Catatan 1 : Si Mbak Cantik dan Divisi HRD

“Eyang Putri,”

“Ya, Le,”

“Mata Batinku ditutup saja ya?”

“Hihihi,” Si Mbah Putri terkikik, “Penglihatan kamu dimaksudkan untuk suatu tujuan, Le. Nanti juga tertutup sendiri setelah semuanya berakhir,”

“Maksudnya semua berakhir? Aku meninggal, gitu?”

“Bukan, lebih ke masalah jodoh,”

“Begitu-gituan kan nggak boleh, Eyang,”

“Ya Eyang bisa apa? Semua atas izin Yang Maha Kuasa. Eyang juga nggak ingin kamu kenapa-napa dengan ikut campur ke dimensi lain,” Eyang Gandhes mengusap pipi Rahwana dan menghapus air matanya. “Sabar ya Le,” sahutnya.

Rahwana melirik ke belakang Eyang, lalu menunduk.

“Apa yang kamu lihat?” tanya Eyang Gandhes.

“Besar, tingginya sampai ke plafond, dan warnanya kebiruan,”

Eyang Gandhe mengangguk, “Dia yang tersakti di jenisnya,”

“Dia yang paling berbahaya,” kata Rahwana sambil menunduk. Memandang makhluk itu berlama-lama membuat dadanya sangat sesak.

Eyang Ghandes kembali mengangguk.

“Jalani dulu semuanya. Kalau tidak kuat, kamu bilang Eyang ya. Nanti Eyang bantu,”

*

*

Ingatan Rahwana barusan kembali ke masa lampau, saat ia mengobrol dengan seorang yang ia sebut Eyang Putri.

Saat Rahwana kecil, Ia mendapat 'penglihatan' ini akibat shock saat diculik. Penculikan atas dasar uang tebusan yang menjadikannya anti sosial sampai sekarang. Di matanya, manusia adalah makhluk yang paling menakutkan.

Walau pun dalam waktu yang cepat ia berhasil diselamatkan dari penculikan itu, namun rasa traumanya tidak serta-merta hilang. Dan walau pun Rahwana berusaha melupakan kejadian itu, tapi banyak hal yang membuatnya teringat kembali.

Juga, termasuk insting spesialnya ini.

Karena pertama kali ia melihat makhluk itu ada, adalah di markas si penculik.

“Pegawai baru, Mas?” seorang wanita menyapanya saat Rahwana akan membuka pintu kaca.

Wanita cantik, bahkan sangat cantik. Wajahnya mirip Noni-Noni Belanda dengan mata hijau dan hidung mancung sempurna. Bibir tipis kemerahannya membuat Rahwana menelan ludah karena dirasa sangat sensual. Tapi...

Rahwana mengulurkan tangan, ke arah dada wanita itu.

Dan meremasnya.

Eh...

Asli ternyata.

Plakk!!

“Gila! Ada orang Mesum!! Saya panggil sekuriti ya!!” jerit wanita itu.

“Eeeh jangan! Jangan!! Saya pikir tadinya kamu nggak real!” Rahwana mengelus pipinya yang nyut-nyutan bekas ditampar sambil mencegah wanita itu dengan panik.

“Apanya yang nggak real? Kamu pikir saya CGI gitu?!” seru wanita itu

“Maksud saya... Ergh!! Ya begitulah, saya pikir halusinasi!”

“Hah?!”

“Tadinya saya pikir kamu setan, soalnya muka kamu mirip Noni Belanda,” sahut Rahwana.

“Dipikir saya bakalan percaya alasan kamu?!”

Rahwana menggaruk tengkuknya.

“Memangnya kalau saya setan, kamu boleh pegang-pegang seenaknya?! Mesum ya mesum aja! Justru kamu aneh mesum kok ke setan!”

Rahwana mengaruk kepalanya, bingung menjawab. “Biasanya kalau setan, saya ulurin tangan dianya terbang atau menjauh. Atau berasa kopong kayak remas udara,”

“Teori yang nggak jelas!” gerutu wanita itu.

“Maaf ya Mbak, tolong jangan diperpanjang,” Rahwana menyatukan dua tangannya, memohon ke wanita itu.

“Oke, tapi awas kalau kamu macam-macam lagi ke saya! Huh! Mentang-mentang ganteng banget kamu pikir bisa seenaknya, kamu salah besar!” dan wanita itu berlalu dari sana dengan langkah menghentak-hentak.

Astaga!

Pertemuan pertama yang memberi kesan mendalam! Kacau banget dah semua... Keluh Rahwana.

“Mas?” sebuah suara membuat Rahwana menoleh ke belakang. Wanita berseragam sekretaris membuka pintu kaca di dekatnya dan melongok ke arahnya, ia menatap Rahwana dengan pandangan bertanya. “Cari siapa dan dari mana, mas?”

“Eh? Errrr...” Rahwana menoleh ke wanita cantik tadi, sudah menghilang. “Cari Pak Firman bagian HRD, Saya Iwan dari agency outsourcing ”

“Ooh, saya pikir mau ngapain sendirian di situ. Ayo masuk,” kata si Mbak Sekretaris sambil membuka pintu kaca itu lebih lebar, mempersilahkan Rahwana untuk masuk.

*

*

Pak Firman, Kepala Divisi HRD menatap Rahwana dari atas ke bawah ke atas kebawah lagi sambil mengerutkan kening menajamkan penglihatannya.

“Orang seganteng kamu mau jadi OB? Waaaah kalau semua OB kayak kamu lama-lama kantor kita disangka agency model,”

(OB singkatan dari Office Boy)

“Saya orangnya agak introvert Pak, nggak cocok jadi model,”

“Hah? Kamu anak senja?”

“Nggak juga, cuma nggak suka keramaian aja. Tapi kalo jadi model sekali photoshoot bayarannya semilyar sih boleh lah Pak,”

“Model pamflet Taman Safari, pose sama tapir. Mau?”

“Semilyar, nggak?”

“Nego,”

Lalu mereka berdua cekikikan.

“Kamu jangan jadi OB Lah, marketing aja gimana?” tawar Pak Firman lagi.

“Saya jualan cuma sekali, itu aja gagal Pak,”

“Jual apa?

“Jual temen lucknut di Tokped,”

“Akun kamu langsung diblokir itu,”

“Ya bener sih, tau gitu saya jual ayam aja, pasti laku sebelum di blokir, kan,”

“Ini ayamnya ayam beneran atau ayam McD?”

“McD Pak, Modal Cocot Doang,”

Mereka berdua cekikikan bersama lagi.

“Kalau masih pingin jadi OB, ya terserah. Tapi gajinya dibawah UMR ya, kamu nggak butuh BPJS kan?”

“Ya butuh dong Pak”

“BPJS, Butuh Pelukan Juga Sentuhan,”

“Ya kalau yang itu tergantung, kalau dari bapak ya saya kabur. Kalo dari Mbak-mbak operator ya saya mendekat,”

“Awas ya kurang-kurangin masalah. Soalnya kamu jangan-jangan disini mau modus LGBT,”

“Ya ampun Pak, masa saya dituduh LGBT,”

“LGBT, Lelaki Ganteng Bininya Tiga,”

“Cakep Pak, Cakep Garingnya,”

Dan sekali lagi mereka cekikikan.

“Jadi gini...eeee, “Pak Firman menatap resume Rahwana. “Iwan Gunadi, saya panggil Iwan aja ya,”

“Ya Pak,”

“Saya memang sudah memesan dari Outsource cari Office Boy yang agak istimewa,”

“Ya Pak, saya sudah dikabari,”

“Gedung ini agak aneh, hampir setiap hari ada gangguan tak kasat mata,”

“Ya Pak,”

“Tapi saya perlu tahu, kamu memang ada keistimewaan itu atau tidak,”

“Baik Pak,”

“Coba saya tes dulu ya, lihat sekeliling saya, ada keanehan apa di sini?”

Rahwana melirik, kiri, kanan, depan, belakang. Lalu beberapa saat kemudian dia menatap Pak Firman dengan senyum simpul.

“Kalau di sekeliling, nggak ada Pak,” kata Rahwana.

“Oooh gitu?”

“Tapi kalau di depan saya ada Pak,” kata Rahwana lagi.

Senyum Pak Firman menghilang.

“Di depan kamu?”

“Iya, Pak,”

“Coba jelaskan,”

Rahwana menyeringai. “Pak Firman nggak punya kaki,”

Cklekk!

“Selamat Pagi,”

Rahwana menoleh. “Pagi Pak,”

“Aduh, maaf saya agak telat. Macet banget di jalan nih! Kamu yang namanya Iwan? Saya sudah dapat kabar dari Outsourcing,” pria paruh baya menghampiri mejanya yang terletak di depan Rahwana sambil melihat resume yang diletakkan sekretaris di atas meja.

“Ya Pak,” jawab Rahwana.

“Perkenalkan, saya Firman, Kadiv HRD,” si pria mengulurkan tangan ke arah Rahwana.

“Iwan Gunadi, Pak,” Rahwana membalas jabatan tangannya.

Lalu pria itu mengamati Rahwana, menatap cowok itu dari atas ke bawah ke atas kebawah lagi sambil mengerutkan kening menajamkan penglihatannya. “Kamu yakin orang seganteng kamu ngelamar jadi OB? Jadi marketing aja gimana?”

Rahwana menghela napas sebal.

*

*

Terpopuler

Comments

another Aquarian

another Aquarian

ditanya sekali lagi dapat sabun sepiring 🤣🤣🤣🤣🤣

2025-04-01

0

another Aquarian

another Aquarian

pantesan dari tadi cekikikan mulu hihihihihihi

2025-04-01

0

may

may

Hehhhhh😭

2025-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Selamat Datang Di PT. Garnet Land
2 Catatan 1 : Si Mbak Cantik dan Divisi HRD
3 Catatan 2 : Pantry
4 Catatan 3 : Direktur Marketing dan Rolex
5 Catatan 4 : Korupsi
6 Catatan 5 : Dangdut dan Maaf
7 Catatan 6 : Bukan Salah Bapak
8 Catatan 7 : Lagi-lagi Si Mbak Cantik
9 Catatan 8 : Rahwana si Penakluk Tiga Dunia
10 Catatan 9 : Kumpulan Cerita Seram
11 Catatan 10 : Mbak OB dan Fransita
12 Catatan 11 : Komputer
13 Catatan 12 : Pak Kuntoro dan Orang Dalam
14 Catatan 13 : Sepuluh Khodam
15 Catatan 14 : Pak Rey
16 Catatan 15 : Gedung dan Rumah
17 Catatan 16 : Siapa Fransita Sebenarnya?
18 Catatan 17 : Pak Firman Setengah
19 Catatan 18 : Tasmirah
20 Catatan 19 : Bersabar
21 Catatan 20 : Masa Lalu
22 Catatan 21 : Ai dan Nayaka
23 Catatan 22 : Pemecatan Pak Endang
24 Catatan 23 : Kecoa
25 Catatan 24 : Pak Firman
26 Catatan 25 : Aku Ingin Bertemu
27 Catatan 26 : Soulmate
28 Catatan 27 : Bu Irma
29 Catatan 28 : Penyelesaian
30 Catatan 29 : Masa Lalu Kelam
31 Catatan 30 : Heritage
32 Catatan 31 : Request Pembaca, Sekilas Ai dan Nayaka
33 Catatan 32 : Aki dan Tiktok
34 Catatan 33 : Gunung dan Laut
35 Catatan 34 : Vila Eyang
36 Catatan 35 : Rasa Bersalah
37 Catatan 36 : Garis Keturunan
38 Catatan 37 : Ganteng
39 Catatan 38 : Madame Déficit
40 catatan 39 : Ai dan... Pacarnya?!
41 Catatan 40 : Andi dan Maya
42 Catatan 41 : Kinasih
43 Catatan 42 : Garnet Security Agency
44 Catatan 43 : Room Service
45 Catatan 44 : Perang ( 1 of 3)
46 Catatan 45 : Perang (2 of 3)
47 Catatan 46: Perang (3 of 3)
48 Catatan 47 : Perang (Extra)
49 Catatan Rahwana 48 : End Of War
50 Catatan Rahwana 49 : Fransita Yang Manis
51 Catatan Rahwana 50 : Pangkatmu Deritaku
52 Catatan Rahwana : Pertemuan dan Perpisahan
53 Catatan Rahwana : Maria Zhang
54 Catatan Rahwana 54 : Pemakaman
55 Catatan Rahwana 55 : Akhir Season
56 Catatan Rahwana 56 : Extra 1
57 Catatan Rahwana 57 : Extra 2
58 Catatan Rahwana 58 : Extra 3
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Selamat Datang Di PT. Garnet Land
2
Catatan 1 : Si Mbak Cantik dan Divisi HRD
3
Catatan 2 : Pantry
4
Catatan 3 : Direktur Marketing dan Rolex
5
Catatan 4 : Korupsi
6
Catatan 5 : Dangdut dan Maaf
7
Catatan 6 : Bukan Salah Bapak
8
Catatan 7 : Lagi-lagi Si Mbak Cantik
9
Catatan 8 : Rahwana si Penakluk Tiga Dunia
10
Catatan 9 : Kumpulan Cerita Seram
11
Catatan 10 : Mbak OB dan Fransita
12
Catatan 11 : Komputer
13
Catatan 12 : Pak Kuntoro dan Orang Dalam
14
Catatan 13 : Sepuluh Khodam
15
Catatan 14 : Pak Rey
16
Catatan 15 : Gedung dan Rumah
17
Catatan 16 : Siapa Fransita Sebenarnya?
18
Catatan 17 : Pak Firman Setengah
19
Catatan 18 : Tasmirah
20
Catatan 19 : Bersabar
21
Catatan 20 : Masa Lalu
22
Catatan 21 : Ai dan Nayaka
23
Catatan 22 : Pemecatan Pak Endang
24
Catatan 23 : Kecoa
25
Catatan 24 : Pak Firman
26
Catatan 25 : Aku Ingin Bertemu
27
Catatan 26 : Soulmate
28
Catatan 27 : Bu Irma
29
Catatan 28 : Penyelesaian
30
Catatan 29 : Masa Lalu Kelam
31
Catatan 30 : Heritage
32
Catatan 31 : Request Pembaca, Sekilas Ai dan Nayaka
33
Catatan 32 : Aki dan Tiktok
34
Catatan 33 : Gunung dan Laut
35
Catatan 34 : Vila Eyang
36
Catatan 35 : Rasa Bersalah
37
Catatan 36 : Garis Keturunan
38
Catatan 37 : Ganteng
39
Catatan 38 : Madame Déficit
40
catatan 39 : Ai dan... Pacarnya?!
41
Catatan 40 : Andi dan Maya
42
Catatan 41 : Kinasih
43
Catatan 42 : Garnet Security Agency
44
Catatan 43 : Room Service
45
Catatan 44 : Perang ( 1 of 3)
46
Catatan 45 : Perang (2 of 3)
47
Catatan 46: Perang (3 of 3)
48
Catatan 47 : Perang (Extra)
49
Catatan Rahwana 48 : End Of War
50
Catatan Rahwana 49 : Fransita Yang Manis
51
Catatan Rahwana 50 : Pangkatmu Deritaku
52
Catatan Rahwana : Pertemuan dan Perpisahan
53
Catatan Rahwana : Maria Zhang
54
Catatan Rahwana 54 : Pemakaman
55
Catatan Rahwana 55 : Akhir Season
56
Catatan Rahwana 56 : Extra 1
57
Catatan Rahwana 57 : Extra 2
58
Catatan Rahwana 58 : Extra 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!