Setelah dari kantin mereka berdua berjalan di koridor kelas sambil bercanda ya hanya Grizelle saja, sementara Laura sesekali menanggapi, tidak sengaja Grizelle melihat pacar Laura bersama dengan Fira.
"Sejak kapan pacar lo deket sama sodara tiri lo?."
Laura mengedikkan bahunya acuh, tidak munafik dia juga cukup kaget dengan sikap pacarnya hari ini. Setelah beberapa hari yang lalu sekolah mereka dihebohkan dengan datangnya murid baru, sekarang kembali ricuh dengan kedekatan seorang ketos dan murid baru yang tidak lain ketosnya adalah pacar Laura.
Kavindra Aydin Rafeyfa Zhafran atau yang akrab dipanggil Kavin. Kavin adalah ketos di sekolah itu dan juga kapten basket yang banyak dikagumi siswi seantero sekolah. Kavin menjalin hubungan dengan Laura hampir dua tahun dan keluarga mereka juga cukup dekat. Tetapi semenjak kedatangan Fira, Laura merasa Kavin lumayan dekat dengan adik tirinya itu.
"Apa perlu gue samperin Kavin Lau?." Grizelle membuyarkan lamunan Laura.
"Udah gak perlu capek-capek." Laura melangkahkan kakinya pergi menuju kelas.
...~ 𝙺 𝚎 𝚗 𝚣 𝚘 ' 𝚁 𝚊 ~...
Jam istirahat adalah jam yang ditunggu-tunggu semua murid. Seperti halnya Laura dan Grizelle yang sudah duduk manis dengan semangkuk mie ayam didepannya.
"Demi apa tuh bu gendut, ngasih materi kayak ngasih ceramah. Untung kepala gue gak pecah, lain kali harus antisipasi nih sama bu gendut." Omel Grizelle. Sementara Laura menikmati mie ayamnya dengan tenang.
"Tumben Kavin gak nyamperin lo?." Tanya Grizelle kepo.
"Dia lagi sibuk sama urusan osis mungkin."
"Iya juga ya."
Laura mengabaikan Grizelle dan melanjutkan makan kembali.
"Maaf akhir-akhir ini aku sibuk." Entah datang darimana tiba-tiba Kavin menarik kursi yang ada di samping Laura.
"Hm." Jawab Laura seadanya.
Kavin mengacak-ngacak rambut Velyn, entah kenapa dia sangat mencintai gadis yang didepannya itu.
"Setelah ini aku harus rapat lagi di ruang osis, weekend kita jalan mau?." Tanya Kavin dengan nada lembut.
"Jemput ke rumah jam sembilan." Laura menjawab dengan sedikit senyuman tipis di wajahnya, dan itu membuat Kavin sangat gemas kepada Laura. Laura mampu membuat Kavin menjadi baper dengan perilakunya.
Tanpa mereka perdulikan di depan mereka Grizelle sedang menatap mereka berdua dengan intens, bukan Grizelle iri tapi dia sedikit waspada dengan Kavin yang akhir-akhir ini dekat dengan Fira.
"Yaudah aku masuk kelas dulu, kamu yang semangat belajarnya." Kavin berdiri tidak lupa dia mengelus pelan kepala Laura dengan sangat lembut, diperlakukan seperti itu membuat tubuh Laura meremang dia sangat sayang kepada Kavin dan mendapat perlakuan lembut Kavin seperti tadi, perlahan bisa menghilangkan rasa curiganya beberapa hari ini.
"Hm." Laura mengangguk dengan rona merah dipipinya.
Grizelle yang hendak berbicara tiba-tiba dia mengurungkan niatnya karena melihat rona bahagia diwajah Laura. Dia tidak mau merusak suasana hati sahabatnya, biarlah untuk saat ini Grizelle melihat hubungan keduanya baik-baik saja.
"Gue udah kenyang!." Seru Laura, membuyarkan lamunan Grizelle.
"Ckkk, makanan lo udah habis beg*!." Grizelle mengumpat sahabatnya itu.
"Gue mau balik kelas, lo masih belum selesai?."
"Rabun mata lo Lau? nih mangkok udah kosong sejak kehadiran pacar lo itu." Sungut Grizelle kesal.
"Oh, yaudah bayar!."
"Uangnya?."
Laura mengeluarkan satu lembar uang lima puluh ribu untuk makanan mereka berdua, kebiasaan Grizelle memang selalu memintra traktir kepada Laura kata Grizelle 'kapan lagi lo mau traktir gue kalau bukan sekarang?' Laura hanya menggelengkan kepalanya jika mengingat itu.
Grizelle adalah definisi orang kaya tapi miskin, tapi dia hanya meminta traktir kepada Laura saja karena menurut Grizelle, hanya Laura yang pantas dijadikan bossy seperti itu.
"Gue heran sama lo, padahal keluarga lo lebih kaya dari keluarga gue." Ujar Laura.
"Mau gimana lagi Lau, gue harus belajar hemat buat masa depan gue."
"Sok-sok an!." Laura mencibir Grizelle.
"Gak percayaan amat sama gue, eh nanti pulang sekolah liat abang El yuk udah lama gak kesana gue."
"Boleh aja, tapi pulangnya gak gue anterin."
"Jahat banget lo jadi sahabat."
"Irit bensin." Laura sengaja menggoda Grizelle.
"Sok-sok an mau hemat juga lo."
"Gue mau belajar jadi wanita masa depan yang baik dan hemat." Setelah itu Laura meninggalkan Grizelle yang cengo ditempatnya.
"Woy Laura! Lo gak akan miskin cuma karena beli bensin buat anterin gue beg*!" Teriak Grizelle di koridor kelas, membuat beberapa murid di sana memandangnya aneh. Bukannya malu Grizelle malah berlari menyusul Laura yang lumayan jauh di depannya.
"Malu-maluin gue lo!." Kesal Laura.
"Biar lo gak seenaknya sama gue, masa seorang Grizelle Ishana harus jalan kaki ke rumah."
"Gue yakin bunda pasti ngasih lo uang saku yang banyak. Jadi nanti lo pulang naik taxi aja."
"Lo udah tau kalau gue lagi hemat." Ucap Grizelle lesu.
Laura menyerah berdebat dengan Grizelle pasti tidak akan ada ujungnya.
...~ 𝙺 𝚎 𝚗 𝚣 𝚘 ' 𝚁 𝚊 ~...
Sesuai perjanjian mereka berdua, mereka akan mengunjungi Elvan di rumah sakit. Sesampainya di parkiran sekolah, Laura dan Grizelle berpapasan dengan Kavin dan Fira.
Laura berusaha berpikir positif, tapi tidak dengan Grizelle yang sudah kesal di hatinya.
"Vin, lo mau kemana sama Fira bisa barengan gitu?." Bukan Laura yang bertanya, melainkan Grizelle yang memang mempunyai rasa kepo akut.
"Dia kan anggota osis baru dan pengganti sekretaris gue, jadi gue mau beli bahan keperluan osis sama dia." Jelas Kavin, tapi pandangannya mengarah ke Laura yang menatapnya dengan tatapan datar dan tersirat akan rasa kecewa di dalamnya.
"Yaudah kalian hati-hati." Laura bersuara tanpa menatap Kavin dan Fira.
"Kamu mau kemana sama Grizelle?." Tanya Kavin.
"Jenguk abang El." Jawab Laura singkat.
Kavin menghampiri Laura dan memegang pundak Laura.
"Aku izin ya sayang, nanti malam aku hubungi kamu dan besok kita liat abang El sama-sama." Ujar Kavin dengan nada lembutnya, dia mengelus pipi Laura yang lembut seperti bayi. Laura yang diperlakukan seperti itu merasa ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan diperutnya, dia sangat yakin jika Kavin tidak akan pernah menghianatinya.
Laura mengangguk mengiyakan dan menarik Grizelle masuk ke dalam mobilnya.
"Kenapa lo diem aja sih liat mereka berduaan." Kesal Grizelle.
"Gue gak mau larang-larang Kavin Zel, seharusnya dia tau apa yang gue suka dan gak suka."
"Lo gak takut nanti Fira ngambil Kavin?."
"Gue gak pernah takut kehilangan orang yang gak setia sama gue Zel." Jawab Laura santai. Untuk sekarang dia masih sangat percaya kepada Kavin, tapi tidak tau untuk selanjutnya semoga saja Kavin tidak bermain api dibelakangnya.
Masih di parkiran.
"Kak, aku takut kak Laura marah sama aku karena kita pergi berdua."
Kavin mengangkat sebelah alisnya bingung, seakan mengerti tatapan Kavin, Fira melanjutkan ucapannya lagi. "Iya kalian kan pacaran nanti kak Laura salah paham."
"Gue percaya sama Laura, dia orangnya gak seperti itu lagian kita cuma mau beli bahan buat mading setelah itu lo pulang naik taxi."
Setelah mengucapkan itu, Kavin berjalan menuju motornya yang diparkir. Kavin sangat mencintai Laura dan sebaliknya juga seperti itu, jadi Kavin tidak mau menghancurkan hubungannya sendiri dengan Laura. Kavin berencana setelah lulus sekolah ia akan melamar Laura menjadi calon istrinya.
Diam-diam tanpa sepengetahuan Kavin ada orang yang mengepalkan tangannya menahan amarah di dalam dirinya.
...~ 𝙺 𝚎 𝚗 𝚣 𝚘 ' 𝚁 𝚊 ~...
IG: yndwrdn05
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments