Masih diruang olahraga

"Ini cewek rese juga, lama-lama sama dia bisa bikin darah tinggi." Batin Rendi. "Kok nggak bisa, pulsanya abis yah?" Tanya Rendi ketika gagal menghubungi temannya.

"Masa sih, perasaan tadi pagi masih ada, coba dicek."

"Ckk, ini yang lo bilang masih ada." Ucap Rendi sambil menunjukkan ponsel itu ada didepan yang empunya.

"Hah, tinggal 150 rupiah, kok bisa." Kaget gadis itu, saat melihat pulsanya tinggal kurang dari 500 perak.

"Ya mana gue tau, ini kan ponsel lo."

"Sini coba liat." Gadis itupun mengambil ponselnya dan melihat panggilan keluar. " Pantes aja abis, dipakai telponan sama tuh anak pasti."

"Anak siapa?"

"Itu teman aku, tadi pinjem hp, katanya mau telfon mamanya bentar karena hpx lowbat. Tapi malah dipakai hampir 2 jam'an, telpon siapa sih tuh anak mang nggak panas apa kupingnya telponan selama itu." Gumam gadis itu.

"Mang lo nggak liat waktu dia pakai." Tanya Rendi dan dibalas gelengan kepala oleh gadis itu.

"Tadi setelah ngasih dia hp, aku keruang OSIS. Makanya nggak liat, maaf yah hpnya jadi nggak bisa dipake."

"Mang lo nggak punya kuota internetan yah?"

"Nggak punya, abis juga."

"Hari gini, nggak punya kuota, hah?"

"Nggak sempet beli, mang penting banget gitu."

"Wah nih cewek pasti dari keluarga kurang mampu, pulsa sama kuota nggak punya, hpnya juga jadul banget. Tapi kok dia bisa sekolah disini, inikan sekolah elit. Pasti biaya sekolah disini mahal, hah, pasti murid beasiswa." Batin Rendi lagi.

"Lo pasti murid beasiswa kan?"

"Iya, mangnya kenapa?"

"Udah gue duga." Gumam Rendi namun masih bisa didengar gadis itu.

"Duga apa?"

"Hemm,, nggak, bukan apa-apa."

"Jadi, sekarang gimana caranya buat kita keluar dari sini?" Tanya gadis itu, dan hanya dibalas Rendi dengan mengangkat kedua bahunya dan berjalan menuju sofa yang ada diruangan tersebut. "Mana gue tau, lo berdoa aja, supaya ada orang yang ngebukain pintunya buat kita." Ujar Rendi sambil mendaratkan bokongnya disofa.

"Hhuuufffttt....." Gadis itu hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban Rendi, dia benar-benar bingung memikirkan cara untuk keluar dari ruangan itu. Apalagi dia hanya berdua saja dengan laki-laki yang tidak dikenalnya, dan itu membuatnya semakin merasa tidak nyaman berada di ruangan itu.

Melihat gadis itu hanya berdiri saja didekat pintu, Rendi pun menyuruhnya untuk duduk di sofa depannya.

"Duduk, jangan berdiri terus. Mang nggak capek berdiri terus disitu." Namun gadis itu tidak mendengarkan Rendi dan tetap berdiri di tempatnya, Rendi yang melihatnya berpikir kalo gadis itu mungkin tidak merasa nyaman duduk di dekatnya.

"Duduk, nanti kaki lo kram kalau berdiri terus disitu."

"Nggak makasih."

"Lo tuh udah berdiri hampir setengah jam tau disitu, gue aja yang ngeliatnya pegel, duduk gih. Risih tau ngeliat lo berdiri terus disitu." Ucap Rendi pada gadis itu, namun gadis itu masih bergeming dan memilih mengabaikan Rendi. Sehingga membuat Rendi berdecak kecal.

"Ckk, lo tuh denger nggak sih gue ngomong." Lanjut Rendi lagi. "Berasa ngomong ama tembok gue." Kesel Rendi, karena gadis itu masih saja mengabaikannya.

"Hhuuufffttt...." Rendi bisa mendengar gadis itu menghela nafas kasar, namun setelah itu dia melihat gadis itu beranjak untuk duduk di sofa depan Rendi.

Rendi yang melihatnya tersenyum simpul, akhirnya dia berhasil membujuk gadis itu untuk duduk. Bukannya apa-apa, dia hanya merasa tidak nyaman melihat gadis itu terus berdiri di dekat pintu, sedangkan dia duduk anteng disofa.

"Daritadi kek, mang kaki lo nggak pegel apa berdiri terus disitu. "Rendi mencoba untuk berbasa-basi dengan gadis itu.

"Biasa aja." Balas gadis itu dengan singkat.

"Ini cewek irit banget sih ngomongnya." Batin Rendi. Cukup lama mereka terdiam dengan pikiran masing-masing, Rendi diam-diam memperhatikan penampilan gadis itu. Gadis berhijab dengan penampilan sederhana, dan tak lupa kacamata bulat yang selalu menghiasi wajahnya.

Rendi melirik tas dan sepatu gadis itu, sangat sederhana, tidak kekinian apalagi merk branded. Gadis itu bahkan tidak menggunakan jam tangan atau aksesoris lainnya, tidak seperti gadis lainnya yang ada di sekolah itu. Dua kata dari Rendi untuk gadis itu, sederhana dan cupu. Rendi bisa tau hanya dari melihat penampilan gadis itu, kalau gadis itu pasti seorang kutu buku. Dan sepertinya gadis itu tau kalau Rendi sedang memperhatikannya.

"Ngapain liat-liat?" Tanyanya datar.

"Nggak usah ge'er, gue cuman pengen liat tagename lo. Tapi ketutup sama kerudung lo." Alibi Rendi. "Oh yah, kita belum kenalan. Kenalin nama gue Rendi, nama lo siapa?" Rendi menjulurkan tangannya didepan gadis itu, satu detik, dua detik, tiga detik. Tangan Rendi sudah mulai pegal, tapi gadis itu masih belum membalas jabat tangannya. Jangankan menjabat tangannya, meliriknya saja tidak.

...****************...

Terpopuler

Comments

Umaymay Sifa

Umaymay Sifa

kasihan di cuekin🤣🤣

2022-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 SAH!!!
2 Masih diruang olahraga
3 Gara-gara Cicak
4 Cicak Mes*m
5 Salah Paham
6 Pikiran halunya Rendi
7 Di ruangan Pak Kepsek
8 Orang tua Rendi datang
9 Bukti?
10 Kalau saja.....
11 Masalahnya sudah selesai?
12 Gagal lagi
13 Kebakaran di dapur
14 Diantar Pak Min
15 Apa yang terjadi?
16 Dihina dan direndahkan
17 Foto di Mading Sekolah
18 Masih karena foto di Mading
19 Keputusan diskusi
20 "Aku akan menikahimu."
21 GACAK
22 Detik-detik Ijab Kabul
23 Nasehat dari orang tua Mitha
24 SAH???
25 Syarat dari kakaknya Mitha
26 Akhirnya sah juga
27 Adegan sesi foto
28 Ci*man berdarah dari Mitha
29 Cuman Cantik KW
30 Jowir
31 Tidak bisa tidur
32 Berangkat bareng
33 Nafkah dari Rendi
34 Cowok cerewet
35 Bertahan dengan pacar
36 Kehebohan para sahabat Mitha
37 Lia kenapa???
38 Reno lagi mode angry birds
39 Pulang bareng
40 Pulang bareng 2
41 Pergi kerumah Rendi
42 Semur jengkol
43 Ketumpahan jus jeruk
44 Rendi ingin menjemput pacarnya
45 Sikap kasar Rendi
46 Ditinggal dipinggir jalan
47 Ketemu anak geng motor
48 Siapa yang nolongin Mitha?
49 Dendam itu penyakit
50 Akhirnya sampai rumah juga
51 Pingsan
52 Jemput pacar bukan istri
53 Mahar 500 ribu
54 Foto di dompet Mitha
55 Nyamuk oh nyamuk
56 Diobatin Mitha
57 Dilapangan
58 Playboy cap cicak
59 Masih dilapangan
60 Gengsi
61 Siapa pria itu?
62 Siapa Umi?
63 Sukanya paha bukan sayap
64 Di taman belakang sekolah
65 Abi tau Rendi playboy
66 Satu aja udah bikin pusing
67 "Berharap dicium yah?"
68 Arti dari cemburu
69 Kerikil kecil
70 Tunggu saja tanggal mainnya
71 Berangkat bareng Abi
72 Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73 Berantem dan ketahuan.
74 Detik-detik...
75 Ditemplokin Kursi
76 Kejadian memalukan dikelas
77 Cowok macha
78 Hukuman dari Pak Doni
79 "Saya malu Paaakkk..."
80 Drama Rendi
81 Menjalankan hukuman
82 Ingin mulai mendekatkan diri
83 Permintaan maaf Sasya
84 Mencari tahu sang pelaku
85 Kecewa
86 Kecewa
87 Pacar baru
88 Pergi ke rumah Rendi
89 Pingsan
90 Cas hp
91 Mitha mati?
92 Anak konglomerat?
93 Curhat
94 Terciduk
95 Tidur Sekamar
96 Dikamar Mitha
97 Khilaf
98 Bekal
99 Bahan taruhan
100 Perkara upacara
101 Ketahuan
102 Di UKS
103 Ternyata...
104 Makan diluar
105 Di bioskop
106 Kecewa
107 Tidak sengaja bertemu
108 Kekaguman Bastian
109 Lebih manis dari es krim
110 Maaf
111 Rencana makan malam.
112 Cemburu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
SAH!!!
2
Masih diruang olahraga
3
Gara-gara Cicak
4
Cicak Mes*m
5
Salah Paham
6
Pikiran halunya Rendi
7
Di ruangan Pak Kepsek
8
Orang tua Rendi datang
9
Bukti?
10
Kalau saja.....
11
Masalahnya sudah selesai?
12
Gagal lagi
13
Kebakaran di dapur
14
Diantar Pak Min
15
Apa yang terjadi?
16
Dihina dan direndahkan
17
Foto di Mading Sekolah
18
Masih karena foto di Mading
19
Keputusan diskusi
20
"Aku akan menikahimu."
21
GACAK
22
Detik-detik Ijab Kabul
23
Nasehat dari orang tua Mitha
24
SAH???
25
Syarat dari kakaknya Mitha
26
Akhirnya sah juga
27
Adegan sesi foto
28
Ci*man berdarah dari Mitha
29
Cuman Cantik KW
30
Jowir
31
Tidak bisa tidur
32
Berangkat bareng
33
Nafkah dari Rendi
34
Cowok cerewet
35
Bertahan dengan pacar
36
Kehebohan para sahabat Mitha
37
Lia kenapa???
38
Reno lagi mode angry birds
39
Pulang bareng
40
Pulang bareng 2
41
Pergi kerumah Rendi
42
Semur jengkol
43
Ketumpahan jus jeruk
44
Rendi ingin menjemput pacarnya
45
Sikap kasar Rendi
46
Ditinggal dipinggir jalan
47
Ketemu anak geng motor
48
Siapa yang nolongin Mitha?
49
Dendam itu penyakit
50
Akhirnya sampai rumah juga
51
Pingsan
52
Jemput pacar bukan istri
53
Mahar 500 ribu
54
Foto di dompet Mitha
55
Nyamuk oh nyamuk
56
Diobatin Mitha
57
Dilapangan
58
Playboy cap cicak
59
Masih dilapangan
60
Gengsi
61
Siapa pria itu?
62
Siapa Umi?
63
Sukanya paha bukan sayap
64
Di taman belakang sekolah
65
Abi tau Rendi playboy
66
Satu aja udah bikin pusing
67
"Berharap dicium yah?"
68
Arti dari cemburu
69
Kerikil kecil
70
Tunggu saja tanggal mainnya
71
Berangkat bareng Abi
72
Tenggelamkan Bi... Tenggelamkan...
73
Berantem dan ketahuan.
74
Detik-detik...
75
Ditemplokin Kursi
76
Kejadian memalukan dikelas
77
Cowok macha
78
Hukuman dari Pak Doni
79
"Saya malu Paaakkk..."
80
Drama Rendi
81
Menjalankan hukuman
82
Ingin mulai mendekatkan diri
83
Permintaan maaf Sasya
84
Mencari tahu sang pelaku
85
Kecewa
86
Kecewa
87
Pacar baru
88
Pergi ke rumah Rendi
89
Pingsan
90
Cas hp
91
Mitha mati?
92
Anak konglomerat?
93
Curhat
94
Terciduk
95
Tidur Sekamar
96
Dikamar Mitha
97
Khilaf
98
Bekal
99
Bahan taruhan
100
Perkara upacara
101
Ketahuan
102
Di UKS
103
Ternyata...
104
Makan diluar
105
Di bioskop
106
Kecewa
107
Tidak sengaja bertemu
108
Kekaguman Bastian
109
Lebih manis dari es krim
110
Maaf
111
Rencana makan malam.
112
Cemburu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!