Pikiran halunya Rendi

"Lalu kenapa kamu tidak memakai sepatumu?" Tanya Pak Bowo pada gadis itu.

"Tadi cicaknya jatuh di sepatu saya Pak, makanya sepatunya saya buka. Dan tadi tidak sengaja kaki saya tersandung dikaki meja, makanya kaos kakinya saya buka, untuk melihat apa jari kaki saya lecet atau tidak." Jawab gadis itu dengan lebih tenang, atau lebih tepatnya berusaha untuk tetap tenang. Tidak seperti Rendi yang mulai panik. Pikirannya mulai melayang ke sinetron yang sering ditonton oleh Bundanya, ketika seorang wanita dan pria yang belum menikah ditemukan sedang berduaan didalam ruangan tertutup. Maka mereka akan digrebek warga dan diarak keliling kampung dengan membawa papan yang bertuliskan "Pasangan Mes*m". Rendi bergidik ngeri memikirkannya, dia tidak bisa membayangkan kalo hal seperti itu terjadi padanya dan gadis itu. Mau ditaro dimana mukanya, dan sudah dapat dipastikan, namanya akan dicoret dari kartu keluarga. Eh, tapi tunggu dulu. Kasusnya dengan gadis itu kan berbeda, mereka bukan pasangan mes*m. Tapi mereka hanya berada di tempat dan waktu yang salah.

"Baiklah kalo seperti itu, lalu apa kalian bisa menjelaskan, bagaimana kalian berdua bisa berada di ruangan ini?" Selidik Pak Bowo lagi.

"Kami tidak sengaja kekunci diruangan ini saat mengembalikan peralatan olahraga Pak." Kali ini gadis itu yang berbicara, karena sepertinya Rendi masih sibuk dengan pikiran halunya.

Terlihat Pak Bowo mengangguk-anggukkan kepalanya, dan seperti sedang berfikir. Rendi dan gadis itu pun saling bertukar pandang, Rendi pun memberi kode pada gadis itu menggunakan matanya. Seolah sedang bertanya "bagaimana ini" pada gadis itu. Dan hanya dibalas gadis itu dengan mengangkat kedua bahunya, tanda dia juga tidak tahu. Rendi yang melihatnya pun berdecak kesal.

"Nih cewek kok bisa-bisanya tenang-tenang aja disaat genting kayak gini, gue aja udah dag-dig-dug dari tadi. Gimana kalo Pak Bowo tidak percaya dengan cerita tadi, dan malah memanggil warga untuk menggrebek dan mengarak gue dan gadis ini di jalanan. Waahhh bisa amsyong gue, bisa digantung idup-idup gue ama bokap." Batin Rendi, Rendi menggeleng-gelengkan kepalanya memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya dan gadis itu.

"Jadi,kalian berdua kekunci diruangan ini?" Tanya Pak Bowo mencoba memastikan.

"Iya Pak." Jawab mereka bersamaan.

"Jadi, kalo kalian berdua memang kekunci diruangan ini, lalu bagaimana caranya saya bisa masuk kesini. Sedangkan saya tidak membawa kuncinya, karena kuncinya tertinggal dilaci meja saya. Lagipula, waktu saya masuk tadi, pintunya tidak terkunci. Sekarang, kalian mau bohong apalagi sama saya, hem?" Rendi yang mendengarnya langsung berdiri dan berjalan menuju meja Pak Bowo. Namun baru beberapa langkah, Pak Bowo sudah memangilnya kembali.

"Hey hey kamu, ckk... Sampai kapan kamu hanya akan memakai kolor saja, apa kamu tidak malu! Cepat pakai celana kamu kembali." Tegur Pak Bowo, Rendi pun segera menunduk ke bawah dan langsung nyengir kuda, saat baru sadar kalo dia belum memakai celananya.

"Eh, iya Pak. Maaf, lupa." Rendi pun segera mengambil celananya yang tergeletak tak berdaya di lantai, dan memakainya kembali. Setelah itu, dia pun kembali melanjutkan langkahnya ke meja Pak Bowo dan membuka laci mejanya. Untuk sepersekian detik, Rendi terpaku ditempatnya.

Plak

Rendi pun memukul jidatnya sendiri, saat melihat ada kunci ruangan itu didalam laci meja Pak Bowo.

"Kenapa gue nggak kepikiran coba buat nyari kunci cadangannya di sini. Hhuuufffttt....." Gumam Rendi, namun masih bisa didengar oleh Pak Bowo.

"Itu bukan kunci cadangan, kunci cadangannya di bawa sama Pak Beno, Satpam sekolah ini. Karena dia yang bertugas untuk mengunci seluruh ruangan di sekolah ini, jika semua murid sudah pulang." Terang Pak Bowo.

"Tapi masa sih Pak pintunya nggak kekunci?" Kini giliran gadis itu yang bertanya.

"Kamu tidak percaya sama saya?"

"Bukannya begitu Pak, tapi tadi pintunya emang ke kunci dan nggak bisa dibuka. Kalau soal kunci yang ada di laci meja, kami beneran nggak tau sama sekali. Kalau kami tau, kami sudah buka pintunya dari tadi. Asal bapak tau saja, kami sudah ke kunci disini selama 2 jam lebih. Dan soal cerita cowok tadi, itu semua benar. Jadi, sekarang terserah bapak, mau percaya atau tidak. Yang jelas kami tidak salah, apalagi sampai berbuat mes*m. Saya kenal dia aja enggak Pak, namanya aja saya baru tau tadi. Jadi nggak masuk akal aja, kalo tiba-tiba saya berbuat mes*m sama dia. Bapak kenal kan sama saya, saya ini bukan tipe orang yang mudah dekat-dekatan sama yang bukan muhrim, apalagi yang baru saya kenal. Jadi, tolong bapak percaya sama saya. Ini semua hanyalah kesalahpahaman." Ucap gadis itu panjang lebar, Rendi saja sampai menganga mendengarnya. Dia pikir gadis itu nggak bisa ngomong panjang lebar, karena dari tadi bicaranya singkat mulu.

"Eh tunggu, dia panggil gue apa tadi "Cowok tadi". Ckk, nama gue tuh Rendi emang nama gue susah banget yah buat disebut." Gerutu Rendi, tapi sejurus kemudian dia seperti mendapat angin segar saat melihat Pak Bowo manggut-manggut sambil berpikir. "Sepertinya Pak Bowo percaya sama cerita gadis itu, baguslah. Jadi kesalahpahaman ini bisa segera berakhir." Batin Rendi, dia pun tersenyum senang karena merasa akan segera terbebas dari masalah ini. Tapi ternyata dugaannya salah.

"Mungkin yang kamu katakan benar, tapi tetap saja. Saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri untuk masalah ini, saya akan menelpon dan memberi tahu Pak Kepsek, tentang masalah ini. Biar beliau yang memutuskan kalian bersalah atau tidak." Setelah berkata seperti itu, Pak Bowo pun segera menelpon Pak Kepsek.

"Hey, gimana nih?" Rendi pun segera menghampiri gadis itu, dan berharap gadis itu memiliki solusi untuk masalah mereka saat ini. Dia benar-benar merasa sudah di PHP dengan sikap Pak Bowo tadi.

"Nggak tau, yang jelas aku dah ngasih tau semuanya sama Pak Bowo. Jadi, sekarang kamu berdoa aja, agar semuanya percaya kalo kita tidak salah. Dan semua masalah ini bisa selesai." Gadis itu masih berbicara dengan tenang, dan tanpa melihat ke arah Rendi.

"Astaga... Anak ini benar-benar, bisa-bisanya dia masih bisa bersikap tenang-tenang aja. Apa dia tak tau, masalah besar apa yang akan kita hadapi jika Pak Kepsek dan orang tua kita tau tentang masalah ini. Syukur-syukur kalo mereka percaya, kalo nggak gimana?" Rendi memijit kepalanya yang mulai terasa pening, karena masalah ini.

Terpopuler

Comments

jhon teyeng

jhon teyeng

ah laki2 kok gampang panik,

2023-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 SAH!!!
2 Masih diruang olahraga
3 Gara-gara Cicak
4 Cicak Mes*m
5 Salah Paham
6 Pikiran halunya Rendi
7 Di ruangan Pak Kepsek
8 Orang tua Rendi datang
9 Bukti?
10 Kalau saja.....
11 Masalahnya sudah selesai?
12 Gagal lagi
13 Kebakaran di dapur
14 Diantar Pak Min
15 Apa yang terjadi?
16 Dihina dan direndahkan
17 Foto di Mading Sekolah
18 Masih karena foto di Mading
19 Keputusan diskusi
20 "Aku akan menikahimu."
21 GACAK
22 Detik-detik Ijab Kabul
23 Nasehat dari orang tua Mitha
24 SAH???
25 Syarat dari kakaknya Mitha
26 Akhirnya sah juga
27 Adegan sesi foto
28 Ci*man berdarah dari Mitha
29 Cuman Cantik KW
30 Jowir
31 Tidak bisa tidur
32 Berangkat bareng
33 Nafkah dari Rendi
34 Cowok cerewet
35 Bertahan dengan pacar
36 Kehebohan para sahabat Mitha
37 Lia kenapa???
38 Reno lagi mode angry birds
39 Pulang bareng
40 Pulang bareng 2
41 Pergi kerumah Rendi
42 Semur jengkol
43 Ketumpahan jus jeruk
44 Rendi ingin menjemput pacarnya
45 Sikap kasar Rendi
46 Ditinggal dipinggir jalan
47 Ketemu anak geng motor
48 Siapa yang nolongin Mitha?
49 Dendam itu penyakit
50 Akhirnya sampai rumah juga
51 Pingsan
52 Jemput pacar bukan istri
53 Mahar 500 ribu
54 Foto di dompet Mitha
55 Nyamuk oh nyamuk
56 Diobatin Mitha
57 Dilapangan
58 Playboy cap cicak
59 Masih dilapangan
60 Gengsi
61 Siapa pria itu?
62 Siapa Umi?
63 Sukanya paha bukan sayap
64 Di taman belakang sekolah
65 Abi tau Rendi playboy
66 Satu aja udah bikin pusing
67 "Berharap dicium yah?"
68 Arti dari cemburu
69 Kerikil kecil
70 Tunggu saja tanggal mainnya
71 Berangkat bareng Abi
72 Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73 Berantem dan ketahuan.
74 Detik-detik...
75 Ditemplokin Kursi
76 Kejadian memalukan dikelas
77 Cowok macha
78 Hukuman dari Pak Doni
79 "Saya malu Paaakkk..."
80 Drama Rendi
81 Menjalankan hukuman
82 Ingin mulai mendekatkan diri
83 Permintaan maaf Sasya
84 Mencari tahu sang pelaku
85 Kecewa
86 Kecewa
87 Pacar baru
88 Pergi ke rumah Rendi
89 Pingsan
90 Cas hp
91 Mitha mati?
92 Anak konglomerat?
93 Curhat
94 Terciduk
95 Tidur Sekamar
96 Dikamar Mitha
97 Khilaf
98 Bekal
99 Bahan taruhan
100 Perkara upacara
101 Ketahuan
102 Di UKS
103 Ternyata...
104 Makan diluar
105 Di bioskop
106 Kecewa
107 Tidak sengaja bertemu
108 Kekaguman Bastian
109 Lebih manis dari es krim
110 Maaf
111 Rencana makan malam.
112 Cemburu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
SAH!!!
2
Masih diruang olahraga
3
Gara-gara Cicak
4
Cicak Mes*m
5
Salah Paham
6
Pikiran halunya Rendi
7
Di ruangan Pak Kepsek
8
Orang tua Rendi datang
9
Bukti?
10
Kalau saja.....
11
Masalahnya sudah selesai?
12
Gagal lagi
13
Kebakaran di dapur
14
Diantar Pak Min
15
Apa yang terjadi?
16
Dihina dan direndahkan
17
Foto di Mading Sekolah
18
Masih karena foto di Mading
19
Keputusan diskusi
20
"Aku akan menikahimu."
21
GACAK
22
Detik-detik Ijab Kabul
23
Nasehat dari orang tua Mitha
24
SAH???
25
Syarat dari kakaknya Mitha
26
Akhirnya sah juga
27
Adegan sesi foto
28
Ci*man berdarah dari Mitha
29
Cuman Cantik KW
30
Jowir
31
Tidak bisa tidur
32
Berangkat bareng
33
Nafkah dari Rendi
34
Cowok cerewet
35
Bertahan dengan pacar
36
Kehebohan para sahabat Mitha
37
Lia kenapa???
38
Reno lagi mode angry birds
39
Pulang bareng
40
Pulang bareng 2
41
Pergi kerumah Rendi
42
Semur jengkol
43
Ketumpahan jus jeruk
44
Rendi ingin menjemput pacarnya
45
Sikap kasar Rendi
46
Ditinggal dipinggir jalan
47
Ketemu anak geng motor
48
Siapa yang nolongin Mitha?
49
Dendam itu penyakit
50
Akhirnya sampai rumah juga
51
Pingsan
52
Jemput pacar bukan istri
53
Mahar 500 ribu
54
Foto di dompet Mitha
55
Nyamuk oh nyamuk
56
Diobatin Mitha
57
Dilapangan
58
Playboy cap cicak
59
Masih dilapangan
60
Gengsi
61
Siapa pria itu?
62
Siapa Umi?
63
Sukanya paha bukan sayap
64
Di taman belakang sekolah
65
Abi tau Rendi playboy
66
Satu aja udah bikin pusing
67
"Berharap dicium yah?"
68
Arti dari cemburu
69
Kerikil kecil
70
Tunggu saja tanggal mainnya
71
Berangkat bareng Abi
72
Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73
Berantem dan ketahuan.
74
Detik-detik...
75
Ditemplokin Kursi
76
Kejadian memalukan dikelas
77
Cowok macha
78
Hukuman dari Pak Doni
79
"Saya malu Paaakkk..."
80
Drama Rendi
81
Menjalankan hukuman
82
Ingin mulai mendekatkan diri
83
Permintaan maaf Sasya
84
Mencari tahu sang pelaku
85
Kecewa
86
Kecewa
87
Pacar baru
88
Pergi ke rumah Rendi
89
Pingsan
90
Cas hp
91
Mitha mati?
92
Anak konglomerat?
93
Curhat
94
Terciduk
95
Tidur Sekamar
96
Dikamar Mitha
97
Khilaf
98
Bekal
99
Bahan taruhan
100
Perkara upacara
101
Ketahuan
102
Di UKS
103
Ternyata...
104
Makan diluar
105
Di bioskop
106
Kecewa
107
Tidak sengaja bertemu
108
Kekaguman Bastian
109
Lebih manis dari es krim
110
Maaf
111
Rencana makan malam.
112
Cemburu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!