Evelyn Story'S
"Baru pulang kamu, dasar anak tidak tau diri!" Baru saja menginjakkan kakinya ke dalam rumah, teriakan suara itu menghentikan langkah kaki Laura.
"Maaf pah, Laura habis dari toko buku." Laura menunduk tidak berani menatap wajah ayahnya yang datar itu . Dulu tatapan itu sangat lembut penuh kasih sayang, tetapi dalam sekejab semuanya berubah.
"Masuk kamar! jam delapan nanti ikut saya." Belum sempat Laura menjawab, Reza ayahnya berlalu dari ruang tamu.
Laura menatap nanar kepergian ayahnya, perlahan air matanya terjatuh di pipi mulusnya itu.
"Gak, gue gak boleh nangis pasti papa cuma belum bisa nerima semua ini." Lirih Laura dan berlalu ke kamarnya.
Di dalam kamar, Laura terdiam sambil memegang ponselnya. Tiba-tiba ada satu notifikasi pesan dari akun line nya.
Grizelle Ishana
Lau, nanti malem temenin gue bisa? gue harus datang ke acara pertunangan sodara sepupu gue
LauraQueen
Gk bs
GrizelleIshana
Mau kemana lo?
LauraQueen
D ajk bkp
GrizelleIshana
Ok next time
Laura hanya menatap datar room chat bersama Grizelle, satu-satunya sahabat yang selalu ada untuk Laura. Grizelle Ishana, biasa dipanggil Grizelle. Mereka berdua sudah bersahabat sejak awal masuk SMP.
Laura menghembuskan nafasnya yang terasa sesak, dia kembali mengingat perubahan sikap ayahnya semenjak bundanya meninggal beberapa bulan yang lalu.
Drtt....Drtt....
Kak Zahra is calling.
"Halo kak."
"Lau, kamu bisa ke rumah sakit sekarang?."
"Iya bisa, tunggu Laura kak."
Laura bergegas bersiap menuju ke rumah sakit, sesampainya di ruang tamu ia bertemu dengan Reza ayahnya.
"Pah, Laura pamit mau ke rumah sakit dulu."
"Ingat, kamu harus ikut saya nanti malam." Laura mengangguk, sebelum meninggalkan ruang tamu ia berhenti, kemudian berbalik-
"Setidaknya papa ke rumah sakit walaupun hanya lima menit, dia juga anak papa." Laura berujar dengan suaranya yang lirih.
Reza terdiam di tempatnya, memikirkan ucapan Laura tadi, tidak berlangsung lama dia mengembalikan wajah datarnya yang seakan penuh dendam.
Laura mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar menuju rumah sakit, pikirannya berkecamuk.
Dua puluh menit kemudian, dia sampai di salah satu rumah sakit milik keluarga Narendra. Rumah sakit standart internasional, dimana pemiliknya merupakan pengusaha sukses di beberapa negara.
Laura berjalan sedikit cepat menuju salah satu ruangan VVIP di sana. Sesampainya di ruangan itu, Laura mengetuk pintu dan langsung masuk.
Pandangan pertama yang ia lihat adalah seorang lelaki yang terbaring lemah di atas brangkar dan disampingnya ada seorang dokter cantik yang tengah menemani disampingnya.
"Kenapa kak?." Tanya Laura sembari melangkahkan kakinya mendekat ke mereka.
"Tadi kakak periksa El, awalnya dia menggerakkan jarinya tapi hanya sedikit setelah itu tidak ada pergerakan lagi. Maafkan kak Zahra Lau."
Laura tersenyum dan memegang tangan Zahra.
"Kak Zahra tidak perlu meminta maaf, Lau harusnya berterima kasih karena kakak sudah merawat dia dengan sangat baik." Setelah mengucapkan itu, Laura beralih ke lelaki yang seakan damai dengan tidurnya. Merasa mereka berdua butuh privasi, Zahra menepuk pelan pundak Laura dan pergi ke luar.
Laura tersenyum nanar melihat lelaki tampan di depannya itu.
"Abang, abang masih betah ya tidurnya abang gak rindu sama Lau?." Ujar Laura dengan air mata yang perlahan mengalir.
"Abang El tau, sekarang papah sangat benci Laura tapi semoga papa gak benci abang ya." Tangis Laura pecah setelah mengucapkan kalimat itu. Dia menahan sesak didadanya ketika mengingat perlakuan Reza sekarang.
Elvan Aristides Rafisqy Fathaan, kerap dipanggil Elvan. Dia merupakan kakak laki-laki dari Laura.
...~ 𝙺 𝚎 𝚗 𝚣 𝚘 ' 𝚁 𝚊 ~...
Laura menepati janjinya untuk datang menemui ayahnya di suatu tempat yang ternyata di sebuah restoran. Laura mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari keberadaan Reza, sampai pandangannya bertumpu di suatu titik dimana Reza tengah berbicara dengan seorang wanita yang sangat Laura kenal.
"Pa." panggil Laura, tapi pandangannya terus menatap ke arah dua wanita didepannya.
"Kamu sudah datang, silahkan duduk." Ujar Reza dengan wajah datarnya, padahal yang Laura lihat tadi Reza sedang tertawa dengan dua wanita itu.
"Kenapa tante Karen bisa bersama papa?." Tanya Laura karena rasa penasarannya yang cukup tinggi. Karena yang Laura tau Karen itu adalah sahabat baik almarhum mamanya.
"Mulai sekarang aku adalah mama tiri kamu." Bukan Reza yang menjawab melainkan wanita yang didepannya itu.
DEG
Laura mematung ditempatnya, dia berusaha mencerna baik-baik setiap ucapan yang keluar dari mulut wanita itu. Laura beralih menatap papanya dengan tatapan yang kecewa.
Karena tidak tahan dengan suasana yang sedikit canggung, gadis seusia Laura buka suara.
"Hai kak, kita akan menjadi saudara." Laura hanya menatap datar ke arah Fira dan Karen, apa tidak cukup bagi papanya sudah menyakiti hati Laura dengan membenci kehadirannya? Apa ini cara papanya melampiaskan kesepian di hatinya?
"Tante, kenapa tiba-tiba menikah dengan papa? Bukannya tante sahabat baik mama?." Tanya Laura.
"Maaf Lau, tapi ini semua kemauan papa kamu." Ucap Karen polos.
"Pa." Panggil Laura lirih, dia mengabaikan Fira yang terlihat ceria saat menatap dirinya.
Reza mengerti tatapan bingung dan kecewa Laura yang ditujukan kepadanya itu, Reza benci tatapan itu tatapan yang selalu mengingatkan dirinya dengan seseorang yang tidak mungkin bisa lagi dia gapai.
"Kurang jelas? Dia akan menjadi mama tiri kamu, dan Fira ini akan menjadi saudara tiri kamu. Saya harap kamu menerima mereka, mereka berdua akan tinggal bersama kita mulai sekarang dan Fira juga akan sekolah di tempat yang sama dengan kamu menjadi adik kelas kamu."
Laura hanya terdiam menyimak semua ucapan yang terlontar dari mulut Reza, dia masih tidak menduga papanya akan melakukan hal ini.
"Saya izin pamit." Tanpa mendengar jawaban dari mereka Laura beranjak dan meninggalkan restoran itu dengan hati yang kecewa.
"Kak Laura!." Panggil Fira, tetapi Laura enggan menoleh karena dia masih tidak bisa menerima semua ini.
Laura berhenti dibalik pilar di dalam restoran itu, dia menoleh ke tempat Reza. Dia melihat Reza yang seakan bahagia bersama mereka, Laura melihat ayahnya sangat bahagia seperti keluarganya dulu.
Sesampainya di luar restoran, Laura dikagetkan dengan keberadaan Grizelle.
"Lau, lo ngapain di sini? sama Kavin lo?." Tanya Grizelle.
"Enggak, gue lagi ketemu sama seseorang. Lo sendiri kenapa ada di sini? Bukannya lo ada ke acara pertunangan sepupu lo itu?."
"Awalnya sih gitu, tapi mereka membatalkan acara pertunangannya karena pihak wanita yang kabur entah kemana."
Laura hanya membulatkan mulutnya. Kemudian dia pamit pergi kepada Grizelle, Grizelle merasa ada yang aneh dari gerak gerik Laura, dia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam restoran biarlah besok dia bertanya di sekolah kepada Laura.
...~ 𝙺 𝚎 𝚗 𝚣 𝚘 ' 𝚁 𝚊 ~...
IG: yndwrdn05
...Maaf jika masih ada penulisan kata yang salah dan alur yang acak, cerita ini murni dari karya aku sendiri semoga kalian suka❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments