Grawuur! Sesosok makhluk seperti manusia namun memiliki luka membusuk di sekujur tubuhnya saat ini berlari ke arahku.
Zombie salah satu monster yang paling sering digunakan sebagai mob umum dalam game bertema survival. Biasanya monster ini memiliki kemampuan bertarung yang buruk, namun aku harus berhati-hati karena jika tergigit mungkin saja aku bisa terjangkit virus.
“Apa jika aku mati oleh gigitan zombie bisa merubahku menjadi zombie juga? Aku cukup penasaran dengan itu.” Zombie berlari ke arahku, kecepatannya seperti manusia yang sedang berjalan cepat namun tidak berlari.
“Hemmm....” aku tetap diam menunggu zombie datang, tapi...
Bruk! Zombie tersandung hingga membuatnya tersungkur. “Hemmm...” aku terus memperhatikan sambil menganggukkan kepala. Zombie kembali berdiri dan melanjutkan usahanya menyerang ku.
Tapi baru beberapa langkah zombie kembali terjatuh.
“Lama!.”
Braaak!
Karena kesal aku berlari ke arah zombie yang terbaring di tanah lalu menendang kepalanya dengan keras. Mungkin karena tubuh zombie yang membusuk membuat tebdanga ku sampai melepas kepala zombie.
“Yaick!.” darah zombie yang begitu bau mengotori kakiku, itu membuatku begitu jijik.
Ding!
[Mendapat 9 XP]
[Mendapat 2 daging busuk]
[Mendapat 1 kain kotor]
“Haaah... itu yang terakhir.”
Bersandar di bawah pohon aku mencoba untuk beristirahat. Sudah berjam-jam aku berburu di hutan, banyak monster yang berhasil aku kalahkan.
Selama perburuan monster yang aku hadapi sebagai besar adalah jenis skeleton dan zombie. Ada juga monster aneh berkaki empat dengan leher panjang berbulu hijau seperti lumut. Monster aneh itu hampir saja membunuhku karena tiba-tiba meledakkan diri saat aku dekati.
“Aku bahkan mendapatkan gun powder setelah mengalahkannya. Sudah aku duga game ini begitu mirip dengan game kotak yang aku mainkan dulu.”
Langit gelap mulai disinari cahaya di ufuk timur pertanda pagi sebentar lagi akan datang. Monster sudah semakin jarang aku temui, aku pun mengakhiri perburuan malam ini.
Semalaman berburu monster membuatku naik hingga dua level, benar hanya dua level. Saat membunuh skeleton untuk pertama kali aku naik ke level dua, lalu beberapa kali bertarung dengan zombie dan skeleton aku pun mencapai level empat, setelah itu level tidak lagi naik walau sebanyak apapun aku mengalahkan monster dan mendapatkan exp.
Itu dikarenakan aku belum melakukan Misi pemula yang wajib dilakukan oleh semua player baru. Cara aku memulai misi pemula adalah pergi ke server utama terlebih dahulu.
“Akhirnya server utama. Tapi mari lakukan itu untuk besok.” sudah hampir empat jam aku bermain, walaupun di dalam geme aku menghabiskan waktu hampir seharian tapi di dunia nyata akan jauh lebih lambat.
Salah satu fitur yang membuat game Minvers begitu digemari karena waktu untuk bermain di dunia virtual jauh lebih banyak dibandingkan waktu yang dihabiskan di dunia nyata. Bagaimana sistemnya bisa seperti itu masih sebuah misteri.
“Baiklah sudah saatnya untuk logout.”
Ding!.
[Peringatan, anda belum menentukan titik respawn baru. Jika anda memiliki untuk keluar dari game sekarang maka saat kembali masuk akan kembali di titik spawn pertama]
Mendengar suara notifikasi aku menatap tebing di atas hutan, tempat aku pertama kali menginjakkan kaki di dunia ini.
“Bukan masalah besar,” aku tidak terlalu khawatir kembali ke tempat berbahaya itu karena sudah tahu cara untuk keluar dengan selamat.
“Logout!.”
Ding!
[Permintaan dikonfirmasi]
Tubuhku perlahan bersinar hingga ledakan cahaya terjadi, seluruh penglihatanku memutih. sebelum benar-benar keluar permainan aku menyempatkan diri untuk memberikan salam perpisahan pada para penonton, walaupun mungkin tidak ada satupun karena live chat yang begitu sepi.
Hingga akhirnya aku merasakan diriku kembali di dalam tabung. Mengecek waktu melalui ponsel, aku mendapati sudah lewat tengah malam. Hanna sudah tertidur di dalam kamarnya, dia begitu kelelahan setelah live hampir lima jam.
Karena mulai mengantuk aku pun bersiap untuk tidur.
***
Esok harinya.
[...Perang yang semakin kacau antara kedu negara diyakini dapat mengganggu kestabilan ekonomi dunia.]
Televisi menyiarkan kabar pagi ini, aku yang tengah memasak sarapan terus mendengarkan siaran dari dapur. “Sepertinya tidak lama lagi ibu akan memberiku tugas lainnya.” gumamku setelah mendengarkan isi berita pagi.
Tidak lama kemudian aku mendengar suara langkah menuruni tangga dari lantai dua, “Pagi Mbakyu!.” Hanna turun dan menyapaku. “Pagi.” balasku singkat karena mencoba tetap fokus dalam memasak.
Hanna yang tidak menyukai acara berita segera mengganti channel kartun, dia seperti anak kecil walaupun sudah kelas tiga SMA. “Mbak, bagaimana streaming kemarin. Maaf yah aku nggak sempat nonton.”
“Nggak apa-apa, lagipula itu hanya petualangan membosankan player baru. Tidak ada yang menarik.”
Kami terus mengobrol tentang permainan, Hanna mengatakan jika dia dan teman-temannya berhasil mempertahankan grup AFK setelah aku kemarin melakukan Livestream. Dia sangat berterimakasih untuk itu.
“Setelah ini kami bisa kembali mendirikan guild, tapi sebelum itu kakak harus pergi ke server utama.”
“Oh, ini sebuah kebetulan yang luar biasa.”
“Hem?.”
“Aku sudah level empat dan bersiap untuk masuk ke server utama untuk melakukan misi pemula.”
“Heh!.”
Entah kenapa Hanna begitu terkejut dengan perkataan ku. “Level empat kurang dari satu hari, bagaimana bisa?.” dia begitu histeris hingga nasi goreng di mulutnya terbang ke segala arah saat dia berbicara.
“Ugh... kenapa kau begitu histeris, bukankah hal biasa jika menaikan level dengan mudah saat masih awal permainan?.”
“Tidak, tentu tidak semudah itu. awal permainan di Minvers tidak ubahnya seperti neraka bagi pemain baru.”
Hanna menjelaskan bagaimana saat pertama kali dia bermain Minvers. Spawn di tanah entah berantah tanpa perbekalan apapun membuat bertahan hidup begitu sulit, jangankan melawan monster, mencari makanan pun sulit.
“Berhari-hari aku hanya makan jamur liar yang beresiko mengandung racun, jika beruntung mungkin menemukan buah atau berry. Lalu saat senja aku segera keluar dari permainan karena tidak mungkin menghadapi monster saat malam hari.”
Hanna mengatakan jika hal pertama yang wajib dilakukan setelah sampai di dunia baru adalah mencari sebuah desa. Setidaknya memerlukan satu minggu, tapi jika beruntung akan menemukan desa dalam waktu tiga sari.
“Aku cukup beruntung karena melihat desa terdekat saat diturunkan ke dunia baru.”
“Oh, itu sangat luar biasa.”
“Tapi titik spawn awal ku adalah tengah jurang.”
“Heh?.”
Mendengar ceritaku, Hanna sulit mengatakan apakah aku beruntung atau tidak saat bermain. Desa tempat yang dituju oleh semula player pemula, begitu dekat tapi terasa sangat jauh.
“Lalu bagaimana dengan channel kakak. Apakah ada yang menonton?.”
“Hemm, tentang itu aku tidak berharap banyak.”
“Hem?.” Hanna memiringkan kepalanya karena bingung.
Setelah menyudahi streaming tadi malam, aku sempat melihat channel untuk melakukan pengecekan. Hanya mendapat lima penonton dan dua subscriber, tidak terlalu buruk untuk masa awal.
***
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dou'U Ji
memiliki ==> memilih
2023-01-29
0
Dou'U Ji
🤣🤣
2023-01-29
0
Ghost reader
yep, mencret
2022-11-11
1