Doni pulang lebih dulu malam itu, setelah cukup lama mereka bertiga menghabiskan waktu bermain domino.
Sedangkan Mike, meminta izin kepada Masha, untuk tetap di gudang sambil memeriksa berkas-berkas dari lemari arsip.
Masha yang sudah mengantuk setelah meminum obatnya, juga sudah tidur dikamar dengan pintu tertutup.
Ketika hampir subuh Masha tiba-tiba terbangun dari tidurnya, dan merasa sangat haus.
Terkantuk-kantuk, masih dengan mata yang terasa berat untuk terbuka dengan baik, Masha berjalan keluar dari kamar dan pergi kedapur.
Dari dalam lemari es kecil, Masha mengeluarkan sebotol air, dan meminumnya hingga puas, lalu sisanya dimasukkan kembali kedalam situ.
Masha kemudian berjalan kedepan, berniat kembali ke kamarnya, untuk menyambung tidurnya lagi.
Tapi, lampu dibagian depan tempat biasanya dipakai untuk bekerja, tampak masih terang benderang, dan belum dimatikan.
Masha tidak memperhatikan ke ruangan itu sebelumnya.
Mike pulang tanpa mematikan lampu?
Masha kemudian terus berjalan melewati kamarnya, dan menuju kedepan untuk mematikan lampu.
Hampir saja Masha mematikan lampu, ketika dia melihat Mike masih duduk menyamping disofa, dengan kedua kakinya yang dia julurkan diatas sepanjangan sofa.
"Mike?" tanya Masha heran.
Kelihatannya, Mike sangat terkejut karena suara Masha yang tiba-tiba, hingga tampak tersentak ditempat duduknya, dan hampir menjatuhkan pensil ditangannya.
"Kamu tidak pulang tidur?" tanya Masha lagi, sambil berjalan mendekat.
Mike melihat arloji ditangannya, dan bukannya bersiap untuk pulang, dia malah melanjutkan pekerjaannya.
Tumpukan berkas dilantai, tampak tinggi menggunung.
Masha lalu mengangkat kedua kaki Mike, dan ikut duduk diatas sofa, kemudian membiarkan kaki Mike melintang diatas kaki Masha.
"Kamu tidak mengantuk?" tanya Masha.
Mike menggelengkan kepalanya, tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas berkas yang dipegangnya.
Masha mengambil kertas berkas dari tangan Mike, meskipun Mike tampak memasang raut wajah tidak senang.
"Cukup! Aku akan mengerjakannya nanti," kata Masha buru-buru, sebelum Mike yang seolah-olah hendak berkata sesuatu, mengeluarkan suaranya.
"Kalau kamu tidak mau pulang, kamu bisa berbaring dikamar. Biar aku saja yang disofa," kata Masha.
"Aku tidak mengantuk!" jawab Mike, lalu menurunkan kakinya, dan duduk seperti biasa.
"Hmmm... Mengantuk atau tidak, yang penting kamu istirahat sambil berbaring. Memangnya, kamu tidak capek duduk terus selama itu?" tanya Masha.
"Aku biasanya mimpi buruk, kalau aku memaksakan tidur, saat aku tidak terlalu mengantuk," jawab Mike.
Masha menarik nafas panjangnya yang terasa berat.
"Apa ada sesuatu yang bisa aku bantu, agar kamu bisa istirahat dengan tenang?" tanya Masha.
Mike menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada. Aku juga tidak perlu bantuanmu. Sebaiknya, kamu kembali kekamar, biar aku meneruskan pekerjaanku," kata Mike.
Masha sebenarnya tidak percaya kalau akan muncul ide gila dalam kepalanya.
Masha memegang tangan Mike, dan menariknya agar ikut kekamar.
"Berbaring disitu!" kata Masha tegas, sambil menunjuk dengan matanya kasur yang kosong.
Mike tampak bersikeras, dan seolah-olah akan berjalan kembali kedepan.
"Mike!" seru Masha, dengan tetap menahan tangan Mike erat-erat.
Mike menghentikan langkahnya, dan hanya berdiri terdiam didekat Masha.
"Berbaring disitu! Aku akan menemanimu, sambil aku membaca berkas," kata Masha lagi.
Meskipun tampak enggan, Mike tidak berkomentar banyak, lalu menuruti perkataan Masha.
Mike kemudian berbaring menyamping, dengan menghadap ke dinding.
Masha kembali berjalan kedepan, mengambil berkas yang terbuka yang tadinya diperiksa Mike, dan tanpa meninggalkan pensil yang masih tergeletak dilantai.
Begitu juga dengan karpet, yang diseret Masha kedalam kamar, dan menggelarnya didekat kasur.
Masha kemudian pergi mematikan lampu depan, lalu berjalan kembali kedalam kamar, dengan membiarkan pintu kamar itu tetap terbuka.
Dengan duduk bersandar di dinding, Masha kemudian membaca berkas, meskipun sambil menguap.
"Bagaimana kalau aku bermimpi buruk?" tanya Mike tiba-tiba.
"Cobalah untuk tidur! Kalau kamu bermimpi buruk, aku nanti membangunkanmu. Tenangkan saja pikiranmu. 'Kan ada aku menjagamu?!" jawab Masha.
Masha melihat Mike yang hanya terdiam, sambil tetap berbaring menghadap dinding, memunggungi Masha.
"Kenapa kamu tidak pulang?" tanya Masha.
"Kalau aku tidak bisa tidur, di apartemen aku hanya akan duduk di balkon...
Daripada hanya begitu, lebih baik aku duduk disini...
Aku bisa sambil menjagamu, karena tempat ini cukup terpencil. Aku khawatir kalau-kalau ada yang menerobos masuk, lalu menyakitimu," lanjut Mike.
"Aku bisa sekalian memeriksa berkas," lanjut Mike.
Masha menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan.
"Kamu tidak perlu terlalu khawatir dengan keadaanku. Aku bisa jaga diriku sendiri," kata Masha.
"Sudahlah! Coba saja memejamkan mata, agar bisa tertidur walau hanya sebentar," lanjut Masha.
Masha lalu lanjut memeriksa berkas yang dipegangnya, sambil menandainya dengan pensil.
Setelah berjalan beberapa waktu kemudian, mungkin perkiraan Masha kurang lebih satu jam yang berlalu, dan beberapa kali Masha menguap, Masha lalu memandangi Mike yang tampaknya sudah tertidur.
Masha memang menduga kalau Mike sudah tertidur, karena gerakan Mike yang bernafas terlihat lebih pelan dan teratur.
Satu map berkas sudah selesai diperiksa Masha, dan Masha berniat menukar berkas ditangannya dengan berkas yang belum diperiksa.
Masha kemudian berjalan keluar, menyalakan lampu, meletakkan berkas yang dipegangnya, lalu mengambil berkas baru, sebelum mematikan lampu depan itu, dan kembali kekamar.
Rasanya, Masha keluar tidak terlalu lama, dan Mike tampak baik-baik saja, namun ketika Masha kembali ke kamar, tubuh Mike tampak berguncang hebat.
Buru-buru Masha melepaskan map kelantai begitu saja, lalu melihat Mike dari dekat.
Kening Mike dengan alis mengerut, terlihat basah dengan keringat, matanya masih terpejam, dan tampak mengeraskan rahangnya, dengan nafas memburu, lengkap dengan erangan seolah-olah sedang kesakitan.
Mike tampaknya sedang bermimpi buruk.
"Mike! Tenang! Kamu hanya bermimpi!" kata Masha, sambil mencoba membangunkan Mike, dengan mengguncang lengannya.
"Mike!"
"Mike!"
Beberapa kali Masha memanggil Mike, namun tampaknya pemuda itu tidak bisa terbangun.
Masha menarik badan Mike agar terlentang, dan mengusap-usap dari kening kearah pucuk kepala Mike.
"Mike! Tenang!" seru Masha, sambil tetap mengusap-usap kepala Mike.
Mike akhirnya bisa terlihat lebih tenang, alisnya tidak lagi mengerut, nafasnya kembali teratur, dan badannya tidak lagi gemetar.
Tiba-tiba mike bergerak, dan mengubah posisi tidurnya kembali menyamping, tapi kali ini menghadap kearah Masha yang duduk disebelahnya.
Masha memperhatikan Mike baik-baik, dan tampaknya masih tertidur, jadi Masha berniat kembali duduk bersandar di dinding.
Tapi, baru saja Masha bergeser sedikit, tangan Mike menahan lengannya, dan Mike membuka matanya perlahan.
"Jangan pergi! Tolong, jangan pergi...!" kata Mike pelan dan tampak memelas, dengan matanya yang merah berkaca-kaca.
Masha jadi merasa tidak tega melihatnya, lalu tetap duduk disitu, dan kembali mengusap-usap kepala Mike, hingga Mike memejamkan matanya lagi.
Mike kembali tertidur, dengan memegang tangan Masha, meski sudah tidak se-erat ketika dia melarang Masha pergi tadi.
Setelah merasa yakin kalau Mike benar-benar tertidur, barulah Masha melepaskan tangan Mike, lalu berpindah tempat duduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments