Menangis di bawah derasnya hujan

Seorang pria tampan yang salah masuk gedung ikut menyaksikan semua kejadian tadi.

" Sungguh gadis yang sangat malang, " gumam Angga Adiguna sambil menatap Jelita yang berlari keluar.

" Maaf , Tuan . Sepertinya kita salah masuk gedung," ucap Alex sekretaris Angga.

" Kamu bilang gedungnya yang ini. Kamu memang tidak pernah becus jika bekerja," gerutu Angga yang langsung keluar dari gedung itu.

Jelita yang masih berada di depan gedung saat ini sedang menghidupkan motornya. Berkali-kali gadis itu mencoba menghidupkan motornya, namun motor gadis itu tiba-tiba saja tidak mau menyala.

" Nasibku sungguh begitu malang. Dalam situasi seperti ini , bahkan motorku saja tidak berpihak padaku," gerutu Jelita dengan wajah yang begitu kesal. Gadis itu lalu meninggalkan motornya di sana.

Jelita tidak langsung pulang ke rumahnya setelah dari resepsi Mila. Gadis itu menyusuri jalan hingga kakinya terasa mulai sakit. Bahkan dia juga tidak tahu di mana saat ini  berada. Yang jelas dia belum ingin kembali ke rumah meskipun hari sudah malam.

" Dimana aku ? " gumam Jelita sembari menghela nafas panjang. Dia juga menonaktifkan ponselnya, karena gadis itu ingin menyendiri tanpa ada yang mengganggu.

Jelita kembali melanjutkan langkahnya meski rasa pegal di kakinya semakin terasa. Otot-otot kakinya juga terasa semakin kaku. Sesekali dia berhenti untuk memijat kakinya sebentar lalu melangkah kembali setelah agak lebih baik.

Jelita menengadahkan wajahnya tanpa membuka kaca mata yang masih menghalangi matanya agar tidak terlihat orang lain. Dia merasakan matanya masih sembab, mungkin karena semalam terlalu lama menangis.

Dia memang wanita bodoh yang masih saja menangisi semua yang sudah terjadi . Namun bagaimana lagi karena dia masih berharap kalau semuanya hanya sebuah mimpi.

Rintik-rintik hujan turun, butir-butirannya jatuh hingga membasahi kepalanya yang tidak berpenghalang. Gadis itu berjalan di bawah derasnya hujan sambil menangis sepuasnya. Saat ini, hatinya sangat merasakan kesakitan yang luar biasa. Jelita mengedarkan pandangannya untuk menemukan tempat berteduh.

Dingin, Jelita mengeratkan pelukannya pada tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangannya di dada. Jelita segera berlari sambil menutupi kepalanya dengan tasnya karena hujan turun semakin deras.

Dia menepi ke tempat pemberhentian bus untuk berteduh.

" Ugh , kenapa hujannya semakin deras ? " gerutu Jelita sembari mencebikkan bibirnya. Hanya dia seorang diri yang berteduh di halte.

Jelita memandang sendu tetes air hujan hingga air matanya kembali menggenang. Hujan mengingatkan dirinya pada masa lalu saat pertama kali Dion mengungkapkan perasaannya.

Pria itu berjanji saling setia sampai mereka menikah kelak tapi janji itu telah sirna begitu saja. Dia masih mengingat kenangan manis itu.

Jelita melangkahkan kakinya menjauh  dari halte. Biarlah tubuhnya basah karena dia ingin melupakan kenangan itu. Kepalanya tertunduk dengan air hujan yang sudah membasahi tubuhnya.

" Dion , kenapa kamu begitu tega menyakitiku ? Kamu memang pria berengs*k , " ucap Jelita sambil terisak-isak.

Jelita terus melangkah tanpa peduli tubuhnya semakin menggigil. Dia tidak peduli jika sekarang harus mati , karena hidupnya terasa sudah tidak berarti lagi. Belahan jiwanya begitu tega mengkhianatinya , sedangkan keluarganya tidak peduli sama sekali padanya. Lengkap sudah penderitaan hidupnya.

" Hu...hu...hu..." Jelita mengencangkan suara tangisnya. Meski dari tadi dia sudah menangis nyatanya tidak mampu menghapus semua kesedihannya.

" Dion , kamu jahat ," ucap Jelita di sela isak tangisnya yang tidak bisa di tahan lagi. Begitu pedih hatinya hingga entah kapan hatinya akan membaik.

Dia memang terlihat baik-baik saja tapi hatinya sebenarnya sangat rapuh.

Jelita terduduk di tepian jalan, tidak peduli dengan hujan deras dan genangan air yang membasahi pakaiannya. Kepalanya tertunduk dengan kedua telapak tangannya menyentuh jalanan. Membiarkan kepedihannya hilang bersamaan dengan air hujan yang mengalir deras.

Orang-orang yang lewat hanya memandang aneh Jelita tanpa ada yang menghampiri.

Tangisnya semakin pecah, Jelita merasa hanya hidup seorang diri di dunia ini. Terasa semakin hancur saat mengingat perlakuan keluarganya selama ini.

Perlahan Jelita merasakan tubuhnya tidak lagi basah oleh tetesan air.

" Apakah hujan sudah reda ? " pikir Jelita

Jelita menegakkan kepalanya hingga dia melihat siluet bayangan seorang pria bertubuh tinggi di depannya sedang membawa payung. Sontak wanita muda itu langsung menengadahkan wajahnya ke atas.

Benar saja, ada payung berwarna hitam tepat di atas kepalanya.

" Siapakah pria yang berdiri di belakangku ? " pikir Jelita dengan wajah bingung.

" Bangunlah, apakah kamu tidak malu di lihat orang ? Kamu tampak sangat menyedihkan sekali," cibir seorang pria yang suaranya tidak dia kenal.

" Apakah karena masalah di resepsi pernikahan tadi kamu jadi frustasi begini ? Kalau kamu berniat ingin mati , jangan di depan perusahaanku. Aku tidak ingin ada berita negatif mengenai perusahaanku ," ucap Angga dengan suara berat. Dia tidak habis pikir dengan wanita itu yang bertindak bodoh dan menyiksa dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

jelita... semangat.... ayo tinggalkan mereka yg menghina mu

2023-08-19

1

ww

ww

BUKAN BODOH LAGI TAPI BANGSATT PENGEN GW INJEK2 MUKANYA

2023-08-05

2

Osie

Osie

rendah dlm bak aja tuh jelitanya angga..jd perempuan kok ya lemah

2023-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Membuat sarapan
2 Pernikahan
3 Menyakitkan
4 Berusaha kuat
5 Dia adalah suamimu
6 Bekerja
7 Seperti orang asing
8 Menangis di bawah derasnya hujan
9 Membawanya ke apartemen
10 Demam
11 Pria mesum
12 Masih Demam
13 Dia istriku
14 Meminta maaf
15 Tidak mau pulang
16 Di minta pulang
17 Pergi
18 Hanya memikirkan diri sendiri.
19 Makan malam
20 Menunggu
21 Meminta pulang cepat
22 Masih memikirkan sang mantan
23 Lamaran
24 Pimpinan perusahaan
25 Mama Angga
26 Tidak ingin punya anak
27 Lebih baik cerai
28 Malam yg mencekam
29 Menginap
30 Berpelukan
31 Menemui Raka
32 Kembali ke kantor
33 Rapat
34 Menikahlah denganku
35 Ciuman paksa
36 Meminta maaf.
37 Terungkap
38 Selamat tinggal
39 Membawanya ke apartemen
40 Kau akan menjadi istriku...
41 Beri aku waktu
42 Bertemu Mila dan Raka
43 Ulat
44 Sengaja tidak minum obat
45 Mila mencari Jelita
46 Teman SMA
47 Calon Suami Jelita seorang CEO
48 Rumah orang tua Angga
49 Rencana
50 Menemui Pak Andi
51 Cemburu
52 Obat perangsang
53 Efek obat perangsang
54 Pria Penggoda
55 Pergi sendiri
56 Keluar dengan Alex
57 Keluar dengan Alex
58 Pak Andi ingin bertemu
59 Menyerah
60 Ijab kabul
61 Tamu tak di undang
62 Gagal
63 Malu
64 Menemui Tio
65 Tio
66 Malam pertama
67 Dia Pria Baik
68 Vina
69 Restoran Diego
70 Kau lebih penting.
71 Kedatangan Tio
72 Aku calon istri Tio
73 Selalu bersikap dingin
74 Istri CEO selingkuh
75 Tio tidak datang
76 Seperti rumah kandang sapi
77 Jelita bukan putri kandungnya
78 Dia bukan putriku
79 Hiperseks
80 Tidak bisa di hubungi
81 Bertengkar
82 Nenek Dewi minta maaf
83 Terungkap
84 Kebenaran
85 Datang bersama Tio
86 Tidak percaya
87 Tidak di kejar
88 William
89 Bertemu Andi
90 Wanita sombong
91 Aku mencintaimu
92 Berita terhangat
93 Hamil
94 Kedatangan Andi
95 Putra Tio
96 Meninggal
97 Semua atas namamu
98 Datang ke perusahaan
99 Kedatangan Vina
100 Tak pernah menafkahi
101 Sadar
102 Ingin mangga muda
103 Kedatangan Angga
104 Kabur
105 Rindu
106 Berlibur
107 Tuan Jaya
108 Rumah jelek
109 Kedatangan Mila dan Nenek Anggi
110 Tak percaya
111 Kedatangan Kakek Jaya
112 Asistenku adalah istriku
113 Minta maaf
114 Tak mau memaafkan
115 Memaafkan mereka
116 Rumah Andi
117 Sakit Kepala
118 Akhirnya dia mati
119 Meninggal
120 Rumah Pak Andi
121 Dimana anakku
122 Mirib Mila
123 Tidak mau bangkrut
124 Alessia
125 Dia adalah adiknya William
126 Namanya Angga
127 Promosi 'Salah Memilih'
128 Rumah Alessia
129 Perasaan takut
130 Panas
131 Berusaha menahannya
132 Rekaman CCTV
133 Belum ketemu
134 Pengakuan si pelayan
135 Pernikahaan
136 Pelakor
137 Cairan yg menetes
138 Melahirkan
139 Handoko
140 Kedatangan Kayra
141 Tamat
142 Promosi
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Membuat sarapan
2
Pernikahan
3
Menyakitkan
4
Berusaha kuat
5
Dia adalah suamimu
6
Bekerja
7
Seperti orang asing
8
Menangis di bawah derasnya hujan
9
Membawanya ke apartemen
10
Demam
11
Pria mesum
12
Masih Demam
13
Dia istriku
14
Meminta maaf
15
Tidak mau pulang
16
Di minta pulang
17
Pergi
18
Hanya memikirkan diri sendiri.
19
Makan malam
20
Menunggu
21
Meminta pulang cepat
22
Masih memikirkan sang mantan
23
Lamaran
24
Pimpinan perusahaan
25
Mama Angga
26
Tidak ingin punya anak
27
Lebih baik cerai
28
Malam yg mencekam
29
Menginap
30
Berpelukan
31
Menemui Raka
32
Kembali ke kantor
33
Rapat
34
Menikahlah denganku
35
Ciuman paksa
36
Meminta maaf.
37
Terungkap
38
Selamat tinggal
39
Membawanya ke apartemen
40
Kau akan menjadi istriku...
41
Beri aku waktu
42
Bertemu Mila dan Raka
43
Ulat
44
Sengaja tidak minum obat
45
Mila mencari Jelita
46
Teman SMA
47
Calon Suami Jelita seorang CEO
48
Rumah orang tua Angga
49
Rencana
50
Menemui Pak Andi
51
Cemburu
52
Obat perangsang
53
Efek obat perangsang
54
Pria Penggoda
55
Pergi sendiri
56
Keluar dengan Alex
57
Keluar dengan Alex
58
Pak Andi ingin bertemu
59
Menyerah
60
Ijab kabul
61
Tamu tak di undang
62
Gagal
63
Malu
64
Menemui Tio
65
Tio
66
Malam pertama
67
Dia Pria Baik
68
Vina
69
Restoran Diego
70
Kau lebih penting.
71
Kedatangan Tio
72
Aku calon istri Tio
73
Selalu bersikap dingin
74
Istri CEO selingkuh
75
Tio tidak datang
76
Seperti rumah kandang sapi
77
Jelita bukan putri kandungnya
78
Dia bukan putriku
79
Hiperseks
80
Tidak bisa di hubungi
81
Bertengkar
82
Nenek Dewi minta maaf
83
Terungkap
84
Kebenaran
85
Datang bersama Tio
86
Tidak percaya
87
Tidak di kejar
88
William
89
Bertemu Andi
90
Wanita sombong
91
Aku mencintaimu
92
Berita terhangat
93
Hamil
94
Kedatangan Andi
95
Putra Tio
96
Meninggal
97
Semua atas namamu
98
Datang ke perusahaan
99
Kedatangan Vina
100
Tak pernah menafkahi
101
Sadar
102
Ingin mangga muda
103
Kedatangan Angga
104
Kabur
105
Rindu
106
Berlibur
107
Tuan Jaya
108
Rumah jelek
109
Kedatangan Mila dan Nenek Anggi
110
Tak percaya
111
Kedatangan Kakek Jaya
112
Asistenku adalah istriku
113
Minta maaf
114
Tak mau memaafkan
115
Memaafkan mereka
116
Rumah Andi
117
Sakit Kepala
118
Akhirnya dia mati
119
Meninggal
120
Rumah Pak Andi
121
Dimana anakku
122
Mirib Mila
123
Tidak mau bangkrut
124
Alessia
125
Dia adalah adiknya William
126
Namanya Angga
127
Promosi 'Salah Memilih'
128
Rumah Alessia
129
Perasaan takut
130
Panas
131
Berusaha menahannya
132
Rekaman CCTV
133
Belum ketemu
134
Pengakuan si pelayan
135
Pernikahaan
136
Pelakor
137
Cairan yg menetes
138
Melahirkan
139
Handoko
140
Kedatangan Kayra
141
Tamat
142
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!