"Awas!" Camden menarik kerah baju Cairo dengan sigap.
Entah bagaimana mereka sudah sampai disana. Saat terlepas dari lift batu tadi, bahkan Cairo sudah tidak ingat karena tidak terlalu memperhatikan dengan baik dan saat melihat keatas tidak ada bebatuan lagi yang terlihat.
Disekeliling hanyalah dipenuhi dengan gunung berlian yang bersinar dalam kegelapan. Cairo yang saat tiba hampir terjatuh karena berada tepat di tepi tebing, untungnya ada Camden yang bergerak cepat menolongnya.
"Kita ada dimana?" tanya Cairo masih mensyukuri bagaimana bisa bernapas padahal beberapa detik yang lalu hampir saja melompat bebas dari ketinggian yang tidak terhingga.
"Anggap saja ini seperti pondasi sebuah bangunan." kata Camden kembali membuat Cairo bingung, "Seperti rumah yang harus memiliki pondasi yang kuat, Istana Aluias pondasinya adalah ini." lanjutnya.
"Kenapa tidak ada yang tahu soal tempat ini?!" Cairo masih heran kenapa Camden bisa tidak ketahuan selama ini.
"Menurutmu kapan pondasi diperiksa dan diperhatikan dengan baik?! Saat pemilik bangunan merasa kalau ada yang salah. Tapi, karena pondasi yang kuat ini ... mana ada yang memeriksa dan khawatir tentang itu." kata Camden.
"Kupikir Aluias itu teliti dan cermat pada setiap detail kecil tanpa melakukan kesalahan." kata Cairo.
"Itu pada pekerjaan, Aluias selalu terobsesi agar pekerjaanya sempurna tanpa cela dan kesalahan sedikitpun. Tanpa memperdulikan apa yang terjadi pada tempat istirahat mereka, tempat mereka pulang karena hidup mereka didekasikan untuk bekerja. Aluias yang hidup untuk bekerja dan penasaran pada seluruh hal di dunia ini. Tidaklah peduli dengan tempatnya pulang karena hidup kita berada di luar bukan untuk istirahat. Sehingga terkadang obsesi itu bisa menjadi kelemahan ...." kata Camden.
"Ya, kurasa begitu memang ... seperti apa yang terjadi sekarang." kata Cairo mengingat lagi tujuan utamanya melakukan pelarian dan bisa berakhir disini bersama Camden.
"Soal Raja Neraka itu kan ...." kata Camden tiba-tiba membuat Cairo otomatis memutar kepalanya menatap Camden dengan wajah penuh pertanyaan, "Ow ... kau harusnya bisa melihat wajahmu sendiri sekarang ...." Camden tertawa keras.
"Kau tahu soal itu?! Itukah kenapa kau membantuku?!" tanya Cairo.
"Aku tahu tapi bukan karena tahu makanya aku membantumu. Jangan salah paham! Aku memang ingin keluar saja dari penjara dan mengikutsertakan kau juga. Selama ini sangat menyebalkan berada di perjalanan sendirian. Kau tidak tahu betapa kesepiannya seseorang yang menginginkan kebebasan." kata Camden kembali dengan nada bicara seperti sedang berpuisi.
"Kau tidak punya teman?! Apa saja yang kau lakukan selama kabur?! Harusnya kau menjalin pertemanan ...." kata Cairo.
"Ow, teman ... mereka sudah mati, memang masih ada tapi dia punya banyak hal yang harus dilakukan. Kau tahu, dia sangatlah sibuk ...." kata Camden terlalu mendramatisir ucapannya.
"Maksudku, kau hanya perlu mencari teman baru." kata Cairo.
"Anak zaman sekarang sangat berbeda. Mungkin tidak semuanya memang setelah mengenalmu ... tapi kebanyakan mereka hanya suka bersenang-senang, kurang pengetahuan, malas belajar dan gila bertarung. Sangat menyebalkan generasi masa ini. Mereka hanya cocok diajak untuk bersenang-senang saja, bukan untuk dijadikan teman melalui masa sulit. Kaupun harus melakukan hal yang sama, aku tahu kau baru disini ... tersenyumlah dan ikut saja bermain untuk sekedar hiburan. Tapi setelah itu, lupakan! Mereka tidaklah sepadan untuk waktumu yang berharga." kata Camden sambil terus berjalan didepan Cairo dengan bunyi sepatu yang berdecit terkena permukaan gunung berlian. Memang Camden sengaja melakukan itu, bahkan sampai membuat melodi dari decitan sepatunya itu.
"Kau sangat aneh!" kata Cairo kini benar-benar mengucapkan apa yang ada dipikirannya.
"Ouch, aku sudah terbiasa dengan sebutan itu." kata Camden awalnya seperti sedang sakit hati mendengar itu tapi nyatanya tidak.
"Okey, saatnya meluncur!" Camden tiba-tiba kembali kebelakang dan berada tepat didepan Cairo sekarang.
"Apa maksud ... nyaaaAAAAAAAA!" jantung Cairo serasa turun dari tempatnya berada sekarang, karena langsung meluncur turun kebawah tanpa persiapan sebelumnya. Camden hanya tertawa keras menikmati permainan seluncur itu. Tapi Cairo yang disampingnya sama sekali tidak merasakan sensasi yang sama.
"Hem ... bagaimana pemula?! Rasanya sangat melegakan bukan?!" kata Camden setelah sampai dibawah mendarat dengan mulus sambil terus memegangi Cairo karena hampir terpeleset jatuh saat sampai.
"Kau sudah gila!" kata Cairo sudah tidak segan lagi memaki Camden.
"Terimakasih ...." kata Camden.
"Mau dengan bahasa apapun, di dunia manapun, yang kukatakan tadi bukanlah pujian sama sekali." Cairo merasa kakinya sangat lemah sehingga langsung menjatuhkan diri untuk duduk.
"Apa karena kau hanya punya darah Aluias sedikit ya ... semua Aluias pecinta hal yang memacu adrenalin seperti tadi. Aku bahkan sudah memilihkan tempat yang paling rendah untukmu." kata Camden.
"Jangan bawa nama Aluias soal kepribadian lagi dan harus kau ingat jangan menganggap dan memperlakukanku seperti Aluias pada umumnya. Aku ini sama sekali bukan bagian dari kalian." kata Cairo menegaskan setiap katanya.
"Waw, kau baru saja menyakiti hati orangtua ini." kata Camden menunjuk dirinya sendiri.
"Aku akan meminta maaf setelah sudah merasa bersalah. Untuk saat ini aku hanya akan memakimu saja karena itulah yang kurasakan sekarang." kata Cairo.
"Cukup adil, bisa diterima." kata Camden setuju saja, "Tapi sebelum kau melanjutkan memakiku, apa kau bisa berenang?!"
"Tentu saja." sahut Cairo begitu saja.
"Okey, lanjutkan!" kata Camden meminta Cairo kembali memakinya.
Makian dan umpatan Cairo seperti lantunan nyanyian untuk Camden. Hanya terus menari dan menikmati setiap kalimat Cairo. Kemudian Camden terlihat berhenti dan mengambil langkah besar sambil berhitung dan menggeser satu menara besar berlian yang memperlihatkan dibawahnya ternyata ada air berwarna seputih susu.
"Ayo, bahkan di dalam air kau masih bisa terus memakiku kok." kata Camden.
Cairo menurut saja dan turun kedalam kolam kecil yang tersembunyi dibawah gunung batu permata berlian besar. Setelah mereka berdua sudah ada didalam kolam, Camden mengangkat kembali menara batu permata berlian besar tadi untuk kembali menutup kolam yang ada dirinya dan Cairo.
"Tarik napas dalam-dalam!" kata Camden menurunkan menara batu permata berlian besar tadi diposisi semula.
Cairo berhenti memaki karena kagum dengan kekuatan Camden yang luar biasa itu. Seakan batu itu hanyalah plastik saja saat diangkat oleh Camden, "Bahkan jika aku kabur kesini, tetap tidak akan berhasil ...."
Cairo dan Camden menyelam, Camden meninggalkan Cairo dan turun kedasar. Cairo yang tidak bisa melihat apa-apa merasa harus kembali kepermukaan untuk mengambil napas dan mencari tahu apa yang terjadi. Tapi baru saja sampai dibawah batu tadi, kakinya tertarik sesuatu. Cairo dengan sangat cepat sudah tiba di pinggir sungai.
"Apa itu tadi?!" Cairo tidak bisa menahan rasa penasarannya.
"Kalau di Mundclariss biasa disebut rumput laut, mereka sangat membantu kalau ada yang membutuhkan, mereka suka menyelamatkan mereka yang tidak bisa berenang di sungai." kata Camden masih berada di dalam sungai meminum air sungai menggunakan kedua tangannya.
"Harusnya kau memberitahuku!" Cairo protes.
"Aku hanya perlu mempersiapkanmu saja, jangan katakan kalau aku lupa memberitahumu menarik napas dalam?! Karena aku jelas ingat sudah mengatakannya." kata Camden.
"Ya, kau sudah mengatakannya. Tapi soal rumput laut itu juga harus kau ikut sertakan." kata Cairo meminta penjelasan secara detail.
"Terkadang kau hanya perlu siap saja, tidak perlu mengetahui tantangan lainnya. Itu hanya akan membuatmu menyerah sebelum melakukan sesuatu. Cukup ikuti petunjukku dan akan aku tunjukkan bagaimana menjalani kerasnya kehidupan tanpa perlu khawatir dengan sesuatu yang belum terjadi. Santai saja, terlalu mempersiapkan diri memang baik tapi kadang juga memperlambatmu mencapai puncak tertinggi kalau kau tahu apa yang ada dihadapanmu." kata Camden naik ke pinggir sungai dan mengulurkan tangan untuk membantu Cairo bangun.
"Aku boleh memakimu lagi kan?!" tanya Cairo sambil tertawa menerima uluran tangan Camden.
...-BERSAMBUNG-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 415 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Cairo masih heran dengan tempat dirinya berada
2023-05-11
1
@💞Lophe💝💗💓🤵👰
Cairo masih heran dengan tempat itu
2023-05-07
1
@Risa Virgo Always Beautiful
Cairo masih heran sekali
2023-05-02
1