya aja dia bayar," urai Wina dengan semangat sekali. Prisil dan Aruna sempat saling tatap dengan hal ini.

Padahal itu sudah jadi rahasia umum, tentang Meisya yang sangat cantik. Namun, sebenarnya otaknya hanya di bawah rata-rata. Tapi, siapa yang berani membahasnya. Tingkah Meisya di kampus sudah bak ratu. Bahkan melebihi nona Anneth sendiri. Herannya, Annethya seakan selalu membenarkan tindak tanduk gadis itu. Dan sejauh ini belum ada yang berani mengusiknya. Barulah Aruna, orang yang pertama.

"Aruna Syifabella ya." Tiba-tiba saja hadir seorang senior yang langsung memanggil Aruna.

"Iya, Kak." Gadis berhijab itu berdiri tegak, siap menerima titah.

"Dipanggil ke ruangan dekan sekarang." Usai menyampaikan hal demikian, si penyampai pesan segera berbalik badan.

Prisil dan Wina langsung bertukar pandang, dengan perasaan tegang. Sedang Aruna hanya bisa tertunduk dalam.

Seperti yang sudah dapat diduga, hal ini pasti berkaitan dengan tindakannnya pada tuan muda Erald. Putra Damaresh William itu benar-benar menunjukkan taringnya yang tajam.

Terpopuler

Comments

NA_SaRi

NA_SaRi

Tergila-gila, tererald-erald

2022-11-26

0

NA_SaRi

NA_SaRi

Baru bisa lanjut lg

2022-11-26

0

Yeni Eka

Yeni Eka

mau diapain nih si Aruna, semoga nggak dibales cium ya. Belum halal

2022-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. Sebuah Misi
2 2. Tuan Muda Keluarga William
3 3 Aruna Syifabella.
4 4 Terancam
5 5. Secercah Harapan
6 6 Cerita Aruna
7 7 Menjadi Pahlawan
8 8 Peraturan Untuk Sang Pewaris
9 9 Antara Elvan Dan Erald
10 10 Kesepakatan Dengan Elvan
11 11 Strategi Elvan Untuk Erald
12 12 Bermain Peran
13 13 Pembicaraan Dengan Erald
14 14 ujian
15 15 Drama Annethya
16 16 Partner Yang Hebat
17 Pertemuan Tak Terduga
18 18 Pesona Seorang Aura
19 19 Proyek Besar
20 20 Iseng-Iseng Ala Tuan Muda Keluarga William
21 21 Ujian Pertama
22 22 Didiskualifikasi
23 23 Amplop Putih
24 24 Misi Penyelamatan
25 25 Tersanjung
26 26 Salah Masuk Ruangan
27 27 Ada Hubungan Apa Dengan Tuan Muda Erald
28 28 Undangan
29 29 Saatnya Menuntut Balas
30 30 Walk In Closet
31 31 Interogasi Mama Aura
32 32 Batasan Yang Tak Boleh Dilanggar
33 33 Pilihan Erald
34 34 Bukan Gadis Terpilih
35 35 Cara Yang Cantik Dan Elegant
36 36 Mengimbangi Permainan Meisya
37 37 Menemui Calon Mertua
38 38 Keputusan Singkat
39 39 Tanda Tanya
40 40 Tanpa Alasan
41 41 Drama Minta Alamat
42 42 Melamar
43 43 Syarat Untuk Calon Imam
44 43 Kesepakatan Dalam Tiga Menit
45 44 Pernikahan Dan Kepentingan
46 45 Tersulut Api Cemburu
47 46 Alat Pendeteksi Di Tubuh Aruna
48 47 Salah Kamar
49 48 Tuan Muda Bisa Shalat?
50 49 Sidang Paripurna Tuan Muda
51 50 Jangan Menyesal karena Sudah Bilang Terserah
52 51 Jalan-Jalan Ke Surga
53 52 Erald Dan Elvan Kena Batunya
54 53 Terungkap
55 54 Bukti Buat Mama Aura
56 55 Aruna Itu Istrimu
57 56 Akibat Aruna Terlambat
58 57 Harga Yang Harus Dibayar Aruna
59 58 Yang Terpilih Jadi Pewaris
60 59 Cemburu
61 60 Tentang Pernikahan Aruna Dan Erald
62 61 Bukan Sepasang Majikan Dan Pembantu
63 62 Pembalasan Yang Setimpal
64 63 Salam Perpisahan?
65 64 Melepaskan Atau Mempertahankan
66 65 Ikatan Tanpa Rasa
67 66 Kursi Yang Kosong Telah Bertuan
68 67 Terjerat Cinta Sang Pewaris Tahta?
69 68 Diterima Atau Ditolak
70 69 Yang Mengerti Bahasa Tembok
71 70 Setia Pada Calon Jodoh
72 71 Haruskah Aku Memelukmu
73 72 Sekretaris Baru
74 73 Ganti Sekretaris
75 74 Dimana Engkau Aruna
76 75 Misi Pencarian
77 76 Apa Maksud Semuanya
78 77 Meeting Tengah Malam
79 78 Berubahnya Keputusan
80 79 Salam Lewat Doa
81 80 Bantuan Dari Makhluk Astral
82 81 Kejutan Yang Gagal Diberikan
83 82 Somasi
84 83 Tertangkap Kamera
85 84 Ancaman Kecil
86 85 Danisha
87 86 Melanjutkan Di Kamar
88 87 Insiden Di Jalan
89 88 Pujian Yang Salah Alamat
90 89 Bagai Menabuh Genderang Perang
91 90 Doa Di Pendakian Yang Tinggi
92 91 Menunggu Jawaban Erald
93 92 Hanya Parkit Kecil Bukan Elang Pemangsa
94 93 Serangan Yang Berbalik Arah
95 94 Semuanya Sudah Melalui Waktu Dan Proses
96 95 Melalui Waktu
97 95 Putrinya Alika Arabella
98 96 Perihal Fakta Yang Terungkap
99 97 Virus Yang Tak Bisa Ditangkal Dengan Vaksin
100 98 Trik Jitu Tak Bermutu
101 99 Tidak Mau Menerima Sedekah
102 100 Sandiwara Terselubung
103 100 Sandiwara Terselubung
104 101 Keangkuhan Bukan Kemenangan
105 102 Para Penculik Tampan
106 103 Seperti Punya Mata Malaikat
107 104 Korban Pengganti
108 105 Membeli Kesetiaan
109 106 Aruna Menorehkan Sejarah
110 107 Izin Menikah Lagi
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Sebuah Misi
2
2. Tuan Muda Keluarga William
3
3 Aruna Syifabella.
4
4 Terancam
5
5. Secercah Harapan
6
6 Cerita Aruna
7
7 Menjadi Pahlawan
8
8 Peraturan Untuk Sang Pewaris
9
9 Antara Elvan Dan Erald
10
10 Kesepakatan Dengan Elvan
11
11 Strategi Elvan Untuk Erald
12
12 Bermain Peran
13
13 Pembicaraan Dengan Erald
14
14 ujian
15
15 Drama Annethya
16
16 Partner Yang Hebat
17
Pertemuan Tak Terduga
18
18 Pesona Seorang Aura
19
19 Proyek Besar
20
20 Iseng-Iseng Ala Tuan Muda Keluarga William
21
21 Ujian Pertama
22
22 Didiskualifikasi
23
23 Amplop Putih
24
24 Misi Penyelamatan
25
25 Tersanjung
26
26 Salah Masuk Ruangan
27
27 Ada Hubungan Apa Dengan Tuan Muda Erald
28
28 Undangan
29
29 Saatnya Menuntut Balas
30
30 Walk In Closet
31
31 Interogasi Mama Aura
32
32 Batasan Yang Tak Boleh Dilanggar
33
33 Pilihan Erald
34
34 Bukan Gadis Terpilih
35
35 Cara Yang Cantik Dan Elegant
36
36 Mengimbangi Permainan Meisya
37
37 Menemui Calon Mertua
38
38 Keputusan Singkat
39
39 Tanda Tanya
40
40 Tanpa Alasan
41
41 Drama Minta Alamat
42
42 Melamar
43
43 Syarat Untuk Calon Imam
44
43 Kesepakatan Dalam Tiga Menit
45
44 Pernikahan Dan Kepentingan
46
45 Tersulut Api Cemburu
47
46 Alat Pendeteksi Di Tubuh Aruna
48
47 Salah Kamar
49
48 Tuan Muda Bisa Shalat?
50
49 Sidang Paripurna Tuan Muda
51
50 Jangan Menyesal karena Sudah Bilang Terserah
52
51 Jalan-Jalan Ke Surga
53
52 Erald Dan Elvan Kena Batunya
54
53 Terungkap
55
54 Bukti Buat Mama Aura
56
55 Aruna Itu Istrimu
57
56 Akibat Aruna Terlambat
58
57 Harga Yang Harus Dibayar Aruna
59
58 Yang Terpilih Jadi Pewaris
60
59 Cemburu
61
60 Tentang Pernikahan Aruna Dan Erald
62
61 Bukan Sepasang Majikan Dan Pembantu
63
62 Pembalasan Yang Setimpal
64
63 Salam Perpisahan?
65
64 Melepaskan Atau Mempertahankan
66
65 Ikatan Tanpa Rasa
67
66 Kursi Yang Kosong Telah Bertuan
68
67 Terjerat Cinta Sang Pewaris Tahta?
69
68 Diterima Atau Ditolak
70
69 Yang Mengerti Bahasa Tembok
71
70 Setia Pada Calon Jodoh
72
71 Haruskah Aku Memelukmu
73
72 Sekretaris Baru
74
73 Ganti Sekretaris
75
74 Dimana Engkau Aruna
76
75 Misi Pencarian
77
76 Apa Maksud Semuanya
78
77 Meeting Tengah Malam
79
78 Berubahnya Keputusan
80
79 Salam Lewat Doa
81
80 Bantuan Dari Makhluk Astral
82
81 Kejutan Yang Gagal Diberikan
83
82 Somasi
84
83 Tertangkap Kamera
85
84 Ancaman Kecil
86
85 Danisha
87
86 Melanjutkan Di Kamar
88
87 Insiden Di Jalan
89
88 Pujian Yang Salah Alamat
90
89 Bagai Menabuh Genderang Perang
91
90 Doa Di Pendakian Yang Tinggi
92
91 Menunggu Jawaban Erald
93
92 Hanya Parkit Kecil Bukan Elang Pemangsa
94
93 Serangan Yang Berbalik Arah
95
94 Semuanya Sudah Melalui Waktu Dan Proses
96
95 Melalui Waktu
97
95 Putrinya Alika Arabella
98
96 Perihal Fakta Yang Terungkap
99
97 Virus Yang Tak Bisa Ditangkal Dengan Vaksin
100
98 Trik Jitu Tak Bermutu
101
99 Tidak Mau Menerima Sedekah
102
100 Sandiwara Terselubung
103
100 Sandiwara Terselubung
104
101 Keangkuhan Bukan Kemenangan
105
102 Para Penculik Tampan
106
103 Seperti Punya Mata Malaikat
107
104 Korban Pengganti
108
105 Membeli Kesetiaan
109
106 Aruna Menorehkan Sejarah
110
107 Izin Menikah Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!