bagian 8

"aduh, kesiangan lagi. nggak sempat olahraga dulu. mungkin karena kecapean kali ya. ya sudahlah mandi dulu deh." batinnya.

"eh.. nona kok melamun" buyar xixi."nona tidak mandi ?" Tanya lagi.

"Baiklah xixi, terimakasih. Saya mandi kok...!!" ujar Jelita membuat xixi terkejut. biasanya nonanya tidak akan mengucapkan kata keramat itu. kata itu Solah kata yang diharamkan dikalangan bangsawan.

"tidak perlu berterimakasih nona, itu sudah menjadi tugas hamba.." ucap xixi dengan sedikit takut dihatinya.

"Yayaya... baiklah" ucap Jelita sambil berlalu pergi memasuki ruang mandinya, dan di ikuti oleh xixi.

"Nona benar-benar berubah Sekarang. SepertiNya nona lebih humoris. Apa nona tidak apa-apa ya..." batin xixi, sambil terus mengikuti Jelita. Jelita tersenyum tipis mendengar suara batin xixi. Timbul niat untuk menjahilinya.

"Eh....xixi, ngapain kamu ikut aku ?. Kamu mau lihat aku mandi ya.... Ih, jangan mesum begitu xixi" canda Jelita sambil menyilangkan tangan di dadanya. Xixi menjadi kalang kabut melihat kelakuanku nonanya.

"eh...bukan nona, hambakan memang biasanya membantu nona mandi ." Ucap xixi sedikit bingung.

" Hadeh.... Orang kuno ini benar-benar bikin waspada" ujarnya dalam hati sambil menggeleng sedikit.

"Sudahlah, aku bisa mandi sendiri, kamu tidak perlu bantu. Oke...!!" Ujar Jelita sambil membuat simbol o dari jarinya.

"Oke...." Ujar xixi pelan. Namun sebelum sempat bertanya, Jelita sudah masuk kedalam.

"Hais... Sudahlah, tunggu di sini saja. Barang kali nona membutuhkan sesuatu nanti" ujar xixi, duduk dekat kamar pemandian.

Tak lama Jelita pun selesai mandi. Ia ingin mengenakan pakaiannya kembali. Namun ia bingung, bagaimana cara memasangnya.

"Aduh.... Ini baju apaan. Model nya kok seperti ini." Ujar nya sambil mmembolak balik baju itu. "Eh... bagaimana cara memasangnya ? Aduh repot amat. Huf.... XIXI.......!!"Teriak Jelita.

"Tu kan suara terompet terdengar..." Ujar xixi. "Iya nona, hamba disini..." Ujar xixi sambil berlari.

"Kemarilah...." Panggilnya.

"Ya nona, ada yang bisa hamba bantuan nona. ?" Tanya xixi. Masih Ter engah-engah

"Bantu aku memakai baju kimono ini " ucap Jelita sambil menyerahkan baju itu.

"Ini bukan baju kimono nona, ini namanya hanfu" jelas xixi sambil membantu memasang baju Jelita. ( Jadi untuk kawan yang bingung. Kok bajunya hanfu. Memang begitulah adanya )

Lanjut.

" Terserahlah, mau hanfu, mau handuk nggak mau tau." Ujarnya dengan sedikit malu. "Oh iya, apa kita punya uang xixi ?" Tanya Jelita tiba-tiba.

"Ya nona, bahkan sangat banyak. Nonakan tidak pernah menggunakannya" ucap xixi sambil mengikuti Jelita keluar dari kamar mandi.

"Hais, Jelita Jelita, Kamu penghemat sekali ya...." ujarnya dalam hati.

" Mmmm..... kalau begitu, nanti kamu buatkan aku baju. Rancangan nya nanti akan saya buat. Baju ini tidak cocok dengan ku, benar-benar merepotkan dan membuat ku susah bergerak.

"Baik nona." Ucap xixi patuh.

" Oh iya, nanti temani aku bertemu dengan ibu." Ujarnya lagi. Xixi sedikit terkejut, tidak ada yang berani bertemu dengan nyonya Catrine. Karena rumor mengatakan bahwa, ia terkena penyakit menular. Bahkan tempat mereka sudah diasingkan. Namun walaupun begitu, jendral Richard tetap berusaha agar istrinya cepat sembuh.

"Kenapa xixi, ? kenapa kamu terkejut ?." tanya Jelita.

" Maaf nona, apa nona sudah lupa. Bahwasanya  Tidak ada yang boleh menemui nyonya, karena ia mengidap penyakit menular." Jelasnya dengan suara yang sedikit bergetar.

Jelita sedikit mengingat tentang ingata yang ia lihat pada Jelita asli. Ia teringat dengan Jelita.

"Alio, kau mendengar ku" ucap Jelita Bertelepati pada alio.

"Ya melia, aku mendengar mu. Ada yang bisa saya bantu Melia ?" Tanya alio balik.

"Bagaimana, apaka ada perkembangan pada Jelita?" tanya Melia.

" Belum melia, rancun dalam tubuh susah dihilangkan, karena sudah bersarang terlalu lama."jelas alio.

"Kau ini. Kamu tidak menakutinya dengan wajah jelek mu kan ?" ejek melia.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***