Gadis kecil yang diselamatkan Hanna begitu ketakutan hingga menangis di pelukannya, Hanna mencoba menenangkan gadis itu dengan mengatakan semua akan baik-baik saja. Tapi berbeda dengan yang dia katakan, prajurit musuh memakai armor berkilau menghampiri dengan tombak terhunus penuh darah.
“Bunuh gadis itu!.” perintah armor berkilau, segera setelah itu belasan pasukan menyerbu ke arah dimana Hanna berada. Tapi tentu saja anggota guild AFK lainnya tidak akan diam saja saat pemimpin mereka tengah dalam situasi berbahaya.
“Tidak akan semudah itu!,” Hilda melompat didepan Hanna. Berdiri di jalur para prajurit musuh, wanita dengan penampilan penyihir itu bersiap melakukan serangan.
Hilda menarik nafas dalam-dalam hingga membuat dadanya menonjol ke depan, pemandangan yang begitu menarik perhatian untuk semua lelaki seakan wanita itu sengaja memperlihatkan kedua buah semangka miliknya.
Anggota guild AFK yang satu ini memang dikenal dengan kecantikan dan keindahan Avatar yang menggoda, sehingga pengikutnya mencapai lima juta dan sebagian besar adalah para pria hidung belalang.
Tapi bukan hanya paras cantik saja yang dimiliki oleh Hilda.
“Tinju meriam!.”
Bam!
Hilda menghentakkan kakinya begitu keras hingga batu yang melapisi jalan retak, lalu dengan hantaman super kuat tercipta ledakan angin yang mengarah pada prajurit musuh.
“Gyaaaaaa!.”
Bagaikan pin bowling, semua prajurit yang berusaha menyerang seketika dihempaskan oleh angin dari pukulan Hilda. Tapi berbeda dengan anak buahnya yang diterbangkan bagai bulu, prajurit armor berkilau tetap berdiri tegak saat angin itu menghantam tubuhnya.
“.......” Prajurit armor berkilau diam memperhatikan setiap anggota guild AFK yang sekarang sudah datang melindungi Hanna. Dia seakan sedang mengukur kekuatan kelima player didepannya.
Sementara di sisi lain pun semua anggota guild AFK melakukan hal yang sama, mereka mencoba mengukur kekuatan armor berkilau. “Setidaknya dia setara dengan komandan pasukan. Sungguh musuh yang merepotkan.” ucap Setyo.
“Sebenarnya siapa mereka, apa ini adalah serangan dari negara lain, tapi kenapa tidak ada satupun lambang?.” Hilda begitu penasaran dengan pasukan yang tidak diketahui dari mana asalnya.
“Jadi apa yang akan kita lakukan?, Melawan atau lari?.” Emil bertanya, dia telah mengeluarkan kapak satu tangan sebagai senjata.
Emira tersenyum saat menatap prajurit armor berkilau, “Ini akan menjadi sangat menarik, bukankah kita sebaiknya mulai siaran?.” saran dari Emira sontak membust keempat rekannya tersadar.
Mereka segera melakukan siaran langsung secara bersamaan. “Ini akan menjadi debut yang spektakuler untuk guild kita.” Setyo sangat bersyukur event dadakan terjadi begitu Guild mereka resmi dibuat.
***
“Serahkan gadis kecil itu!.” Kesatria armor putih berkata pada kelimanya dengan nada memerintah.
“Hemp, kau pikir kami akan menurut pada seseorang yang bahkan tidak kami kenal?,” Emira tersenyum sinis, “Siapa kalian, darimana kalian berasal dan apa tujuan kalian menyerang kerajaan ini.” wanita itu mencerca lawannya dengan berbagai pertanyaan.
Selama pembicaraan itu, pertarungan di kota semakin tidak menguntungkan bagi pihak kerajaan dan player. Tembakan dari kapal udara begitu merepotkan, lalu pasukan musuh yang terus berdatangan dari kapal udara seolah tidak ada habisnya.
“Heng! Kau pikir aku juga akan berbicara pada seseorang yang bahkan tidak memiliki otak di kepalanya?.” Armor berkilau tidak berniat mengatakan apapun pada Emira. Puluhan pasukan musuh telah mengepung disekitar mereka.
Seolah tahu apa yang selanjutnya akan terjadi, Emira dan keempat rekannya segera mempersiapkan pertarungan. “Pastikan gadis itu mati!.” perkataan armor berkilau membuat semua pasukannya menyerbu anggota guild AFK yang mencoba melindungi gadis kecil tidak dikenakan.
Semua orang saling membelakangi membentuk lingkaran, sementara gadis yang mereka coba lindungi berada ditengah lingkaran itu.
“Tck, ini berbahaya, tidak ada jalan untuk lari.” Hilda bersiap bertarung, namun dia tidak yakin akan mampu mengalahkan semua musuh sebanyak itu.
“Sudah satu tahun kalian bermain game ini, apakah tidak ada sesuatu yang bisa digunakan untuk membuat jalan kabur, seperti sihir terbang misalnya atau peliharaan raksasa?.” tanya Emira.
Keempatnya hanya diam menandakan jika tidak ada sihir dan binatang seperti itu yang saat ini mereka miliki. Tapi berbeda jika Emira menanyakan hal seperti itu tujuh bulan lalu disaat guild AFK berada di puncak kejayaan.
Menyadari jika keempat rekannya tidak memiliki jalan keluar, Emira segera mengambil sesuatu dari inventori.
Bukan hanya Zombie dan Skeleton yang Emira lawan saat dirinya bermalam di dalam hutan kemarin malam. Banyak monster unik yang turut mencoba membunuh Emira, dan salah satunya adalah makhluk hijau dengan bentuk seperti jeli.
“Gunakan ini!.” Emira melempar blok hijau ditangannya, setelah jatuh ke tanah blok hijau itu membesar hingga satu meter persegi. Rekan-rekannya menatap blok hijau yang bergetar seperti jelly dengan keheranan, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan benda itu.
“Gunakan itu sebagai trampolin!.” Emira segera membawa gadis kecil lalu melompat kearah blok hijau.
Seperti yang wanita itu katakan, benda hijau itu mampu memantulkan benda yang jatuh diatasnya seperti trampolin. Bersama gadis kecil yang dia bawa Emira melompat tinggi ke langit menuju kapal terbang yang tepat berada diatasnya.
“Gila keren banget!.” Setyo merasa kagum dengan aksi Emira yang berhasil menaiki kapal terbang. Tapi semua orang sepakat jika wanita itu masih belum lepas dari bahaya karena tempat yang dia tuju adalah sarang dari musuh mereka.
“Semuanya cepat lompat!.” teriak Hanna.
Satu persatu anggota guild AFK mengikuti Emira, diawali dengan Hanna lalu Hilda, hingga Emil dan Setyo. Melihat targetnya berhasil lolos membuat armor berkilau begitu marah, dia pun memerintahkan pasukan kapal terbang untuk memburu seluruh anggota guild AFK.
***
Bagaikan keluar dari kandang macan lalu masuk ke kandang singa. Lepas dari pengepungan pasukan musuh, Emira justru masuk ke dalam sarang lawannya.
Sebuah anak panah melesat kearah Emira, dengan refleks wanita itu memiringkan kepalanya untuk menghindar, Emira berhasil mengelak namun pipinya tergores oleh anak panah tersebut.
“Sungguh kasar.” ucapnya, Emira mengambil pedang dari inventori miliknya, Namun karena pedang itu berkarat dan terlihat akan mudah patah membuat pasukan musuh tertawa terbahak-bahak.
“Menganggap enteng musuhmu hanya karena senjata mereka?, Sebagai prajurit kalian yang terburuk, kalian tidak akan hidup lama.”
Bergerak dengan cepat, Emira menyerang prajurit di dekatnya. Semua orang yang melihat pergerakan Emira yang begitu cepat menjadi terkejut, tapi itu sudah terlambat manakala Emira mengayunkan pedang berkarat miliknya.
Jrash! Darah mengucur deras dari leher salah satu prajurit korban pertama Emira. “Tck, sayang sekali bukan one hit kill.” Emira merasa kasihan pada prajurit yang dia tebas lehernya tapi masih hidup.
Sebagai seorang tentara Emira sudah berulang kali bertempur dengan nyawa menjadi taruhan. Membunuh atau dibunuh, ribuan nyawa musuh telah dia renggut demi keselamatannya sendiri. Dari banyaknya pertumpahan darah yang berhasil dia lalui, Emira melihat banyaknya penderitan tercipta oleh tangannya.
Dia berpikir itu sangat menyedihkan, merasakan kesakitan saat ajal di depan mata. Emira tidak menyukai hal seperti itu, karena itu dia sebisa mungkin akan melakukan serangan yang akan langsung membunuh lawannya.
“Sayonara tomo yo!.”
Emira mengangkat kakinya lalu dengan kuat menginjak kepala prajurit yang dia tebas hingga pecah. Semua orang terdam melihat hal mengerikan itu.
***
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dou'U Ji
dikenakan ==> dikenal
2023-01-29
0
Dou'U Ji
🧐belalang.?
2023-01-29
0