02. Ulang Tahun

...Alangkah baiknya follow dulu yuk 😊Have fun guys with this story❤️...

.......

.......

.......

.......

.......

...~Star Reading~...

Aku lebih suka jas hujan dibanding payung, meskipun kehujanan tapi air hujannya tidak membasahi ku, bagaimana dengan mu...-Danira Egawasta

KALAU aku boleh minta aku tak ingin untuk dilahirkan untuk saat ini, esok atau pun di masa yang akan datang. Aku tang ingin menjadi versi Dira yang lebih baik aku sama sekali tak ingin ada di dunia ini.

Tuhan bisakah itu terjadi???

TOK…TOK…TOK…

“Dir, boleh gw masuk?” Itu suara bang Dewa, aku menyeka singkat air mataku dan berjalan membukakan pintu.

Aku mempersilahkan bang Dewa masuk.

“Tangan Lo…” Aku menyembunyikan tanganku dari bang Dewa

"Gak apa-apa kok bang udah gak sakit" Ucapku berbohong

“Gw tau itu sakit, ini gw bawain kotak P3K buat Lo seenggaknya bersihin luka Lo" Perintah bang Dewa

"Iya bang makasih" Aku menerima kotak P3K yang diberikan bang Dewa

"Sama Gw mau minta maaf" Imbuhnya

"Minta maaf kenapa bang?"

“Gw tau bukan lo yang ngambil uang mamah" Terangnya

"Pelakunya Ema" Perjelasnya

Tapi semua gak akan percaya jika Ema pelaku sebenarnya dan lagi pula semua sudah terjadi.

"Gw harap Lo bisa maklumi, Ema belum bisa bersikap dewasa"

"Iya bang aku gak ada marah kok sama Ema"

Bukannya aku juga adikmu bang?

"Dir, Lo kenapa?" Panggilan bang Dewa membuyarkan lamunanku

"Eh gak kok bang"

"Lo mending istirahat, besok lagi kalo pulang kerja jangan kemaleman" Seketika mataku melebar

"Ba-bang Dewa tau Danira kerja?" Tanyaku ragu

Bang Dewa mengangguk "Gw gak sengaja liat Lo"

"Oh"

"Tapi Dira mohon bang jangan kasih tau hal ini ke ayah atau ibu" Mohonku

"Tenang aja"

"Lain kali kalo Ema minta duit jajan Lo jangan kasih, papah udah ngasih kita jatah masing-masing" Aku mengangguk paham

Bang Dewa mengeluarkan sesuatu dari belakang bajunya.

“Oiya, gw pengen ngasih ini ke lo"

"Selamat ulang tahun" Bang Dewa mengacak gemas rambutku

Apa??? Bang Dewa inget kalo hari ini aku ulang tahun.

“Terimakasih bang” Jawabku singkat

“Ok, gw balik ke kamar gw”

“Bang, Dira boleh minta sesuatu?” Bang Dewa mengangguk

“Dira boleh peluk abang?” Pintaku yang dibalas anggukan oleh bang Dewa.

"Makasih bang udah inget ulang tahun Dira"

“Udah Ra, lo bisa lepasin pelukan lo”

“Ma-maaf bang”

Dewa POV

Sejujurnya ada rasa benci di hati gw tiap kali gw liat wajah polos Lo. Tapi disisi lain Lo itu adik gw meskipun kita lahir dari rahim yang berbeda tapi kita punya darah yang sama.

Gw gak tau sikap gw ini salah apa bener tapi gw masih belum bisa nerima Lo sepenuhnya Danira.

Flashback On

Waktu itu aku masih duduk di bangku SMP. Aku sering liat mamah nangis tanpa aku tau penyebabnya apa. Tiap kali aku tanya alasannya mamah selalu bilang gak apa-apa.

Bahkan aku pernah memergoki mamah mau bunuh diri, aku yang gak tau apa-apa cuma bisa nangis saat itu.

Sampai akhirnya aku ngeliat di depan mataku kedua orangtuaku sedang bertengkar, bahkan papah yang selama ini gak pernah bersikap kasar menampar mamah di depanku. Aku hanya bisa menangis melihat kedua orangtuaku yang terus saja beradu argument.

Dan saat itu juga papah pergi dari rumah. Sesekali papah pulang itu pun hanya untuk mengambil pakaiannya lalu pergi lagi. Dan setiap melihat itu mamah hanya diam dan menangis.

"Mah, kenapa papah gak pernah dirumah" Tanya ku

"Papah lagi kerja sayang jadi belum bisa nemenin kita" Terang mamah

Tapi aku tau jika hubungan kedua orangtuaku sedang tidak baik-baik saja.

Sejak saat itu mamah jadi sering menangis dan melamun. Padahal kondisi mamah saat itu tengah mengandung adikku.

Bahkan saat mamah melahirkan papah sama sekali gak peduli dengan keadaan mamah dan juga anak yang mamah lahirkan.

Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi di keluarga ku, sampai papah pulang dengan membawa bayi ditangannya.

Flashback Off

"Bu, Dira boleh ikutan sarapan?"

"Gak tau mau Lo udah bikin masalah masih minta makan" Ucap Ema ketus

"Yah" Panggil Danira namun ayah tak sedikitpun bergeming

"Duduk sini Ra" Perintahku

"Bang Lo kenapa sih gak usah sok baik sama dia yang ada ntar ngelunjak"

"Lo yang diem" Bentakku

"KALIAN INI BISA GAK SEHARI AJA GAK RIBUT" Bentak papah

"Pah, dia cuma minta makan dia juga anak papah"

"Kalo dari awal papah gak bisa nganggap dia anak ngapain papah bawa dia kerumah ini?"

"Diam kamu Dewa"

"Pah, selama ini Dewa selalu diam atas semua perlakuan papah"

"Danira gak salah gak seharusnya dia diperlakukan seperti ini"

"Bang" Mamah menahan tanganku

"Ayo Ra" Aku menarik tangan Danira untuk keluar dari rumah

"Bang"

"Naik Ra"

"Bang"

"Naik Ra, gw bilang naik ya naik" Bentakku

Aku melihat tubuh Danira bergetar, mungkin sikapku sudah keterlaluan padanya.

"Sorry Ra"

"Bang, maafin Danira" Ucapnya lirih

"Maaf kehadiran Danira di dunia ini udah bikin keluarga abang susah" Ucapnya lagi yang membuat hatiku tertusuk.

"Ini semua bukan salah Lo, tapi wan---" Ucapanku tertahan di tenggorokan saat kata-kata sialan itu keluar dari mulutku.

Hmmmm bagaima bisa aku mengucapkan hal itu.

"Maafin ibu kandung Danira ya bang" Pintanya dengan menyatukan kedua tangannya di dada, mata Danira mulai mulai menitihkan air mata dan entah kenapa air matanya membuatku semakin sakit.

Aku menariknya dalam pelukanku "Lo gak salah Ra, Lo gak perlu minta maaf" Ucapku

"Tapi semuanya benci Danira bang" Ucapnya dalam isakan

"Ada gw yang jagain Lo"

"Bang, kenapa harus Danira yang Nerima semua ini, Danira gak pernah minta untuk dilahirkan"

"Ayah benci Danira"

"Ibu benci Danira"

"Ema benci Danira"

"Tapi gw sayang sama Lo, Ra" Ucapku mencoba menenangkan Danira yang sudah luruh dalam tangisnya.

Aku memang gak bisa membelanya saat di depan mamah dan Ema tapi aku juga gak bisa melihat Danira sakit seperti sekarang.

Bagaimanapun juga dia adikku dan aku abangnya.

"Udah ya jangan nangis, bentar lagi sampe sekolah Lo" Aku mengusap air matanya yang masih mengalir

"Makasih bang" Ucapnya

"Senyum dulu dong" Danira menarik sudut bibirnya keatas menampilkan senyumnya walaupun aku tau itu hanya senyum palsu.

"Inget jangan pulang larut malam lagi, diluar bahaya Ra apalagi Lo cewek"

"Iya bang, bang Dewa hati-hati ya"

Aku melajukan mobilku meninggalkan gerbang sekolah Danira, pikiranku jadi kacau setelahnya.

Aku menjadi sosok yang lemah jika dihadapkan dalam situasi ini. Ini bukan pilihan yang harus ku pilih tapi aku hanya harus berdamai dengan ini semua.

**Hwaaaaaa ini Revisiannya🥲

Semoga kalian tetap suka

Yang udah baca , sok boleh baca ulang.

Aku menghapus beberapa part dan juga Mengantinya.

Tapi kalian tenang aja gak usah panik gak usah bingung alurnya tetap sama endingnya juga bakalan sama🤤

KOMEN YANG BANYAK YA😁

TINGGALIN TANDA CINTA JUGA❤️

PART-PART SELANJUTNYA BAKALAN TAMBAH SERU PASTINYA

KARENA KALIAN PASTI BAKALAN LANGSUNG DIBIKIN KLEPEK-KLEPEK SAMA YANG NAMANYA ORION GALANDRA🥰

SIAPAKAH DOI🤔🤔🤔

PANTENGIN TERUS POKOKNY

HEHEHEHE**

Terpopuler

Comments

Hana Safira

Hana Safira

like

2022-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!