Entah apa yang ada dalam pikiran Mike hingga membuatnya menatap Masha seperti itu.
Masha tidaklah sengaja bertingkah ceroboh diluar tadi.
Sama sekali Masha tidak menyangka kalau hembusan angin diluar sana akan sekencang itu.
Apa perlu Mike marah kepada Masha cuma karena itu saja?
Meskipun Masha tidak merasa kalau telah melakukan sesuatu yang salah, tapi melihat Mike seperti itu tetap membuat Masha merasa sedang disalahkan.
Masha jadi merasa sangat takut.
Tanpa bisa dia kendalikan, pikirannya membawa Masha pergi dari tempat itu, dan kini dia tidak lagi tahu, dimana dia berada sekarang.
Tubuh Masha gemetar hebat.
Masha tidak bersalah...
Ini terlalu menyakitkan...
Tiba-tiba, kedua tangannya terasa seakan-akan sedang digenggam dengan erat.
"Kamu tidak apa-apa?"
"Tenangkan dirimu!"
Terdengar, suara-suara yang seolah-olah berbicara dengan Masha.
Setahu Masha, saat ini dia sedang membuka matanya, tapi yang mengherankan tidak ada yang bisa dia lihat.
"Masha...! Kamu baik-baik saja..." suara itu kembali terdengar.
Pelukan yang erat dan hangat, menahan tubuh Masha hingga berhenti gemetar.
Masha akhirnya menyadari kalau dia masih ditempat Mike, dan sekarang Mike sedang memeluknya, dan tampak berusaha untuk menenangkan Masha, dengan mengusap bagian belakang kepala Masha.
"Maafkan aku...! Aku tidak berniat menakutimu," kata Mike pelan.
Masha menarik nafasnya dalam-dalam, dan menghembuskannya pelan, berkali-kali dia mengatur nafasnya, hingga dia benar-benar merasa tenang.
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Mike.
"Iya," jawab Masha.
Mike lalu melepaskan pelukannya dari Masha, dan berjalan menjauh, setelah membawa Masha duduk disofa.
Tidak lama, Mike kemudian duduk disebelah Masha, dan menyodorkan sebotol air mineral yang baru saja dia buka tutupnya.
"Diminum...!" kata Mike.
Masha menerima botol air itu, dan meminumnya sedikit.
"Separah itu, ya?! Berapa lama?" tanya Mike.
Masha mengerti arah pembicaraan Mike yang sebenarnya, namun Masha tidak berminat untuk menjawabnya, malah menundukkan kepalanya, untuk menghindari pembicaraan itu.
Sambil memegang dagu Masha, Mike mengangkat wajah Masha yang tertunduk.
Mike menatap Masha lekat-lekat, dengan alisnya yang terangkat.
"Berapa lama kamu jadi bulan-bulanan ayahmu?" tanya Mike pelan.
Masha tetap tidak mau menjawab pertanyaan Mike, dan Mike juga tampaknya mengerti keadaan Masha, dan melepaskan dagu Masha.
"Tunggu sebentar lagi, dokternya mungkin terlambat datang kesini," kata Mike.
Masha seakan-akan kehilangan suaranya, dan hanya tetap terdiam, tanpa mengomentari perkataan Mike kepadanya.
"Berapa ukuranmu?" tanya Mike.
Dengan kebingungan Masha melihat Mike, yang masih menatapnya.
"Berapa ukuran pakaianmu? Sebaiknya, kamu membersihkan diri, sambil menunggu dokternya datang. Itu juga bisa membantu menenangkan pikiranmu," ujar Mike.
"Aku tidak perlu pakaian. Di gudang tadi, ada ransel berisi pakaianku," kata Masha.
"Hmmm... Begitu ya? Tapi, tidak mungkin kamu akan memintaku kembali kesana, hanya untuk mengambil itu 'kan?" tanya Mike.
"Mandi saja sana! Agar kamu tidak terlihat buruk, ketika dokter memeriksamu," kata Mike lalu berdiri dari sofa, dan berjalan kearah balkon.
Masha dengan rasa enggan, pergi kekamar mandi, dan membersihkan diri disana.
Semua bekas luka kembali terasa sangat pedih saat terkena air dan sabun, namun Masha menahan rasa sakitnya sekuatnya, agar dia tidak perlu menangis lagi.
Setelah selesai mandi, dan Masha mencari bajunya yang dia letakkan diatas wastafel, pakaiannya itu sudah tidak ada disitu.
Dengan mengenakkan jubah mandi, dan menggulung rambutnya dengan handuk, Masha berjalan keluar dari kamar mandi, berniat menanyakan tentang pakaiannya tadi, kalau Mike mungkin memindahkannya.
Masha melihat Mike yang hampir terbaring di atas tempat tidur, dengan tumpukan bantal yang tinggi dibelakang punggungnya, sambil membaca buku.
"Apa kamu melihat pakaianku tadi?" tanya Masha.
"Ssshh...! Tunggu saja!" kata Mike, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dipegangnya.
Masha kemudian duduk di sofa, menunggu sesuatu yang entah apa yang harus dia tunggu.
Apa mungkin Masha bertemu dokter, hanya dengan jubah mandi seperti itu?
Setelah duduk menunggu disitu cukup lama, Masha merasa bosan, dan berjalan kearah balkon, meski dia hanya berdiri dipintu, dan menatap keluar.
Letak kamar itu yang cukup tinggi, membuat Masha masih bisa melihat sebagian kota, meski hanya dari pintu seperti itu.
Akan lebih memuaskan kalau melihatnya dari pagar balkon, namun tidaklah mungkin Masha mencoba berjalan keluar, hanya dengan jubah mandi dan handuk.
Masha masih berdiri dipintu keluar balkon, ketukan dipintu kamar membuat Mike terlihat berdiri dari tempat tidurnya, dan berjalan menuju ke pintu.
Tidak lama, Mike kembali dengan membawa beberapa kantong kertas, berukuran sedang dan memberikannya kepada Masha.
"Pakai ini saja," kata Mike, lalu pergi ke tempat tidurnya, dan kembali dengan posisi yang sama seperti tadi, tampak melanjutkan bacaannya.
Masha kemudian berjalan kedalam kamar mandi dan membuka isi kantong-kantong kertas itu, yang ternyata berisi beberapa pasang pakaian, lengkap dengan pakaian dalam.
Masha menggeleng-gelengkan kepalanya.
Untuk dua hari ini sudah lebih dari cukup Masha mempermalukan dirinya sendiri, didepan dua orang pemuda yang berbeda.
Masha memakai pakaian yang diberikan Mike, dan ukurannya pas di badan Masha.
Kecuali Mike terlalu pintar menebak ukurannya, atau dia tadi memeriksa pakaian Masha yang kotor.
Masha menutup wajahnya dengan kedua tangannya, benar-benar memalukan, saat membayangkan kalau Mike memeriksa ukuran pakaian dalam, yang sudah bekas dipakai Masha.
Masha menarik nafasnya dalam-dalam, dan menghembuskannya pelan.
Sudahlah...
'Kan bukan Masha yang meminta Mike agar membelikan pakaian untuknya.
Masha melihat dirinya di cermin, yang saat ini memakai blouse sifon lengan pendek, dengan celana panjang kain berbahan polyester, terlihat rapi seperti pekerja kantoran pada umumnya.
Setelah menyisir rambutnya, dan menggantung handuk juga jubah mandi yang sempat dia pakai tadi, Masha lalu merapikan sisa pakaian yang belum terpakai kembali kedalam kantong, dan membawanya keluar dari kamar mandi.
Diluar sudah ada dua orang lain yang sedang bersama-sama dengan Mike.
Satu wanita dan satunya lagi seorang laki-laki dan tampak memang sedang menunggu Masha, karena kedua orang itu lalu berdiri, ketika melihat Masha berjalan mendekat.
"Biarkan mereka merawatmu! Aku akan menunggu diluar," kata Mike lalu berjalan kearah balkon.
Salah seorang dari mereka kelihatannya adalah seorang dokter, dan yang satunya lagi mungkin asistennya.
Masha diperiksa sambil berbaring diatas tempat tidur, dan yang wanita merawat juga memberikan obat ke semua luka-luka yang ada dibadan Masha.
"Sempat mengalami demam?" tanya laki-laki yang diduga Masha adalah seorang dokter.
"Iya. Semalam saya sempat demam," jawab Masha.
Laki-laki itu tampak mengangguk-anggukkan kepalanya sebentar, lalu menuliskan sesuatu di selembar kertas.
"Ini resep obat tambahan yang harus dibeli diluar," kata laki-laki itu.
Mereka kemudian mempersilahkan Masha untuk duduk ketika Masha sudah selesai diperiksa, dan semua luka-luka Masha sudah selesai dirawat.
Tak lama kemudian, yang laki-laki menemui Mike di balkon, dan tampak berbincang-bincang sebentar disana, sebelum dia dan Mike kembali kedalam, dan dua orang itu lalu pergi dari tempat itu.
"Kita kembali ke gudang sekarang, sekalian singgah membeli obat yang diresepkan untukmu," kata Mike.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments