Setelah selesai membersihkan semuanya, Jelita pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Dia memilih menyiram seluruh tubuhnya di kamar mandi dengan masih menggunakan baju pengantin. Dia ingin menghapus kesialan ini dan melupakan cinta yang menyakitkan.
Selesai membersihkan diri, wanita itu memilih melaksanakan shalat. Jelita butuh tempat untuk mengadu dan memohon. Baginya hanya pada Tuhan tempat paling tepat untuk melakukan semua itu. Segala doa dia panjatkan. Semua keluh kesah yang di rasakan wanita itu di tumpahkan di atas sajadah yang membentang.
Air mata yang tadinya tidak akan Jelita keluarkan lagi, tiba-tiba keluar begitu saja. Dia yakin ada hikmah di balik semua ini.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Keesokan paginya seperti biasa, Jelita akan mempersiapkan makanan untuk semua orang. Gadis itu sudah bertekad akan terlihat biasa saja. Meski mulai hari ini dia akan selalu melihat mantan kekasihnya yang akan bermesraan dengan sang adik.
Di keluarga ini memang selalu Jelita yang mempersiapkan sarapan pagi, dan makan malam.
Saat sarapan sudah siap, semua orang berkumpul di meja makan. Begitupun dengan Jelita yang sudah siap dengan seragam kerjanya. Gadis itu bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar yang ada di kotanya dengan gajih yang cukup tinggi , hingga dia bisa membantu sang Papa menyekolahkan adiknya hingga lulus kuliah.
Walaupun Papanya memiliki tiga minimarket tapi uangnya hanya cukup di berikan kepada Mila , Neneknya ,dan untuk Mamanya. Sedangkan untuk keperluan sehari-hari di tanggung oleh Jelita. Namun gadis itu tidak pernah keberatan dengan hal itu.
" Selamat pagi," sapa Mila yang baru datang bersama suaminya.
Dion sempat melirik sekilas ke arah Jelita. Namun gadis itu hanya sibuk dengan pekerjaannya. Tingkah laku pria itu tidak lepas dari penglihatan Mila - istrinya.
" Sayang , mau makan pakai apa ? " tanya Mila yang memang sengaja ingin memperlihatkan kemesraannya.
" Apa saja , Sayang." sahut Dion sembari menatap Mila.
Jujur hati Jelita begitu terluka mendengarnya. Dulu panggilan itu tertuju padanya, tetapi kini pada adiknya. Gadis itu tidak ingin memperlihatkan kerapuhannya di depan siapa pun , apalagi pada pasangan pengkhianat itu. Wanita itu hanya ingin menunjukkan ketabahan dan kekuatannya.
Dia yakin suatu hari nanti akan ada massanya untuk dirinya mendapat kebahagiaan. Entah kapan itu datang , biarlah waktu yang menjawab. Untuk saat ini hanya doa yang bisa dia lakukan.
" Mila, coba Nenek ada di sini , dia pasti merasa sangat senang melihatmu menikah," ucap Mama Riska pada Mila
" Iya Mama memang benar. Ketika Nenek tahu kalau Kak Lita akan menikah , dia malah pergi ke kampung Kakek Bisma," balas Mila
" Menurut Nenek pernikahan Jelita tidaklah penting , jadi dia pergi berlibur ke kampung kelahirannya, " jawab Mama Riska
" Kamu tenang saja , Papa sudah menghubungi Nenek ,dan sudah menceritakan pernikahanmu," sahut Papanya
"Kak , kopi untuk suamiku mana ?" tanya Mila sambil menatap Kakaknya.
" Dia itu adalah suamimu, kenapa aku yang harus membuatkannya ?" tanya Jelita dengan alis mata terangkat.
"Biasanya juga Kakak yang mempersiapkannya ! Atau jangan-jangan Kakak tidak mau membuatkan kopi karena Kakak masih tidak bisa menerima pernikahanku ?" tuduh Mila dengan wajah merah padam.
Jelita menghela nafas. Menghadapi gadis seperti Mila sangatlah susah. Apapun yang di katakannya sudah pasti akan salah dan ujung-ujungnya semua orang akan menyalahkan dia. Drama seperti ini sudah menjadi makanannya sehari-hari.
Saat ini menghindar adalah jalan yang terbaik. Jelita segera makan dengan cepat agar bisa pergi secepatnya. Dia tidak ingin terlambat bekerja ,padahal seharusnya gadis itu masih dalam masa cutinya. Tetapi dari pada di rumah yang akan semakin menyakiti hatinya , lebih baik pergi bekerja, dan mendapatkan uang.
" Kenapa Kakak diam ? "
" Dia suamimu ! Mulai sekarang belajarlah melayaninya. Jangan sampai dia mencari istri lain agar ada yang melayaninya !" Jelita segera pergi sebelum mendapat semburan panas dari penghuni rumah lainnya.
" Apa maksudmu bicara seperti itu ? Kamu menginginkan pernikahanku hancur ? Itu tidak akan pernah terjadi!" teriak Mila dengan emosi.
" Sudahlah , Sayang. Jangan teriak - teriak, Jelita hanya berusaha menasehatimu," ujar Dion
" Kamu membelanya , Sayang ? Padahal aku adalah istrimu , bukan dia," ucap Mila menunjuk Jelita dengan nada di buat sedih yang di buat-buat.
" Bu- bukan seperti itu , Sayang. Sudahlah, aku juga tidak apa-apa kalau tidak minum kopi," pungkas Dion yang tidak ingin ada masalah.
Wanita itu mengepalkan tangannya di bawah meja. Dia tidak terima dengan perkataan Kakaknya. Wanita itu merasa jika Jelita sengaja bicara seperti itu di depan suaminya.
" Akan aku balas perbuatanmu itu," batin Mila dengan wajah yang terlihat begitu marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
fitra andriyani
benci dengan sikap jelita
2023-09-30
0
Biduri Aura
goblok jelita aja klau sampai mau melayani suami Mila 😤😤😤
2023-09-28
0
guntur 1609
jelita bodoh..toh bukqnya mila bukqn 1 rahim sm dia. ngapain mash memanfnag keluarga toxic..pa krn ayahnya...ayahnya sj gak peduki....ngapain helita harus peduli
2023-09-17
0