Daffin

“Pas semester tiga sampai empat kan kamu menghilang tanpa jejak. Dicariin dong sama mereka. Dan akhirnya mereka tau kalau kamu sedang di luar negri, pas upload foto enam bulan lalu deh kayaknya. Dengan gitu aja, cewek-cewek langsung bahagia duh udah kayak menang lotre.”

“Dan berujung ke beberapa gebetanku tanya keberadaanmu. Memastikan yang mereka tau itu benar. Awalnya mereka sedih pas aku bilang kamu belajar bisnis di sana, tapi pas aku bilang kamu CUMA cuti. BEHHH! Mereka semakin kegirangan. Dan sampailah seperti sekarang. Gosip itu beredar sampai ke MABA yang deket sama kakak tingkat.” Jelas Burhan di akhiri dengan napas panjang.

Aku sungguh tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Ini benar-benar di luar dugaan. Apa? Aku misterius? Apanya yang misterius? Pantas saja beberapa mahasiswi terlihat aneh saat menatapku. Ternyata gara-gara gosip itu. Ada-ada aja cewek-cewek di kampus ini. Kayak gak ada cowok lain aja di luar kampus.

“Eh ngomong-ngomong. Cariin aku adik tingkat buat kelompok kelas pagi ini dong.” Ucapku.

“Langsung gedhe tuh kepala, mengembang kayak balon di kasih helium.” Ucap Burhan sinis.

“Please lah.”

“Oke-oke.”

Burhan langsung menunjukkan beberapa kontak adik tingkat gebetan nya. Kalian coba tebak ada berapa? Lima puluh. Dalam satu tahun dia bisa deketin 50 cewek kampus. Belum lagi yang di luar. Memang playboy lah.

Aku memperhatikan satu persatu kontak yang di tunjukkan, sambil mencoba mengingat wajah yang aku temui di kelas pagi ini. Dan ketemu! Ada sekitar dua anak. Dan aku langsung meminta Burhan mengirim kontak itu.

Ting!

Kontak sudah terkirim. Aku buru-buru mengirim pesan ke salah satu nomor. Menanyakan apakah mereka sudah punya kelompok untuk kelas ini minggu depan? Sayangnya, dia sudah punya kelompok. Aku pun mencoba ke kontak satunya.

Binggo!

Dia belum mendapat kelompok, yas! Masalah kelompok beres. Sekarang tinggal santai, ngobrol sama kedua sahabatku ini.

Setelah sekian menit kami mengobrol. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Ada pesan masuk dari mahasiswi adik tingkat yang tadi katanya satu kelompok denganku. Dia memberitahukan bahwa dia ada kelas yang bertumpuk dengan kelas pagi ini. Oh tidak! Tapi aku tetap pasrah dan diam saja. Gengsi kalau panik cuma karena kelompok saja. Aku, langsung melanjutkan percakapanku dengan dua sahabatku.

***

Hari ini tiba juga, kali ini aku berangkat  pagi saja. Aku tidak suka di tatap aneh sepanjang perjalan ke kelas. Padahal di beberapa kelas lain aku tidak di perlakukan seperti ini. Meskipun ada satu dua yang menatapku aneh. Mungkin di kelas hari ini lebih banyak fansku di banding kelas lain. Mungkin....

Aku berjalan menelusuri lorong yang sepi. Leganya, masih jarang ada mahasiswi yang datang. Sepertinya aku datang terlalu pagi. Tapi, ini tidak masalah, yang penting aku nyaman.

Sampai di kelas aku cukup terkejut ternyata ada mahasiswi yang sudah sampai dan duduk di dalam. Dia terlihat asik dengan ponselnya. Aku lirik sekilas mengintip apa yang dia lihat. Oh ternyata melihat video boyband korea.

Ngomong-ngomong kenapa bangku di sini tidak rapi? Dengan terpaksa aku harus menata tempat duduk ku untuk menghadap papan tulis. Karena kelas masih sepi suaranya jadi terdengar nyaring. Dan mahasiswi yang sedang sibuk menonton video pun sempat menatap ke arahku dan kembali ke aktifitasnya semula. Sambil menahan malu aku duduk di bangku ku.

Tidak lama kemudian, kelas mulai ramai dan dosen datang. Pak Budi ternyata sudah tau jika akan ada beberapa mahasiswa/mahasiswi yang pindah. Agar mempersingkat waktu pak Budi langsung memasangkan mahasiswa/mahasiswi yang tersisa secara acak.

“Daffin?” Panggilnya.

“Iya pak.”

“Kamu sama Alice ya. Mana yang namanya Alice?”

Gadis itu mengangkat tangannya dan melirik aku tajam. Sungguh menyebalkan tatapannya itu. Kenapa aku harus bersama dia?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***