Awal peristiwa

"Siapa namamu mbak?" pertanyaan Nala sama dengan pertanyaan Yudis.

"Gantari non. Maaf saya permisi." Mendapat tatapan tajam dari pengawal Nala membuat Gantari begitu terancam.

Nala semakin prihatin dengan kondisi wanita itu. Sudah dalam keadaan sedih, ketakutan pula dengan para ajudannya. Gantari melangkah pergi dan semakin menjauh.

Nala menatap nanar kepergian Gantari, setelahnya dia berbalik badan dan meneruskan perjalanan untuk pulang. Tiba-tiba atensi Gantari menelisik orang di balik semak sedang membidik sasaran dengan anak panah.

Gantari terkejut. Dia mengamati kemana arah panah akan melesat. Ke arah dia atau orang lain kah yang menjadi target. Hingga pada akhirnya Gantari menyadari bahwa targetnya adalah nona yang menyapanya tadi.

Gantari berlari secepat mungkin, berharap masih ada waktu untuk mengejar. Dia juga tidak tahu alasan apa yang membuatnya ingin menyelamatkan Nala. Sambil teriak Gantari menghentikan semuanya.

"Non awaaas."

Situasi menjadi ricuh. Benar apa yang diteriakkan Gantari, panah itu menancap kulit dan mengoyak daging, darah segar terus mengalir keluar.

Gantari lemah, dia ambruk pada tempatnya.

"Mbakk.." teriak Nala pada orang yang menyelamatkannya itu. Para ajudan mengejar pelaku dan terjadi baku hantam. Peluru sudah melumpuhkan kaki penjahatnya.

...........

Arya Sena murka, dia membabi buta melampiaskan kemarahannya pada siapa pun. Pada penjahatnya dan juga para pengawal. Walau Nala tidak terluka dan berhasil diselamatkan oleh Gantari, tetap saja Arya marah karena kejadian itu sudah membuat Nala takut.

Nala meredamkan amarah Arya, dia terus mengusap punggung suaminya dan terus meracau jika dia sedang baik-baik saja. Nafasnya sudah teratur, emosinya sudah berangsur membaik.

Dari awal pertemuan ini, Arya bahkan tidak melirik Gantari sama sekali. Barangkali berucap terimakasih sudah menyelamatkan istri kesayangannya. Sepatah kata pun tidak ada yang keluar dari mulut Arya untuk Gantari. Arya sibuk di kuasai rasa kecewa yang membara.

Gantari takut melihat kemarahan Arya. Nyalinya menciut ketika mengetahui juragan yang pernah ditemui sebelumnya pendiam dan berwibawa, kini menunjukan sifat garang yang menyeramkan. Tubuhnya melorot menahan rasa takut atas kemarahan Arya.

"Sudah Mas, aku juga baik-baik saja." Nala masih menenangkan Arya.

"Dek, maafkan mas yang sudah lalai tidak disampingmu saat kamu dalam bahaya."

"Iya mas, tapi Mas jangan marah lagi. Ini bukan salah mereka, salahku juga yang memaksa mereka untuk mengikuti kemauanku. Mas sudah ya."

Arya sudah diam, dia membawa Nala pergi ke dalam kamar. Meninggalkan segenap orang yang sedang tertunduk meratapi kesalahannya. Sedangkan Gantari diamankan oleh Yudis untuk mendapat perlakuan lebih lanjut.

Di dalam kamar.

"Sini dek." perintah Arya agar Nala duduk di pangkuannya.

"Iya Mas." Nala menurut, matanya mengintip wajah suaminya dengan takut.

"Sayang, kamu pasti tadi ketakutan ya, maafkan Mas mu ini dek."

"Iya aku takut Mas. Tapi sekarang sudah tidak. Soalnya kalau udah di disamping Mas, apa yang perlu ditakutkan?!" Nala membenamkan wajah, jika sedang berdua Nala akan terlihat rapuh di depan Arya. Kejadian yang menimpanya tadi sangat membuat Nala syok.

"Maafkan mas yang sudah lalai menjagamu, mas janji tidak akan membiarkan kejadian ini terulang kembali." Arya meyakinkan Nala.

"Ini bukan salah Mas Arya, ini salah aku Mas. Oh ya bagaimana dengan Gantari? dia sudah menyelamatkanku dari penjahat itu" kini Nala mulai memikirkan nasib Gantari, sekilas mereka sudah banyak berbincang sampai Nala tahu Gantari seorang diri di desa ini.

"Nanti Yudis yang akan mengurusnya. Mas akan berikan hadiah sebagai tanda terimakasih. Kamu tenanglah, jangan berlarut dalam rasa tidak enak padanya." Arya tahu betul bagaimana cara berfikir istrinya, pasti Nala sedang tidak enak hati dan terus memikirkan Gantari.

Punya istri gak enakan memang ada kelebihan dan kekurangannya. Dalam konteks Arya Sena, memiliki Nala adalah sebuah anugerah. Namun tidak di pungkiri bahwa Nala akan menjadi kelemahan Arya suatu saat nanti.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Alkenzie

Alkenzie

oh ternyata gantari

2022-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Perburuan di kebun
3 Pertemuan Nala dengannya
4 Awal peristiwa
5 Kompromi Arya dan Nala
6 Gak mau menuruti permintaan
7 Persiapan
8 Ide Yudis
9 Malam Pertama
10 Pak Juragan Suami
11 Pertarungan
12 Pengobatan Nala
13 Menghampiri Tari
14 Lima detik
15 Mulai ada perubahan
16 Arya dan Tari
17 Keramas
18 Hukuman
19 Masa kecil
20 Perjamuan
21 Nala masuk dapur
22 Jangan takut, ada Mas disini
23 Interogasi
24 Nala bercerita
25 Hukuman
26 Di balik sebuah tangisan
27 Malam semakin malam
28 Boleh saya bicara?
29 Jangan ceritakan padanya
30 Terungkap ada yang lain
31 Sang mata-mata
32 Basir dan Ono
33 Strategi di mulai
34 Kebingungan
35 Tidak enak hati
36 Arya Marah
37 Penyesalan Nala
38 Darurat
39 Waktu yang tidak dinanti
40 Bukan berarti kalah
41 Terbuang
42 Bukan akhir dari kehancuran
43 Rapuh
44 Perjuangan Nala
45 Kesendirian?
46 Ternyata dia tidak sendiri
47 Bangunlah
48 Kemelut hati Bajra
49 Kabur dari sana
50 Bebas
51 Kabar baik
52 Berhasil kabur
53 Mulai latihan
54 Kebencian Nala
55 Kamu mencintai Arya?
56 Perjalanan jauh
57 Siapa Mas?
58 Cemburu
59 Bersatu kembali
60 Pergi
61 Menuju kemenangan
62 Menuju akhir
63 Menerima kekalahan
64 Keadaan Tari
65 Tentang Arya dan Nala
66 Hibernasi
67 Akhir cerita
68 Sugeng rawuh
69 Sedikit tentang Ayuni
70 Penyelamatan Ayuni
71 Persahabatan
72 Persiapan besok
73 Niatan Gusti
74 Menanti Kedatangan Gustiranda
75 Setuju Tanpa Debat
76 Yang Pertama
77 Yang Kedua
78 Yang Ketiga
79 Yang Ke Empat
80 Yang Ke Lima
81 Di balik Yang Pertama
82 Di balik yang kedua dan ketiga
83 Di Balik Yang Ke Empat
84 Mengejar Yang Seharusnya Dikejar
85 Antara Hujan Dan Gerimis
86 Sudah Gila
87 Akhirnya
88 Menuju Pernikahan
89 Akhir Cerita Part Dua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Perkenalan
2
Perburuan di kebun
3
Pertemuan Nala dengannya
4
Awal peristiwa
5
Kompromi Arya dan Nala
6
Gak mau menuruti permintaan
7
Persiapan
8
Ide Yudis
9
Malam Pertama
10
Pak Juragan Suami
11
Pertarungan
12
Pengobatan Nala
13
Menghampiri Tari
14
Lima detik
15
Mulai ada perubahan
16
Arya dan Tari
17
Keramas
18
Hukuman
19
Masa kecil
20
Perjamuan
21
Nala masuk dapur
22
Jangan takut, ada Mas disini
23
Interogasi
24
Nala bercerita
25
Hukuman
26
Di balik sebuah tangisan
27
Malam semakin malam
28
Boleh saya bicara?
29
Jangan ceritakan padanya
30
Terungkap ada yang lain
31
Sang mata-mata
32
Basir dan Ono
33
Strategi di mulai
34
Kebingungan
35
Tidak enak hati
36
Arya Marah
37
Penyesalan Nala
38
Darurat
39
Waktu yang tidak dinanti
40
Bukan berarti kalah
41
Terbuang
42
Bukan akhir dari kehancuran
43
Rapuh
44
Perjuangan Nala
45
Kesendirian?
46
Ternyata dia tidak sendiri
47
Bangunlah
48
Kemelut hati Bajra
49
Kabur dari sana
50
Bebas
51
Kabar baik
52
Berhasil kabur
53
Mulai latihan
54
Kebencian Nala
55
Kamu mencintai Arya?
56
Perjalanan jauh
57
Siapa Mas?
58
Cemburu
59
Bersatu kembali
60
Pergi
61
Menuju kemenangan
62
Menuju akhir
63
Menerima kekalahan
64
Keadaan Tari
65
Tentang Arya dan Nala
66
Hibernasi
67
Akhir cerita
68
Sugeng rawuh
69
Sedikit tentang Ayuni
70
Penyelamatan Ayuni
71
Persahabatan
72
Persiapan besok
73
Niatan Gusti
74
Menanti Kedatangan Gustiranda
75
Setuju Tanpa Debat
76
Yang Pertama
77
Yang Kedua
78
Yang Ketiga
79
Yang Ke Empat
80
Yang Ke Lima
81
Di balik Yang Pertama
82
Di balik yang kedua dan ketiga
83
Di Balik Yang Ke Empat
84
Mengejar Yang Seharusnya Dikejar
85
Antara Hujan Dan Gerimis
86
Sudah Gila
87
Akhirnya
88
Menuju Pernikahan
89
Akhir Cerita Part Dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!