"Memangnya perintah apa yang tidak dilakukan oleh Cairo. Setahuku dia bukanlah seseorang yang seperti itu ...." kata Felix.
"Ow, jangan tanya! Ini sesuatu tentang Aluias, kebiasaan buruk yang populer dimana-mana. Karena itu Aluias selalu jadi bahan gosip." kata Cain.
"Ya ... tidak bisa dipungkiri memang, Aluias punya peraturan di istana yang sangat ketat." kata Ayah Cain.
"Haha ... maksud ayah mungkin bodoh! Aturan yang bodoh!" kata Cain memperbaiki dan menekankan.
"Kau akan dikeroyok habis-habisan kalau didengar oleh Aluias." kata Ayah Cain.
"Hahh?! Aku tidak peduli! Harusnya mereka memperbaiki aturan kuno itu setelah menjadi bahan pembicaraan dimana-mana bahkan dikalangan penjahat sekalipun." kata Cain heboh sendiri, "Jadi aturan apa yang dilanggar Cairo?! Apa karena tersesat di istana?!" Cain masih dengan nada bicara yang sarkastik.
"Terkadang di istana menetapkan peraturan sementara untuk tidak berkeliaran dan hanya diam di kamar masing-masing." kata Ayah Cain.
"Dengan alasan?!" tanya Felix.
"Alasan, tidak ada yang tahu. Begitulah Aluias ...." kata Cain.
"Jadi, Cairo berkeliaran di istana setelah penetapan peraturan itu. Sepertinya yang terjadi adalah ... Cairo tidak tahu apa-apa soal itu. Bagaimanapun dia adalah orang asing disana, kenapa tidak ada keringanan untuknya?!" Felix merasa Aluias terlali berlebihan pada Cairo.
"Itulah maksudku, tidak ada speaker atau grup chat yang bisa dipakai untuk mengetahui peraturan. Bagaimana bisa kita tahu kalau ada peraturan?! Sekarang kau mengerti kan?! Betapa bodohnya mereka!" kata Cain masih tidak bisa berhenti mengeluhkan hal itu.
"Cain ...." Ayah Cain menegur.
"Aku tidak berlebihan, aku membenci mereka sewajarnya ...." kata Cain.
"Tapi apa yang membuat Cairo termotivasi untuk kabur?! Dia juga masih dalam tahap pemulihan. Rasanya diam di dalam penjara apalagi Penjara di Istana Aluias disini yang kita bicarakan, pasti tidak akan ada bedanya dengan kamar juga." kata Felix.
"Bagaimana juga dia bisa menghancurkan penjara dan bisa kabur dari istana?! Menghancurkan penjara saja adalah hal yang luar biasa ditambah lagi dengan bisa kabur dari istana adalah kehebatan lainnya lagi yang tidak bisa dipercaya." kata Cain.
"Bukankah sudah jelas ...." kata Ayah Cain.
"Ada yang membantu." kata Felix dan Cain kompak.
"Raja juga sedang tidak ada di istana ...." kata Ayah Cain.
"Aku rasa mencari dan menemukan Cairo sekarang adalah yang terbaik. Apa kau tidak bisa ...." Cain menatap Felix.
"Tidak ... ini bukanlah sesuatu yang pasti benar-benar sangat darurat dan penting. Setelah menjadi Caelvita Resmi, tidak bisa seenaknya mencari suara seseorang. Itu ada dalam pedoman!" kata Felix.
"Sejak kapan kau dibatasi oleh tumpukan kertas?! Ratusan ribu pedang saja tidak bisa menghentikanmu, tapi satu buku tua membuatmu tidak berdaya." kata Cain sangat jelas sedang meledek.
"Pedoman ada karena kesalahan dari Caelvita terdahulu. Bisa saja ada alasan kenapa kita harus perlahan menemukan Cairo. Kita tidak tahu ...." kata Felix.
"Baiklah, lagipula aku tidak melihat ini di masa depan. Rasanya tidaklah terlalu penting. Hanya saja, aku mengkhawatirkannya saja tidak bisa bertahan lama. Tapi sepertinya dia bersama seseorang, jadi rasanya ... memang perlahan saja kita mencari." kata Cain.
...****************...
Cairo dan Camden tidur didekat api unggun karena kedinginan. Bahkan pohon yang ada di dekat mereka merasa kasihan dan memberi dahan pohon dengan banyak daun sebagai selimut untuk menyelamatkan mereka dari suhu dingin dan salju yang terus turun saat sedang tertidur.
Camden yang tidak terlalu peduli dengan suhu dingin itu bahkan dengan pakaian masih basah sangat nyaman tidur dengan mulut terbuka dan salju yang mulai memenuhi mulutnya itu. Berbeda dengan Cairo yang sepertinya akan mati membeku tidak lama lagi. Tapi perlahan Cairo sudah terlelap tidur, entah hanya khayalannya saja atau memang itu benar terjadi. Suhu menjadi lebih hangat dan salju mulai tidak turun lagi. Salju yang ada di mulut Cairo juga mencair dan langsung diminum habis oleh Camden tanpa sadar saat masih sedang tidur.
Cairo tidak perduli jika itu adalah bagian dari halusinasinya karena disebabkan oleh hipotermia dan matanya sudah tidak bisa dipaksa lagi untuk tidak tertutup dan dalam sekejap Cairo masuk kedalam alam mimpi.
Felix menikmati es krim yang dibelikan oleh Cain dengan merubah cuaca menjadi suhu musim panas.
"Kalau ini terjadi di Mundclariss, kurasa manusia akan terus kena flu dengan perubahan cuaca yang ekstrem seperti ini." kata Cain.
"Quiris punya ketahanan tubuh yang hebat." kata Felix.
"Mungkin kau lupa ada Cairo diluar sana ... dia manusia dan baru di Mundebris. Cobalah perhatian sedikit ...." kata Cain.
"Haaaatchiiim ...." Cairo bangun dan langsung bersin.
"Aku anggap itu sebagai alarm ...." kata Camden.
"Sudah cukup istirahatnya!" kata Cairo.
"Okey, pemburu harta karun ... ayo kita berpetualang!" kata Camden bangun melakukan peregangan dengan bunyi tulang dimana-mana. Cairo heran tidak ada yang jatuh dibagian tubuh Camden karena suara yang dibuat Camden itu.
"Aku tidak tahu apa maksudnya itu ... tapi yasudah lah, terserah!" kata Cairo.
"Itu sebutan yang cocok untukmu yang sangat ingin melakukan perjalanan ... dengan tujuan bisa mendapatkan harta karun dalam hal ini ... bisa bertemu Caelvita." kata Camden.
"Terserah!" kata Cairo.
...****************...
Ayah Cain mencari kesegala penjuru rumah dimana keberadaan Felix dan Cain. Setelah dipanggil tapi tidak ada respon padahal baru beberapa saat yang lalu mereka terlihat sedang sibuk menghabiskan es krim bersama. Tentunya dengan perkelahian kecil lagi karena tidak ada yang berniat untuk mengalah dengan suapan terakhir.
Felix dan Cain memang tidak bisa ditemukan di rumah lagi saat ini. Karena sudah berada kota, di tengah kerumunan. Semua yang berjalan kelihatan tidak fokus dan banyak yang saling menabrak karena terus memperhatikan Felix.
"Ini lebih parah dari macetnya di Mundclariss ...." keluh Felix.
"Jangan membuatku menyuruh mereka melakukan penghormatan yang memalukan itu hanya karena kau ingin cepat keluar dari situasi ini." kata Cain.
"Coba saja, aku akan membunuhmu setelahnya!" kata Felix.
"Tidak, aku akan membunuh diriku sendiri sebelum melakukan itu. Memalukan sekali!" kata Cain.
"Kalau ada Teo, dia pasti akan langsung melakukannya ...." kata Cain tiba-tiba mengingat Teo.
"200%." Felix setuju.
Felix dan Cain sepakat untuk sekedar berjalan-jalan di sekitar Aluias. Tidak menunjukkan bahwa ingin berkunjung ke istana adalah tujuan utama mereka tapi perlahan. Dengan mengunjungi segala macam tempat seperti sedang berwisata.
Padahal yang terjadi sekarang adalah Felix, Cain dengan Cairo, Camden berada di arah yang bertolak belakang dan saling menjauh.
Felix hanya memperlihatkan matanya saja, selebihnya tertutup kain hitam menyeramkan. Kalau kata Cain seperti penjahat di film dan musuh yang ada di game.
"Kita jadi seperti apa ya ...." Cain melihat dirinya yang dengan setelan jas khas perkotaan dan Felix yang memakai pakaian seperti sedang berada di gurun pasir, "Pesulap dan ...."
"Awas saja kalau kau berani menyebutkannya!" Felix mengancam tapi Cain sudah tertawa keras membayangkan.
"Bagaimana rasanya bisa keluar dan berjalan diantara semua yang telah kau bangkitkan?!" tanya Cain.
"Apa-apaan kau tiba-tiba berubah ke mode sentimental?!" kata Felix.
"Ini kan perjalanan pertamamu semenjak bangun ... apa hanya aku yang penasaran soal ini?! Rasanya tidak ...." kata Cain.
"Tidak ada yang spesial, lebih tepatnya seperti ada beban baru yang menggantung di pundak." kata Felix.
...-BERSAMBUNG-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 415 Episodes
Comments
〈⎳ HIATUS
Ampun bang jago
2023-06-14
1
N Lin
pesulap dan pencuri 😂
2022-09-02
3
WiraBP
semangat ❤️💪
2022-09-02
2