Terpaksa Menikah SMA
"Bagaimana para saksi?"
"SAH..." Teriak saksi dan beberapa orang yang ada diruangan tersebut. Setelah mendengar kata sah, semua orang pun menengadahkan tangannya. Untuk mendoakan kedua pengantin muda yang baru saja resmi menjadi sepasang suami-istri tersebut, agar memiliki kehidupan pernikahan yang sakinah, mawadah, dan warahmah.
Setelah berdoa, pengantin wanita pun mencium tangan lelaki yang baru saja resmi menjadi suaminya, menjadi imamnya, dan menjadi pemimpin dalam keluarga kecil mereka nanti. Itupun kalo pernikahan mereka berlanjut lebih jauh, itu semua karena pernikahan yang mereka lakukan sekarang, berdasarkan kata TERPAKSA... Semua itu berawal sejak kejadian 3 hari yang lalu...
Flashback On
Sore itu, selepas latihan basket. Seorang pria tinggi jangkung, berkulit putih, dan memiliki hidung mancung sedang berjalan di koridor sekolah yang sudah sepi, sambil membawa 2 bola basket di tangannya. Tujuannya adalah ruang olahraga, biasanya setelah latihan basket , teman-teman setimnya lah yang mengembalikkan bola basket yang sudah mereka pakai ke ruang olahraga.
Tapi tadi setelah bermain basket, teman-temannya pada ngacir duluan, seperti sengaja ingin mengerjainya.
"Ini anak-anak kayaknya udah pada kompakan deh buat ngerjain gue, baru gue tinggal bentar ke toilet udah pada ngilang. Mana bolanya nggak dibalikin, kan jadi gue yang harus ngebalikinnya ke ruang olahraga." Gerutu Rendi, dia adalah kapten basket di SMA KUSUKA JAYA, sekolah tempatnya sekarang berada. Keadaan sekolah saat ini sudah semakin sepi, karena hari sudah sore jadi anak-anak sudah banyak yang pulang.
Tinggal satu dua murid saja yang masih ada di sekolah, termasuk dirinya. Rendi pun bergegas ke ruang olahraga, setelah sampai di ruang olahraga, Rendi segera membuka pintunya dan membawa masuk bola basket yang dibawanya dan menaruhnya ditempatnya kembali.
Setelah menaruh bolanya, Rendi pun membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat sesuatu yang mencuri perhatiannya. Rendi pun berjalan menuju ke tempat sampah, dan mengambil sebuah surat. Dibukanya surat itu, dari penampakannya sepertinya itu surat cinta. Daripada penasaran, dia pun membuka surat itu.
Dan ternyata dugaannya benar, sepertinya surat itu dari salah satu fans Pak Bowo, guru olahraga yang ada di sekolahnya. Pak Bowo memang terkenal tampan dan karismatik, tak hanya itu Pak Bowo juga masih muda tapi bisa bersikap dewasa. Pak Bowo juga terkenal dengan kebaikan dan keramahannya pada seluruh penghuni sekolah. Maka tak heran banyak siswi yang menyukainya dan diam-diam mengirim surat cinta kepadanya, seperti yang sedang dibacanya saat ini.
Rendi menggeleng-gelengakan kepalanya saat membaca surat cinta itu, benar-benar surat cinta yang dibuat oleh remaja zaman now. Sangat lebay bin alay menurutnya. Disaat Rendi sedang sedang asyik membaca surat cinta itu, tiba-tiba ada yang membuka pintu. Rendi segera membuang kembali surat cintanya, karena mengira yang datang adalah Pak Bowo. Tapi dugaannya salah, bukan Pak Bowo yang datang, melainkan seorang gadis berhijab yang sedang membawa beberapa peralatan olahraga di tangannya.
Gadis itu terlihat terkejut saat melihat Rendi, mungkin dia pikir, karena hari sudah sore tidak ada orang lagi di ruang olahraga. Rendi pun juga sedikit terkejut dengan kedatangan gadis itu. Namun dia segera bernafas lega, karena bukan Pak Bowo yang datang.
"Maaf, aku pikir tidak ada orang di ruangan ini. Itu sebabnya aku langsung masuk, tanpa mengetuk pintu terlebih dulu." Ucapnya meminta maaf.
"Oh ya, nggak papa. Santai aja, gue juga udah mau keluar kok." Rendi pun berjalan melewati gadis itu, dan menuju pintu. Sedangkan gadis itu segera menyimpan kembali peralatan olahraga yang dibawanya. Setelah itu dia pun berbalik dan hendak keluar, namun diurungkan langkahnya ketika melihat cowok tadi masih berdiri didepan pintu. Dia pikir cowok itu sudah pergi, ternyata belum. Melihat Rendi seperti kesusahan membuka pintunya, gadis itupun mendekat kearah Rendi dan bertanya.
"Kok belum keluar? Kenapa?" Tanyanya pada Rendi.
"Hah, ini kok pintunya susah dibuka yah? Perasaan tadi pintunya baik-baik saja, tapi kok sekarang macet gini sih?" Rendi pun menjadi bingung, memikirkan cara agar pintunya terbuka dan dia bisa keluar. Jujur saja dia merasa kurang nyaman berada dalam satu ruangan tertutup bersama seorang gadis, walaupun selama ini dia terkenal sebagai seorang playboy, tapi dia selalu menghargai gadis yang berkencan dengannya. Dia tidak pernah menyentuh apalagi merusak gadis yang berkencan dengannya.
Walau tak memungkiri selama dia menjadi playboy, tidak sedikit gadis yang rela menyerahkan tubuhnya. Apalagi alasannya kalo bukan untuk menguras dompet Rendi, tapi Rendi termasuk orang yang beriman kuat. Buktinya dia masih bisa mengendalikan dirinya dan hawa nafsunya, paling hanya pegangan tangan yang dilakukan Rendi. Yang paling parah, hanya pelukan. Tidak lebih dari itu, baginya pacaran hanyalah "just fun and no ***"
Mendengar ucapan Rendi, gadis itupun mendekat kearah pintu dan mencoba membukanya, namun gagal juga.
"Kayaknya ini pintunya bukan macet, tapi sengaja dikunciin dari luar."
"Hah? Maksud lo, ada yang sengaja ngunciin kita dari luar?"
"Maybe, atau mungkin yang ngunci ruangannya tadi udah pulang duluan. Mungkin dia petugas di sekolah ini, dan mungkin juga karena dia pikir tidak ada orang di dalam ruangan ini, makanya pintunya dikunci. Apalagi ini udah terlalu sore, pasti orang itu mengira kalo ruangan ini sudah kosong." Tebak gadis itu.
"Mungkin, lalu sekarang bagaimana? Kan nggak lucu kalau kita kekunci semalaman disini. Pasti dingin dan juga banyak nyamuk, mana hp gue ketinggalan lagi ditas." Keluh Rendi.
"Ini cowok berisik banget sih, bukannya mikirin solusi supaya kita keluar dari sini malah ngeluh mulu." Batin gadis itu.
"Eh, lo bawa hp nggak? Pinjem bentar dong, gue mau telpon teman gue biar dateng kesini dan buka pintunya." Pinta Rendi.
"Iya bentar." Gadis itupun merogoh saku roknya dan mengambil ponselnya. "Nih." Ucapnya sambil menyodorkan ponselnya pada Rendi.
"Hp lo jadul banget, keluaran tahun berapa nih? Nggak kekinian banget, tapi nggak papa lah daripada nggak ada sama sekali." Ucap Rendi ketika melihat hp gadis itu.
"Ckk,, udah dipinjemin bukannya terima kasih malah ngehina."
"Bukannya ngehina, tapi fakta. Hp lo ini mang jadul."
"Iya iya, hp aku mang jadul. Tapi setidaknya itu aku beli pakai usahaku sendiri, itu jauh lebih berkesan daripada punya hp keluaran terbaru dan kekinian tapi hasil minta dari ortu." Balas gadis itu.
"Lo nyindir gue?"
"Nggak, kalo kesindir ya maaf. Aku kan cuman ngomong fakta."
"Ini cewek rese juga, lama-lama sama dia bisa bikin darah tinggi." Batin Rendi. "Kok nggak bisa, pulsanya abis yah?" Tanya Rendi ketika gagal menghubungi temannya.
...****************...
Assalamualaikum para readers....☺️😁
Salam kenal semuanya.... Semoga kalian suka sama ceritanya yah...🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
mama siska
bagus Thor btw mampir cerita aku🫶🙏
2024-02-29
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut
2023-02-03
0
Suliyati Ati
seru juga ceritanya,semangat terus author😊
2022-12-25
0