Terkadang aku ingin melihat diriku, tapi dengan mata orang lain- Danira Egawasta
Aku bersiap untuk berangkat sekolah, memakai seragamku menyiapkan buku pelajaran hari ini dan mengikat rambutku.
Aku melihat diriku dalam cermin, cantik gumamku. Yahh siapa lagi yang mau memujiku.
"Eh *****"
"Ema kenapa kau memanggilku seperti itu"
"Itu panggilan yang pantas untukmu"
Plakkkk
Tanganku menampar pipi Ema.
"Dira, apa yang kamu lakukan?"Bentak bang Dewa
"Bang, Dira menamparku keras sekali padahal aku hanya ingin mengembalikan bukunya yang ku pinjam tapi tiba-tiba dia menampar ku"
"Tapi bang ...."
"Dira bukannya tadi aku udah bilang alasanku tidak ijin karena kamu belum pulang dan aku butuh buku itu"
"Abang gak nyangka kamu akan bersikap seperti ini, JANGAN PERNAH NYAKITIN EMA ATAU KAMU..." Bang Dewa menunjuk tepat diwajahku giginya bergemeretak menahan amarahnya. Aku hanya bisa menunduk.
Aku menyesali perbuatanku gak seharusnya aku menampar Ema seperti tadi. Aku harus meminta maaf pada Ema dan bang Dewa.
Aku menghela nafas saat melihat semuanya tengah menikmati sarapan di meja makan, seperti biasa tak ada yang memperdulikanku.
Bahkan bang Dewa pun masih terlihat marah padaku.
"Yah, Dira berangkat dulu"
"Ya"
Sudah hampir satu jam aku berdiri menunggu angkutan umum, tapi aku selalu tak kebagian tempat. Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 07.35 , dari pada aku terlambat dan mendapat hukuman lebih baik aku tidak masuk sekalian.
Aku berjalan menuju cafe tempatku bekerja, mengingat kejadian tadi pagi air mataku sesekali menetes. Semalaman aku sudah menangis haruskah pagi ini aku juga menangis.
Aku mengusap air mataku karena cafe tempatku bekerja sudah tinggal beberapa meter lagi.
Sesampainya di cafe aku menuju lokerku dan mengganti seragamku dengan pakaian kerja.
"Danira, kok Lo udah disini?" Tanya Sami bingung
"Emmm hehe"
"Lo gak sekolah?" Aku menggeleng
"Mata Lo sembab? Lo habis nangis Dir?" Tanya Sami
"E-enggak, aku habis baca novel semalem terlalu menghayati jadi gini deh" Jawabku berbohong
"Terus kenapa Lo gak masuk sekolah?"
"Lagi males aja"
"Sejak kapan Lo males sekolah?"
Aku membuang nafasku kasar
"Lo udah sarapan???" Tanya Sami
"Nih, nasi goreng"
"Buat aku?"
"Udah dimakan aja, tadi sengaja gw pengen nyoba resep baru jadi Lo cobain"
"Wahhh makasih Sam"
Aku memakan nasi goreng buatan Sami, masakan Sami memang tak ada tandingannya.
"Gimana?"
"Emmm ini enak banget" Ucapku
Sami menyeka keringat yang ada di keningku
"Pedes ya"
"Ehhh iy-iya tapi enak kok" Jawabku gugup
"Pelayan" Panggil tamu yang baru saja datang, dan aku segera menghampiri mereka
"Ini kak menu nya" Aku meletakkan buku menu dimeja
"Lo Dira kan?" Ucap nya, dan saat aku melihat kearah mereka rupanya mereka Salsa dan teman-temannya.
"Lo pelayan disini?" Ucap Salsa dengan nada mengejek, aku hanya diam dijadikan bahan tertawaan oleh mereka
"Oke-oke gw pesen semua menu yang mahal di café ini" Ucap Salsa angkuh, saat aku akan kembali ke pantry salsa dengan sengaja menjulurkan satu kakinya dan membuatku terjatuh kelantai. Sontak salsa dan teman-temannya menertawakanku.
"Ada apa ini?" Ucap Sami sembari membantuku berdiri
"Wowww, si cupu punya pahlawan ternyata" Pekik Salsa
"Tolong jaga sikap kalian" Ucap Sami
"That's amazing, pelayang with upik abu wkwkwkwk" Ledek Salsa
"Udah Sam" Ucap ku
"Ra, mereka keterlaluan " Ucap Sami
"Aku gak apa-apa" Terangku
"Heh, buruan mana pesanan gw!!!! Mau cafe ini gw viralin biar bangkrut" Pekik Salsa
Aku tak ingin ada keributan karena ulahku, aku gak mau kehilangan pekerjaanku, walaupun aku tau setelah ini Salsa akan terus menggangguku.
"Ra, lutumu lebam" Ucap Sami
"Eh Sam, gak apa-apa aku bisa obatin sendiri" Ucapku
"Sorry Ra, aku gak maksud"
Hari ini pekerjaanku di cafe membuatku pulang agak lambat dari biasanya.
"Ra, aku anter pulang ya udah malem pasti udah gak ada kendaraan umum" Tawar Sami
"Gak usah Sam, aku gak mau orang rumah mikir yang enggak-enggak kalau aku pulang diantar cowok" Jelasku
"Kamu yakin? Ini udah malem banget lho Ra" Bujuk Sami tapi aku tetap kekeh dengan pendirianku.
Aku menunggu hampir setengah jam namun tak ada satu pun angkutan umun yang lewat, aplikasi ojek online yang sedari tadi ku pesan pun tak kunjung menemukan driver. Akhirnya aku memutuskan berjalan kaki sembari menunggu siapa tau ada angkutan umum yang lewat.
Aku melihat sebuah mobil berhenti , namun aku tak menghiraukan nya. Seorang pria turun dengan keadaan mabuk dia melihat dan berjalan ke arahku. Aku masih tak menghiraukannya, tapi lama-lama aku mulai risih karena ia melihatku seolah-olah tengah menelanjangiku dari atas hingga kebawah.
Aku menjauh dari nya namun rupanya dia mengejar ku dan berhasil menarik tanganku.
Karena gelap aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu. Terlebih kepalanya ditutup dengan kupluk Hoodie yang ia kenakan.
"Mau apa kamu, lepaskan aku" Aku terus meronta. Orang itu menggenggam tanganku begitu kuat , dengan sekuat tenaga aku menarik tanganku dari genggamannya. Hingga tubuhku terhempas ke belakang dan kepalaku terbentur bahu jalan.
Setelahnya aku merasakan rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhku terutama kepalaku dan pandanganku menjadi gelap seketika.
"Shitt ngapa malah pingsan"
"Njing Lo apain???"
"Gak ada gw cuma pengen godain doang ehh malah pingsan"
"Terus gimana?"
"Udah bawa masuk aja lagian kasian takut diapa-apain sama orang"
"Yaudah deh"
Aku merasakan seseorang menindihku dan rasa perih itu menjalar keseluruhan tubuhku.
Air mataku mengalir menahan rasa sakit yang tak tertahankan.
Aku pulang dengan keadaan kacau, aku menenggelamkan wajahku diatas bantal berharap tak ada siapapun yang mendengarnya.
Dengan teganya mereka melakukan hal itu padaku, satu-satunya hal yang paling berharga dalam hidupku mereka hancurkan begitu saja.
Bahkan dengan entengnya mereka membayar ku dengan uang yang mereka miliki.
Apa aku sehina itu???
Aku hanya bisa menangis dan menangis. Bahkan setelah harga diriku diinjak-injak pun aku tak bisa membela diriku sendiri.
"Ra, Danira"
"Iya bang" jawabku dengan suara parau
Ceklek, suara pintu dibuka
"Ra Lo kenapa?"
"Pergi, Pergi bang Aku mau sendiri"
"Apa yang terjadi"
"Pergi bang"
Bang Dewa menarikku dan mendekapku dalam pelukannya. Aku menangis sejadi-jadinya tapi tak ada yang bisa kuutarakan kepada bang Dewa.
Bang Dewa menangkup wajahku " Ra, kenapa?" Aku menggeleng
Bang Dewa menghembuskan nafasnya kasar. Aku masih bungkam.
"Yasudah kalau kamu masih belum mau cerita Abang gak akan maksa"
"Ganti bajumu, dan istirahatlah" Aku mengangguk
Duh maafkeun guys
Di part ini banyak banget yang kuubah
Semoga kalian tetep suka ya hihihi 😁
KIRA-KIRA SIAPA NIH PELAKU NYA
DAN APA YANG AKAN TERJADI DENGAN DANIRA SELANJUTNYA
PANTENGIN TERUS YA GAES YA HIHH😅
KOMEN DISINI 👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
💎hart👑
poor Dira
2022-10-25
0