[nooBudy: sekarang apa yang akan kau lakukan?.]
Viewer kembali berkomentar.
“Itu pertanyaan yang bagus, sekarang apa yang akan aku lakukan?.”
[noBudy: -_-]
Aku masih mengapung di atas permukaan air, arus sungai mungkin akan membawaku ke suatu tempat jika aku terus seperti ini. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya, aku pun bertanya pada satu-satunya penonton.
[noBudy: Hah... Player baru?, Yah aku bisa melihatnya.]
“Aku merasa kau sedang mengolok-olok ku.”
[noBudy: mana ada LoL.]
Penonton yang akan aku panggil dengan nama Budy mengatakan jika hal pertama yang dilakukan saat pemain menginjakkan kaki di dunia baru adalah mencari sebuah desa.
“Desa? Aku melihatnya di atas bukit itu.”
[noBudy: benarkah? Berarti kau cukup beruntung karena titik spawn dekat dengan desa.]
“Beruntung?.” aku kembali menatap tebing tempatku turun dari langit sebelumnya. “Apa diturunkan ditempat seperti itu bisa dibilang sebagai keberuntungan?.”
[noBudy: ngakak guling-guling!.]
Mengikuti saran Budy, aku akan mencari jalan menuju puncak tebing. Tapi sebelum itu aku kembali menceburkan diri, sebelumnya aku melihat ada beberapa ikan yang berenang. Merasa penasaran aku pun berniat menangkap mereka.
[noBudy: walaupun kau pandai berenang tapi tetap mustahil bukan jika menangkap ikan dengan tangan kosong?.]
“......”
[noBudy: kau mengabaikan aku!.]
Aku mengabaikan live chat, bukan karena aku menginginkannya, tapi orang mana yang bisa berbicara di dalam air.
Berenang secepat yang aku bisa, berusaha menangkap ikan dengan gerakan gesit. Budy terus memberi komentar jika aku tidak mungkin bisa menangkap ikan itu dan segera pergi ke desa.
Tapi komentar yang dia berikan bukannya membuatku berkecil hati, justru sebaliknya aku merasa tertantang. Sejak itu aku berniat untuk mengambil seluruh ikan di sungai ini.
Hingga satu jam pun berlalu.
“Puaaah!.” aku kembali kepermukaan air karena hampir kehabisan nafas.
[noBudy: bosaaaaaan! Sebanyak apa ikan yang ingin kau ambil!.]
Sudah hampir satu jam aku berenang, sudah puluhan ekor ikan yang berhasil aku tangkap. Itu adalah hal yang mudah, Budy tidak bisa berkata apa-apa saat pertama kali aku menangkap satu ekor. Selanjutnya aku terus melakukan grinding menangkap ikan. Seluruh ikan yang aku tangkap dimasukkan ke dalam inventori.
“Hanya tersisa satu.” ucapku sambil menatap ikan terakhir di sungai.
[noBudy: biarkan dia pergi. Apa kau sengaja menangkap habis seluruh ikan di sungai agar penduduk desa tidak bisa menangkap ikan lagi hah!.]
Budy ingin aku untuk melepas ikan terakhir agar sungai tidak kehabisan iklan. Tapi aku justru berpikir sebaliknya.
“Bukankah itu justru membuatnya hidup merana karena kesepian tidak ada ikan lain? Karena itu lebih baik jika dia juga aku tangkap bukan?.”
[noBudy: ..... dasar psikopat!.]
Tidak ada bantahan dalam logika berpikir ku. Karena tidak ingin membiarkan si ikan hidup sendirian aku pun akan membawanya ketempat dimana teman-temannya berada.
“Sial, ikan ini sangat cerdik.” tapi aku pikir tidak semudah itu. Ikan terakhir sangat sulit di tangkap.
[noBudy: bagus ikan berjuanglah untuk hidupmu.]
Budy terus berkomentar untuk menyemangati ikan terakhir, tapi sayang sekali untuknya karena aku sudah mengetahui arah pergerakan ikan itu.
Bwuss! Menendang air membuatku meluncur cepat, ikan itu begitu terkejut melihatku tiba-tiba menyergap. Makhluk air berusaha menghindar tapi kecepatan tanganku lebih cepat menangkap ekornya.
Ding!
[Selamat anda mendapatkan gelar, nelayan sejati]
[Selamat anda mendapatkan gelar, penangkap penjaga sungai]
“Yeah rasakan itu sayang!.”
[noBudy: tidaaaaaak!]
Aku merayakan kemenangan ku diikuti oleh spam emot tangisan dari Budy. Memakan waktu dua jam hingga akhirnya mendapatkan ikan terakhir. Aku merasakan ada sesuatu yang aneh dengan ikan terakhir yang sangat berbeda dengan ikan yang lain.
“Entah apa Itu tapi terserah untuk saat ini sudah cukup berenangnya.”
Berenang ke tepi sungai aku merasakan tubuhku menggigil hebat. “Ugh game ini terlalu realistis.” aku tidak suka perasaan tidak nyaman ini seolah tubuhku akan terserang demam.
[noBudy: rasakan kutukan dewa ikan sungai.]
Melihat status aku mendapatkan peringatan jika terkena Hipotermia. Jika dibiarkan begitu saja maka beberapa masalah yang lebih besar akan muncul.
“Baiklah, mari kita membuat api unggun sebelum aku terkena gagal jantung.”
Memasuki hutan aku mencari kayu kering untuk dibuat sebagai perapian. Aku merasa cukup beruntung karena di dalam hutan aku mendapatkan pohon tumbang yang telah mengering. Tapi anehnya saat aku menyentuhnya, pohon tumbang itu tiba-tiba menghilang.
“Eh?.” aku kebingungan dengan apa yang sedang terjadi. “Apa ini bug?.”
[noBudy: itu pasti tersimpan otomatis di dalam inventori]
Melihat komentar Budy, aku segera mengecek stat penyimpanan, dan ternyata benar di dalamnya selain ada ikan yang aku buru juga terdapat beberapa log kayu dan ranting.
“Game ini cukup praktis bukan?.” aku mengambil beberapa ranting untuk aku bakar.
Untukku yang sering bertahan hidup tanpa perbekalan apapun di alam liar, menciptakan sebuah api unggun tidak ubahnya seperti menghela nafas, sangat mudah.
Sraaaakk!
[noBudy: wat the f.....]
Aku dapat merasakan keterkejutan Budy setelah melihatku menyalakan ranting kering hanya dengan satu kali goresan pada batu. Karena gerakan tanganku begitu cepat membuat ranting itu terbakar saat menggores batu.
Selanjutnya aku hanya perlu meniupnya sekali lalu api unggun pun selesai dibuat. “Yap ini terasa nyaman.” aku menghangatkan diri di sekitar api unggun menyebabkan status hipotermia akhirnya menghilang.
Setelah ancaman terserang penyakit akibat hipotermia berakhir, sekarang ancaman kelelahan mulai menghantuiku. Itu disebabkan oleh menurunnya stamina. Budy mengatakan jika saat stamina habis maka player akan dipaksa untuk log out, Avatar player akan tertidur selama beberapa waktu.
[noBudy: itu akan menjadi sangat berbahaya karena saat tidur bisa saja ada binatang buas yang menyerang Avatar.]
Benar itu akan menjadi sangat berbahaya, karena itulah aku memutuskan untuk membakar beberapa ikan untuk di konsumsi. Selain bertujuan untuk mengembalikan stamina, aku juga penasaran dengan rasa makanan di Minvers yang katanya bisa menyerupai rasa makanan di dunia nyata.
“Hemm.... Luar biasa, pantas saja ibu begitu tertarik pada game ini.” aku dengan nikmat menyantap beberapa ikan bakar.
[noBudy: .... Dasar wanita.]
“Heh, kenapa?.”
[noBudy: karena makan di game tidak akan berpengaruh pada tubuh dunia nyata, biasanya player wanita akan menjadi buas dalam hal makanan]
“Hooo..... sial aku baru sadar tentang itu!.” aku segera mengambil lebih banyak ikan dari penyimpanan untuk dibakar. Tapi sayangnya aku segera mengurungkan niatku untuk berpesta ikan bakar setelah Budy memperingatiku bahaya kekenyangan yang tidak berbeda dengan kehabisan stamina.
‘jika kau terlalu kekenyangan, kau tidak bisa bergerak untuk beberapa saat’ komennya.
Perutku kenyang oleh ikan bakar lezat, juga seluruh baju telah kering. “Aku pikir sudah saatnya mencari jalan menuju desa, tapi sebelum itu.” aku menatap langit yang mulia gelap, “Mari buat sesuatu sebagai senjata. Aku mendapat informasi jika akan banyak monster muncu saat malam tiba.”
Aku mengambil kayu dari penyimpanan, tapi aku merasa heran dengan bentuk kayu itu.
“Kok rasanya tidak asing yak?.”
[noBudy: apa apaan.....]
Bukan hanya aku, Budy pun ikut heran dengan bentuk balok kayu yang membentuk kotak sempurna.
***
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
entahlah
ini tidak ada hubungan dengan novel author yg lain???
2022-08-17
1
Akun Terhapus
seperti minikrep
2022-08-17
0