"Silahkan duduk Pak, Bu."
"Iya Pak, terima kasih." Orang tua Rendi pun duduk di sofa, dengan Rendi di tengah. Perasaan Rendi, jangan ditanya lagi. Sudah seperti mau pergi berperang, berdebar kencang, tapi setidaknya dia bisa sedikit bernafas lega karena Ayahnya tidak memarahinya atau memukulnya.
Tidak lama kemudian, wali gadis itupun datang. Setelah dipersilahkan masuk, orang itu pun duduk di sebelah gadis itu. Gadis itupun menggapai tangan orang itu dan menciumnya, orang itu bisa melihat ada kesedihan dan kecemasan di mata gadis itu. Dengan menggenggam tangan gadis itu, dia mendekat dan berbisik.
"Nona, apa nona baik-baik saja? Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanyanya penasaran.
"Saya nggak apa-apa Bi, Bibi tenang aja." Jawab gadis itu dengan senyumnya, dia tidak ingin membuat Bibinya khawatir. Atau lebih tepatnya pembantunya, tapi walaupun begitu, gadis itu sudah menganggapnya seperti keluarga. Dari dia kecil sampai sekarang, pembantunya itulah yang selalu menemaninya jika orang tuanya pergi untuk urusan bisnis. Namanya Bi Runa, dan gadis itu sangat menyayanginya, begitu pun sebaliknya.
"Baiklah, karena semuanya sudah datang, mari kita mulai pembicaraannya." Ucap Pak Kepsek.
"Maaf sebelumnya Pak, tapi ini sebenarnya ada apa yah? Kenapa saya dan istri saya dipanggil kesini. Apaa.... Anak saya membuat masalah?" Tanya Pak Renald, Ayahnya Rendi. Pak Kepsek mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan itu, dia pun melihat ke arah Rendi.
"Apaa... Rendi belum memberi tahu Bapak tentang perihal mengapa saya memintanya untuk memanggil Bapak dan Ibu ke sekolah malam-malam begini?" Pak Kepsek berkata seperti itu, karena sekarang memang sudah pukul 08:00 malam.
"Belum Pak, dia hanya meminta kami untuk datang ke sini tanpa memberitahu apa alasannya." Jawab Pak Renaldi, Rendi yang sedari tadi diam, hanya bisa menelan ludahnya kasar. Dia memang belum memberitahu orang tuanya tentang masalah yang menimpanya. "Biarlah mereka tau, saat sudah sampai." Begitulah pikirnya.
"Rendi, ada apa sebenarnya ini? Apa kamu sudah melakukan kesalahan?" Kali ini Bunda Rendi yang ikut bicara, namun yang ditanya hanya diam saja.
"Mohon maaf sebelumnya Pak, Bu. Sebenarnya saya meminta kalian hadir disini karena anak Bapak dan Ibu telah ketahuan berduaan dengan gadis ini, diruang olahraga. Dan menurut apa yang dilihat oleh saksi, mereka sedang melakukan perbuatan mesum." Pak Kepsek pun menjelaskannya sambil menunjuk gadis itu, sedangkan gadis itu hanya bisa menghela nafas dan memejamkan matanya. Dia sudah pasrah jika orang tua Rendi akan mencaci maki dirinya dan mengatainya sebagai perempuan tidak benar dan murahan karena sudah berduaan dengan yang bukan muhrimnya didalam sebuah ruangan tertutup.
****************
Gadis itu menghempaskan tubuhnya keatas kasurnya yang empuk. Dia merasa sangat lelah hari ini, tidak hanya badannya tapi juga hati dan pikirannya. Ini semua karena masalah kesalahpahaman yang terjadi beberapa jam yang lalu, pembicaraan yang terjadi di ruangan Pak Kepsek tadi masih terus berputar di otaknya dan terngiang di telinganya. Dia benar-benar tidak menyangka akan reaksi orang tua Rendi saat tahu permasalahannya, dia pikir mereka akan marah dan mencaci maki dirinya dan Rendi.
Tapi ternyata dugaannya salah, orang tua Rendi justru tidak percaya kalo dia dan Rendi sudah berbuat mesum. Mereka bahkan meminta Pak Kepsek untuk menyelidiki masalah ini sampai tuntas, apalagi saat mereka tau kalo rekaman CCTV dari siang sampai sore sudah dihapus.
"Anak saya dan gadis ini pasti sudah dijebak, tidak mungkin anak saya melakukan perbuatan buruk tersebut. Dan lagi gadis ini, saya tidak yakin, kalo dia akan melakukan perbuatan seperti itu. Melihat dari penampilannya saja, saya sudah bisa menebak, dia ini gadis baik-baik. Lagipula, senakal-nakalnya anak saya, dia tidak mungkin mengecewakan kedua orang tuanya apalagi sampai melakukan perbuatan mes*m." Tutur Bunda Rendi.
"Yang dikatakan oleh istri saya benar, anak saya dan gadis ini tidak mungkin melakukan perbuatan tidak senonoh seperti itu. Walaupun anak saya nakal, tapi saya percaya sama anak saya. Dia tidak mungkin merusak anak orang lain, ini semua pasti hanya salah paham saja." Bela Bapaknya Rendi.
"Saya harap juga begitu Pak, Bu. Sebenarnya saya juga tidak percaya kalo mereka sudah berbuat mes*m. Tapi mau bagaimana lagi, bukti-bukti yang ada seakan menunjukkan kalo mereka berdua ini memang melakukan perbuatan tidak senonoh di ruang olahraga." Gadis itu bisa melihat ada kekecewaan di mata Pak Kepsek, tapi bukti apa yang dimaksud beliau, gadis itupun juga tidak tau.
Dia hanya melihat Pak Bowo tadi memberikan hpnya pada Pak Kepsek, dan setelah itu raut wajah Pak Kepsek jadi berubah.
...****************...
Assalamualaikum para readers...☺️😁
Author balik lagi...☺️😊
Maaf yah, kalau ceritanya agak berantakan😅
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yah 😁🥰🥰 tiiinngggkkiiiuuuu semuuaaaa....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
jangan2.... ulah pak Bowo ini lagi...
2022-10-29
1