"Apa-apaan nih!" Seru orang itu cukup keras, sehingga membuat Mitha dan teman-temannya terkejut. Mitha pun membalikkan badan dan mendapati beberapa orang pria sudah berada dibelakang mereka.
"Wah... Ini sih pemandangan yang bikin seger mata." Bisik Lia.
"Banget, ya ampuuunnn..... Mereka ganteng-ganteng banget sih, apalagi kalau lagi diliat dari dekat gini." Timpal Arum, Mitha dan Vina hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua sahabatnya. Sedangkan orang yang berseru tadi, segera maju kedepan mading dan mengambil foto-foto yang tertempel di mading dengan kasar. Terlihat jelas diwajahnya, kalo dia sedang marah saat ini.
Flasback On
"Ren... Rendi..." Teriak Beni, sahabat Rendi sekaligus anggota tim basket juga. Rendi yang mendengar namanya dipanggil pun menghentikan langkahnya dan berbalik. Dia pun melihat beberapa temannya sedang berlari kearahnya.
"Kalian kenapa? Habis liat setoy, muka pada tegang gitu." Bingung Rendi.
"Kita nggak habis liat setoy, tapi sesuatu yang sangat mengejutkan." Ucap temannya yang bernama Vino.
"Sesuatu yang mengejutkan? Maksudnya?" Rendi masih merasa bingung dengan maksud dari teman-temannya.
"Sebelum kita kasih tau, lo jawab dulu. Kemarin, waktu kita tinggalin lo sendirian, lo kemana aja, sama siapa, dan ngapain aja, hem?" Rendi langsung diberondong pertanyaan oleh Rangga sepupunya plus sahabatnya. Rendi yang ditanya seperti itu, semakin merasa bingung.
"Lo ini kenapa sih? Nggak biasanya lo kepoin gue. Naksir lo ma gue, sorry ya gue masih normal." Lawak Rendi.
"Ckk, gue serius Ren. Kemarin lo ngapain aja waktu kita tinggal, dan bareng sama siapa? Tinggal dijawab aja apa susahnya sih." Rangga mulai kesal dengan sepupunya itu, pikiran-pikiran negatif sudah mulai bermunculan di kepalanya. Ini semua gara-gara foto yang dilihatnya di mading sekolah, beberapa saat yang lalu.
Sebenarnya dia tidak percaya dengan foto itu, tapi mengingat kalo Rendi ini suka gonta-ganti pacar, membuatnya jadi takut kalo sepupunya itu sampai khilaf dan melakukan perbuatan yang seharusnya tidak dia lakukan.
"Woy malah ngelamun, lo kenapa sih? Kalian juga, kenapa ngeliatinnya gitu banget, hah? Anak-anak yang lain juga, sikap mereka juga pada aneh tadi. Cara mereka ngeliatin gue juga beda, udah kayak ngeliat seorang tersangka pelaku kejahatan." Bingung Rendi.
"Emang lo sekarang udah jadi tersangka." Ucap Rangga.
"Maksud lo?"
"Lo ikut gue sekarang!" Rangga pun menarik tangan Rendi dan membawanya ketempat dimana foto-fotonya dengan Mitha dipajang oleh orang tidak bertanggung jawab.
"Lo mau bawa gue kemana sih?"
"Udah, nggak usah banyak nanya!" Rendi hanya bisa menghela nafas menghadapi sikap Rangga yang menurutnya aneh, karena selama ini pembawaan Rangga itu selalu kalem dan bersikap tenang. Tapi sekarang dia malah terlihat seperti sedang marah, sesuatu yang jarang diliatnya dari Rangga.
"Entah apa yang terjadi pada anak ini, aku penasaran siapa yang sudah membuatnya jadi bersikap seperti ini." Batin Rendi. Tanpa dia sadari kalo perubahan sikap Rangga saat ini karena ulahnya sendiri.
"Lo liat itu, bisa lo jelasin itu maksudnya apa?" Ucap Rangga dingin, sambil menunjuk kearah mading sekolah yang dipenuhi foto-foto Rendi dan Mitha. Rendi yang melihatnya sontak terkejut dan membulatkan mata, dengan perasaan kesal dia berjalan mendekat kearah mading sekolah.
Flasback Off
**************
Saat ini Rendi dan teman-temannya sedang makan dikantin. Karena sedang jamkos, dia dan teman-temannya memilih nongkrong dikantin sambil ngisi perut. Sedangkan Mitha dan teman-temannya memilih untuk pergi, saat kedatangan Rendi di Mading Sekolah beberapa saat lalu. Tanpa pamit dan permisi, Mitha melenggang pergi dari tempat itu, dan disusul oleh teman-temannya. Bukannya apa-apa, Mitha hanya sedang malas bertemu dan berbicara dengan Rendi.
"Dasar nggak sopan, main pergi gitu aja. Gue kan mau ngomong sama dia." Gumam Rendi pelan, tapi masih bisa tertangkap oleh indera pendengaran Rangga yang sedang duduk di sebelahnya.
"Siapa?" Tanya Rangga, namun Rendi yang masih kesal jadi tidak konet dengan pertanyaan Rangga.
"Apanya?"
"Itu orang yang lo bilang nggak sopan, siapa?" Tanya Rangga lagi, kali ini sikapnya sudah kembali seperti biasanya. Dia juga sudah tidak marah lagi pada Rendi, karena Rendi sudah menceritakan semua kejadian yang menimpanya bersama Mitha waktu diruang olahraga.
"Haa itu, gadis yang tadi."
"Maksud lo gadis yang didepan mading tadi, yang kekunci sama lo diruang olahraga?"
"Hmm, iyya."
"Ren, kita semua minta maaf yah sama lo. Kalau aja kemarin kita nggak ninggalin lo sendirian dan ngebalikin bolanya dulu baru pergi, semua ini nggak akan terjadi. Lo sama gadis itu nggak akan difitnah kayak gini." Ucap Beni menyesal.
"Iya nggak papa, lagian ini juga bukan salah kalian. Yaa... Anggap aja gue sama gadis itu kurang beruntung kemarin." Rendi dengan senyum simpulnya.
"Tapi Ren, lo nggak apa-apa kan?" Tanya Vino.
"Iya gue nggak apa-apa, lo tenang aja, masalah ini akan segera diselesaikan." Rendi dengan pedenyaq
"Ckk, bukan itu maksud gue.Nih liat!" Tunjuk Vino dengan dagunya, Rendi dan yang lainnya pun memperhatikan sekitar mereka. Ternyata banyak siswa-siswi yang sedang melihat kearah mereka, lebih tepatnya kearah Rendi. Bukan tatapan kagum seperti biasanya, tapi tatapan "horor" yang ditunjukkan oleh mereka. Seolah-olah dia adalah seorang tersangka pelaku kejahatan, namun Rendi bersikap biasa-biasa aja, walaupun yang sebenarnya dia merasa sangat tidak nyaman. Rangga yang menyadari itu, langsung mengajaknya pergi.
"Gimana kalo kita pergi makan diluar, mumpung masih jamkos." Usul Rangga.
"Waahh... Boleh tuh." Timpal Beni.
"Ren, ayoo..." Ajak Rangga, tapi dibalas gelengan kepala oleh Rendi.
"Kalian aja,gue lagi males pergi-pergi. Pengen balik kekelas aja." Setelah mengatakan itu, Rendi pun berdiri dan hendak melangkahkan kakinya, namun baru beberapa kali dia melangkah, tiba-tiba Vino memanggilnya.
"Ren... Ren... Tunggu dulu..." Teriak Vino dengan panik, sehingga membuat yang lainnya penasaran.
"Apaan sih lo teriak-teriak, gue belum tuli kali." Sewot Rendi, karena suara teriakan Vino sudah membuat mereka jadi pusat perhatian. Yaa walaupun tanpa teriakan Vino pun, mereka sudah jadi pusat perhatian dari tadi.
"Tau nih, ngagetin aja. Untung jantung gue masih aman ditempat." Beni yang duduk disebelah Vino pun mengelus-elus dadanya, karena kaget dengan teriakan Vino.
"Ckk, lo bakal lebih kaget lagi kalo ngeliat apa yang baru aja gue liat." Ucap Vino, Beni yang penasaran pun mengambil ponsel Vino. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat apa yang ada dalam ponsel tersebut.
"Wahh gila! Ren, parah Ren." Seru Beni yang tidak kalah hebohnya.
"Mang apaan sih?" Rendi yang melihatnya jadi ikutan penasaran.
...***************...
Author: 😔😓😥
Readers: Thoorr... Kok ekspresi mukanya gitu???
Author: Author lagi sedih nih...
Readers: Sedih kenapa thoorrr????
Author: Sedih karena kolong komentarnya sepiiiii🥺 Readers yang budimaaannn.... Bantuin bilang ke teman-temannya dong buat ramein kolong komentarnya...
Readers: Hmm... Iya deh thoorrr, tapi nggak janji yah, hehe 😅😁
Author: Yaaa.... kok gitu... 🥺🥺
Readers: Peace author ✌️✌️
Author: Huuhhh... Suka-suka hati kau sajalah...😒😒
Readers: Yeee... Ngambek... Canda thoorrr...
Author: Auww ahh, gelaaapp... Author mau istirahat dulu, bye... Assalamualaikum...
Readers: Waalaikum salam thoorrr... Jangan telat up-nya yah...
Author: Insya Allah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
jhon teyeng
ini bagus ya
2023-04-15
0
Ratnayanti Duwila
semangat ya Thor
2022-11-28
0
Umaymay Sifa
othor nya ngambek🤣
2022-11-20
1