“B4b1 bodoh, jika kau sekali lagi berani mendekati adikku dengan wajah jelek itu, maka aku akan membuatmu hidup tanpa bisa menggunakan tangan dan kaki seumur hidup!.” Erina memberi peringatan.
“Wanita sialan, Kau pikir siapa yang sedang kau ancaman HAH!. Aku bisa membuat hidupmu lebih mengerikan dari pada hidup di neraka jika tidak memenuhi apa yang aku inginkan!.” tanpa takut dengan peringatan Erina, pria gemuk itu justru mengancam balik.
Senyum mengejek Erina melebar, “Hng, bicara mu terlalu tinggi, seolah kau pernah melihat neraka saja.”
“Brengs3k, kau berani tersenyum seperti itu padaku.” Hendra begitu marah karena merasa direndahkan, “Sudah cukup, hajar wanita itu dan bawa kemari adiknya. Biar aku lecehkan dia di depan wanita sialan itu.” keempat anak buah Hendra segera mendekat.
Hanna seketika menjadi begitu ketakutan, tapi Erina menenangkan adiknya, “Tidak apa, mbak akan melindungi mu.” ucapnya dengan penuh senyum yang membuat Hanna merasa tenang.
“Mari kita lihat apa kau masih bisa begitu tenang setelah merasa siksaan yang kami berikan.” ucap salah satu anak buah Hendra. Mereka terlihat seperti preman namun dengan penampilan yang agak lebih rapi.
“Hahaha... jika dilihat dari dekat kau begitu cantik. Bermain denganmu pasti akan sangat menyenangkan.” satu dari keempatnya berusaha menarik baju Erina, namun gadis itu justru menarik tangan si pria.
“Eh!.”
Braaak!
Setelah Erina menarik tengan pria itu, dia segera memberikan pukulan keras ke rahang. Pria itu langsung tersungkur dengan mulutnya yang bengkok.
Melihat satu rekannya ditumbangkan hanya dengan satu pukulan membuat tiga yang lain begitu terkejut. “Sial, dia bisa bela diri rupanya.” mereka mulai waspada.
Senyum Erina kembali melebar, “Kenapa kalian malah ketakutan seperti itu, bukankah kalian ingin bermain-main denganku?.” wanita mulai memprovokasi. Hendra semakin marah karena Erina juga kembali memotivasinya, “Apa yang kalian lakukan, cepat hajar dia. Gunakan kekuatan yang telah aku berikan pada kalian!.”
Mendengar perkataan Hendra, ketiganya saling menatap. “Biar aku saja, kekuatanku sudah cukup untuk memberikannya penyesalan.” pria itu kemudian meminum sebuah ramuan mencurigakan berwarna ungu. Hanna dapat merasakan kakak perempuannya semakin waspada terhadap si pria.
“Evolusi doping, aku tidak mengira benda berbahaya seperti itu sudah masuk ke negri ini.” kecuali Hanna, semua orang terkejut dengan pengetahuan Erina mengenai obat yang mereka gunakan.
“Kau begitu berpengetahuan Nona, namun sayangnya pengetahuan itu tidak membuatmu cukup bijak untuk berpikir.” Tatapan Hendra semakin mengancam.
”Akan menjadi masalah jika kau memberitahu pada orang lain jika kami menggunakan obat itu. Segera habisi wanita itu dan bawa gadis itu kemari, aku pun harus membunuhnya setelah puas bermain-main dengannya.” perkataan Hendra semakin membuat Hanna merinding ketakutan, aura intimidasi membuat gadis itu hampir terjatuh karena lututnya lemas.
“Hem, kau berani mengancam kami. Kematian pun tidak akan cukup untuk mengampuni mu.” melihat kondisi adiknya, Erina mulai marah. Namun melihat kemarahan wanita itu, semua kelimanya justru tertawa terbahak-bahak.
Hendra menatap Erina begitu rendah, “Buahahaha... seolah wanita lemah sepertimu dapat melakukan sesuatu pada kami.” ucapnya yang kemudian memerintahkan kepada anak buahnya untuk menyelesaikan semua.
“Rise my power yeeeeeaaah!.”
Blaaaarrrrrr!
Tubuh pria itu meledakkan energi dalam jumlah besar, angin bertiup kencang darinya. Rambut yang semula hitam sekarang berubah menjadi pirang. Perubahan yang signifikan terlihat jelas pada aura disekitar tubuhnya yang bersinar keemasan.
“Seperti biasa, dia begitu mencolok.”
“Usai sudah!.”
“Cepat selesaikan, aku sudah tidak tahan untuk bersenang-senang.”
Tiga bawahan lainnya berkomentar terang perubahan rekan mereka. Sama sekali tidak terlintas di pikiran mereka jika Erina mampu menghadapi si rambut kuning.
Wussss! Tanpa mengatakan apapun si rambut kuning bergerak begitu cepat, dalam sekejap pria itu menghilang lalu tiba-tiba...
Tap! Erina menangkap sesuatu yang mengarah pada kepalanya, itu adalah kepalan tangan si rambut kuning yang berusaha menyerang.
“Payah, lalat saja bisa bergerak lebih cepat darimu!.” dengan santai wanita itu menahan serangan yang kecepatannya tidak dapat di lihat oleh mata. Hanna kagum dengan kekuatan makanya sementara yang lain justru merasa terancam.
“Sial!.” pria kuning menarik tangannya, Erina melepas begitu saja karena tidak berniat menahan. Rasa sakit akibat cengkram dirasakan oleh pria kuning, tapi dia mengabaikannya dan segera melancarkan seran lain.
“Aku akan membunuhmu!.” tinju beruntun berkecepatan tinggi membuat ilusi seolah ratusan lengan menuju kearah Erina.
“Sayang sekali kau hanya memiliki kecepatan tapi tidak dapat memanjangkan tubuhmu.” melihat puluhan pukulan yang menuju kearahnya membuat Erina teringat pada karakter anime tertentu.
Serangan di kunjungi hampir mengenai Erina, tapi tiba-tiba wanita itu menghilang. Hanna yang berlindung di belakang punggung kakaknya begitu terkejut karena pukulan-pukulan itu sekarang tertuju kearahnya.
“Mbak!.” jerit Hanna dengan mata tertutup.
Ghaaak!
Suara serak terdengar seorang seseorang tercekik. Pukulan yang datang pada Hanna tidak kunjung datang membuat gadis itu memberanikan diri untuk membuka matanya. Hanna melihat kakaknya tengah mencekik pria kuning dari belakang.
Semua orang kembali dibuat terkejut, bagaimana bisa wanita itu bergerak begitu cepat seperti yang dilakukan oleh si kuning bahkan mungkin jauh lebih cepat. Apa mungkin Erina memiliki obat yang sama seperti si kuning?.
“Bren9sek, apa yang kalian lakukan, cepat tolong aku!.” si kuning mulai merengek karena tidak dapat tidak dapat melawan cekikan Erina yang berada dibelakangnya. Dengan satu tangan wanita itu dapat mengangkat tubuh si kuning hingga kakinya tidak lagi menyetuh lantai, itu cukup untuk memberitahu betapa kuatnya cengkraman tangan Erina.
“........” wajah si kuning semakin memburu karena hampir kehabisan nafas, jika dibiarkan saja maka beberapa detik lagi pria itu akan tewas.
“Singkirkan tanganmu darinya!.”
Blaaaarrrrrr!
Anak buah Hendra yang lain mulai bertindak, ketiga yang tersisa segera mengkonsumsi obat yang sama. Ledakan kembali terjadi cahaya berbagai warna menyinari lantai itu.
“Api yang membara!.” seorang dengan rambut merah melemparkan bola api ke arah Erina, namun dengan santainya wanita itu menggunakan si rambut kuning sebagai tameng.
“Graaaaaa... panas!.” teriakan si kuning terdengar kencang saat tubuhnya terbakar. “Bren9sek, beraninya kau melakukan itu!.” si rambut merah marah karena serangannya justru mengenai rekannya.
“Kenapa kau marah karena kesalahan yang kau buat sendiri?.” Erina menatap tubuh si kuning yang hangus, namun dia masih merasa pria itu masih hidup. “Ini yang kau mau.” ucapnya sambil melempar si kuning.
Semua orang kebingungan ketika melihat Erina justru melepas si kuning, mereka berpikir wanita itu akan menggunakannya sebagai Sandra. “Wanita sombong, Kau akan menyesali ini!.” marah karena diremehkan membuat tiga orang dengan rambut yang telah berubah warna-warni mulai menyerang.
Sadar jika pertarungan akan semakin berbahaya Erina pun meminta adiknya untuk berlindung. “Ignite!.” tiba-tiba bola api mengenai Erina hingga menyebabkan ledakan besar. Walaupun wanita itu tengah berada dalam kobaran api, tapi tidak ada yang merasa puas. Aura yang begitu menekan itu mulai terasa seolah sesuatu tentang terbangun.
***
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dur
Super Seiyaaaa!
But can he beat goku?
2022-08-18
0