Atas persetujuan dari pak lurah, pria itu di izinkan untuk tinggal sementara waktu di rumah pak Ahmad.
"biar nanti dia tinggal di kamar samping saja, di sana kan ada kamar mandi nya."
ucap Ahmad, ia sendiri bingung karena pria itu tak ingat apa apa. mau di antar ke keluarga nya juga Ahmad dan yang lainnya tidak ada yang kenal.
Zira sendiri mendelik memalingkan wajahnya melihat ibunya manyun lalu pergi masuk ke dalam.
"lambat laun juga nanti dia akan ingat hanya tidak bisa di tentukan kapan waktunya..."
ucap mantri lalu memberikan obat.
sementara pria itu hanya diam tanpa menjawab penuturan mantri.
"ibu.... kenapa?"
tanya zira menghampiri Rumi yang berada di belakang.
"kamu tuh ada ada aja Ra, kalau udah gini kan repot. mana enggak ingat apa apa.
nama aja dia lupa!"
"ya namanya juga orang Amnesia Bu, kalau ingat nama ya bukan Amnesia...!"
ujar Zira mengambil alih cucian piring yang menumpuk.
"kalau enggak kita tolong kasihan Bu...."
ucap zira sambil mencuci piring.
"bantuin orang terus, kita kapan di bantu nya.."
keluh Rumi, kehidupan mereka memang cukup sulit karena hanya mengandalkan gajih suami yang hanya seorang wakil di desa itu.
dulu saat zira kuliah di kota, Rumi berjualan nasi uduk di rumah namun karena usianya yang sudah tua ahmad melarang nya untuk berjualan lagi, untung lah zira pintar hingga ia mendapat kan beasiswa.
"kan tiap hari di bantu Sama Allah Bu, jangan kupur ah bu kita harus banyak bersyukur, kalau di posisi pria itu. kita juga mengharapkan bantuan dari orang."
ucap zira senyum memeluk ibunya.
"doa kan zira ya supaya bisa jadi PNS, dan merubah kehidupan kita agar lebih baik..."
"amin...."
ucap rumi tersenyum.
ke esok kan hari nya...
pagi pagi sekali zira sudah bangun untuk memasak sarapan dan membersihkan Rumah.
Zira juga sudah membersihkan kamar yang berada di samping rumah yang akan di tempati pria asing itu.
zira mengetuk pintu kamar pria itu, namun tak ada jawaban.
"pak, coba bapak lihat dia sudah bangun apa belum?"
tanya zira lalu duduk di kursi meja makan.
semalam Ahmad langsung menyuruh nya istirahat setelah mantri pulang, agar esok kondisi nya lebih baik.
"nak....apa kamu sudah bangun.?"
tanya Ahmad mendorong pintu yang tidak terkunci.
terlihat pria itu tengah duduk di ranjang kecil sambil menatap jendela terbuka yang menampakkan pemandangan sawah menghampar hijau, pantas semalam begitu ramai suara binatang sawah menemani tidur nya.
"ayo sarapan dulu nak, ini hari Minggu!"
ucap Ahmad dan di anggukan oleh pria asing itu.
Zira tersenyum saat melihat pria itu keluar dari kamar nya, Rumi sendiri berusaha bersikap ramah seperti permintaan Ahmad.
"ayo sarapan dulu.....!"
ucap zira sedikit bingung harus memanggil nya apa.
"ada nasi goreng...kamu suka nasi goreng?"
tanya zira sedikit canggung.
"suka, Aku rasa seperti itu!"
ucap pria itu sambil berpikir, entah bagaimana rasanya ia juga lupa.
"ya sudah, makan lah. aku sudah menyiapkan kamar mu yang berada di samping, untuk sementara waktu sampai ingatan mu kembali pulih tinggal lah bersama kami...!"
ucap zira tersenyum simpul.
"terima kasih, aku akan merepotkan..."
ucap pria itu menunduk.
"tidak apa-apa, jangan sungkan kalau kamu butuh sesuatu katakan saja, nanti pak lurah akan mencari informasi orang hilang"
ujar zira sambil meletakkan nasi goreng ke dalam piring lalu menyodorkan nya pada pria itu.
setelah selesai makan, zira membereskan meja makan dan membawa piring ke dalam wastafel.
membiarkan pria itu duduk di kursi makan sendiri karena Rumi dan Ahmad pergi keluar.
"apa yang bisa aku lakukan disini?"
tanya pria itu membuat zira kaget.
"kamu....? apa ya, aku juga bingung...kamu duduk saja, karena pekerjaan rumah sudah beres..."
ucap Zira lalu melanjutkan pekerjaan nya, sementara pria itu kembali duduk di kursi memperhatikan zira dari belakang.
gadis cantik itu tampak berbeda dengan kebanyakan perempuan lain yang ber-make up. apa perempuan di desa memang berdandan seadanya.
perempuan itu tampak sederhana dengan dress muslim yang ia kenakan serta kerudung segitiga berwarna coklat.
"aku akan membawa sebagian baju mu ke kamar sebelah, di sana kamar nya cukup luas dengan kamar mandi di dalam nya."
ujar zira berjalan masuk ke dalam kamar.
"aku bantu, m nama kamu siapa?"
tanya pria itu menatap wajah ayu milik zira yang polos.
"nama Ku zira...m, aku harus memanggil mu apa? Abang? mas atau apa?"
tanya zira memperhatikan pria itu, ia juga bingung.
"aku juga tidak tahu..."
ucap pria itu tertegun.
"ya sudah, aku panggil apa ya?"
tanya zira sambil berpikir.
"m, aku panggil Abang sajalah, karena aku bingung tidak tahu nama mu..."
ucap zira senyum kecil, pria itu tampan. entah apa yang terjadi dengan nya hingga ia terperosok ke danau.
Ahmad memperhatikan zira dan pria itu membawa beberapa pakaian serta selimut ke kamar yang berada di samping.
"aku sudah membersihkan kamar ini....kasur nya juga agak besar....!"
ucap zira terkekeh kecil membuat pria itu terpukau melihat lesung pipi diwajahnya.
"ini kamar siapa?"
tanya pria itu memerhatikan zira memasang sprei berwarna biru muda.
"dulunya ini kamar kakak ku, tapi sekarang beliau kerja di negeri seberang bersama istri nya...!"
"oh sudah menikah?"
tanya pria itu duduk di kasur busa Tersebut.
"sudah, aku dua bersaudara...apa kamu ingat sesuatu?"
tanya zira menatap wajah pria itu lekat.
wajah nya sedikit lebam, seperti bekas di pukuli.
"aku tidak ingat apa-apa, ingatan terakhir ku adalah saat seorang perempuan mencium Ku..."
ujar pria itu membuat Zira membeku sejenak lalu berkata.
"aku memberikan mu nafas buatan, bukan mencium mu....!"
ujar zira dengan wajah memerah karena malu.
"bagaimana bisa kau menolong ku? kata pak Ahmad kamu yang menarik Ke atas permukaan. padahal aku berada di dalam mobil....!"
ujar pria itu diam diam mengagumi sosok gadis sederhana itu.
"aku bisa berenang, dulu aku pernah mengikuti pelatihan menyelam karena aku menyukai olahraga itu, tapi sekarang sudah tidak lagi dan berkat ilmu itu aku bisa menolong mu."
ujar zira keluar dari kamar itu di ikuti pria itu.
"kenapa?kamu mau kemana?"
tanya zira.
"aku juga tidak tahu, apa aku harus terus berada di dalam?"
tanya pria itu memperhatikan zira yang berpikir.
"aku tidak tahu, tapi karena hari ini libur. aku biasa pergi ke peternakan...."
ucap Zira dan di anggukan oleh pria itu.
"apa di sini tidak ada alat berat untuk menarik mobil ku yang masuk ke dalam danau?"
ujar pria itu membuat zira tertegun.
untuk menyewa penderek membutuhkan uang banyak, sementara ia baru saja menabung.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
みきちしか🦋
baguss
2023-06-29
2
Al Fatih
aq mampir kaka...
2023-05-09
1
Sri Sulis
lanjut kakak
2022-08-25
2