Disisi lain, gadis itupun juga merasakan perasaan yang sama dengan Rendi. Diapun tak kalah bingung dan heran, tidak biasanya dia menjadi pusat perhatian seperti saat ini. Apalagi para murid seperti tengah berbisik-bisik dan menggunjingnya.
"Nggak nyangka yah, dia kayak gitu."
"Muka sama penampilannya aja yang kayak wanita baik-baik, tapi aslinya mah nggak banget."
"Nggak tau malu banget, bisa-bisanya dia masih berani datang ke sekolah setelah apa yang dilakukannya." Dan masih banyak lagi ejekan dan hinaan yang didengarnya.
"Seharusnya dia merasa malu dengan statusnya disekolah ini."
"Itu betul, orang kayak dia nggak pantas sekolah di sekolah kita ini. Bisa-bisa nama baik sekolah kita tercoreng, karena kelakuan buruknya itu."
"Iyya, dia seharusnya dikeluarkan saja dari sekolah ini." Lagi-lagi gadis itu harus mendengar kata-kata hinaan dan ejekan dari para penghuni sekolah, saat hendak masuk kedalam kelasnya.
"Maaf, tapi maksud kalian apa berbicara seperti itu?" Akhirnya gadis itu berbalik dan menanyakan maksud dari perkataan teman-temannya itu.
"Ckk, nggak usah so polos deh lo. Atau jangan-jangan karena udah keseringan dipolosin, jadinya gitu deh." Ucap salah satu dari mereka.
"Tau tuh, nggak nyadar diri banget. Sayang yah, murid berprestasi tapi kelakuannya minus."
"Maksud kalian apasih, aku beneran nggak ngerti." Gadis itu benar-benar tidak mengerti, kenapa mereka menghina dan merendahkannya seperti itu. Bahkan otak cerdasnya yang selalu bisa berpikir cepat, sekarang jadi lola.
"Udah yuk gaes, kita pergi aja. Lama-lama gue jadi pengen muntah liat muka sok polos dia, nggak nyadar diri banget sih. Lo itu aib di sekolah ini tau nggak, jadi sebaiknya lo jauh-jauh dari gue sama teman-teman gue." Ucap siswi yang bernama Rika.
"Yupss, betul banget Rik. Mending kita cabut daripada nanti kita ketularan gatelnya dia. Hii..." Setelah berkata seperti itu, Rika dan teman-temannya pun meninggalkan gadis itu dengan tatapan jijik, seolah gadis itu adalah sampah yang kotor.
Setelah Rika cs pergi, gadis itupun berbalik dan hendak masuk kedalam kelasnya. Namun belum sampai dalam kelas, dia mengurungkan langkahnya saat melihat orang-orang dalam kelas itu menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat, dan saling berbisik satu sama lain dengan sesekali melirik kearah gadis itu.
Gadis itu membalikkan badannya, menjauh dari para siswa-siswi yang masih terus menatapnya. Dia sedikit berlari kecil, hingga sampai didekat perpustakaan dia baru berhenti. Kebetulan murid disekitar perpustakaan hanya satu dua orang saja, gadis itupun mengatur kembali nafasnya dan mengontrol detak jantungnya yang berdebar cepat. Bukan hanya karena dia habis berlari, tapi karena perlakuan para murid lainnya yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Gadis itu meraba dadanya yang terasa sakit saat mendengar hinaan para siswa-siswi yang lainnya. Sebisa mungkin dia menahan agar air matanya tidak keluar, dia paling anti memperlihatkan air matanya pada orang lain. Gadis itupun termenung, mencoba memikirkan penyebab anak-anak yang lain menghinanya.
"Apa ini karena kejadian kemarin? Tapi kayaknya nggak deh, kan masalahnya udah selesai dan dirahasiakan juga. Kalaupun memang benar tentang masalah kemarin, kok anak-anak yang lain bisa pada tau. Mereka tau darimana?" Disaat gadis itu tengah larut dalam pikirannya, tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Umiiii.... "
"Umiii..."
"Uumiii..."
Teriak ketiga teman-teman nya heboh dan berisik, gadis itu sampai menutup telinganya mendengar teriakan teman-temannya.
"Assalamualaikum dulu, kalian ini, bukannya ngucap salam malah pada teriak. Kalian pikir ini pasar." Tegur gadis itu.
"Waalaikum salam." Jawab ketiga temannya serempak.
"Hehehe maaf umi, lupa. Abisnya ini tuh lagi urgent umi." Heboh temannya yang bernama Lia.
"Iya umi, itu benar. Ini tuh bukan cuman urgent aja, tapi pake banget-banget." Heboh temannya yang lain.
"Iissshh... Lia, Arum, bisa diam dulu nggak? Berisik tau, biar aku aja yang ngomong." Tegur wanita yang satunya, sehingga membuat kedua temannya langsung kicep.
"Umi, umi tau nggak..."
"Nggak." Belum selesai temannya berbicara , gadis itu sudah memotongnya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments