Sepulang jam kampus, Dewi di antar oleh David sampai ke gang rumah nya. Dewi kaget ternyata ibu nya telah menunggu di depan ruang tv.
Ibu Dewi menanyakan perihal chat dari Riska yang mengatakan bahwa Dewi sudah mempunyai pacar di kampus bahkan ada foto yang di kirim kan oleh Riska. " Itu foto memang sedang kebetulan ibuuu, aku sama David berpapasan ketemu di jalan trus aku di tawarin berangkat bareng sampai kampus, Riska tuh emang ga suka sama Dewi buu " ujar Dewi.
Ibu Dewi masih percaya dan tidak percaya dengan ucapan Dewi tetapi Dewi langsung di minta masuk kamar saja. Dewi tidak mengunci pintu kamar, Dewi menangis dan ibu Dewi mengintip dari kamar Dewi bahwa Dewi sedang menangis sambil mengatakan bahwa Dewi ingin seperti yang lain yang di perbolehkan untuk pacaran karna Dewi sudah dewasa, ibu Dewi langsung tidak tega melihat anak nya menangis dan tidak lama kemudian ayah Dewi datang pulang kerja. Ibu Dewi membuatkan teh hangat dan langsung membicarakan perihal masalah Dewi, " yah, ga sebaik nya kita izinkan saja Dewi jika ingin punya pacar, dia kan sudah dewasa, kasian kalau kita larang terus, yang penting Dewi pacaran harus tau batas nya, ibu ga tega tadi Dewi nangis habis ibu tegur karna dia boncengan sama teman satu kampus nya " ujar ibu Dewi.
Ayah Dewi pun langsung berfikir dan benar juga apa yang di kata oleh ibu Dewi, ayah Dewi akhir nya ikut menyetujui jika Dewi ingin mempunyai pacar. Setelah ayah dan ibu Dewi berdiskusi, ibu Dewi jalan ke kamar Dewi dan mengetuk pintu kamar nya.
Dewi yang masih dalam keadaan menangis pun langsung menghapus nya dengan tissu dan berpura - pura tidak sedih. Dewi langsung membuka pintu kamar nya dan meminta ibu nya untuk masuk, setelah masuk kamar ibu Dewi berkata " nak, Dewi sayang, ibu paham perasaan Dewi seperti apa, Dewi kan sudah besar dan sudah dewasa, ibu dan ayah sudah membicarakan nya tadi berdua, kami mengizinkan jika Dewi ingin mempunyai pacar tapi dengan syarat, Dewi harus tau batas pacara nya dan tidak boleh sampai melanggar ya " ujar ibu Dewi.
Dewi sangat kaget mendengar ucapan ibu nya dan sangat senang sambil memeluk " terima kasih ya mah, terimakasih juga buat ayah, mau izinkan Dewi untuk boleh punya pacar, Dewi janji akan tau batas nya dan akan ingat pesan ayah dan ibu " ujar Dewi.
Dengan hati yang gembira dan lega karna tidak perlu mengumpat - umpat lagi dengan David. Setelah ibu Dewi keluar dari kamar, Dewi langsung memberi kabar ke David dan mengechat " yank aku punya kabar gambar, aku sekarang sudah di bolehkan pacaran sama ayah dan ibu ku tapi aku di kasih syarat jika aku mempunyai pacar, harus punya batas nya " ujar Dewi. 2 menit kemudian David membuka chat dari Dewi dan langsung menelepon karna sangat senang dan langsung mengajak Dewi untuk besok ke kampus bersama dengan nya.
Karna sudah larut malam Dewi izin ke David untuk tidur lebih awal karna besok harus bangun pagi untuk ke kampus. Terdengar Dering alarm yang mengingatkan Dewi untuk segera pergi ke kampus, Dewi baru ingat jika dia positif hamil dan mencari hasil testpack nya, di cari - cari oleh Dewi akhirnya di temukan di kolong kasur nya, Dewi langsung membawa tespack itu ke dalam tas nya di dalam dompet. Jam 7 telah tiba, ibu Dewi memanggil Dewi untuk sarapan, untuk menu pagi ini.
Ibu Dewi memasak sayur Sop dan dadar telur, terasa sangat menyengat Dewi menyium nya dan sangat terasa mual, tetapi Dewi tahan agar tidak di ketahui oleh ibu dan ayah nya, Dewi seketika langsung berasalan jika Dewi ingin sarapan di kantin saja bareng dengan Mila nanti, beberapa menit kemudian David datang di depan rumah dan langsung di perkenalkan oleh ibu dan ayah Dewi " ibu, ayah ini pacar Dewi, Dewi pacaran baru ko, ini nama nya David, dia satu kelas dengan Dewi, David sama seperti Dewi, salah satu berprestasi juga di sekolah" ujar Dewi.
Lalu David memperkenalkan diri nya ke orang tua Dewi, ayah Dewi memegang tangan David " kalian saya izin kan pacaran tapi harus tau batas nya ya, jagain Dewi dan jangan sampai kendor juga prestasi nya, saya ga mau mendengar jika Dewi prestasi menurun karena diri nya berpacaran, ingat ya, dan satu lagi, jika ada apa - apa dengan Dewi, kamu akan berhadapan dengan saya, paham ya " ujar ayah dewi. David langsung mengiyakan dan berjanji akan menjaga Dewi tanpa menurunkan prestasi nya.
Tidak lama kemudian, Dewi menarik tangan David dan mengajak nya untuk segera berangkat ke kampus karna takut telat, Dewi dan David langsung pamit ke orang tua Dewi untuk segera berangkat. Sepanjang di perjalanan Dewi memeluk David di motor saat berboncengan, sesampai nya di kampus, seperti biasa, pasti Riska selalu ada melihat mereka berboncengan.
Riska mengancam akan bilang lagi ke orang tua nya lalu dewi mengabaikan ucapan Riska dan langsung memasuki kelas, pada saat masuk pelajaran pertama. Revan memanggil Dewi " Dewi... Apa kabar Lo, udah sehat kan sekarang "ujar Revan.
Lalu David mendengar ucapan Revan dan David pun langsung menjawab karna tidak mau jika Dewi di ganggu oleh Revan " Dewi baik - baik aja broo, tenang aja ada gue yang selalu jaga dia jadi Lo g usah repot - repot nanyain kabar Dewi " ujar David.
Riska dan geng langsung kaget dengan ucapan David karna sekarang mereka sudah tidak backstreet, mereka sudah terbuka di kampus jika mereka sudah pacaran. Riska dan Revan hanya diam mendengar ucapan David, mata pelajaran pun di mulai, karna hari ini adalah ujian dadakan, semua di minta untuk membaca 20 menit materi yang pernah mereka pelajari sebelum nya.
Dewi tidak punya materi itu karna Dewi pernah pulang lebih awal, Dewi kebingungan lalu Revan berbisik ",Dewi, Lo kenapa, Lo g ada catatan nya ya, nih gue pinjemin" ujar Revan . Lalu Dewi tersenyum sambil mengambil buku yang di pinjam kan oleh Revan, Dewi kesal dengan David yang membaca materi sendirian tanpa memperhatikan Dewi karna Dewi tidak mempunyai materi nya.
Lalu Dewi berterima kasih ke Revan, Dewi hanya membaca 10 menit lalu di kasih lagi ke Revan untuk di baca bergantian. Ujian pun tiba, semua bisa mengerjakan nya dan Dewi mendapatkan nilai yang paling tinggi dari yang lain nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments