Ziko Elvano William, menjadi orang ketiga yang memasuki ruangan. Karena sebelumnya sudah ada Ragasa yang duduk di pojok--sebagaimana kebiasaan anak itu-- bila sudah mengikuti class khusus ini. Dan di pojok paling depan juga sudah ada Devandra yang duduk dengan sangat santai dan hanya mengangkat sebelah alisnya atas kedatangan Elvan.
"Yang lain?" tanya Elvan singkat. Tak jelas pertanyaan itu dituju pada siapa. Tapi yang jelas, pertanyaan ini harus mendapatkan jawabannya.
"Aneth lagi dandan," jawab Ragas asal. Karena sepasang matanya tetap fokus pada gawai yang ia pegang. Namun, ia jadi tertawa sendiri dengan ucapannya barusan.
Elvan tak memberi tanggapan, sepertinya ia puas dengan jawaban Ragas yang asal-asalan. Selanjutnya hening, ketiga orang pemuda tampan itu sama-sama diam, sibuk masing-masing. Hingga sebuah suara membahana memecah keheningan dengan tiba-tiba. "Yang tercantik di kelas ini sudah datang."
Ragasa dan Devandra langsung menoleh pada gadis yang memang cantik sesuai dengan sesumbarnya itu, lalu keduanya sama-sama mengedikkan bahu santai dan kembali mengalihkan pandangan.
Sepertinya sesumbar dari Anneth tak perlu ditepis. Karena ia memang satu-satunya gadis di class khusus ini. Di samping, dia memang cantik beneran sih.
Anneth sempat mengerucutkan bibirnya, saat melihat reaksi Devan dan Ragas akan kedatangannya. Namun, tatapannya segera menemukan Elvan yang terlihat acuh saja. Anneth segera menghampiri sepupunya itu.
"Kakak tampan, aku duduk di sini ya," pintanya lebih dulu. Dan ia langsung duduk saja, meskipun Elvan hanya memberinya lirikan tanpa kata.
Interaksi jauh dari kata akrab dan mesra, memang sudah biasa terjadi di kalangan keluarga William ini. Tapi sebenarnya, jangan salah menilai. Mereka saling menyayangi dan melindungi satu sama lain.
Mr Hendry memasuki ruangan, sepasang mata tajam yang terbingkai kaca mata, memindai tatapan pada segenap yang ada. Sudah jelas, kalau mereka belum berkumpul semua. Tapi dosen ganteng yang sudah bergelar profesor di usia yang cukup muda itu tetap bertanya seperti biasa. "Sudah masuk semua?"
"Belum." Jawaban itu datang dari belakang Mr Hendry yang berdiri membelakangi pintu. "Maaf telat, Mr." Itu ucapan Arasya Davanka William. Ia masuk mendahului Althair Askara William yang mengekorinya, dengan tanpa kata.
Untuk saat ini, Askara dan Arasya masih menempuh pendidikan tingkat SMA. Tapi mereka berdua harus hadir juga dalam kelas khusus sebagai generasi keluarga William Pramudya juga.
Dua orang pemuda berwajah rupawan yang hampir seumuran ini segera mengambil posisi duduk di belakang Elvan.
Aneth membawa pandangannya ke belakang. "Kangen deh, pada dua orang adikku yang tampan," ujarnya seraya mengedipkan sebelah mata pada keduanya. Yang hanya ditanggapi Arasya dengan senyuman, sedang Askara? Dia Hanya diam menatap datar.
Pasti pada bertanya-tanya Siapa saja mereka. Tapi sebagian sudah dapat menduga, mengingat nama besar yang tersemat di belakang setiap nama. Namun, untuk lebih jelasnya, mari simak dengan seksama.
Di mulai dari Ziko Elvano William, dia adalah putra dari Edgard William dan istrinya, Nola. Lalu gadis cantik di sebelahnya, Anethtya william, putri kedua Anthoni William dan Frisca.
Sepasang pemuda rupawan yang hadir belakangan, Arasya Davanka William, putra dari Rafasya Aditya William dengan Quinshaa Daneen. Lalu yang tampan rupawan di sampingnya. Athair Askara William, putra kedua Damaresh William dan Aura Aneshka.
Dua orang pemuda yang lain. Devandra, putra dari Kaivan dan Naila. Dan yang terakhir, Ragasa, putra Stefan dan Clara.
Sudah lengkap semua? Belum. Masih ada Izara Darahifsa William, putri kedua Alarik William. Namun, Izara jarang mengikuti class khusus ini, karena ia memang tak lagi menempuh pendidikan di kampus putih Pramudya. Hanya setahun Izara belajar di kampus ini, sebelum berpindah ke kota Malang-Jawa timur, agar lebih dekat dengan kedua orang tuanya yang memang berdomisili di sana.
Ada lagi Angela William, kakak dari Anethya, yang sudah menempuh pendidikan S2 di luar negeri setelah menunaikan kewajiban belajar di kampus putih selama tiga tahun.
Bagi pembaca baru yang belum membaca kisah. CINTAKU TERHALANG TAHTAMU, pasti masih bingung, siapa saja nama-nama yang telah disebut barusan sebagai orang tua dari para tokoh di sini. Maka disarankan untuk membaca novel cintaku Terhalang Tahtamu, dulu agar lebih memahami asal-usul mereka.
"Kita mulai sekarang?" Mr Hendry yang sudah duduk di kursi kebesaran melontar tanya pada semua.
"Iya," jawab Elvan, sementara yang lain diam.
"Tunggu. Kak Erald belum datang," cegah Aneth. Hanya sepupunya yang paling tampan itu yang belum ada di ruangan. Tanpa kehadiran Erald, formasi para tuan muda dan nona muda William, pasti sangat kurang.
"Mulai saja, Erald punya otak dari kaca," tepis Elvan.
"Yak. Meski telat pelajaran, dia pasti bisa ngejar," sahut Devandra.
"Setuju. Mulai saja, Mr." Ragasa ikut-ikutan. Sedangkan Arasya dan Askara hanya tetap memilih diam. Mereka tak ikut andil dalam pembicaraan kakak-kakaknya. Selain mereka juga setuju kalau Erald memiliki kecerdasan yang mumpuni. Jadi meski tak ikut kelas ini, dia sudah tau pasti. Tapi ...
Seorang pemuda rupawan hadir tiba-tiba dari balik pintu ruangan, sesaat tatap mata elangnya menyapu wajah semua yang ada di dalam, lalu melangkah ke arah Mr Hendry. Menganggukkan kepalanya sopan, yang segera mendapat balasan sepadan. "Silakan duduk tuan muda Erald."
Rafaresh Emerald William, putra pertama Damaresh William dan Aura Aneshka itu, segera mengambil posisi duduknya, tanpa perlu menyapa dulu pada semua saudaranya.
Maka, dengan hadirnya sang tuan muda, Class khusus itu pun di buka.
Seminggu dua kali para tuan muda dan nona muda keluarga William itu mendapat pelajaran khusus dari Mr Hendry--profesor muda jebolan dari Harvard--yang ditunjuk langsung oleh Damaresh untuk mengajari mereka.
Pelajaran Khusus yang diberikan oleh Mr Hendry pada anak-anak Pramudya ini tentu saja merupakan bekal kepada mereka nantinya sebagai penerus kejayaan keluarga William Pramudya.
Satu jam berlalu, kelas pun usai. Mr Hendry segera meninggalkan ruangan. Di ikuti Askara dan Arasya, dua orang yang selalu kompak kemana-mana layaknya sepasang kembar.
"Mau kemana? Masih kangen." Anneth sempat mencegah langkah keduanya dengan ucapan itu. Tapi dua orang yang selalu kompak ini hanya menanggapi dengan senyum tipis dan terus berlalu.
Devandra menghampiri Erald yang masih duduk diam seakan enggan beranjak. "Namanya Aruna Syifabella." Atas ucapan Devan, tak hanya Erald yang sontak memperhatikan. Bahkan Aneth langsung pasang telinga tajam-tajam. Seorang Devan tiba-tiba menyebut nama perempuan, yang bahkan tanpa diawali pembicaraan sebelumnya, itu membuat Anneth seperti kebakaran jenggot saja.
Dan Elvan yang duduk di samping Anneth juga menoleh, ikut mendengarkan. Meninggalkan Ragas yang tetap sibuk dengan Gawai, apalagi yang dilakukan oleh anak Stefan ini kalau bukan main game kesukaan.
"Dia berasal dari daerah. Berada di sini karena pertukaran mahasiswa." Devan melanjutkan laporan, mengabaikan ekspresi yang lain, yang terlihat penasaran tingkat dewa. Tatapan Devan hanya tertuju pada Erald, yang menyimak penuturannya dengan seksama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Rr Ecih Hao Khan
anak2 super ellit kebayang kerennya...
2023-03-28
0
NA_SaRi
Mr. Hendry boleh digoda gak mi?
2022-11-22
3
NA_SaRi
Saya saya
2022-11-22
0