BAB 14. Pelanggan VVIP

***Ruang kantor Dian di Perusahaan Jayanata***

Dian duduk bersandar di kursi kerja sambil melihat sekeliling ruangan kantor yang dipersiapkan untuknya.

Meja kerja yang luas dan dilengkapi laptop, printer maupun alat kantor lainnya. Ada lemari buku besar yang menempel ke dinding, tepat di bagian belakang kursi Dian.

Selain itu di dalam ruang kantor tersedia satu set sofa yang bisa digunakan untuk menjamu tamu atau pun rekan bisnis dengan suasana yang santai.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruang kantor Dian.

"Masuk!" perintah Dian.

David berjalan menghampiri meja kerja Dian dan berdiri tepat di hadapan atasan baru nya saat ini.

"Nona Dian. Mulai hari ini saya akan menjadi sekretaris pribadi nona. Apakah ada pekerjaan baru yang harus saya lakukan sekarang?" tanya David dengan sopan.

David satu-satunya karyawan Perusahaan Jayanata yang mengetahui identitas asli Dian sebagai adik Chandra dan juga putri bungsu satu-satunya Jackson Wijaya.

"Terima kasih David. Saya ingin semua informasi mengenai Perusahaan Alfa dan proyek teknologi terbaru mereka," ucap Dian.

"Baik nona Dian. Saya akan mempersiapkannya sekarang," jawab David.

Beberapa saat kemudian Dian membaca semua dokumen tentang Perusahaan Alfa, yang dipersiapkan oleh David. Gadis muda itu berkonsentrasi penuh dengan di ruang kantornya membaca dokumen.

***

Suara telepon di ruang kantor Dian berdering sehingga gadis muda itu mengangkatnya.

"Halo!"

"Sudah waktunya makan siang, Dian. Kakak akan membawamu makan siang di restoran. Sekalian merayakan hari pertama kamu bekerja di Perusahaan Jayanata," ucap Chandra melalui sambungan telepon.

"Baik Kak Chandra. Kita ketemu di lobi," jawab Dian.

"Oke," kata Chandra.

***

Dian membawa satu map dokumen yang belum selesai di bacanya keluar dari ruang kantor.

"Nona Dian!" sapa David yang di duduk di tempat kerjanya, di luar ruang kantor Dian.

"David. Saya akan makan siang dengan CEO Chandra. Tolong persiapkan data tentang teknologi AI (Artificial Intelligence) dan kirim ke emailku," ucap Dian.

"Baik nona Dian," jawab David.

Sebagai sekretaris pribadi Dian, David seharusnya mengikuti Dian ke mana pun atasan baru nya itu pergi. Akan tetapi, makan siang Dian dan Chandra bukanlah makan siang untuk urusan bisnis sehingga Dian tidak membutuhkan David di sisi nya.

"Nona Dian pekerja keras dan cerdik seperti CEO Chandra," kata hati David sambil mempersiapkan data yang diminta oleh Dian.

Kabar Dian dan Chandra makan siang bersama menyebar dengan cepat di dalam Perusahaan Jayanata. Tentu saja terdengar oleh Anggi. Manajer pemasaran itu tersenyum licik dan merencanakan sesuatu terhadap Dian.

***

Mobil Land Rover Range Rover Velar berhenti di depan restoran terkenal. Chandra menoleh ke arah Dian, yang masih serius membaca dokumen di tangannya.

"Dian. Ayo kita makan siang dulu," ajak Chandra.

"Baik Kak Chandra," jawab Dian dan meletakkan dokumennya di kursi sebelum turun dari mobil.

Dian dan Chandra berjalan beriringan masuk ke dalam restoran. Suasana hati Dian yang senang berubah menjadi muram saat melihat wajah Laura dan Anastasia.

Laura dan Anastasia sedang makan di dalam restoran yang sama. Tempat duduk mereka berada di dekat pintu masuk sehingga mereka berdua melihat jelas Dian.

Walaupun penampilan Dian tidaklah culun dan berkepang dua seperti sebelumnya, Laura dan Anastasia bisa mengenalinya.

Anastasia menatap Dian dengan penuh kebencian. Kalung berlian yang diambilnya dari safety box Stefan membuatnya menjadi berita besar dan ditertawakan banyak orang. Semua dikarenakan Dian yang menyebarkan berita itu.

"Di mana manajer? Kenapa membiarkan sampah masuk ke dalam restoran berkelas ini?" pekik Anastasia dengan keras.

Manajer restoran berlari tergesa-gesa menghampiri Anastasia.

"Maaf nona Anastasia," ucap manajer restoran.

Pepatah pelanggan adalah raja berlaku saat ini sehingga manajer restoran meminta maaf duluan karena Anastasia marah.

Anastasia tersenyum puas dengan sikap manajer restoran. Mantan adik ipar tidak tahu diri itu memberikan tatapan menghina ke Dian.

"Usir dia keluar dari sini. Kemunculannya membuat selera makanku dan ibuku hilang seketika. Kita adalah pelanggan VVIP di sini," ujar Anastasia dengan tegas dan menunjuk Dian.

Manajer restoran menoleh ke arah Dian, yang ditunjuk oleh Anastasia. Wajah manajer restoran pucat seketika melihat Chandra menatap tajam dengan wajah tanpa ekspresi, sedangkan gadis muda di sampingnya tersenyum kecil. Terlihat jelas Dian tidak tersinggung dengan perkataan Anastasia.

Manajer restoran segera menghampiri Chandra dan membungkukkan badan sedikit untuk memberi hormat.

"Selamat datang tuan Chandra. Mari saya antarkan ke tempat pesanan tuan," ucap manajer restoran dengan ramah.

Senyuman puas di wajah Anastasia menghilang seketika. Anastasia menatap Chandra dari atas kepala hingga ujung kaki dan teringat dengan perkataan Gisel bahwa Dian sudah menjerat pria baru pengganti Stefan.

"Hei! Apakah kamu tuli? Usir dia keluar dari sini!" teriak Anastasia ke manajer restoran.

Laura yang duduk di samping Anastasia pun terpancing kemarahannya.

"Dian! Restoran berkelas ini bukan tempatmu! Kamu kira sudah mendapatkan pria kaya yang baru, bisa menjalani kehidupan mewah seperti kita? Jangan mimpi! Kamu hanyalah gadis miskin yang diusir dari Mansion Bramasta. Tidak pantas berada di tempat yang sama denganku dan Sia!" ujar Laura.

Wibawa dan kharisma yang terpancar dari tubuh Chandra membuat Laura yakin pria muda itu bukanlah pria sembarangan. Laura tidak senang melihat Dian bisa hidup dengan bahagia setelah bercerai dari Stefan. Seharusnya gadis miskin itu hidup menderita sebagai bukti statusnya yang tidak sepadan untuk menjadi nyonya Stefan.

"Di usir dari Mansion Bramasta? Aku baru tahu sekarang anggota keluarga Bramasta sangat tidak tahu malu dan memutar balikkan fakta!" kata Chandra dengan tegas.

Chandra yang selalu berpenampilan dingin dan tenang, tidak bisa menahan emosinya saat ini karena melihat jelas perlakuan buruk anggota keluarga Bramasta terhadap Dian.

Laura dan Anastasia merasa terintimidasi dengan perkataan Chandra. Mereka berdua tidak berani bertatapan mata secara langsung dengan Chandra, melainkan menatap ke arah manajer restoran.

"Tunggu apa lagi? Cepat usir dia keluar! Kita ini pelanggan VVIP!" ujar Laura dengan sombong.

"Nyonya Laura, nona Anastasia. Tuan Chandra adalah pemilik saham terbesar restoran ini. Kalian berdua bisa pergi sekarang jika tidak ingin melihat teman tuan Chandra!" ujar manajer restoran dengan tegas.

Aura dingin di tubuh Chandra menghilang sedikit karena manajer restoran tahu diri dan bersikap tegas terhadap sepasang ibu dan anak yang sangat menyebalkan ini.

Dian tersenyum kecil menatap wajah merah padam Laura dan Anastasia. Dian tahu Chandra akan mengusir mereka dengan tidak hormat jika mereka berdua masih mencari masalah, tetapi Dian ingin menghadapi kedua wanita menyebalkan itu dengan caranya sendiri.

"Manajer. Tolong antar tuan Chandra ke tempat duduk," kata Dian dan menoleh ke arah Chandra.

"Aku ingin berbincang sebentar dengan mereka berdua. Tunggu aku di dalam," lanjut Dian.

Chandra membelai kepala Dian dengan lembut sebelum meninggalkan adik kesayangannya. Chandra yakin Dian bisa menghadapi kedua wanita yang menyebalkan itu.

***

Selamat siang readers tercinta. Hari senin waktunya vote nih. Ditunggu ya votenya 🥰🥰🤗🤗.

Apa yang akan dilakukan Dian? Jawabannya di bab besok ya.

TERIMA KASIH

SALAM SAYANG

AUTHOR : LYTIE

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***