Caleb mulai bekerja di perusahaan keluarganya sehari setelah ia tiba di London.
"Nak, apakah tidak sebaiknya kamu istirahat dulu?" tanya Faith saat menemukan putranya itu sementara memasang dasinya.
"Bunda kan tahu, aku sangat tidak suka bermalas-malasan" jawab Caleb tegas.
Faith mendekat dan mengambil alih untuk memasang dasi putranya. "Sudah selesai"
"Terima kasih, bunda." kata Caleb lalu mencium pipi bundanya.
Di rumah ini, mereka semua justru lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa Inggris.
"Apakah Monica itu teman istimewamu?" tanya Faith lagi. Kali ini Caleb sedang duduk di sofa sambil mengenakan kaos kaki dan sepatunya.
Caleb menggeleng "Dia hanya temanku, Bunda."
"Lalu, bagaimana dengan Grace dan Zelina?"
Caleb yang sudah selesai mengenakan sepatunya segera berdiri. Ia tersenyum "Mereka sudah kuanggap sebagai adikku"
"Kau tidak mencintai salah satu dari mereka? Bunda sebenarnya menyukai mereka berdua"
Caleb melingkarkan tangannya di bahu bundanya "Aku masih ingin fokus pada urusan pekerjaan. Aku bahkan berencana untuk meneruskan studi S3 ku"
"Baiklah. Ayo kita segera turun ke bawa!" Faith melingkarkan tangannya di pinggang anaknya lalu mereka berdua melangkah bersama keluar dari kamar.
Erland yang sementara menikmati roti bakarnya, sedikit mencibir melihat Caleb dan bundanya keluar dari lift dengan posisi Caleb yang bergelut manja di lengan Faith.
"Kadang aku merasa kalau yang anak bungsu di sini adalah kak Caleb dan bukan aku. Manjanya sama bunda seperti anak 5 tahun saja"
Caleb tak menanggapi apa yang diucapkan adiknya. Ia hanya menatap Erland dengan senyumnya yang sedikit mengejek, seolah ingin mengatakan, emangnya gue pikirin?
Itulah Caleb. Tak mau banyak bicara. Hanya selalu berkata lewat bahasa tubuhnya.
Faith hanya bisa tersenyum melihat tingkah anak-anaknya. Mereka kini sudah dewasa. Dan Faith merasa kalau ia dan Ezekiel sudah menjadi tua.
"Kau tetap cantik sayang...!" Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh istrinya, Ezekiel langsung memegang tangan Faith dan menciumnya dengan mesra.
"Dad....! Mesranya nanti kalau sudah di kamar. Sekarang kan waktunya sarapan!" seru Chloe, masih seperti dulu, selalu protes jika papanya bersikap mesra pada mamanya didepan mereka.
Pagi ini, meja makan keluarga Thomson kembali terlihat ramai karena Caleb sudah kembali.
*********
Grace mampir ke studio milik papanya untuk mengambil beberapa foto yang dibuat Gabrian saat Grace sedang mengikuti lomba dance di Milan beberapa minggu yang lalu.
"Dad...fotonya sudah selesai?" tanya Grace saat memasuki ruangan kerja papanya.
"Sudah, sayang. Semuanya sudah daddy kirim ke web milik sanggar kalian." jawab Ben lalu segera membereskan kameranya.
"Daddy mau pergi?"
"Ya. Ada pemotretan untuk promosi film terbaru Gionino. Kamu mau ikut?"
"Aku mau ke sanggar tari."
"Ya sudah, daddy pergi dulu!" Ben mencium dahi putrinya sebelum meninggalkan ruangannya.
Grace duduk di sofa sambil memainkan hp nya. Sebenarnya dia ke sini untuk bertemu dengan Caleb. Namun sampai di depan kantor The Thomson, Grace justru memutar motornya menuju ke studio papanya yang letaknya memang berhadapan dengan kantor The Thomson. Ia melihat Monica memasuki kantor itu dengan baju rapih khas orang kantoran.
Sebuah pesan dari Caleb masuk.
kenapa belum datang? Aku sudah melihat motormu ada di depan studio papamu.
Grace terkejut. Bagaimana Caleb bisa tahu kalau dia sudah ada di sini? Ia pun membalas pesan Caleb:
Aku singgah sebentar untuk melihat foto teamku. 5 menit lagi aku akan ke sana.
Grace memutuskan untuk pergi.Ia sudah berjanji kepada teman-temannya untuk meminta bantuan Caleb. Ia harus membuang perasaan khususnya pada Caleb agar apa yang sudah mereka rencanakan bisa terlaksana dengan baik.
Gadis tomboy berambut panjang itu pun segera menuju ke kantor Caleb dengan motornya.
"Aku ingin bertemu dengan tuan Caleb Thomson" kata Grace pada gadis yang bertugas sebagai resepsionis.
"Nona Grace Aslon?"
"Iya"
"Tuan sudah menunggu nona di ruangannya. Lantai 10."
"Terima kasih!" Grace segera menuju ke pintu lift. Dia memang sudah biasa datang ke tempat ini bersama Caleb saat mereka masih remaja. Ruangan Ezekiel ada di lantai 15. Baru kali ini Grace akan memasuki ruangan Caleb.
Saat pintu lift terbuka, Grace langsung melihat ada beberapa meja para pekerja. Mata mereka semua langsung tertuju pada Grace.
"Saya mau ketemu dengan tuan Caleb Thomson!" ujar Grace.
"Grace....!"
Sebelum para pegawai itu bicara, Caleb sudah memanggilnya.
Grace segera menoleh. Ia tersenyum melihat Caleb yang berdiri di depan pintu ruangannya. Namun senyum manis Grace hanya bertahan beberapa detik saja saat ia melihat dibelakang Caleb berdiri Monica.
"Ayo masuk!" ajak Caleb
Grace mendekat dan segera mengikuti langkah Caleb masuk ke dalam ruangannya. Monica tersenyum ke arah Grace. Ia ternyata tidak ikut masuk ke ruangan Caleb.
"Monica kerja di sini ya?" tebak Grace saat ia sudah duduk berhadapan dengan Caleb.
"Iya. Dia menjadi sekretarisku"
Sekretaris? Mereka bisa setiap hari berdekatan ya? Apakah Caleb memang punya perasaan khusus pada Monica? Mengapa aku merasa sakit melihat Mknica kerja di sini ya?
"Grace, ada apa kau ingin bicara denganku?" tanya Caleb menyadarkan lamunan gadis itu.
"Sanggar tari kami akan mengadakan perayaan HUT ke-10. Kami hendak melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis, dan pemberian makanan bergizi. Kami akan memilih 300 keluarga yang ekonominya menengah ke bawa. Aku ke sini untuk memohon apakah kami boleh meminta sponsor dari kakak berupa susu dan keju? Keluarga Thomson kan punya perusahaan susu dan keju?" kata Grace sambil menatap Caleb yang duduk didepannya sambil bersedekap.
"Boleh. Aku akan memberikan sebanyak yang kalian minta."
"Terima kasih. Aku tahu kau akan membantu kami" kata Grace dengan mata yang berbinar.
"Kapan pelaksanaannya?"
"Bulan depan"
"Ok. Ingatkan aku seminggu sebelum hari pelaksanaan ya?"
Grace mengangguk. "Kalau begitu aku permisi dulu ya, kak"
Caleb menggerutkan dahinya. Inilah Grace, tak banyak bicara seperti dirinya.
"Kenapa cepat sekali?"
"Aku nggak mau menganggu pekerjaan kakak"
"Ayo makan siang denganku!"
"Tapi aku masih kenyang, kak. "
Caleb berdiri. Ia mengulurkan tangannya pada Grace "Ayo. kamu tahu aku tidak suka ditolakkan?"
Grace berdiri dan menerima uluran tangan Caleb. Keduanya melangkah keluar dari ruangan Caleb sambil berpegangan tangan.
"Monica, aku keluar sebentar ya?"
Monica yang sedang mengetik di laptopnya menangkat kepalanya. Matanya langsung tertuju pada tangan Caleb dan Grace yang saling berpegangan. Ada sesuatu yang tergores di hatinya namun tiba-tiba di tepiskannya. Bukankah ia sudah tahu kalau Grace menempati tempat yang istimewa di hati Caleb?
"Baiklah. Selamat menikmati makan siangnya, ya?" ujar Monica melemparkan senyum manisnya sambil melambaikan tangannya.
**********
Restoran yang dipilih Caleb untuk mereka makan siang letaknya tak jauh dari kantor Caleb.
"Makannya enak-enak. Aku dan daddy biasa makan di sini kalau tak sempat pulang ke rumah" kata Caleb tanpa diminta oleh Grace. Ia tahu sekalipun ingin bertanya tapi Grace pasti menyimpannya dalam hati. Grace memang seperti itu.
"Tempatnya juga bagus!" kata Grace lalu mengambil tempat duduk di depan Caleb.
Saat keduanya sudah selesai memesan makanan, Howie tiba-tiba saja muncul.
"Grace?"sapa Howie senang saat melihat gadis yang disukainya ada di sana. Howie baru saja masuk bersama-sama dengan teman-temannya.
Howie dan Caleb saling berpandangan. Sekalipun mereka tak pernah kenalan tapi keduanya saling tahu nama masing-masing. Caleb tahu kalau Howie adalah salah satu keluarga kerajaan dan Howie pun mengenal Caleb sebagai anak dari keluarga Thomson dan juga pria yang sangat dekat dengan Grace.
"Hai Howie!" sapa Grace sambil berdiri dan sedikit membungkuk hormat.
"Aku dan teman-temanku akan makan siang di sini. Senang sekali melihatmu" kata Howie terus terang. Ia meraih tangan Grace dan menciumnya punggung tangan gadis itu dengan gaya yang sangat sopan.
Caleb terkejut melihatnya. Grace pun buru-buru menarik tangannya sambil melirik Caleb yang wajahnya berubah menjadi datar.
"Kak, ini Howie temanku. Dan Howie ini Caleb Thomson temanku!" kata Grace memperkenalkan mereka berdua.
Kedua cowok itu saling melempar senyum dan berjabat tangan dengan sikap yang datar saja.
"Aku ke meja kami ya.." pamit Howie dan sebelum melangkah ia mengusap kepala Grace.
Deg!
Caleb merasakan kalau darahnya menjadi panas. Sejak kecil hanya Caleb teman pria Grace. Sejak kecil Grace tak pernah mau punya teman cowok lain. Ada sesuatu yang tidak enak mengusik Caleb saat ini.
"Kamu sudah lama kenal dengannya?" tanya Caleb.
"Ya. Kira-kira hampir 3 tahun" jawab Grace polos tanpa tahu kalau jawabannya itu sudah membuat hati Caleb jadi semakin panas. Ia tak rela mengetahui ada cowok lain yang dekat dengan Grace.
"Seberapa dekat kalian?" tanya Caleb lagi berusaha menekan rasa cemburu di hatinya.
"Hanya sebatas teman. Dia beberapa kali mengajak aku jalan-jalan membeli buku, Kami pernah menonton bioskop bersama. Itu saja"
Caleb mengangguk. Sikapnya kembali datar membuat Grace bertanya dalam hatinya,
Apakah kak Caleb cemburu? Kalau cemburu apakah itu berarti dia menyukaiku lebih dari seorang adik? Haruskah aku menanyakan mengapa sikapnya tiba-tiba saja berubah?
"Kak, aku dan Howie hanya berteman" kata Grace akhirnya.
"Selama dia adalah pria yang baik dan bersikap sopan padamu, aku tak akan keberatan kau dekat dengannya." kata Caleb dan membuat Grace bingung.
Jadi, kak Caleb cemburu nggak ya? Mengapa aku jadi tak mengerti dengan perkataannya?
"Makanlah, Grace. Aku harus cepat balik ke kantor karena ada rapat jam 2 nanti" kata Caleb membuyarkan lamunan Grace. Gadis itu pun mengangguk dan segera menikmati makananya.
*********
"Jangan keseringan naik motor. Kamu kan punya mobil." kata Caleb saat mereka berdua sudah berada di halaman parkir kantornya Caleb.
"Iya, kak." ujar Grace lalu melepaskan sabuk pengamannya. Ia baru saja akan turun saat hp Caleb berbunyi.
"Hallo Zelina...ada apa?" sapa Caleb.
Tangan Grace yang sudah memegang gagang pintu tak jadi mendorong pintu itu saat mendengar nama Zelina.
"Apa...? Terus kamu bagaimana? Ya, aku akan segera ke sana" kata Caleb. Ia mengenakan lagi sabuk pengamannya. Kemudian ia menghubungi Monica.
"Monic tolong minta pak John untuk menggantikan aku untuk rapat siang ini. Aku ada urusan penting. Zelina kecelakaan"
Grace terkejut "Zelina kecelakaan?"
"Ya. Kau mau ikut denganku?"
Grace mengangguk. Dalam hatinya ia pun berguman, *Zelina sangat penting bagi kak Caleb. Ia bahkan meninggalkan pekerjaannya. Apakah ini sebagai tanda kalau kak Caleb lebih memperhatikan Zelina dari pada aku??
MAKASI SUDAH BACA
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA...
BAGAIMANA MENURUT KALIAN TENTANG PART INI*?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Hartaty
kayax Caleb mesti dibikin cemburu aja Thor ,biar gak bingung dia,harinya berlabuh kemana
2022-11-20
0
gia gigin
menjadi Grace itu tersiksa krn hanya bisa mencintai dalam diam😭😭
2021-12-17
0
ApoBangPo
Hatiku lebih condong k Grace mungkin karna Caleb lebih dulu jatuh hati sm grace waktu grace baru lahir dan caleb yg mengambil ciuman pertama Grace 😁😍😍
2021-05-04
2