Pagi yang cerah hari ini, membuat seorang Lenka Ananda William yang sedang menyusuri jalanan sepi kota Roma untuk menuju toko roti favorit nya itu harus terhenti melangkah kan kaki nya ketika mendengar suara keributan di gang yang Dia lewati.
Dengan pelan-pelan Lenka mengendap tanpa di sadari sekelompak orang yang mungkin Dia kira adalah para berandalan biasa yang memakai jas dan membully warga sipil.
Dengan mata yang bergerak ke kanan kiri melihat keadaan yang begitu sepi, Dia sangat gemetaran ketika melihat adegan di depan nya membuat bulu kuduk Lenka seketika berdiri.
"Apa Aku harus menolong nya? Tidak, Aku bukan asli orang sini, tapi tunggu Aku ini seorang dokter yang bertujuan menyelamatkan orang dan salah satu nya di mulai dari sini,"gumam Lenka menatap adegan di depan nya.
Lenka Ananda William, seorang gadis cantik berumur 19 tahun yang telah menyelesaikan study S1 dan S2 nya beberapa hari lalu dan akan mengelar wisuda, Lenka mengambil banyak SKS untuk dapat menyelesaikan study nya setelah 4 tahun.
Gadis itu bukan lah lulusan termuda melainkan menjadi urutan kelima, karena masih banyak orang pintar di atas nya dengan umur yang sangat muda sudah menyelesaikan study nya, jurusan yang Lenka ambil adalah Dia mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ilmu kedokteran jiwa, atau yang sering orang panggil psikiater yaitu dokter yang menangani gangguan mental dan mungkin jiwa.
"Aku bisa, Aku bisa,"gumam Lenka berjalan dengan tegas nya, setelan yang Dia gunakan hari ini lumayan tebal karena cuaca yang lumayan dingin.
"TIDAK,"
Teriakan yang reflek itu membuat Lenka menutup mulut karena terlalu panik, dan Samuel yang fokus dengan orang di depan nya seketika memutar wajah menatap seorang gadis cantik yang seperti siluet seseorang yang Dia kenal, tapi lamunan dan tatapan penasaran itu buyar ketika ketua tim pengejar Arbian berteriak.
"Hei, kau gadis kecil siapa!"teriak Arbian dengan keras.
Sontak Lenka yang kaget itu terdiam, Samuel menatap lucu kucing kecil yang ketakutan itu, padahal hari ini Dia sangat mood untuk melakukan apa pun pada orang yang Dia temui, tapi itu tidak mungkin karena Varo sudah melarang nya untuk tidak melakukan hal buruk kepada orang yang tidak berkaitan.
Dengan kilatan mata tajam dan iblis nya, Samuel tersenyum miring membuat Lenka yang menatap pria tampan dewasa yang memegang pisau berlumuran darah itu seketika nyali nya ciut.
"Apa Anda ingin mengantikan posisi nya Nona?,"ujar Samuel dengan suara pelan bariton nya membuat bulu kuduk Lenka berdiri.
Sret...
Lenka mengeluarkan sebuah garpu dari saku mantel nya mengarahkan nya kepada semua orang, membuat Samuel hampir tertawa keras melihat itu.
"Jangan berani, Aku akan menusuk mu dengan garpu ini Tuan, apa Anda bermain dengan hukum, Aku bisa melaporkan nya,"ucap Lenka lantang mengarahkan ujung garpu itu menatap semua orang bergantian.
Samuel mengusap wajah nya kasar, seperti nya sekarang Dia sudah sangat tidak mood lagi, pria itu berjalan mendekati Lenka yang malah berjalan mundur sampai membuat tubuh kecil Lenka terbentur dinding perumahan tinggi di gang itu.
Tatapan tajam Samuel membuat Lenka terdiam dengan wajah menahan nafas, deru nafas pria itu menerpa wajah Lenka yang jarak wajah mereka hanya beberapa inci itu saking deket nya.
"Apa kau yakin Nona akan berani melawan kami,"gumam Samuel di telinga Lenka.
Glek...
Dengan kasar Lenka meneguk saliva nya pelan, membuat mata mereka saling adu pandang, mata itu mata biru yang sangat tajam dan menampilkan belas kasihan, dendam dan penghianatan.
'Aku melihat sorot mata nya memancarkan kesedihan,' batin Lenka.
Betapa bod0h nya gadis itu malah memperhatikan masalah orang lain tapi tidak dengan diri nya saat ini, Lenka yang baru tersadar mendapati Samuel yang masih menatap nya dengan wajah datar.
Grep...
Samuel merengkuh dan memeluk pinggang Lenka dengan satu tangan yang di tumpukan pada dinding rumah itu, membuat jarak mereka semakin dekat, sontak sentuhan itu membuat Lenka kaget dan mendorong tubuh Samuel sekuat yang Dia bisa dengan kasar.
Brak...
"Se se sepertinya Aku sudah salah, Aku tidak akan menganggu, lanjutkan saja,"teriak Lenka berlari secepat kilat sebisa yang Dia mau.
Siluet gadis itu sudah hilang di balik tembok perumahan membuat Samuel terus menatap datar arah kepergian Lenka, dengan senyum iblis nya Samuel berkata.
"She is mine,"gumam Samuel membuat para tim pengejar Aeros yang mendengar gumaman itu merinding.
Drap.. drap...
'Aku tadi merasa melihat Nona Lenka, tapi kota Roma begitu besar dan ini jauh dari mansion Alferoz, apa Big bos bertemu dengan nya,' gumam Kevin mendekati Samuel dan berdiri di samping nya.
"Tuan, apa yang terjadi?"ujar Kevin melihat orang yang di ikat itu masih hidup.
Prank...
Samuel melempar benda tumpul kepada pria yang di ikat itu lalu mnegambil lap tangan yang di sodorkan oleh Kevin kepada diri nya.
"Aku sudah tidak minat, lempar saja Dia ke laut dan berikan bagi santapan hiu jika Dia tidak mau memberikan informasi,"ujar Samuel berjalan menuju mobil.
"Tidak, lepaskan Aku!"teriak pria yang di sekap itu sebelum mulut nya di tutup dan ikat agar tidak banyak berbicara lagi.
'Gadis yang lucu, Aku akan mendapatkan mu di mana pun kau berada, itu hal mudah bagi ku,' gumam Samuel menatap langit kota yang mulai memperlihatkan sinar matahari yang membuat mata siapa pun silau karena sinar nya.
Sementara itu Lenka yang terus berlari sampai di jalan utama melihat ke belakang dengan wajah waspada, hari ini adalah hari terburuk nya di kota yang Dia sukai ini bertemu dengan orang menyeramkan bagi diri nya.
Hosh.. hosh..
"Dia lebih dari orang memiliki gangguan jiwa, apa Dia memiliki masalah nya?"gumam Lenka dengan nafas yang naik turun karena kelelahan berlari.
Ponsel Lenka seketika berdering keras, membuat sang pemilik ponsel menyambar HP nya dari saku mantel dengan cepat dan menyusuri jalanan itu kembali.
"Sayang kau di mana, keluarga mu sudah sampai,"ucap Anggun kepada gadis yang Dia telpon.
"Benarkah Aunty? Aku sangat merindukan mereka, Aku akan segera pulang, muachh dada Aunty,"ucap Lenka dengan heboh dan senang berlari menuju mobil yang Dia parkir tidak jauh dari tempat Dia berlari.
Mobil hitam milik Samuel terus berjalan menuju markas Aeros, sementara itu Kevin melirik ponsel nya ketika mendapat pesan dari seseorang bawahan yang mereka perintah untuk mencari segala informasi dari berbagai bentuk, dan mereka orang berbakat dalam jaringan.
"Tuan seperti nya Tuan besar berkunjung, apa kau ingin menemui nya?"tanya Kevin kepada Samuel.
"Aku baru bertemu dua bulan yang lalu, tapi baiklah Aku merindukan keluarga Alferoz,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Makanya jfn so soan mau jd pahlawan,Kamu itu gak tau papa..😂😂
2023-07-09
0
Aqiyu
Kevin kenal Lenka
2022-10-06
0
Franki Lengkey
suka
2022-10-05
0