Cicak Mes*m

"OGAH!" Tolak gadis itu cepat, Rendi pun mengibas-ngibaskan bajunya ke udara, namun dia tidak melihat cicaknya sama sekali.

"Nih cicak ke mana sih, apa udah jatuh yah?" Rendi pun mencari-cari cicaknya dilantai, namun tidak kunjung menemukannya, sehingga membuat Rendi jadi kebingungan.

"Loh, kok nggak ada. Jangan-jangan cicaknya masih nempel lagi di badan gue." Panik Rendi. "Woii... Bantuin gue dong, jangan diem aja disitu. Liatin nih di punggung gue ada cicaknya apa enggak?"

"Nggak mau! Kita itu bukan muhrim, nggak pantes kalau aku ngeliat-ngeliat badan kamu. Nanti dosa." Tolak gadis itu, masih dengan setia menutup matanya dan membelakangi Rendi.

Rendi yang mendengarnya pun berdecak kesal. "Ckk,, yang nyuruh lo buat ngeliat-ngeliat badan gue siapa, gue tuh cuman minta lo buat ngeliat cicaknya, masih ada atau nggak."

"Sama aja, ujung-ujungnya aku tetap ngeliatin badan kamu." Gadis itu masih tetap kekeh dengan keputusannya.

"Yaudahlah terserah lo aja, lagian ini seharusnya jadi tanggung jawab lo. Kalau bukan karena lo yang ngelempar cicaknya ke gue, itu cicak nggak bakalan nangkring didalam baju gue." Kesal Rendi.

"Ya maaf, itu kan nggak disengaja. Tadi itu aku refleks aja ngelempar cicaknya karena kaget, lagian mana aku tau kalau kamu lagi ada didepanku sambil nunduk kayak tadi." Bela gadis itu, karena tidak terima disalahkan. Rendi pun hanya bisa menghela nafas mendengar kata-kata gadis itu, dia pun menjangkau dan meraba-raba punggungnya.

"Kayaknya cicaknya udah nggak ada deh." Ucap Rendi setelah memeriksa punggungnya.

"Ya udah kalau gitu, buruan pake gih cepetan bajunya. Cape tau kayak gini." Ucap gadis itu, karena sudah mulai pegal menutup matanya.

"Iya, bawel. Lagian seharusnya tuh lo bersyukur, bisa dapat kesempatan buat ngeliat badan gue yang atletis ini. Diluar sana, cewek-cewek pada ngarep bisa ngeliatin badan gue yang keren ini." Ucap Rendi dengan pedenya.

"Sayangnya, aku nggak termasuk tuh, dalam cewek-cewek itu." Rendi pun tidak membalasnya lagi, dan lebih memilih menggunakan bajunya kembali. Walau pun dia masih heran, kemana cicak itu pergi.

"Udah belum? Pakai baju aja lama banget."

"Udah."

"Nah gitu kan enak diliatnya." Ucap gadis itu saat membalikkan badannya.

"Tapi gue penasaran, kira-kira cicaknya kemana yah? Kok tiba-tiba ngilang." Namun hanya dibalas gadis itu dengan mengangkat kedua bahunya. Namun tiba-tiba gadis itu kembali membelalakkan matanya sembari menunjuk kearah celana Rendi.

"I... i...itu apaan didalam celana kamu, kok gerak-gerak." Tunjuk gadis itu pada celana Rendi, Rendi pun menunduk untuk melihat celananya. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat ada yang bergerak-gerak di dalam celananya.

"Huaaaa.... aaaa... apaan nih...." Teriak Rendi, panik. Dia pun menengok kedalam celananya, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat si cicak sedang nangkring dengan santuynya didalam celananya.

Dalam keadaan panik pun, Rendi menggoyang-goyangkan celananya agar si cicak bisa lepas dari celananya. Tapi sayangnya cicak itu tidak mau lepas juga, padahal dia sudah loncat-loncat dan jingkrak-jingkrak nggak jelas. Tapi si cicak tetap menempel dengan nyamannya didalam celana Rendi, membuat Rendi putus asa dan nekat membuka celananya. Dia sudah tidak perduli kalo gadis itu melihatnya, toh dia masih memakai kolor.

"Aaaaa....aaaa.... Dasar cowok mes*m..." Teriak gadis itu saat melihat Rendi membuka celananya, spontan dia membalikkan badannya.

"Sembarangan lo ngatain gue mes*m, yang mes*m tuh cicaknya. Masuk kedalam celana gue tanpa ijin, udah gitu nggak mau lepas-lepas lagi. Jadi gue terpaksa buka celana, daripada nanti dia ngajakin junior gue kenalan, kan gawat. Masih mending kalo cuman ngajakin kenalan, kalo dia ngasih cip*kan mesranya sama junior gue gimana. Bisa amsyong masa depan gue." Bela Rendi, sambil membuka sepatunya dan melemparnya asal. Karena dia kesusahan membuka celananya jika masih memakai sepatu, setelah berhasil membuka celananya, Rendi pun mengibas-ngibaskan celananya ke udara. Tapi dasar cicaknya yang nakal, bukannya jatuh kelantai, cicak itu malah merayap ke tangan Rendi. Sehingga membuatnya berteriak dan melempar cicaknya beserta celana yang sedang dipegangnya.

Dan ajaibnya, celana beserta cicak itu malah mendarat tepat disepatu gadis itu. Sehingga membuat gadis itu berteriak kaget, bukan hanya karena si cicak jatuh di sepatunya. Tapi juga karena celana Rendi ikutan nemplok di sepatunya.

"Aaaaa.... Kenapa ngelemparnya kesini sih? Ini juga celananya kenapa belom dipake." Sewot gadis itu, dia pun membuka sepatunya dan melemparnya asal. Setelah itu dia pun berlari kedepan sofa panjang yang diduduki oleh Rendi tadi, tentunya masih dengan menutup mata. Dan membuatnya harus merasakan nikmatnya rasa sakit saat kakinya tidak sengaja membentur kaki meja.

"Aaaaauuuwwww..... Sakiiittt...." Keluhnya sambil menunduk dan mengelus kakinya yang sakit. Dia pun membuka kaus kakinya untuk melihat apa jari kakinya lecet. Sedangkan Rendi segera mengambil celananya, dan diapun mendapati si cicak yang sudah tergeletak tak berdaya. Dengan buntung yang sudah hilang entah kemana.

"Akhirnya ketangkep juga nih cicak, tapi kok nggak gerak? Jangan-jangan nih cicak udah mati." Ucap Rendi dengan menggoyang-goyangkan cicaknya. "Wah beneran nih, cicaknya kayaknya dah mati. Nah, lo tanggung jawab. Nih cicakkan mati habis lo lempar." Goda Rendi.

"Ckk, mending kamu segera buang cicaknya deh. Sebelum tuh cicak bikin huru-hara lagi." Balas gadis itu.

"Tenang aja, cicaknya udah mati."

"Iiiissshhhh... Nggak usah sok tau, bisa aja tuh cicak cuman pura-pura mati."

"Masa sih? Ya udahlah, enaknya nih cicak di buang dimana yah?"

"Dibuang situ aja!" Tunjuk gadis itu pada tempat sampah yang ada di samping sofa tempatnya duduk. Dia sendiri masih sibuk mengelus-elus jari kakinya yang masih terasa nyeri, tentunya dengan posisi duduk membelakangi Rendi.

Sedangkan Rendi dengan santainya berjalan membuang cicak itu ketempat sampah yang ditunjuk gadis itu.

"Astaghfirullah haladzim.... Mataku jadi tercemar lagi... Mang nggak bisa yah, celananya dipake dulu." Kesel gadis itu dengan menutup kedua matanya menggunakan tangan.

"Ckk, nggak usah lebay deh. Gue masih pakai kolor kali." Rendi pun membuang cicaknya ketempat sampah, sedangkan celananya masih ditenteng di tangan. Saat Rendi berbalik, dia melihat gadis itu masih saja menutup matanya. Tiba-tiba muncul ide jahil dikepalanya untuk menjahili gadis itu, tapi sayang sungguh sayang, saat hendak melangkah, Rendi tidak sengaja menginjak kaus kaki gadis itu. Sehingga membuatnya terpeleset dan jatuh terhuyung kedepan, tepat dimana gadis itu berada.

"Aaaawwwaassss....." Teriak Rendi, sehingga membuat gadis itu kaget, dan refleks membuka matanya. Dan dia lebih kaget lagi saat membuka matanya, dia melihat Rendi akan jatuh tepat kearahnya. Dan brruuugghhh.... Dan tepat bersamaan disaat itu, tiba-tiba ada yang membuka pintu.

Ceklek...

...****************...

Episodes
1 SAH!!!
2 Masih diruang olahraga
3 Gara-gara Cicak
4 Cicak Mes*m
5 Salah Paham
6 Pikiran halunya Rendi
7 Di ruangan Pak Kepsek
8 Orang tua Rendi datang
9 Bukti?
10 Kalau saja.....
11 Masalahnya sudah selesai?
12 Gagal lagi
13 Kebakaran di dapur
14 Diantar Pak Min
15 Apa yang terjadi?
16 Dihina dan direndahkan
17 Foto di Mading Sekolah
18 Masih karena foto di Mading
19 Keputusan diskusi
20 "Aku akan menikahimu."
21 GACAK
22 Detik-detik Ijab Kabul
23 Nasehat dari orang tua Mitha
24 SAH???
25 Syarat dari kakaknya Mitha
26 Akhirnya sah juga
27 Adegan sesi foto
28 Ci*man berdarah dari Mitha
29 Cuman Cantik KW
30 Jowir
31 Tidak bisa tidur
32 Berangkat bareng
33 Nafkah dari Rendi
34 Cowok cerewet
35 Bertahan dengan pacar
36 Kehebohan para sahabat Mitha
37 Lia kenapa???
38 Reno lagi mode angry birds
39 Pulang bareng
40 Pulang bareng 2
41 Pergi kerumah Rendi
42 Semur jengkol
43 Ketumpahan jus jeruk
44 Rendi ingin menjemput pacarnya
45 Sikap kasar Rendi
46 Ditinggal dipinggir jalan
47 Ketemu anak geng motor
48 Siapa yang nolongin Mitha?
49 Dendam itu penyakit
50 Akhirnya sampai rumah juga
51 Pingsan
52 Jemput pacar bukan istri
53 Mahar 500 ribu
54 Foto di dompet Mitha
55 Nyamuk oh nyamuk
56 Diobatin Mitha
57 Dilapangan
58 Playboy cap cicak
59 Masih dilapangan
60 Gengsi
61 Siapa pria itu?
62 Siapa Umi?
63 Sukanya paha bukan sayap
64 Di taman belakang sekolah
65 Abi tau Rendi playboy
66 Satu aja udah bikin pusing
67 "Berharap dicium yah?"
68 Arti dari cemburu
69 Kerikil kecil
70 Tunggu saja tanggal mainnya
71 Berangkat bareng Abi
72 Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73 Berantem dan ketahuan.
74 Detik-detik...
75 Ditemplokin Kursi
76 Kejadian memalukan dikelas
77 Cowok macha
78 Hukuman dari Pak Doni
79 "Saya malu Paaakkk..."
80 Drama Rendi
81 Menjalankan hukuman
82 Ingin mulai mendekatkan diri
83 Permintaan maaf Sasya
84 Mencari tahu sang pelaku
85 Kecewa
86 Kecewa
87 Pacar baru
88 Pergi ke rumah Rendi
89 Pingsan
90 Cas hp
91 Mitha mati?
92 Anak konglomerat?
93 Curhat
94 Terciduk
95 Tidur Sekamar
96 Dikamar Mitha
97 Khilaf
98 Bekal
99 Bahan taruhan
100 Perkara upacara
101 Ketahuan
102 Di UKS
103 Ternyata...
104 Makan diluar
105 Di bioskop
106 Kecewa
107 Tidak sengaja bertemu
108 Kekaguman Bastian
109 Lebih manis dari es krim
110 Maaf
111 Rencana makan malam.
112 Cemburu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
SAH!!!
2
Masih diruang olahraga
3
Gara-gara Cicak
4
Cicak Mes*m
5
Salah Paham
6
Pikiran halunya Rendi
7
Di ruangan Pak Kepsek
8
Orang tua Rendi datang
9
Bukti?
10
Kalau saja.....
11
Masalahnya sudah selesai?
12
Gagal lagi
13
Kebakaran di dapur
14
Diantar Pak Min
15
Apa yang terjadi?
16
Dihina dan direndahkan
17
Foto di Mading Sekolah
18
Masih karena foto di Mading
19
Keputusan diskusi
20
"Aku akan menikahimu."
21
GACAK
22
Detik-detik Ijab Kabul
23
Nasehat dari orang tua Mitha
24
SAH???
25
Syarat dari kakaknya Mitha
26
Akhirnya sah juga
27
Adegan sesi foto
28
Ci*man berdarah dari Mitha
29
Cuman Cantik KW
30
Jowir
31
Tidak bisa tidur
32
Berangkat bareng
33
Nafkah dari Rendi
34
Cowok cerewet
35
Bertahan dengan pacar
36
Kehebohan para sahabat Mitha
37
Lia kenapa???
38
Reno lagi mode angry birds
39
Pulang bareng
40
Pulang bareng 2
41
Pergi kerumah Rendi
42
Semur jengkol
43
Ketumpahan jus jeruk
44
Rendi ingin menjemput pacarnya
45
Sikap kasar Rendi
46
Ditinggal dipinggir jalan
47
Ketemu anak geng motor
48
Siapa yang nolongin Mitha?
49
Dendam itu penyakit
50
Akhirnya sampai rumah juga
51
Pingsan
52
Jemput pacar bukan istri
53
Mahar 500 ribu
54
Foto di dompet Mitha
55
Nyamuk oh nyamuk
56
Diobatin Mitha
57
Dilapangan
58
Playboy cap cicak
59
Masih dilapangan
60
Gengsi
61
Siapa pria itu?
62
Siapa Umi?
63
Sukanya paha bukan sayap
64
Di taman belakang sekolah
65
Abi tau Rendi playboy
66
Satu aja udah bikin pusing
67
"Berharap dicium yah?"
68
Arti dari cemburu
69
Kerikil kecil
70
Tunggu saja tanggal mainnya
71
Berangkat bareng Abi
72
Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73
Berantem dan ketahuan.
74
Detik-detik...
75
Ditemplokin Kursi
76
Kejadian memalukan dikelas
77
Cowok macha
78
Hukuman dari Pak Doni
79
"Saya malu Paaakkk..."
80
Drama Rendi
81
Menjalankan hukuman
82
Ingin mulai mendekatkan diri
83
Permintaan maaf Sasya
84
Mencari tahu sang pelaku
85
Kecewa
86
Kecewa
87
Pacar baru
88
Pergi ke rumah Rendi
89
Pingsan
90
Cas hp
91
Mitha mati?
92
Anak konglomerat?
93
Curhat
94
Terciduk
95
Tidur Sekamar
96
Dikamar Mitha
97
Khilaf
98
Bekal
99
Bahan taruhan
100
Perkara upacara
101
Ketahuan
102
Di UKS
103
Ternyata...
104
Makan diluar
105
Di bioskop
106
Kecewa
107
Tidak sengaja bertemu
108
Kekaguman Bastian
109
Lebih manis dari es krim
110
Maaf
111
Rencana makan malam.
112
Cemburu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!