Tepuk tangan mengiringi Grace yang meniup lilin ulang tahunnya.
"Selamat ulang tahun Grace! " teriak semua kompak.
Keegan Manola muncul dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Para gadis langsung berteriak dengan heboh saat melihat Keegan berdiri di atas panggung. wajahnya yang sangat rupawan, dan statusnya sebagai seorang pangeran membuat Keegan digilai banyak wanita.
"Like father, like son. Pesona Arnold kini menjadi milik Keegan." ujar Faith sambil bersandar pada bahu suaminya.
"Ya. Dia bukan hanya seorang selebritis. Tapi juga seorang pangeran. Siapa yang menduga setelah menderita sekian tahun, Arnold menemukan seorang putri dalam hidupnya" kata Ezekiel sambil mengingat bagaimana perjuangan Arnold dalam perjalanan hidupnya.
"Yang pasti sekarang kita sudah menjadi tua dan merekalah yang menjadi pria-pria tampan dan wanita-wanita hebat di London ini!" Imbuh Rachel yang tiba-tiba muncul bersama Joe.
Mereka tertawa bersama. Menatap generasi kedua yang semakin canggih dan kreatif.
Setelah menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Keegan menyanyikan sebuah lagu romantis miliknya yang berjudul Only You.
Para Pemuda dan remaja yang hadir di sana langsung mencari pasangan masing-masing.
"Grace, ayo berdansa!" Gionino menarik tangan kakaknya.
"Ok!" Grace mengikuti langkah Gionino menuruni tangga dan segera bergabung dengan semua pasangan yang ada di sana.
"Boleh aku berdansa dengan pemilik pesta ini?" tanya Caleb saat mendekati Grace dan Gionino.
"Pada hal aku baru saja berdansa dengannya. Namun aku tahu, Caleb tidak akan pernah menyerah jadi berdansalah dengan kakakku ini!" Walaupun sedikit kesal, Gionino memberikan tangan kakaknya untuk dipegang oleh Caleb.
Grace tersenyum. Ia saat pertama ia berdansa dengan Caleb. Dan jantung gadis itu berdebar. Sangat berdebar. Dia merasa ada sejuta kupu-kupu yang menari diperutnya.
Zelina yang baru kembali dari toilet, mencari Caleb diantara orang-orang yang berdansa. Langkahnya langsung terhenti, melihat Caleb yang sedang berdansa dengan Grace. Mereka nampak begitu mesra. Mata yang saling memandang, bibir yang tersenyum dan tubuh yang sangat dekat.
Ada sesuatu yang menusuk hati Zelina. Sesuatu yang ia tak mengerti apa artinya. Namun matanya mulai terasa panas. Ia menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang semakin bertambah. Kepalanya mencoba menoleh ke arah lain. Namun entah kenapa ia pun akhirnya memandang ke arah Caleb dan Grace lagi.
"Cantik, mau berdansa denganku?"
Suara itu mengalihkan pandangan Zelina. Nampak Erland berdiri di hadapannya sambil mengulurkan tangannya.
"Aku tidak pandai berdansa" kata Zelina berusaha menahan tangisnya.
"Aku seorang pedansa yang sangat baik!" ujar Erland sambil menepuk dadanya dengan gaya sedikit sombong.
"Baiklah!" Zelina memutuskan menerima tawaran Erland. Tak apalah. Sekalipun usia Erland baru 16 tahun, namun postur tubuhnya lebih tinggi dari Zelina. Ia juga punya wajah yang tampan dan sangat lembut pada wanita. Pasti banyak gadis yang ingin berdansa dengannya malam ini.
Acara pesta ulang tahun Grace bertambah meriah saat Dj Ines mulai memainkan musik yang menghentak dan membuat semua langsung larut dalam lagu disko.
"Sekarang acaranya anak muda. Kita menyingkir saja ke ruangan sebelah sambil menikmati makan malam!" ajak Maura pada teman-temannya. Ia memang hanya mengundang teman-teman dekatnya saja. Ficlen dan Mira juga hadir. Putri pertama mereka Calista Jeirina kini sudah berusia 18 tahun dan anak kedua mereka adalah laki-laki bernama Matthew kini berusia 16 tahun.
***********
Anak-anak masih tenggelam dengan kegiatan mereka mengikuti alunan musik disko yang semakin panas saja didalam ruangan.
Zelina keluar sebentar untuk menenangkan hatinya yang terasa hampa saat melihat Grace dan Caleb yang tak pernah terpisah sedikitpun.
Ia duduk di salah satu sofa yang tersedia di depan ruangan itu sambil memijat kepalanya yang sedikit sakit. Perjalanan selama hampir 15 jam dari Jakarta ke London seharusnya tidak dapat ditebus hanya dengan tidur selama 2 jam saja.
Zelina sebenarnya sangat suka berdisko. Namun melihat suasana didalam, gadis itu memilih untuk beristirahat sebentar.
Kakinya juga terasa sakit karena terlalu lama berdiri hanya mengenakan hels yang tingginya 9cm. Zelina merasa perlu untuk mengistirahatkan kakinya.
"Zelina, apa yang kau lakukan di sini?"
Zelina yang sementara memijat kakinya, mengangkat kepalanya. Caleb kini berdiri di hadapannya sambil menatapnya lembut.
"Kepalaku agak sakit. Mungkin karena di pesawat aku sama sekali tidak tidur. Maklumlah ini perjalanan pertamaku tanpa ada papa dan mama. Kaki juga sakit karena terlalu lama berdiri dengan sepatu hak tinggi" Zelina menunjukan kakinya yang sudah tak mengenakan sepatu lagi.
Caleb berjongkok di depannya "Apakah sepatunya kurang nyaman di kakimu?"
"Tidak. Sepatunya pas sekali di kakiku. Tapi mungkin terlalu tinggi!" Zelina tersenyum manis. Ia tak ingin mengecewakan Caleb yang sudah membelikan sspatu ini untuknya.
"Biar aku pijat sebentar!" Caleb langsung mengambil kaki Zelina dan memijatnya.
"Caleb. Jangan! Aku jadi tak enak dilihat orang!" Zelina akan menarik kakinya namun tangan kekar Caleb begitu kuat menahannya.
"Diamlah! Jangan membantah!" suara tegas Caleb terdengar penuh penekanan membuat Zelina langsung diam. Ia tahu kalau Caleb tak bisa dibantah.
Ia pun menikmati pijatan Caleb sambil sesekali tersenyum agak malu pada orang-orang yang lewat di sana sambil menatap iri pada mereka.
"Perhatian sekali cowok itu!"
"Pasti ia sangat menyayangi ceweknya sampai mau memijatnya seperti itu"
"Pasangan yang serasi."
Wajah Zelina terasa panas mendengar komentar yang dari beberapa orang yang lewat. Namhn Caleb terlihat biasa saja. Ia terus memijat kaki Zelina tanpa terpengaruh dengan apa yang mereka ucapkan.
Tak jauh dari sana, Grace sedang berdiri sambil memandang ke arah Caleb dan Zelina. Gadis itu memalingkan wajahnya. Ia sebenarnya keluar ingin mencari adiknya, Gabrian supaya bisa mengambil gambar dirinya dan beberapa temannya.
Gabrian memang baru berusia 10 tahun. Namun ia sudah menjadi pemenang fotografer cilik tahun lalu. Beberapa hasil fotonya mendapat banyak pujian dari para pencinta dunia fotografi.
Sejak dari rumah, Gabrian memang sudah meminta pada kakaknya supaya ia bisa mengambil gambar Grace dan teman-temannya.
Saat Grace keluar ruangan, ia justru melihat Caleb yang sedang memijat kaki Zelina. Ingin rasanya ia kembali ke ruangan. Namun entah mengapa ia justru ingin melihat apa yang dilakukan mereka di sana.
Caleb sudah selesai memijat kaki Zelina. Cowok itu kemudian masuk ke ruangan tempat makanan yang memang terpisah dari ruangan pesta. Tak lama kemudian ia kembali, membawa sebuah piring yang berisi kue dan 2 botol air mineral.
"Minumlah!" ia membuka satu botol air dan memberikannya pada Zelina. Kemudian ia duduk di samping Zelina dan menyodorkan piring yang berisi kue "Makanlah! Supaya badanmu sehat kembali."
"Makasi !" Zelina memang merasa lapar. Ia langsung menyambar piring itu dan menikmati kuenya dengan lahap.
"Pelan-pelan, nanti kamu tersedak!" ujar Caleb lalu menepuk pundak Zelina yang memang hampir tersedak.
Zelina hanya terkekeh. Membuat Caleb gemas dan menarik hidung mancung gadis itu.
Grace membalikan badannya. Rasanya ia tak sanggup lagi melihat itu. Karena Caleb pun sering melakukan hal itu padanya. Menarik hidungnya ataupun mengacak rambutnya.
"Grace...!" panggil Ben membuat Grace menoleh dengan kaget.
"Daddy?"
Ben melihat ke arah pandang Grace yang pertama. Ia melihat Caleb sedang duduk bersama Zelina sambil tertawa. Entah apa yang mereka perbincangkan.
"Eh, Gabrian mana ya? Aku mau memintanya untuk mengambil gambarku dengan teman-teman sekolahku" Grace langsung mengalihkan pandangan papanya dengan menanyakan keberadaan Gabrian.
"Oh...Gab sedang makan di dalam bersama mommy" kata Ben. Ia melihat ada luka yang terpancar dari pandangan mata Grace.
"Aku panggil Gabrian dulu ya...!" Grace segera menuju ke restoran yang letaknya memang bersebelahan dengan ballroom hotel ini.
Ben menatap ke arah Caleb dan Zelina yang masih asyik bercerita.
Apakah anakku terluka melihat mereka? Ini kan hari bahagianya. Seharusnya ia tak boleh bersedih. Apakah Caleb tak menyadari perasaan Grace padanya?
Ben segera menyusul anaknya ke dalam restoran.
********
Pesta ulang tahun Grace sudah selesai. Para tamu pun hampir semuanya sudah pulang. Yang tertinggal hanyalah anak-anak keluarga Thomson, Aslon, dan Meloddy Kim. Para orang tua sudah sejak tadi meninggalkan acara pesta ini.
Mata Erland menatap Meloddy yang sedang berbincang dengan Joel. Bibir mungilnya nampak lucu mengucapkan banyak hal. Maklumlah gadis itu terkenal sangat cerewet. Namun Erland suka.
"Jangan menatapnya seperti itu, Erland. Ingatlah dia itu hampir 19 tahun. Mana mau sama bocah playboy kayak kamu!"
Erland menatap Chloe dengan tatapan protes "Kakak, aku ini bukan bocah. Beberapa bulan lagi aku akan berusia 17 tahun"
Chloe tersenyum manis lalu mengacak rambut adiknya "Kalau begitu carilah gadis yang seumuran denganmu!"
Erland mencibir. Ia sungguh tak suka dengan perkataan kakaknya.
Tak jauh dari mereka, Zelina melangkah mendekati Grace "Selamat ulang tahun, Grace. Maaf ya, aku datang tanpa diundang"
Grace memeluk Zelina "Tak masalah. Kalau aku tahu kamu memang sudah datang di sini, aku pasti mengundangmu!"
Kedua gadis itu saling memandang sambil tersenyum. Mereka menyimpan sesuatu di hati masing-masing. Sesuatu yang menjadi luka pertama saat melihat Caleb yang bersikap baik pada salah satunya. Namun keduanya tak ingin saling membenci. Karena Caleb sudah seperti ini semenjak mereka masih kecil.
Joel menatap sepupunya itu. Ia mendekati Celeb dan berbisik pelan " You're in trouble, dude!"
GIONINO ASLON
MAKASI SUDAH BACA PART INI
JANGAN LUPA LIKE KOMEN DAN VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Melya Siena Siena
uhhh cakepnya Geonino😍😍
2022-11-15
0
ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜
caleb kek ezekiel sifatnya,,plinplan🤭
2022-02-13
0
Ety Nadhif
Caleb calon PHP in cewek"
2021-12-22
0