Jelita memilih untuk tidak bergabung dengan yang lain. Dia duduk di salah satu kursi yang tidak di lalui banyak orang. Di atas panggung , pasangan pengantin itu tersenyum dengan begitu manisnya , menyalami setiap tamu yang mengucapkan selamat.
" Aku dengar kalau pengantin wanitanya itu sebenarnya bukan dia. Benar apa tidak , sih ? " tanya seorang Ibu pada temannya. Mereka duduk di belakang Jelita , jadi Jelita dapat mendengar dengan begitu jelas apapun obrolan mereka.
" Iya, dalam undangannya kan di tulis nama pengantin wanitanya Jelita. Dia putri tertua di keluarga Pak Andi, " timpal temannya sembari melirik ke arah Jelita
" Kasihan juga gadis itu. Apa telah terjadi sesuatu hingga pengantin wanitanya di ganti , ya ? "
" Pasti seperti itu. Kamu juga pasti pernah mendengar jika anak pertama Pak Andi itu pembawa sial. Ibu sama Kakeknya saja meninggal saat berusaha menyelamatkannya,"
" Iya, aku juga pernah mendengar hal itu."
Jelita mengepalkan tangannya. Dia tidak mengenal orang-orang ini, tidakkah mereka bisa diam saja dari pada berbicara yang akan menyakiti hati orang lain ? Kedua wanita itu terus membicarakan semua hal jelek tentangnya.
Gadis itu tidak tahan lagi, Jelita pun berdiri dan mendekati mereka. Kedua wanita itu terkejut. Namun , berusaha untuk terlihat biasa saja untuk menjaga harga dirinya.
" Maaf ,Bu. Anda memiliki anak, kan ? Tidakkah Anda pikirkan bagaimana jika anak Anda yang berada di posisiku ? Saya juga memiliki hati jadi jangan bicara sembarangan," ucap Jelita dengan pelan. Namun , penuh penekanan.
" Heh , jangan pernah samakan anakku dengan dirimu ! Anakku jauh lebih baik darimu. Dia selalu menjadi kebanggaanku selama ini. Beda denganmu yang hanya sebuah benalu. Aku juga tidak pernah mendengar Pak Andi memujimu. Jangankan memujimu, menyebut namamu saja dia tidak pernah. Yang dia bicarakan selama ini selalu Mila."
" Iya, benar. Mana mungkin Pak Andi mau memujimu. Kamu itu cuma anak tidak tahu diri dan pembawa sial ! "
Jelita yang sudah tidak bisa menahan diri langsung menyiram kedua wanita itu dengan minuman yang ada di atas meja. Keduanya berteriak hingga membuat para tamu melihat ke arah mereka.
" Jelita ! " teriakan dari seorang pria membuat Jelita membeku.
" Lihat putri Anda, Pak Andi . Dia sungguh tidak tahu sopan santun. Berani sekali dia menyiram kami yang datang ingin memberi restu pada anak Anda yang lain," ucap wanita tadi saat Pak Andi sudah dekat dengan mereka.
" Maafkan putri saya,Bu," ucap Pak Andi pada mereka. "Apa yang kamu lakukan ? Cepat minta maaf pada mereka ! " murka Pak Andi pada Jelita.
" Aku tidak mau minta maaf pada mereka. Mereka yang lebih dulu menghinaku ,Pa," bela Jelita
" Menghina apa ? Pasti kamu cuma mengada- ada. Kamu hanya ingin menghancurkan pesta Mila. Kamu iri karena Mila menikah dengan Dion dan menggelar pesta semewah ini. Benar, kan ? " teriak Mama Riska dengan raut wajah marah
" Benar ,Bu Riska. Kami tadi hanya mengagumi pesta ini , tapi dia malah datang dan marah-marah pada kami," timbal Ibu tadi.
Jelita menggelengkan kepalanya. Jelas-jelas wanita itu menghinanya , tetapi dengan teganya dia memutar balikkan fakta. Sekeras apa pun gadis itu menjelaskan , tidak akan ada yang percaya padanya , termasuk Papanya sendiri.
" Jelita , sebaiknya kamu jaga sikap. Papa memintamu datang kesini agar orang lain tidak berpikir jelek tentang Papa yang menelantarkan kamu, tapi sepertinya keputusan Papa salah," ucap Pak Andi membuat hati Jelita semakin sakit.
" Seburuk itukah diriku di mata Papa ? Apa tidak ada sedikit pun rasa percaya pada putrimu ini ? " ujar Jelita sembari menatap Pak Andi
" Aku sudah bilang berkali-kali pada Papa. Tidak usah memintanya untuk datang. Kehadirannya hanya akan menjadi masalah. Di mana pun dia berada , pasti di situ akan terjadi bencana ," ketus Mama Riska.
" Ma , aku tidak seperti itu. Aku sama sekali tidak membuat masalah. Mereka yang lebih dulu menghinaku. Aku mohon percayalah padaku,"
" Jelita ! " bentak Papanya. "Sebaiknya kamu pulang sekarang juga ! "
Hening...
Tidak ada seorang pun yang berbicara. Setetes air mata jatuh membasahi pipi Jelita , segera gadis itu menghapusnya. Dia tidak ingin terlihat lemah , apalagi di depan semua orang.
" Sejak awal aku tidak ingin datang ke sini , tapi Papa yang memaksa. Kalau aku datang hanya untuk di usir , seharusnya tidak usah menghubungiku atau memintaku untuk datang. Apalagi di saat semua keluarga memakai baju yang sama sedangkan aku tidak. Bukankah aku orang asing di dalam keluargaku sendiri ? "
Jelita tertawa seolah yang di katakan lucu, tetapi semua orang bisa melihat ada kesedihan yang teramat dalam yang gadis itu rasakan. Dia mengusap air matanya yang jatuh dan membenarkan penampilannya agar terlihat baik.
" Terima kasih atas undangannya. Saya mohon maaf karena datang sebagai tamu yang tidak di harapkan. Terima kasih minumannya, saya permisi," Jelita sedikit menundukkan kepalanya dan berlalu meninggalkan gedung itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
fitra andriyani
bodoh
2023-10-01
0
@MEIMEI🙃🤩
mending pergi je ngapain juga tinggal sama kel kaya gitu toh kamu udah mandiri bisa kerja apa" sendiri mending pergi je
2023-09-01
0
Intan IbunyaAzam
ckup tepuk jidat aq liat si jelita
2023-08-27
0