"Aku akan menikahimu."

Disaat dia tengah sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Mitha pun berdiri dan melangkahkan kakinya untuk membuka pintu, dan dia cukup kaget saat membuka pintu, tiba-tiba orang itu nyelonong masuk begitu saja. Dan dia lebih kaget lagi, saat tau orang itu adalah... Rendi. Laki-laki yang akan menikahinya sebentar lagi, Mitha mencoba untuk menutupi rasa kagetnya dengan mencoba terlihat tenang.

"A... apa yang kau lakukan disini?" ****! Mitha merutuki dirinya sendiri yang bicara tergagap di depan Rendi, padahal dia sudah berusaha untuk terlihat tenang.

"Apa kau yakin dengan pernikahan ini? Maksudku, apa tidak ada cara lain agar pernikahan ini dibatalkan? Jujur saja, aku belum siap untuk menikah. Kamu juga kan?" Ucap Rendi, nampak jelas sekali kalau saat ini dia terlihat sangat gelisah.

"Tumben nih anak pake aku kamu, biasanya juga lo gue." Batin Mitha, tapi tak urung dia juga menganggukkan kepalanya. Jujur dia juga belum siap untuk menikah sekarang. Menikah diusia yang masih sangat muda, tidak ada dalam daftar kehidupan masa depannya. Apalagi dengan cara seperti ini.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan?"

"Entahlah aku juga tidak tau." Karena terlalu panik, Rendi jadi tidak sadar kalau dia tidak pake lo gue lagi ke Mitha.

"Haa! Atau bagaimana kalau kita kabur saja, kita lewat pintu belakang, aku rasa lewat situ aman." Seru Rendi tiba-tiba, hingga membuat Mitha kembali kaget.

"Iissshh, nih cowok hobi banget sih ngagetin. Untung aku nggak punya penyakit jantung." Batin Mitha. "Bisa nggak sih ngomongnya nggak usah ngagetin gitu, aku masih bisa denger walau kamu ngomongnya pelan." Kesal Mitha.

"Hhusstt! Nggak usah berisik, mending sekarang kamu bantuin aku mikir, gimana caranya supaya pernikahan ini dibatalkan."

"Hah! Yang benar saja, yang dari tadi berisik tuh kamu, bukan aku." Mitha memandang Rendi dengan kesal, bisa-bisanya Rendi menuduhnya berisik.

"Haa.... Ya sudahlah, itu tidak penting. Yang penting sekarang tuh memikirkan cara untuk membatalkan pernikahan ini, ngerti?" Bukannya menjawab Mitha malah memandangnya dengan pandangan yang sulit Rendi mengerti.

"Ke... kenapa kau memandangku seperti itu?" Mendadak Rendi jadi gugup dipandang seperti itu oleh Mitha.

"Kamu yakin, mau batalin pernikahan ini?" Tanya Mitha, masih dengan ekspresi yang sama.

"Tentu saja, memangnya kenapa? Jangan bilang kalau kamu udah jatuh cinta sama aku. Dan nggak pengen pernikahan ini dibatalkan, Iyya??" Rendi dengan pedenya.

"Nggak usah kegeeran, aku nggak suka sama kamu. Dan aku juga nggak pengen nikah secepat ini, tapi..." Mitha menjeda ucapannya , sehingga membuat Rendi jadi penesaran.

"Tapi apa?"

"Kamu lupa yah, kalo kita tidak menikah, maka kita akan dilaporkan ke kantor polisi. Mang kamu mau dipenjara?" Rendi segera menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Mitha.

"Dan lagi, kalau kita kabur, dan pernikahan ini dibatalkan. Mang kamu nggak mikirin nasib Pak Kepsek dan Pak Bowo? Mereka akan diberhentikan dari sekolah, belum lagi tanggapan-tanggapan orang yang udah datang. Keluarga kamu akan menanggung malu, bukan itu aja, kalau pernikahan ini batal, kita akan dikeluarkan dari sekolah. Dan itu berarti, kita nggak akan ikut ujian. Dan kita nggak bakal dapat ijazah, mungkin itu nggak penting buat kamu. Tapi itu penting buat aku. Aku nggak mau putus sekolah, aku masih ingin melanjutkan pendidikan ku. Aku juga ingin kuliah, ingin menggapai cita-cita dan impianku yang belum kesampaian." Mitha berhenti sejenak dan menatap Rendi yang sedang menunduk, sepertinya dia tengah memikirkan ucapan Mitha.

"Terus sekarang gimana?" Ucap Rendi setelah beberapa menit terdiam.

"Yaa... Mau nggak mau, kita harus lanjutin pernikahan ini."

"Tapi aku belum siap buat menikah sekarang, apalagi sama orang yang nggak aku suka. Pernikahan seperti ini bukan harapanku, ini terlalu sulit untukku. Dan bagaimana dengan impianku? Aku punya mimpi yang belum terwujud, aku masih ingin meraih cita-cita ku, dan mewujudkan impianku. Bukannya malah menikah muda seperti sekarang, apalagi dengan cara seperti ini. Ini terlalu memalukan." Rendi mengusap wajahnya frustasi.

"Aku juga nggak mau nikah sama kamu, apalagi gara-gara hal yang nggak pernah aku lakuin. Kamu pikir aku nggak malu, harus nikah karena hal seperti ini. Kamu pikir ini mudah buat aku? Nikah tanpa ada orang tua dan keluarga didekatku, aku juga kesulitan disini, bukan cuman kamu aja yang terpaksa, aku juga. Bukan cuman kamu aja yang punya impian, aku juga punya mimpi yang pengen aku raih." Mitha yang sedikit tersinggung dengan ucapan Rendi pun mengeluarkan uneg-uneg di hatinya.

"Maaf.... Aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mu, aku hanya benar-benar pusing dan bingung sekarang. Maaf kalau kata-kata ku membuat mu tersinggung dan marah."

"Iya, tidak apa-apa. Aku juga minta maaf."

Hening

Cukup lama mereka terdiam dalam pikiran masing-masing, hingga akhirnya Rendi buka suara terlebih dahulu.

"Hhuufftt... Baiklah, setelah aku pikir-pikir, aku sudah memutuskan untuk melanjutkan pernikahan ini. Aku akan menikahimu, soal yang akan terjadi kedepannya, biarkan itu menjadi masalah nanti. Kita lewati saja semuanya bersama-sama, bukankah masalah yang dihadapi secara bersama-sama, akan menjadi mudah. Iyakan?" Putus Rendi pada akhirnya, dan menanyakan pendapat Mitha.

"Hem, jadi?"

"Jadi, kita tetap bakal nikah hari ini."

"Terus?"

"Terus? Terus apa?"

"Terus ngapain kamu masih ada disini? Sana keluar." Usir Mitha.

"Iyya, Iyya sabar... Aku juga udah mau keluar kok." Ucap Rendi, seraya berbalik badan dan membuka pintu, lalu keluar.

"Hhuuffftt...." Mitha menghela nafas saat Rendi sudah keluar, perasaannya saat ini sedang campur aduk. "Belum nikah aja udah kayak gini, gimana nanti kalau udah nikah. Semoga aku sama dia bisa saling sabar dalam menghadapi sikap masing-masing." Batin Mitha. Saat hendak berbalik ketempatnya duduk tadi, tiba-tiba pintu kembali terbuka dan menampakkan sosok yang sudah membuatnya kesal tadi.

"Huh... Apa lagi?" Ucap Mitha datar.

"Hehe... Ada yang kelupaan." Cengir Rendi, ekspresi yang sangat berbeda sekali saat datang sebelumnya.

"Apa?"

"Itu...." Bukannya melanjutkan ucapannya, Rendi malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sehingga membuat Mitha memandangnya aneh.

"Itu apa? Kalau ngomong tuh yang jelas, jangan setengah-setengah. Kalo nggak niat ngomong, udah sana keluar." Mitha kembali mengusir Rendi keluar.

"Eh iya, aku ngomong. Ekhem, nama kamu siapa?" Cicit Rendi, sebenarnya dia merasa malu untuk menanyakannya. Padahal selama ini, setiap kali dia ingin tahu nama seseorang, dia bisa mengetahuinya dengan mudah. Tapi kali ini, nama calon istrinya sendiri tidak tau. "Haiiisshhh... Benar-benar memalukan." Batin Rendi. "Ini semua karena gadis itu tidak mau memberitahukan namanya, eh, tapi kenapa aku tidak menanyakan namanya pada anak-anak yang lain, siapa tahu mereka tau. Haiiisshhh... Kenapa bisa kelupaan gini sih?" Batin Rendi lagi.

"Serius, kamu belum tau nama aku siapa?" Tanya Mitha, dan dibalas anggukan kepala oleh Rendi.

"Huh... Benar-benar mengecewakan, nama calon istri sendiri aja nggak tau. Nggak usaha banget sih, padahal kurang dari setengah jam lagi acara ijab kabul, tapi dia bahkan tidak tau nama calon istri sendiri. Ckckck." Batin Mitha.

"Jadi... Nama kamu siapa?"

**************************

Assalamualaikum para readers kiuuu...😁Author hadir lagi nih... Maaf yah kalau ceritanya agak berantakan, hehe😅 Tapi semoga ceritanya bisa menghibur yah...😍🤩

Jangan lupa tinggalkan jejaknya yahhh...

Like, komen, dan votenya, author tunggu yah...

Terpopuler

Comments

Yin'yang

Yin'yang

Di gantung author

2022-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 SAH!!!
2 Masih diruang olahraga
3 Gara-gara Cicak
4 Cicak Mes*m
5 Salah Paham
6 Pikiran halunya Rendi
7 Di ruangan Pak Kepsek
8 Orang tua Rendi datang
9 Bukti?
10 Kalau saja.....
11 Masalahnya sudah selesai?
12 Gagal lagi
13 Kebakaran di dapur
14 Diantar Pak Min
15 Apa yang terjadi?
16 Dihina dan direndahkan
17 Foto di Mading Sekolah
18 Masih karena foto di Mading
19 Keputusan diskusi
20 "Aku akan menikahimu."
21 GACAK
22 Detik-detik Ijab Kabul
23 Nasehat dari orang tua Mitha
24 SAH???
25 Syarat dari kakaknya Mitha
26 Akhirnya sah juga
27 Adegan sesi foto
28 Ci*man berdarah dari Mitha
29 Cuman Cantik KW
30 Jowir
31 Tidak bisa tidur
32 Berangkat bareng
33 Nafkah dari Rendi
34 Cowok cerewet
35 Bertahan dengan pacar
36 Kehebohan para sahabat Mitha
37 Lia kenapa???
38 Reno lagi mode angry birds
39 Pulang bareng
40 Pulang bareng 2
41 Pergi kerumah Rendi
42 Semur jengkol
43 Ketumpahan jus jeruk
44 Rendi ingin menjemput pacarnya
45 Sikap kasar Rendi
46 Ditinggal dipinggir jalan
47 Ketemu anak geng motor
48 Siapa yang nolongin Mitha?
49 Dendam itu penyakit
50 Akhirnya sampai rumah juga
51 Pingsan
52 Jemput pacar bukan istri
53 Mahar 500 ribu
54 Foto di dompet Mitha
55 Nyamuk oh nyamuk
56 Diobatin Mitha
57 Dilapangan
58 Playboy cap cicak
59 Masih dilapangan
60 Gengsi
61 Siapa pria itu?
62 Siapa Umi?
63 Sukanya paha bukan sayap
64 Di taman belakang sekolah
65 Abi tau Rendi playboy
66 Satu aja udah bikin pusing
67 "Berharap dicium yah?"
68 Arti dari cemburu
69 Kerikil kecil
70 Tunggu saja tanggal mainnya
71 Berangkat bareng Abi
72 Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73 Berantem dan ketahuan.
74 Detik-detik...
75 Ditemplokin Kursi
76 Kejadian memalukan dikelas
77 Cowok macha
78 Hukuman dari Pak Doni
79 "Saya malu Paaakkk..."
80 Drama Rendi
81 Menjalankan hukuman
82 Ingin mulai mendekatkan diri
83 Permintaan maaf Sasya
84 Mencari tahu sang pelaku
85 Kecewa
86 Kecewa
87 Pacar baru
88 Pergi ke rumah Rendi
89 Pingsan
90 Cas hp
91 Mitha mati?
92 Anak konglomerat?
93 Curhat
94 Terciduk
95 Tidur Sekamar
96 Dikamar Mitha
97 Khilaf
98 Bekal
99 Bahan taruhan
100 Perkara upacara
101 Ketahuan
102 Di UKS
103 Ternyata...
104 Makan diluar
105 Di bioskop
106 Kecewa
107 Tidak sengaja bertemu
108 Kekaguman Bastian
109 Lebih manis dari es krim
110 Maaf
111 Rencana makan malam.
112 Cemburu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
SAH!!!
2
Masih diruang olahraga
3
Gara-gara Cicak
4
Cicak Mes*m
5
Salah Paham
6
Pikiran halunya Rendi
7
Di ruangan Pak Kepsek
8
Orang tua Rendi datang
9
Bukti?
10
Kalau saja.....
11
Masalahnya sudah selesai?
12
Gagal lagi
13
Kebakaran di dapur
14
Diantar Pak Min
15
Apa yang terjadi?
16
Dihina dan direndahkan
17
Foto di Mading Sekolah
18
Masih karena foto di Mading
19
Keputusan diskusi
20
"Aku akan menikahimu."
21
GACAK
22
Detik-detik Ijab Kabul
23
Nasehat dari orang tua Mitha
24
SAH???
25
Syarat dari kakaknya Mitha
26
Akhirnya sah juga
27
Adegan sesi foto
28
Ci*man berdarah dari Mitha
29
Cuman Cantik KW
30
Jowir
31
Tidak bisa tidur
32
Berangkat bareng
33
Nafkah dari Rendi
34
Cowok cerewet
35
Bertahan dengan pacar
36
Kehebohan para sahabat Mitha
37
Lia kenapa???
38
Reno lagi mode angry birds
39
Pulang bareng
40
Pulang bareng 2
41
Pergi kerumah Rendi
42
Semur jengkol
43
Ketumpahan jus jeruk
44
Rendi ingin menjemput pacarnya
45
Sikap kasar Rendi
46
Ditinggal dipinggir jalan
47
Ketemu anak geng motor
48
Siapa yang nolongin Mitha?
49
Dendam itu penyakit
50
Akhirnya sampai rumah juga
51
Pingsan
52
Jemput pacar bukan istri
53
Mahar 500 ribu
54
Foto di dompet Mitha
55
Nyamuk oh nyamuk
56
Diobatin Mitha
57
Dilapangan
58
Playboy cap cicak
59
Masih dilapangan
60
Gengsi
61
Siapa pria itu?
62
Siapa Umi?
63
Sukanya paha bukan sayap
64
Di taman belakang sekolah
65
Abi tau Rendi playboy
66
Satu aja udah bikin pusing
67
"Berharap dicium yah?"
68
Arti dari cemburu
69
Kerikil kecil
70
Tunggu saja tanggal mainnya
71
Berangkat bareng Abi
72
Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73
Berantem dan ketahuan.
74
Detik-detik...
75
Ditemplokin Kursi
76
Kejadian memalukan dikelas
77
Cowok macha
78
Hukuman dari Pak Doni
79
"Saya malu Paaakkk..."
80
Drama Rendi
81
Menjalankan hukuman
82
Ingin mulai mendekatkan diri
83
Permintaan maaf Sasya
84
Mencari tahu sang pelaku
85
Kecewa
86
Kecewa
87
Pacar baru
88
Pergi ke rumah Rendi
89
Pingsan
90
Cas hp
91
Mitha mati?
92
Anak konglomerat?
93
Curhat
94
Terciduk
95
Tidur Sekamar
96
Dikamar Mitha
97
Khilaf
98
Bekal
99
Bahan taruhan
100
Perkara upacara
101
Ketahuan
102
Di UKS
103
Ternyata...
104
Makan diluar
105
Di bioskop
106
Kecewa
107
Tidak sengaja bertemu
108
Kekaguman Bastian
109
Lebih manis dari es krim
110
Maaf
111
Rencana makan malam.
112
Cemburu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!