"Ow iya, Felix yang merana ... aku lupa soal itu!" kata Cain.
"Aku tidak merana karena beban itu, tapi merasa tanggung jawab semakin banyak saja." kata Felix membela diri.
"Untuk seseorang yang memiliki tanggung jawab hanya perlu untuk terus memperbaiki diri setiap hari menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan kau sudah menjadi lebih dari itu ... layak untuk mendapatkan tanggung jawab besar lebih dari siapapun." kata Cain.
Felix tercengang bagaimana jika bersama Cain serasa seperti menaiki wahana roller coaster. Setelah dihina kemudian dipuji. Kadang mendapatkan pengalaman menegangkan, menakutkan tapi seru juga dalam waktu yang bersamaan. Begitulah Cain menurut Felix, wahana bermain yang menakutkan tapi selalu dirindukan.
"Bagaimana keadaan Mundclariss sekarang?!" tanya Felix.
"Bagaimana aku bisa tahu?! Kau pikir aku sekurang kerjaan itu bisa mengetahui semuanya?!" kata Cain jadi teringat Daisy sesaat. Bagaimana Daisy adalah seseorang yang bukannya kurang kerjaan tapi terlalu banyak bekerja yang ingin mengetahui segala apapun itu bahkan hal tidak penting sekalipun.
"Aku tahu kau sekurang kerjaan itu, makanya aku bertanya!" kata Felix.
"Semuanya baik-baik saja, aman terkendali." Cain membalas dengan lesuh.
"Sudah kuduga kau tahu." kata Felix.
"Hahh ... iya, ada seseorang yang menarik perhatianku, Kayle ... dia benar-benar tahu bagaimana harus menindak lanjuti apa yang terjadi. Aku terkesan ...." kata Cain.
"Dia adalah variabel yang aku tambahkan, sebenarnya sudah pernah menjadi variabel penting juga di pemerintahan Iriana dan terbukti sangat berguna." kata Felix.
"Sama seperti Cairo, dia adalah variabel yang sangat menyusahkan. Entah bagaimana masa depan dengan ada mereka berdua. Cairo sendiri kelihatan tidak terlalu begitu mencolok tapi apa yang dilakukannya menjadi penentu dan itu sangat mendadak sekali, salah sedikit aku mungkin bisa lengah dan melakukan kesalahan. Pergerakannya random, jadi tidak bisa ditebak bagaiamana perannya di masa depan." kata Cain merasa perlu untuk terus membuat dirinya fokus karena Cairo.
"Jadi akhirnya kau jujur juga, mencari Cairo karena khawatir dia melakukan sesuatu yang merubah masa depan menjadi buruk." kata Felix.
"Aku percaya dia akan tetap berada di jalur yang sama. Sekali pahlawan akan tetap jadi pahlawan." kata Cain.
"Tapi, kau menerima bahwa khawatir juga kan?!" kata Felix menyeringai.
"Ya! Kau puas Alien mata hijau?!" kata Cain dengan nada sebal.
...****************...
Cairo merasa sangat bahagia karena sudah mulai ada kemajuan dengan pelariannya itu. Merasa kabur dari penjara dan menjadi buronan sudah sepadan. Perbatasan Aluias sudah dilewati dan kini memasuki Kerajaan Amethyst.
Kerajaan Amethyst bukanlah kerajaan besar tapi kerajaan ini terkenal menjadi tempat lahirnya semua pemimpin hebat dan ksatria hebat. Kerajaan yang begitu sederhana dan sangat nyaman rasanya berada disana. Tidak terlalu mewah, tidak terlalu ramai, tempat yang asing baru pertama kali didatangi tapi menginjakkan kaki disana serasa kembali ke rumah.
"Tempat apa ini?!" tanya Cairo.
"Dari tadi kau hanya diam saja, baru bertanya saat melihat sesuatu yang menarik ...." kata Camden menyeringai.
"Seperti sekolah, mereka memakai pakaian yang seragam." kata Cairo.
"Mereka sangat sial, baru dibangkitkan tapi harus kembali bersekolah." kata Camden tidak bisa menyimpan rasa kasihannya.
"Apa namanya?!" Cairo menunjuk nama yang tertulis besar di depan pintu gerbang.
"Weida ... Nademiain Weida atau Akademi Weida." kata Camden.
"Seperti semua kerajaan ada disini, dilihat dari rambut dan rupa mereka yang tidak seragam ...." kata Cairo.
"Disini adalah sekolah khusus, untuk yang berbakat menjadi pemimpin dan ksatria saja yang diterima. Tentunya berasal dari berbagai kerajaan. Disini mereka diajarkan teori dan praktek untuk menyiapkan diri menjadi Optimebris atau menjadi pemimpin." kata Camden.
"Jadi, semua yang ada disini akan menjadi Optimebris dan menjadi pemimpin begitu?! Optimebris yang merupakan prajurit terkuat yang ada di Mundebris itu kan?!" kata Cairo mendengar cerita itu dari Sandya.
"Semuanya! Ada ujian lain untuk masuk menjadi Optimebris memang tapi kalau lulusan dari sini akan diterima langsung. Sedangkan untuk yang berbakat menjadi pemimpin atau memang keturunan dari kerajaan yang akan mewarisi tahta juga kesini semua untuk belajar. Tidak perlu lulus, hanya perlu belajar saja." kata Camden.
"Wah, jadi mereka semua ini adalah orang-orang hebat ya ...." Cairo merasa aneh karena bangga hanya dengan bisa melihat mereka saja.
"Yang diterima disini memang berbakat tapi tidak semuanya bisa lulus. Terkadang hanya ada satu yang lulus atau bahkan tidak ada sama sekali." kata Camden.
"Apa orang sepertiku tidak bisa masuk disini?!" tanya Cairo merasa malu setelah menayakan itu.
Camden yang sedang meminum sup sampai kosong dimangkuknya langsung mengeluarkan kembali supnya dan karena itu mangkuknya kembali penuh. Bagaimana tidak, seorang Cairo yang tadinya terus menyuruh untuk cepat bergerak. Kini dia sendiri yang seperti ingin tinggal dan menunda perjalanan.
"Sudah kuduga, semua Aluias memang tertarik dengan Weida." kata Camden.
"Apa itu maksudnya iya?!" Cairo masih terus memandangi siswa yang sedang berlari dengan serempak dengan barisan sangat panjang sudah memutari daerah itu berulang kali dengan mata ditutup kain.
"Kalau kau berbakat, maka kau akan diterima." kata Camden.
"Kalau begitu aku akan mencoba, aku tidak berniat untuk menjadi Optimebris atau Pemimpin. Hanya saja ingin belajar disini ...." kata Cairo.
"Kalau begitu aku akan mencari tempat penginapan ...." kata Camden tersenyum.
"Tidak, kita tidak akan menginap disini." kata Cairo tegas.
"Apa?! Kukira tadi kau mau belajar disini?!" kata Camden heran.
"Memang, tapi tidak sekarang. Aku akan melakukannya setelah bertemu Caelvita." kata Cairo heran juga sebenarnya dengan dirinya sendiri yang tiba-tiba punya mimpi.
"Haha, dan sejenak aku berpikir kalau kau berbeda tapi ternyata sama saja ... Aluias sekali! Kau tetap fokus pada apa yang harus kau selesaikan." kata Camden.
"Tadi saat tertarik kau bilang sangat Aluias sekarang aku bilang nanti tapi kau bilang sangat Aluias lagi?! Apa-apaan?!" kata Cairo.
"Itulah intinya dari Aluias ...." kata Camden.
"Aku tidak meng ....." Cairo tidak selesai berbicara.
"Kau yang pahlawan itu kan?!" kata Seseorang yang langsung bergabung duduk di meja Cairo dan Camden tanpa permisi.
"Bukan!" Cairo menyangkal dengan tegas, Cairo sudah melihat poster wajahnya yang tertempel saat Camden mengeluarkan sesuatu dari saku celananya untuk ikut dibakar di api unggun. Walau Cairo masih heran karena poster untuk Camden tidak ada. Tapi Cairo tidak terlalu memperdulikan itu karena hadiah untuk menangkap dirinya sangat besar dan itulah yang perlu diperdulikannya, tidak heran jika sekarang yang ada di depannya akan memukulinya habis-habisan kemudian menangkapnya.
"Aku Earl, aku juga ada di perang kemarin. Aku bukan untuk menangkapmu, hanya ingin menawarkan. Bagaimana kalau kau bergabung disini." Earl menunjuk Weida.
"Kau mau merekrut seorang buronan?! Apa aku tidak salah dengar?!" kata Cairo.
"Bahkan, penjahat sekalipun semuanya diterima disini. Asal kau berbakat, semuanya akan terampuni jika kau diterima masuk disini! Bagi sebagian Quiris menganggap disini penjara tapi sebagian lainnya menganggap disini anugerah atau pelarian dari masa lalu yang buruk." kata Earl.
Cairo tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya sangat tergiur dengan tawaran itu. Tapi dia masih bisa mengendalikan dirinya untuk tidak terlena akan keinginan yang tiba-tiba itu. Cairo tahu bagaimana mengatur dirinya menentukan prioritas.
"Aku sangat mau sekali tapi tidak bisa sekarang, mungkin setelah selesai ... aku akan kembali disini!" kata Cairo membuat Camden tersenyum dibalik gelas besar yang sedang diminumnya.
"Tentu saja, kau jadi buronan karena ada sesuatu kan?! Sudah kuduga, semuanya pun juga berpikiran yang sama." kata Earl.
"Berpikiran yang sama?! Bagaimana bisa kau menyimpulkannya begitu?!" kata Cairo.
"Karena kalau tidak, sejak kau menginjakkan kaki di Kerajaan Amethyst kau sudah ditahan. Semua Quiris disini adalah petarung hebat, kalau mendengar ada buronan masuk kesini pasti sudah dikejar habis-habisan. Apalagi oleh Adedis, menangkap buronan akan menambah nilai untuk mereka." kata Earl.
"Adedis?!" tanya Cairo.
"Sebutan untuk siswa kalau di Mundclariss. Bukan sesuatu seperti yang kau bayangkan ...." kata Earl tertawa.
...-BERSAMBUNG-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 415 Episodes
Comments
〈⎳ HIATUS
pasti sangat merepotkan
2023-06-14
1
🥑⃟Serina
Bukankah alien itu semuanya hijau? kek di upin ipin
2023-02-09
1
Yukity
semangat🆙😘
2022-10-20
1