Hari ini Yuan Lee pergi ke tempat penggalian waduk. Ada yang berbeda dengan penampilannya kali ini. Dia memakai caping dan juga masker. Ini adalah ide yang dikemukakan oleh Marsha untuk mengelabuhi Menteri Lu Han.
Sebagian besar dari warga memang memakai caping. Tapi kalau masker baru kali ini. Saat tiba di sana banyak yang melihat ke arahnya. Mereka penasaran dengan kedatangan Yuan Lee
" Tuan baru tiba di desa ini yah?" tanya kepala desa saat yuan telah berdiri disampingnya.
" Ini saya ... Yuan Lee, " jawab Yuan Lee dengan agak serak.
" Aku kira siapa. Bagaimana keadaan si imut?" tanya kepala desa.
" Dia sudah agak baikan, demamnya menular karena itu untuk sementara saya harus memakai masker."
" Untung tuan Yuan bilang. Tadi saat melihat kedatangan anda saya kira anda salah satu dari rombongan menteri Lu Han."
" Ternyata ada perwakilan dari istana yah?"
" Begitulah, kemarin bawahannya sudah memberitahu kedatangan beliau. Hanya saja saya belum sempat menghadap."
Yuan Lee melihat kearah waduk yang di galih. Hasilnya cukup memuaskan. Kedalamnya juga sudah cukup.
" Sepertinya hasil penggalian ini sudah cukup dalam. Hari ini kita akan menyusun batu yang telah siap."
" Baik tuan. Kalau boleh saya tahu dimana saudara - saudara anda?"
" Seperti biasa.... pulang dulu untuk menengok keluarga di rumah."
" Anda tidak ingin pulang?"
" Menunggu selesai dahulu, biar tidak bolak-balik. Lagian istri dan anak-anak saya juga ada di sini."
" Bagaimana dengan usaha anda di rumah?"
" Ada orang tua juga saudara - saudara saya yang masih bisa mengatasi."
Kepala desa hanya mengangguk mendengar jawaban yang diutarakan oleh Yuan Lee. Kepala desa sangat salut dengan Yuan Lee, diusia yang begitu muda sudah mempunyai kekayaan yang melimpah.
Dia menganggap semua bantuan yang diberikan oleh Yuan Lee adalah miliknya.
Bagaimana tidak semua pembiayaan untuk membuat waduk dan parit ditanggung oleh Yuan Lee. Makanan yang mereka makan juga dari Yuan Lee. Para pekerja juga masih mendapat upah atas jerih payahnya.
Andai saja Yuan Lee mempunyai ketertarikan dengan putrinya, dia akan berusaha agar putrinya menjadi istri ke duanya. Sayang sekali, jangankan tertarik melirik pun seperti tak sudi. Sungguh sangat disayangkan.
Tidak ada yang tahu bahwa Yuan Lee sering pulang ke istana dengan menggunakan sihir teleportasi yang ia kuasai. Tidak sembarang orang yang bisa menguasai sihir tersebut. Untuk menggunakannya juga membutuhkan tenaga dalam yang cukup besar.
Seperti yang diperintahkan oleh Yuan Lee mereka pun mulai menyusun batu di sekelilingnya waduk. Mereka bekerja dengan giat
Marsha menemani si kembar sembari membuat kue untuk di bagikan ke para pekerja. Hari ini dia tidak membantu di tempat warga , tetapi memasak di rumah.
Marsha membuat lumpia yang berisi rebung. Dia dibantu oleh pelayan yang selama ini bekerja untuk mereka .
Lily sudah berangkat sejak pagi bersama Lim Hyung Joon. Tien Feng ada tugas mendadak. Dia diharuskan pergi ke perbatasan. Karena adanya serangan dari pemberontak.
Marsha masih asyik mengisi lembaran kulit dengan tumis rebung. Selain isi rebung juga ada yang diisi daging ayam.
" Kak ... Adik pengen main sama ayah," kata Xiao de yang mulai bosan dengan mainannya.
" Nanti saja saat ayah sudah pulang, sekarang beliau lagi bekerja."
Ying Jun berkata dengan lembut. Meskipun usia mereka sama tapi sifat mereka sangat bertolak belakang.
" Tapi adik ingin sekarang!" teriak Xiao de.
" Ada apa ini?" tanya Marsha sambil mengusap dadanya.
Marsha kaget mendengar suara Xiao de yang melengking . Dia menghampiri keduanya yang duduk di atas tikar. Dia pun duduk diantara mereka
" Adik ingin sama ayah..." jawab Xiao de dengan lirih. Matanya sudah berkaca-kaca . Marsha menghela nafas pasrah. Dia memeluk putrinya itu.
" Baiklah, Nanti kakak sama adik bisa ikut Mama mengantar makanan ke sana," ucap Marsha.
" Mama janji... ngajak kami ke sana ?"
" Apa mama pernah bohong?" tanya Marsha kepada si kembar. Mereka hanya geleng-geleng kepala.
" Kalau begitu tunggu mama dengan baik. Setelah mama selesai kita langsung berangkat."
" oke!!"
Setelah mendapat persetujuan dari si kembar, dia melanjutkan acara masaknya. Kurang lebih dua jam makanan selesai. Tidak hanya membuat lumpia, dia juga membuat kroket ayam .
Sesuai janjinya pada anak-anak, setelah selesai mereka langsung pergi ke penggalian waduk. Mereka diantar menggunakan kereta kuda milik Yuan Lee. Pengawal bertugas menjadi kusir .
Si kembar sangat senang, akhirnya keinginan mereka untuk melihat waduk terwujud. Selama ini mereka selalu dilarang saat ingin ikut. Meraka hanya mendengar dari orang-orang rumah, bagaimana waduk itu dibuat.
Mereka tiba di sana tepat saat pekerja sedang beristirahat. ketiganya sama-sama memakai masker. Juga memakai topi yang biasa dipakai ke pantai. Mereka juga menggunakan penyamaran.
" Saat kereta berhenti, Yuan Lee yang sedang duduk langsung berdiri menghampiri. Dia tahu kalau itu keretanya. Pasti Marsha menyusul kesini.
" Ayaaaaaah!"
Yuan Lee tersenyum melihat putrinya sangat antusias menghampirinya. Xiao de begitu turun memang langsung berlari menghampiri ayahnya.
" Kok ikut kesini?"
" Dianya kangen, sampai mau nangis segala," kata Marsha saat tiba di samping mereka.
" He...he..he.."
Putrinya yang mendengar aduan ibunya malah tertawa. Yuan Lee pun ikut tertawa. Interaksi mereka juga membuat tertawa para pekerja yang sedang istirahat.
Marsha kemudian melangkah kearah pekerja dengan membawa kotak yang berisi makanan. Pengawal yang tadi menjadi kusir juga ikut membantu.
" Silahkan dimakan kuenya."
" Terimakasih Nyonya, Seharusnya anda tidak perlu repot-repot," kata kepala desa saat menerima kotak dari Marsha.
" Tidak repot tuan, sekalian menjaga anak-anak."
Para pekerja menikmati makanan yang dibawa oleh Marsha. Tiba-tiba ada rombongan yang datang.
" Selamat siang tuan-tuan!"
" Selamat siang..."
" Saya Lu Han menteri keuangan di kerajaan ini , membawa bantuan untuk saudara-saudara semua ."
" Terimakasih tuan menteri."
" Jika ada yang bisa saya bantu, silahkan bilang saja."
" Kalau bapak menteri berkenan , bisa membantu kami menata batu di sekeliling waduk."
" Jangan lancang kamu!" teriak bawahan sang mentari.
" Maaf apakah saya salah bicara?" tanya Yuan Lee.
" Apakah tugas menteri sama sepertimu, pekerja kasar?" pelayan itu mencemooh Yuan Lee.
Tanpa menghiraukan pelayan, Yuan Lee menatap mata Lu Han. Melihat tatapan Yuan Lee entah mengapa dia merasa gemetar. Wajah itu ditutupi tapi matanya mengingatkan ia pada seseorang.
" Siapa kamu?"
" Seperti yang pelayan menteri itu bilang saya hanya pekerja kasar."
Mendengar perdebatan yang dilakukan oleh Yuan Lee dan rombongan menteri itu membuat para pekerja dan bahkan kepala desa merasa ketakutan.
" Maaf tuan menteri, beliau adalah orang yang membantu dalam penggalian waduk ini."
" Oh.... jadi karena itu anda berani melawan pelayan saya?"
" Kenapa saya harus takut?"
" Jangan banyak omong kau!" Teriak pengikut Lu Han yang lain.
Pengawal itu bersiap menendang Yuan Lee tapi meleset. Dia terkena tendangan dari Ying Jun. Dengan muka merah dia melotot pada orang yang ingin menyerang ayahnya.
" B*****!"
Hampir saja pengawal itu menyerang Ying Jun, tapi suara Marsha menghentikannya.
" Apakah begini sikap orang-orang yang anda bawah , menteri?"
Suara Marsha membuat menteri Lu Han mengalihkan pandangannya ke arah Marsha .
" Apa maksud anda Nyonya?"
" Maksud saya ... begini kah sikap seorang pengawal? kenapa tidak lebih baik dari para bandit yang merampok para rakyat"
" Mulut nyonya sungguh berbisa."
" Tentu saja, tadi suami saya hanya bertanya, apakah anda mau membantu kami menata batu di sekeliling waduk. Apakah ada yang salah dengan pertanyaan itu?"
" Tentu saja salah."
" Tolong beritahu kami salahnya dimana?"
" Beliau adalah bangsawan di kerajaan ini, selain itu beliau juga mertua dari kaisar." Pelayan itu berucap dengan bangga. Menteri Lu Han pun membusungkan dada.
Para pekerja yang mendengar langsung berlutut. Hanya Yuan Lee dkk yang masih berdiri . Marsha yang mendengar ucapan pelayan Lu Han langsung melotot ke arah Yuan Lee. Bahkan anak-anak mereka juga ikut melotot.
" Apakah pernyataan anda bisa di pertanggung jawabkan?" tanya Yuan Lee dengan tegas.
" Tentu saja."
" Baiklah sebentar lagi yang mulia kaisar akan kemari, kita tanya beliau secara langsung."
" Apakah kamu berani?
" Kenapa harus takut?"
Yuan Lee menatap tajam menteri Lu Han. Tatapan itu membuat menteri Lu Han agak gemetar. Yuan Lee pasti akan menghukum menteri nya dengan sangat kejam, karena berani memfitnahnya di depan orang-orang tersayangnya.
Apa yang akan dilakukan oleh Yuan Lee?
Terimakasih atas dukungan teman-teman semua 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Ani Ani
Kita lihat nati APA Akan terjadi
2024-03-29
0
Sandisalbiah
tuan lu Han salah langkah... ucapan dan perbuatanya hari ini akan semakin menjauhkanya dr tujuannya... bahkan malah bisa mencelakakannya..
2024-03-10
2
Nur Ain
berangan ketinggian tuh menteri
2024-01-06
0