Aqi segera melihat apa yang tengah mencengkeram lengan Lilin.
“Ini si duri.“ Tegas Aqi sembari melepas benda berbahaya itu dari jangkauan lengan Lilin. “Ih, duri katimusa. Yang tajam.“
Duri-duri itu memang banyak. Terutama pada semak-semak lebat. Tak harus di hutan. Bahkan pekarangan rumah juga terkadang di temukan. Atau pada ladang-ladang penduduk yang sedikit jarang di control keberadaan nya. Karena tumbuhan liar ini begitu mudah tumbuh. Asal ada hujan bisa langsung tumbuh subur. Walau hampir taka da yang sengaja menanam nya. Karena tumbuhan tersebut dianggap hama oleh para petani. Atau gulma karena itu tumbuhan liar. Seperti ilalang, tumbuhan berduri ini sangat tak diinginkan oleh para penduduk. Jai sebisa mungkin kalau menemukan akan di bunuh dengan kejam nya. Apalagi bila kedapatan di sekitar tanaman induk. Pasti akan langsung di babat habis. Walau tumbuhkan berduri ini juga bisa menampakkan bunga yang lumayan indah karena berwarna sedikit kemerahan itu. Yang tak seperti ilalang yang sama sekali taka da bunga. Tumbuhan duri ini mampu mengeluarkan banyak kembang. Dan kembang-kembang tersebut mampu menyejukkan mata. Apalagi setelah hujan dating. Dia akan berbunga dengan cantiknya. Sehingga bila para peminat yang tergiur untuk mendekatinya, maka bakalan kena duri yang menusuk telapak kaki, serta bakalan darah-darah yang sangat menyakitkan. Itulah kendalanya kalau tertarik akan yang cantic-cantik, kan akhirnya tertusuk duri. O, sakit nya.
“Sialan. Kirain ada cakar beneran.“ Masa duri di kira cakar. Ini akibat sedikit ada rasa khawatir. Sehingga apa yang terbayang hanya duri demikian. Sebab duri juga seakan mencengkeram jika sampai tertusuk ke kulit. Atau Cuma di pakaian saja sudah bisa terseret. Karena demikian mudahnya mengikut. Apalagi yang sudah di babat. Maka akan mudah tertarik. Sementara duri akan butuh waktu untuk kering dan hilang kembali ke tanah. Jadi seakan masih bisa melukai walau pun sudah mati. Barang mati dan mengering begitu yang namanya duri tetap sanggup menusuk. Karena ujung runcing itu yang sanggup membuat dia bisa menembus bahan yang tak seberapa kuat. Termasuk kulit manusia yang jelas kekuatan nya relatif lemah. Walau sebagian orang yang terlatih dapat menjadi keras dan liat, setidaknya untuk ukuran normal hal itu tak banyak yang sanggup menahan tembusan duri.bahaya nya lagi kalau di dalam duri itu kotor akan infeksi serta menjadi jalan masuk nya kuman penyakit.
“Nggak ada.“
“Ih…“
Sedikit lega. Namun kecewa. Sebab bukan yang diharapkan. Kalau itu benar si mahluk yang mencakar, berarti harapan ketemu dengan adik nya bakalan segera dia dapatkan. Namun yang ada cuma duri. Itu berarti sedikit kebingungan nanti untuk mendapatkan jejak langkah sang adik yang belum bakalan di ketahui rimba nya.
Kalau itu bukan cakar. Berarti mereka mesti mencari ke posisi lain. Bisa di sekitar situ, atau di tempat lain sekiranya ada si mahluk terdapat. Lalu menemukan sarang nya yang super gede seperti istana namun tak Nampak jika belum mampu menjangkau lokasi tadi. Itu yang pantas di cari serta bagaimana bisa kedapatan sampai si cakar itu benar-benar kena terperdaya. Hingga lalan bisa di dapat kembali untuk di pertemukan dengan keluarga di rumah. Sebab bagaimana kecewa mereka semua jika belum mendapatkan nya sementara di rumah masih kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments