"Jangan menatapku begitu ... rasanya sangat menyebalkan!" kata Cain melihat Ayahnya menatapnya dengan tatapan kasihan, "Leaure Sejati katanya tidak punya rumah karena harus terus berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Aku termasuk Leaure Sejati yang beruntung karena punya rumah untuk pulang. Mungkin saja menjadi Alvauden lebih mempermudah jalanku sebagai Leaure Sejati."
"Aku harap begitu ... kalaupun Quiris tahu identitasmu yang seorang Leaure Sejati setidaknya mereka akan segan juga kalau tahu kau Alvauden. Mereka juga tidak akan mudah menyerangmu begitu saja kalau tidak mau mendapat masalah dari Caelvita." kata Ayah Cain.
"Maka dari itu ... aku tidaklah setidak beruntung itu ayah ...." Cain menegaskan agar tidak terlalu dikhawatirkan lagi.
"Tapi kembali ke Mundcalriss, rasanya ...." kata Ayah Cain masih mencoba merubah keputusan Cain soal itu.
"Masih bisa dihitung jari yang mengetahui siapa identitasku yang sebenarnya ...." kata Cain.
"Tapi yang termasuk dalam hitungan jari itu adalah Raja Neraka ...." kata Ayah Cain.
"Ya, dan dia ... sudah tertangkap sekarang atau lebih tepatnya sekarang sudah ada ditangan kaum ayah sendiri, Aluias." kata Cain menunjukkan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan lagi.
Sementara itu di Kantor Aluias saat ini sedang mengadakan rapat besar-besaran. Jarang sekali Raja Aluias turun langsung ikut campur dalam rapat yang diadakan di Kantor Aluias. Tapi kali ini menjadi pengecualian karena yang akan ditangkap adalah Raja Neraka.
Efrain yang berhasil menghindar dengan melakukan trik agar tidak ditangkap tetap akan mencoreng nama Aluias walau alasannya dibeberkan kepublik. Maka dari itu jika tidak bergerak cepat memperbaiki masalah itu dengan menangkap kembali Efrain akan menjadi aib bagi Aluias.
Hanya saja ada satu hal yang bisa menjadi penghalang yaitu Cairo yang saat ini sedang berada di Istana Aluias, secara sengaja memang menguping pembicaraan di aula kerajaan tentang Efrain.
"Aku harus memberi tahu Felix soal ini ...." Cairo mondar-mandir di kamarnya gugup tidak karuan.
Cairo keluar kamarnya dan berjalan cepat menuju tempat dimana ahli penyembuh berada di istana. Tempat yang pertama dilihatnya saat sadar setelah perang.
"Cairo ... kau seharusnya tidak kesini!" kata Sandya Daemonimed di Istana Aluias.
"Itu hal baru ... tadi kau memarahiku karena tidak datang tepat waktu." kata Cairo heran.
"Kau tidak dengar pengumuman dari aula kerajaan?! Kalau penghuni seluruh istana dilarang untuk berkeliaran di istana sementara waktu ini. Kau bisa dapat masalah kalau diketahui berada disini!" kata Sandya.
"Memangnya ada apa?!" tanya Cairo pura-pura bodoh dengan aktingnya yang cukup meyakinkan.
"Tidak ada yang tahu pasti apa alasannya, kita juga tidak perlu tahu soal itu. Perintah adalah perintah, walau tidak tahu tapi harus menurut saja." kata Sandya tegas.
"Rasanya tidak adil, apa orang sakit tidak bisa menjadi pengecualian?!" kata Cairo membuat lelucon.
"Apa alasan kedatanganmu kemari?! Cepat katakan sebelum ada prajurit yang datang. Setidaknya karena kau orang baru dan tidak tahu apa yang terjadi pasti hukumanmu akan diringankan." kata Sandya.
"Aku hanya ingin bertanya, kapan aku bisa pulang?!" kata Cairo.
"Pemulihanmu memang masih dalam proses, tapi sepertinya kau akan lebih lama lagi disini ...." kata Sandya saat Prajurit memasuki ruangan dengan membuka pintu secara paksa.
"A ... pa ... maksudnya ...." Cairo masih tidak mengerti apa yang barusaja terjadi, baru sadar saat dibawa paksa oleh dua prajurit ke ruang bawah tanah melihat sekeliling yang banyak kurungan. Walau kelihatan sangat indah dan bersih karena semuanya dihiasi oleh banyak berlian. Tapi tetap saja itu adalah penjara.
Cairo sudah menjelaskan kalau tidak tahu apa yang terjadi tapi tetap saja harus menerima hukuman dengan dikurung disana sampai pembebasannya disetujui oleh Raja Aluias.
"Beginikah kalian memperlakukan pahlawan?!" teriak Cairo.
"Pahlawan bukannya kebal terhadap hukum tapi harus pintar untuk menghindari hukuman." kata Penjaga disana.
Cairo sebenarnya tidak mempersoalkan itu, hanya saja saat ini dia punya hal lain yang harus dilakukan. Memperingatkan Felix dan yang lainnya soal Efrain. Aluias sudah pasti akan menyembunyikan hal ini, padahal yang harus diperingatkan adalah Felix dan kawan-kawan. Karena jika Efrain muncul pasti itu akan membahayakan mereka.
Cairo tidak tahu kalau Viviandem pun tidak berbeda dengan manusia pada umumnya. Menutupi hal yang bisa membahayakan orang lain. Jika ada yang perlu tahu harusnya itu adalah target utama dari Efrain. Akan lebih baik jika Felix dan yang lainnya sudah siap saat Efrain benar datang.
"Kau kelihatan sangat gelisah ...." kata Seseorang di sel sebelah Cairo.
"Sudah berapa lama anda disini?!" tanya Cairo.
"Biar kuhitung ... 673 hari."
Cairo kaget mendengar hal itu, bisa jadi nasibnya akan sama dengan Quiris itu atau bahkan lebih dari itu. Terjebak disana dalam waktu lama adalah masalah lain tapi tidak bisa melakukan sesuatu adalah masalah yang lebih besar lagi bagi Cairo.
"Aku harus kelaur dari sini! Biarkan aku berbicara dengan Raja, pasti dia akan mendengarkanku ...." Cairo mencoba lagi berbicara pada Penjaga. Menambahkan soal dirinya yang sebagai pahlawan dari perang yang belum lama ini untuk digunakan sebagai tawaran, alasan dan juga bujukan berharap semoga saja bisa didengarkan.
"Raja saat ini sedang tidak ada di istana."
"Bisa gila aku!" Cairo hanya bisa memukul sel penjara dan berakhir dengan tangan yang terluka karena itu.
"Aku tidak akan melakukannya jika itu aku, sel disini sangatlah kuat. Kau hanya akan berakhir melukai dirimu sendiri." kata Tahanan yang tadi lagi.
"Aku harus keluar dari sini secepatnya!" kata Cairo terdengar sangat putus asa.
Tahanan dari sel sebelah Cairo itu melambaikan tangan untuk memanggil Cairo mendekat, "Memang kuat tapi tidak sekuat yang ada di penjara sungguhan. Disini hanya untuk keluarga kerajaan dan juga penghuni istana lainnya. Jadi, penjara disini dalam artian hanya sebagai simbolis saja. Kita bisa dengan mudah keluar dari sini tapi hanya menurut saja untuk menerima hukuman dan tetap berada disini sebagai bentuk renungan."
"Maksudmu ... kau bisa mengeluarkanku dari sini?!" Cairo mulai tertarik.
"Ternyata kau tidaklah sekaku itu kalau berbicara informal seperti ini, kita bisa menjadi teman yang baik. Kukira pahlawan kebanyakan hanya sangat menyebalkan. Namaku Camden ... kau Cairo kan?!"
"Camden, kau bisa membantuku keluar dari sini?!" Cairo tidak berbasa-basi, "Tapi, kalau kau bisa keluar kenapa tidak sejak lama?! Kenapa kau tetap tinggal selama 600 hari lebih?!" Cairo heran.
"Malas saja untuk keluar, belum ada yang memberiku alasan untuk bersemangat kembali ke dunia luar ...." kata Camden.
"Jadi, maksudmu aku alasannya?! Hahh ... lupakan, aku hanya perlu keluar dari sini sekarang. Bagaimana caranya?!" Cairo tidak peduli soal apapun saat ini.
"Mudah, tapi kita akan jadi buronan. Kau siap berubah dari pahlawan menjadi buronan?!" Camden dengan ekspresi yang sangat aneh menurut Cairo.
"Aku tidak peduli, selama yang kulakukan ini benar." kata Cairo.
"Tidak diragukan kau memang punya darah Aluias. Kau sama keras kepalanya dengan Aluias lainnya." kata Camden.
"Itu tandanya berlaku juga untukmu." kata Cairo.
"Sulit untuk mendeskripsikannya begitu ...." kata Camden.
"Dengan kau berada disini sudah menunjukkan bahwa kau juga sama keras kepalanya dengan Aluias lainnya." kata Cairo tersenyum miring.
"Ow, kau tidak tahu apa-apa tentangku sayang!" kata Camden.
"Ada apa dengan Quiris ini, aneh sekali!" Cairo merasa sedang melakukan kesalahan karena terlibat dengan Quiris aneh itu. Tapi hanya Camden lah satu-satunya harapan untuk bisa keluar dari sana.
...-BERSAMBUNG-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 415 Episodes
Comments
💯Fhashyafira✅
aku datang membawa like salam dari
sekali seumur hidup 😘
2023-07-26
1
@Kristin
Mampir
2023-07-12
1
Nm@
Maaf, br bisa mampir lagi kak
2023-06-26
1