"Bun, pulang yuuk...." Panggil Rendi, rasanya dia ingin segera pulang dan merebahkan tubuhnya dikasurnya yang empuk.
"Iya, entar." Balas Bunda sambil melirik Rendi, Rendi yang dilirik seperti itu oleh Bunda langsung kicep. Sedangkan Ayahnya sedang sibuk menerima telpon dari kliennya, jadi dia tidak bisa minta tolong pada Ayahnya.
"Makasih tante, eh maksud saya Bunda." Cengir gadis itu.
"Iya sayang, mmm boleh Bunda tanya sesuatu?" Tanya Bunda.
"Boleh Bunda, memangnya Bunda mau nanya apa?"
"Kenapa mama sama papa kamu nggak dateng?"
"Oh itu, mama sama papa lagi ada diluar negeri. Mereka lagi menemani kakek yang sedang berobat, sedangkan kakak saya lagi diluar kota. Itu sebabnya saya meminta bini saya yang datang."
"Oohh...Jadi yang dateng tadi itu bibi kamu, Bunda pikir dia ART kamu. Soalnya Bunda dengar dia panggil kamu nona."
"Hmm, sebenarnya Bi Runa memang ART di rumah, Bunda. Tapi saya dan keluarga udah nganggap Bi Runa kayak keluarga sendiri, Bi Runa udah kerja jadi ART dirumah sejak saya masih kecil. Luar dalamnya Bi Runa sudah saya tahu, itu sebabnya saya berani meminta Bi Runa menjadi wali saya untuk datang ke sini." Ucap gadis itu lagi sambil tersenyum, diam-diam Bunda mengagumi gadis itu. Ada perasaan nyaman dihati Bunda sejak bertemu gadis itu, terlebih gadis itu sangat sopan. Dan yang paling menarik perhatian Bunda Rendi adalah setiap kali gadis itu tersenyum, maka Bunda bisa melihat sepasang lesung pipit yang cantik diwajah putih dan mulus gadis itu. Gadis itu juga memiliki senyum yang manis.
"Bunda kenapa liatin saya seperti itu, apa ada yang salah diwajah saya?" Gadis itu merasa bingung, karena Bunda Rendi terus memandangnya.
"Tidak sayang, tidak ada yang salah sama kamu." Jawab Bunda dengan tersenyum. "Tadi waktu ku bilang bibi, Bunda pikir maksud kamu tante. Jadi Bunda salah paham tadi." Lanjut Bunda lagi, dan hanya dibalas senyuman oleh gadis itu. "Oh yah sayang, Bunda hampir lupa. Bunda belum tau nama kamu siapa?" Sebenarnya Rendi daritadi tidak begitu menyimak pembicaraan Bundanya dan gadis itu, tapi saat mendengar Bundanya menanyakan tentang nama gadis itu.Dia segera pasang telinga untuk mendengarnya, jujur saja, dia juga merasa penasaran dengan nama gadis itu. Gadis itupun tersenyum mendengar pertanyaan Bundanya Rendi, dan saat hendak menjawabnya...
"Nama saya..." Belum selesai gadis itu berbicara, Bunda Rendi sudah memotongnya.
"No sayang, jangan bilang saya. Pakai aku aja, jangan terlalu formal. Santai aja sayang, anggap aja, Bunda ini teman kamu." Ucap Bunda Rendi dengan tulus.
"Makasih Bunda." Balas gadis itu.
"Iya sayang sama-sama." Entah kenapa, Bunda merasa sangat nyaman bersama gadis itu. Gadis itu juga merasa sangat nyaman bersama dengan Bunda Rendi.
"Ckk, Bunda mulai lagi." Lagi-lagi Rendi mencebikkan bibirnya kesal, mendengar celotehan Bundanya kepada gadis itu.
"Jadi siapa nama kamu?" Tanya Bunda lagi.
"Nama aku..." Lagi-lagi ucapan gadis itu terpotong, saat Bi Runa tiba-tiba datang menghampirinya.
"Nona maaf, tapi sepertinya kita harus pulang sekarang!" Bi Runa menghampiri gadis itu, dan berbicara dengan nada panik.
"Bi Runa, ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya gadis itu bingung.
"Terjadi masalah dirumah nona, kita harus pulang sekarang." Tambah Bi Runa lagi, mendengar itu gadis itupun segera berpamitan kepada Bundanya Rendi.
"Bunda maaf, tapi aku harus pulang sekarang. Assalamualaikum Bunda." Pamit gadis itu.
" Waalaikum salam. Ta... Tapi, tunggu dulu. Nama kamu siapa? Kamu belum bilang sama Bunda nama kamu siapa." Panggil Bunda, tapi gadis itu sudah masuk kedalam taksi online yang sudah dipesan Bi Runa sebelumnya.
"Hhuuufffttt.... Gagal lagi." Rendi menghembuskan nafasnya dengan kesal, karena gagal lagi mengetahui nama gadis itu.
**************
"Astaga, kenapa bisa terjadi seperti ini?" Kaget gadis itu saat sampai di rumah dia melihat dapur di rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan masih banyak sisa asap, bekas kebakaran kecil yang terjadi di dapur beberapa saat yang lalu. "Ini dapurnya kok bisa kebakaran gini?" Tanya gadis itu lagi, karena orang-orang yang ditanya hanya diam saja. Namun yang ditanya masih pada diam, dan saling memandang.
"Mm... I.... itu non... Ini semua salah saya nona." Aku salah seorang pelayan.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Assalamualaikum para readers....
Maaf yah, kalau ceritanya agak berantakan 😅 Masih dalam tahap belajar dan belajar 😅😁
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yah 😁🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments