Tak Bisa Menjelaskan Isi Hati

Caleb memandang hp nya. Sudah 5 hari ini ia tak menghubungi Zelina maupun Grace. Ia mencoba untuk tak mengusik kehidupan kedua gadis itu. Namun Caleb sangat tersiksa. Ia rindu dengan keduanya. Ia sudah terbiasa selalu ikut campur dengan kehidupan Grace dan Zelina.

Pintu ruang kerjanya terbuka. Nampak Joel masuk sambil membawakan sebuah map.

"Kau akan menyumbang susu untuk kegiatan amal sanggar tarinya Grace kan? Tolong tanda tangan di sini." Kata Joel sambil menyodorkan map itu di hadapan Caleb.

"Aku hampir saja melupakannya. Terima kasih ya, kau mengingatkannya." Kata Caleb lalu segera menandatangani dokumen itu.

"Bukan aku yang mengingatkannya. Tapi Grace yang meneleponku."

Caleb menatap Joel dengan dahi berkerut. "Grace meneleponmu? Mengapa dia tak meneleponku?"

"Karena menurutnya kau sudah tidak pernah menghubunginya. Jadi dia menghubungiku."

"Dia bilang seperti itu?"

"Ya. Dia takut kau marah padanya. Makanya dia menghubungiku." Joel mengambil dokumen itu dari hadapan Caleb dan melangkah keluar. Baru saja ia akan membuka pintu, dari luar pintu itu terbuka dan nampak wajah cantik khas Indonesia masuk ke ruangan Caleb dengan wajah cemberut. Joel langsung buru-buru keluar. Ia yakin kalau Zelina mengalami hal yang sama seperti Grace. Tidak dihubungi oleh Caleb.

"Zelina?" Caleb terkejut melihat gadis itu datang ke kantornya. Ini adalah kali pertama Zelina datang ke sini.

"Kamu kenapa, Cal? Marah atau sedang kesal dengan aku? Ponselmu kadang tidak aktif, beberapa pesanku juga tidak kamu balas? Kamu nggak mau berteman lagi dengan aku?" Tanya Zelina beruntun. Manik hitamnya nampak berair.

Hati Caleb sakit melihat ada luka di mata Zelina. Ia langsung berdiri dan mendekati gadis itu. "Bukan begitu, Zel. Pekerjaanku sangat banyak. Aku ada proyek pembangunan hotel. Ini adalah proyek pertamaku. Waktuku banyak terkuras untuk proyek ini."

"Bohong! Dari dulu juga kamu banyak pekerjaan. Tapi kamu masih bisa menghubungiku." Zelina berkata tegas sambil menatap mata Caleb secara langsung. Gadis ini memang sangat terbuka dengan isi hatinya.

Caleb langsung menarik Zelina untuk ada dalam pelukannya. "Maafkan aku." Katanya sambil mengecup pucuk kepala Zelina dengan lembut.

Hati Zelina bergetar menerima perlakuan manis dari Caleb. Ia buru-buru melepaskan pelukannya. "Sekarang, traktir aku makan siang. Bagaimana?"

"Baiklah. Kamu mau makan di mana?" Caleb menatap jam tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 2.15 siang. "Sudah jam seperti ini dan kamu belum makan?"

Zelina hanya tersenyum. "Aku baru saja selesai kuliah dan datang ke sini. Kita ke restoran Asia. Boleh ya? Kangen dengan nasi."

Hati caleb bahagia melihat senyum manis gadis itu. "Ayo kita pergi!" Ajak Caleb.

Zelina langsung melingkarkan tangannya dilengan Caleb dan meninggalkan ruangan itu.

***********

Arcel menatap Grace yang sedang duduk menyendiri. Gadis itu beberapa hari ini terlihat sedih. Arcel tak tahu apa yang sedang dipikirkannya.

Hari ini mereka akan menyelesaikan persiapan sebelum kegiatan amal besok. Beberapa anggota sanggar yang lain sudah pulang. Dan Arcel menemukan Grace yang sedang duduk melamun di dalam ruang latihan.

"Grace, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Arcel lalu mendekat dan duduk di samping gadis berambut hitam itu.

"Tidak. Hanya ingin menyendiri saja. Kamu kenapa belum pulang?"

"Ingin saja menemanimu. Kau kelihatan sedih. Lagi ada masalah ya?"

Grace tersenyum miris. Apakah sangat kelihatan kalau dia sedang bersedih? Sedih karena Caleb mengacuhkannya beberapa hari ini dan Grace sama sekali tak berani untuk menanyakannya?

"Aku mendengar ada salah satu restoran Asia yang baru saja di buka. Bagaimana kalau kita ke sana dan mencoba menu makanannya?" Tanya Arcel.

"Boleh juga. Kebetulan aku sama sekali belum makan."

"Naik mobilku atau motormu?" Tanya Arcel.

"Mobilmu saja. Mommy melarang aku naik motor karena sekarang sudah musim gugur. Angin sering bertiup kencang."

"Ok. Mari kita pergi!"

Grace mengikuti langkah Arcel meninggalkan ruang latihan. Grace bersyukur, setidaknya ia masih punya teman yang menghiburnya.

********

Zelina dan Caleb baru saja selesai memesan makanan mereka. Mata tajam Zelina tiba-tiba saja melihat Grace yang baru saja memasuki restoran itu bersama Arcel. Zelina memang mengenal Arcel yang adalah salah satu dancer dan pengelolah sanggar itu.

"Grace...!" Panggil Zelina dengan cukup keras. Caleb sangat terkejut melihat Grace yang datang juga ke restoran itu.

Grace pun sangat terkejut mendengar suara Zelina yang memanggilnya. Saat gadis itu menoleh, hatinya bagaikan tersayat sembilu melihat Zelina bersama Caleb. Apakah dugaannya selama ini benar? Caleb tak menghubunginya karena Zelina sedang bersamanya? Apakah Caleb dan Zelina sudah jadian?

"Grace, ayo duduk bersama kami!" Zelina tiba-tiba saja sudah berdiri di depannya dan menggandeng lengannya serta menariknya untuk berjalan kearah meja tempat Caleb duduk.

"Eh, aku bersama Arcel." Grace berusaha menarik tangannya namun Zelina semakin erat melingkarkan tangannya di lengan Grace.

"Arcel, gabung di meja kami ya. Mejanya besar. Boleh untuk berempat." Kata Zelina sambil menatap Arcel. Cowok itu hanya bisa mengangguk.

Grace berusaha bersikap wajar saat bertatap mata dengan Caleb. Mata Caleb pun nampak berkilat penuh rindu menatap gadis tomboy itu. Grace sedikit salah tingkah karena Caleb menatapnya tanpa berkedip.

"Ayo pesan makanannya." Kata Zelina saat seorang pelayan mendekati mereka.

Grace tersenyum. "Hallo, kak." Sapa Grace pada Caleb.

"Hallo Grace."

Arcel yang sudah mengetahui rumitnya hubungan antara Grace, Zelina dan Caleb berusaha mencairkan suasana diantara mereka yang terlihat kaku. Ada tatapan mata tak suka dari Caleb saat melihat Arcel datang bersama Grace.

"Zelina, bagaimana kakimu? Kata Grace, kau mengalami kecelakaan beberapa waktu yang lalu." Tanya Arcel setelah memesan makanannya.

"Sudah membaik. Kakiku bahkan sudah bisa berjalan dengan normal. Aku juga sudah kembali masuk kuliah. Eh, restoran ini baru saja di buka minggu yang lalu. Aku sebenarnya sudah ingin datang ke sini. Namun kakiku sakit. Makanya setelah kakiku membaik, aku langsung ke sini. Sekalian meminta Caleb untuk mentraktirku karena seminggu ini ia sibuk dan mengabaikanku. Ia bahkan tak pernah menghubungiku." Kata Zelina panjang lebar. Ia tak ingin Grace mengira kalau dia dan Caleb datang ke tempat ini karena sedang kencan.

Grace terkejut mendengar apa yang Zelina katakan. Berarti bukan hanya Grace yang tak menerima kabar dari Caleb. Zelina juga mengalami hal yang sama. Jadi apa maksud Caleb tak memberi kabar pada mereka? Apakah karena Monica? Ataukah ada gadis lain yang sudah dekat dengan Caleb? Ah, Grace begitu ingin mengetahuinya.

Sementara Caleb hanya tersenyum mendengar keluhan Zelina padanya. Ia tak mau menanggapinya karena apa yang dikatakan Zelina pasti juga sudah menjawab apa yang Grace katakan pada Joel. Grace tak akan salah mengira bahwa Caleb sedang bersama Zelina dan mengabaikannya.

Makanan yang mereka pesan pun datang. Mereka menikmatinya sambil sesekali mengangkat topik pembicaraan yang menarik untuk dibahas. Memang yang lebih banyak bicara adalah Zelina dan Arcel. Sementara Caleb lebih banyak diam. Mengawasi Grace yang juga lebih banyak diam. Sampai akhirnya mata Caleb memandang telinga Grace yang tidak lagi memakai anting-anting yang diberikannya. Ada rasa sakit yang menghantam dadanya saat Caleb menyadari, anting-anting yang selama ini tak pernah lepas dari telinga Grace, sekarang sudah tak ada.

Apakah Grace membukanya karena ia sudah dekat dengan Howie? Benarkah Grace dan Howie sekarang berkencan?

Grace sekilas melihat Caleb yang sedang memandang telinganya. Rambut Grace yang diikat satu tentu saja tak bisa menutupi telinganya yang polos tanpa anting-anting itu lagi. Grace sekarang menyesal karena ia membuka anting-anting itu.

Saat mereka sudah selesai makan, Grace yang lebih dulu berdiri sambil mengajak Arcel.

"Terima kasih untuk traktirannya." Kata Arcel saat ia akan membayar makanan itu namun Caleb sudah lebih dulu membayarnya.

"Sama-sama." Kata Caleb sambil memberikan senyumnya walaupun hatinya begitu kecewa melihat anting-anting pemberiannya sudah tidak dipakai lagi oleh Grace.

"Kak, terima kasih untuk sumbangan susunya. Tadi kak Joel sudah mengantarnya ke sanggar." Kata Grace.

"Kalau masih kurang jumlahnya, boleh ditambah lagi. Hubungi saja Joel. Dia akan menyiapkannya." Kata Caleb.

"Baiklah. Sekarang kami pergi dulu, ya?" Pamit Grace. Arcel pun ikut berpamitan dan melangkah menjauh bersama Grace.

Zelina melihat ada sesuatu yang melukai hati Celeb saat menatap Grace pergi dengan Arcel.

Cemburukah Caleb melihat kedekatan Grace dan Arcel? Jika demikian, bukankah itu berarti kalau Caleb menyukai Grace? Zelina merasa sakit di hatinya.

"Caleb, kita juga pergi sekarang ya?" Ujar Zelina mengalihkan pandangan Caleb dari Grace kepada dirinya.

"Ok."

Keduanya pun melangkah bersama meninggalkan restoran itu dan menuju ke tempat parkir. Saat mobil Caleb sudah meninggalkan area parkir restoran, hp Zelina tiba-tiba saja berbunyi.

"Hallo, ya...astaga Mark, aku sungguh melupakan janji kita. Kamu ada di mana sekarang? Ya, aku ke sana ya...tunggu aku ya..please...jangan marah." Kata Zelina lalu mematikan sambungan telepon. Ia menatap Caleb yang juga sedang menatapnya seakan meminta penjelasan..

"Caleb, aku lupa ada janji melihat pameran dengan Mark. Jadi aku turun di sini saja."

Caleb menginjak rem mobilnya mendadak karena Zelina sudah membuka sabuk pengamanannya.

"Zelina, siapa Mark?"

"Dia adalah cowok yang menabrakku saat di kampus. Kami ternyata satu jurusan walaupun dia kakak tingkatku. Ada tugas dari dosen dan Mark mau membantuku. Kebetulan pamerannya berada di gedung itu." Kata Zelina sambil menunjuk sebuah gedung tepat di sebelah mobil Caleb dihentikan.

"Kau berkencan dengannya?" Tanya Caleb tanpa menyembunyikan rasa tak sukanya.

Zelina tersenyum. "Dia hanya teman bagiku." Katanya lalu membuka pintu mobil."Makasi sudah menemani aku makan, ya? Bye..." Kata gadis itu dan segera berlari meninggalkan Caleb.

Caleb menarik napas panjang mengusir rasa sesak di hatinya. Ia mengutuk dirinya sendiri yang terjebak dalam perasaan yang tak menentu ini. Ah, Tuhan. Mengapa aku tak bisa membedakan antara rasa cinta dan sekedar sayang seperti seorang teman? Berapa lama aku harus seperti ini?

********

Chloe keluar dari apartemen temannya. Ia memilih pulang cepat saat mereka mulai mengeluarkan minuman beralkohol. Chloe memang bergaul akrab dengan mereka namun soal minuman keras, Chloe selalu berusaha menghindarinya. Ia tahu kalau bundanya sangat marah melihat anak-anaknya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk.

Filly, salah satu temannya sesama model hari ini berulang tahun. Mereka merayakannya di apartemen Filly. Dan betapa terkejutnya Chloe saat menyadari bahwa apartemen Filly ternyata berada di gedung yang sama dengan Erhan.

Sejak pesta ulang tahun itu di mulai, pikiran Chloe justru ada di tempat lain. Ia membayangkan malam disaat hujan deras itu. Ketika Erhan memeluk tubuh polosnya. Chloe ingat bagaimana saat Erhan dan dia berciuman didalam mobil. Walaupun ciuman itu bukanlah ciuman pertama Chloe, namun ia belum pernah merasakan sensasi ciuman seperti itu dengan pacar-pacarnya yang dulu. Chloe merasa hampir gila saat membayangkan pria tampan itu.

Makanya, ia memilih untuk pulang lebih dulu, saat jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam.

Apartemen Filly berada dua lantai di atas apartemen Erhan. Chloe pun segera masuk ke dalam lift. Chloe segera menekan angka 1 dan lift pun bergerak turun. Namun di lantai 10, lift itu berhenti. Dan saat pintu lift terbuka, Chloe dan orang yang baru masuk itu sama-sama terkejut.

"Paman?"

"Chloe?"

Bagaimana pertemuan Chloe dan Erhan? Dan bagaimana pula suasana galau yang dirasakan Caleb?

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Zeline baik yh

2022-05-19

1

𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵

𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵

lebih tertarik ama kisah erhan dan chloe aq kak😅

2022-02-13

0

𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵

𝕻𝖊𝖗𝖆𝖍𝖚 𝖐𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘 ⛵

sukurin...
serakah sich...

2022-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Pertemuan 3 hati
3 Luka Pertama
4 Menjaga Hati
5 Kejutan
6 Hadiah untuk mereka
7 Apakah Aku cemburu?
8 Merawat Zelina
9 Tak Ingin Terbagi
10 Hasrat Tuk Memiliki
11 Membawakan Sarapan
12 Terpaksa Berbohong
13 Janji Untuk Howie
14 Meloddy Kim
15 Tak Bisa Menolak Cinta
16 Ingin Melepaskan
17 Tak Bisa Menjelaskan Isi Hati
18 Tak Bisa Menolak
19 Cinta Takan Pernah Salah
20 Saling Terbuka
21 Memilih Pergi
22 Sungguh Tak Bisa
23 Ciuman Apakah Ini?
24 Kau Milikku
25 Perjuangan Untuk Caleb
26 Kunjungan Yang Tak Terduga
27 Tak Bisa Pergi
28 Hati Yang Belum Bisa Memilih
29 Rahasia Hati
30 Ternyata Sulit
31 Kado Yang Sama
32 Menolong
33 Berhenti Berharap
34 Rasa Kehilangan
35 Mengalah Itu Menyakitkan
36 Chloe & Erhan
37 Chloe&Erhan(part 2)
38 Rahasia Hati Caleb
39 Diantara 2 Pilihan
40 Belum Bisa Menerima
41 Persiapan Pernikahan Chloe&Erhan
42 Pernikahan Erhan Dan Chloe
43 Sedih Melihatmu Sedih
44 Pergi Tuk Menghindar
45 Memintal Rindu
46 Menjadikanmu Milikku
47 Isi Hati Zelina
48 pengumuman
49 Memenuhi Harapan
50 Galau
51 Pupus
52 Mencoba Bersamanya
53 Permintaan Zelina
54 Cinta Butuh Pengorbanan
55 Ketulusan hati Zelina
56 Keputusan Tak Terduga
57 Kembali
58 Bertemu
59 Setiap Saat
60 Semakin Yakin
61 Ujian Hati
62 Ujian Hati (part 2)
63 Prasangka
64 Memperjuangkan
65 Lamaran Yang Benar
66 Persiapan Pernikahan
67 Menjelang Pernikahan
68 Erland & Meloddy
69 Erland&Meloddy (part 2)
70 Perjuangan Mendapatkan Restu
71 Wedding Day
72 Kejutan untuk Grace
73 Honey Moon
74 Rencana Punya Anak
75 Perjuangan Erland untuk Meloddy
76 Perjuangan Erland untuk Meloddy (part 2)
77 Pernikahan Erland dan Meloddy
78 Ngidam Aneh
79 2 Hati 1 Cinta
80 Buah Cinta Kita
81 Kebahagiaan Bersama
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Pertemuan 3 hati
3
Luka Pertama
4
Menjaga Hati
5
Kejutan
6
Hadiah untuk mereka
7
Apakah Aku cemburu?
8
Merawat Zelina
9
Tak Ingin Terbagi
10
Hasrat Tuk Memiliki
11
Membawakan Sarapan
12
Terpaksa Berbohong
13
Janji Untuk Howie
14
Meloddy Kim
15
Tak Bisa Menolak Cinta
16
Ingin Melepaskan
17
Tak Bisa Menjelaskan Isi Hati
18
Tak Bisa Menolak
19
Cinta Takan Pernah Salah
20
Saling Terbuka
21
Memilih Pergi
22
Sungguh Tak Bisa
23
Ciuman Apakah Ini?
24
Kau Milikku
25
Perjuangan Untuk Caleb
26
Kunjungan Yang Tak Terduga
27
Tak Bisa Pergi
28
Hati Yang Belum Bisa Memilih
29
Rahasia Hati
30
Ternyata Sulit
31
Kado Yang Sama
32
Menolong
33
Berhenti Berharap
34
Rasa Kehilangan
35
Mengalah Itu Menyakitkan
36
Chloe & Erhan
37
Chloe&Erhan(part 2)
38
Rahasia Hati Caleb
39
Diantara 2 Pilihan
40
Belum Bisa Menerima
41
Persiapan Pernikahan Chloe&Erhan
42
Pernikahan Erhan Dan Chloe
43
Sedih Melihatmu Sedih
44
Pergi Tuk Menghindar
45
Memintal Rindu
46
Menjadikanmu Milikku
47
Isi Hati Zelina
48
pengumuman
49
Memenuhi Harapan
50
Galau
51
Pupus
52
Mencoba Bersamanya
53
Permintaan Zelina
54
Cinta Butuh Pengorbanan
55
Ketulusan hati Zelina
56
Keputusan Tak Terduga
57
Kembali
58
Bertemu
59
Setiap Saat
60
Semakin Yakin
61
Ujian Hati
62
Ujian Hati (part 2)
63
Prasangka
64
Memperjuangkan
65
Lamaran Yang Benar
66
Persiapan Pernikahan
67
Menjelang Pernikahan
68
Erland & Meloddy
69
Erland&Meloddy (part 2)
70
Perjuangan Mendapatkan Restu
71
Wedding Day
72
Kejutan untuk Grace
73
Honey Moon
74
Rencana Punya Anak
75
Perjuangan Erland untuk Meloddy
76
Perjuangan Erland untuk Meloddy (part 2)
77
Pernikahan Erland dan Meloddy
78
Ngidam Aneh
79
2 Hati 1 Cinta
80
Buah Cinta Kita
81
Kebahagiaan Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!