Mimpi dan Arwah penasaran

"Kakak!!!" Seorang gadis kecil bergaun merah muda sedang berlarian membawa buket bunga besar dan mengalungi sebuah medali emas, menghampiri kakak nya yang sedang memangkas kebun bunga di belakang rumah.

"Wahh, adik manis ku sudah pulang."

"Lihat, lihat kakak. Aku menang lomba bermain piano lagi."

"Hebat banget. Kamu memang berbakat, Izumi kecil. Hadiah nya aku akan memasakkan mu Pai beri dan jus mangga kesukaan mu. Mari kita ke dapur." Kedua saudari ini berjalan bergandengan tangan menuju dapur. Mereka terlihat bahagia dengan semua kejutan yang di bawa oleh adik nya. Sebuah kemenangan emas dalam sebuah permainan piano.

Izumi kecil tidak henti-hentinya memamerkan medali nya kepada semua pelayan rumah yang melewati mereka. Tak lupa pujian mengalir keluar dari mulut mereka masing-masing sambil memberikan tepukan hangat untuknya. Izumi kecil tersenyum sangat lebar bahkan setibanya mereka di dapur dan bertemu beberapa koki didalam nya.

"Nah, sang juara, kamu di sini aja dulu ya. Kakak mau petik buah beri nya."

"Ikut."

"Gak boleh. Kan sudah berapa kali mama kasih tau kamu tidak boleh ke sana. Biar kakak aja, kamu ngurus yang lain aja kalau mau membantu oke." Dengan berat hati Izumi kecil mengikuti perintah kakak angkat nya itu. Setelah meyakinkan nya, kakak Izumi pun pergi kembali ke belakang kebun untuk mengambil sekeranjang buah beri segar. Sedangkan Izumi menunggu sambil bermain tepung yang ada di atas meja di temani koki mereka yang baik hati.

.

.

Sudah 20 menit berlalu, kakaknya tak kunjung usai. Padahal sebentar lagi waktunya makan malam dan pai ini belum di garap sama sekali tanpa buah beri. Harusnya ini tidak memakan waktu dan kakak nya akan kembali cepat karena ngasal mengambil buah beri nya—yang mana itu malah menambah pekerjaan dengan memilah buah mana yang bagus untuk di pakai. Izumi semakin cemas karena kakak nya belum juga kembali, jadi dia memutuskan untuk pergi menyusul nya walau sudah di larang agar tidak berani melangkahkan kaki di kebun itu.

"Kakak Yuuzy, kamu di mana?" Izumi sudah berada di depan pintu kebun itu, yang mana hanya kegelapan di matanya. Tidak ada siapapun apalagi kakak nya. Padahal buah beri itu tidak jauh tumbuh di dekat tempat kakak nya memangkas tanaman tadi. Izumi memanggil pelayan untuk mengambilkan senter dan menemaninya mencari sang kakak di gelap nya kebun milik keluarga ini.

Rasa takut menyelimuti, namun itu tidak menjadi alasan bagi Izumi kecil untuk berhenti dan mencari keberadaan nya. Tepat di depan tanaman buah beri, Izumi melihat seseorang tergeletak dengan seluruh badan nya yang membiru, lantas dia berteriak dan terjatuh tersungkur ke tanah. Pelayan yang bersamanya langsung membunyikan lonceng peringatan untuk memberitahukan semua orang yang ada di rumah datang kemari.

"AAAAAAA!!!!!!"

Seseorang yang kini membiru di atas tanah itu adalah kakak nya. Matanya terbelalak lebar dengan mulut menganga dan sedikit darah keluar dari pelipis nya. Badan nya hampir membiru semua dan terdapat banyak bekas gigitan di tangan kiri dan telapak kaki nya. Seperti bekas gigitan ular tapi terlihat lebih besar dan tidak wajar. Di daerah yang terkena gigitan itu lah warna sekitar nya lebih gelap dari yang lain. Setelah beberapa saat membunyikan bel, semua orang datang menghampiri termasuk seorang wanita paruh baya yang hampir memiliki paras yang mirip dengan Izumi. Dia sangat terkejut dengan apa yang ada di hadapan nya saat ini. Izumi berlari ke arah nya dan memeluk kaki nya dengan erat.

"Mama, kakak. Kakak!! Aaaaaa."

"Tenang lah Izumi. Ayo kita bawa ke rumah sakit. Kalian, siapkan mobil dan juga yang lain menyebar ke kebun ini dan cari apapun yang menyebabkan semua ini. Ini pasti gigitan ular mungkin ular itu masih menyebar di kebun. Sebelum ada korban lagi, segera bergegas!!" Setelah memberi perintah, sebagian dari pelayan mereka bubar untuk menyiapkan mobil dan beberapa pula mengambil peralatan dan senter kemudian kembali ke TKP. Salah satu nya menggendong kakak Izumi sambil menunggu mobil di siapkan sama pelayan yang lain.

"Ayo kita menunggu di depan. Di sini bisa jadi masih berbahaya. Ayo nak." Wanita itu dan Izumi bergegas meninggalkan kebun bersama pelayan lain yang membawa tubuh kakak nya. Mobil sudah siap dan terparkir di depan pintu pagar. Tanpa berlama-lama lagi, mereka bersamaan naik ke dalam mobil dan melaju cepat menuju rumah sakit.

"Semoga masih ada harapan."

"Huaaa, kakak.."

.

.

.

.

Aku tidak mengerti apa yang sudah terjadi, tapi keadaan Yuuzy jelas terlihat sangat buruk. Tapi aku sempat melihatnya masih bernafas sedikit yang artinya aku masih memiliki harapan dengan membawanya kerumah sakit sebelum semua benar-benar terlambat. Anak tunggal ku menangis melihat kakak angkat nya terbaring lemah tak berdaya di pelukan salah satu pelayan kami yang aku bawa juga untuk membantu mengangkat badan Yuuzy. Kebun itu memang jadi benar-benar berbahaya bahkan bukan cuma buat Izumi tapi orang lain pun bisa kena akibat nya jika tidak di lenyapkan. Aku curiga ada ular berbisa berkeliaran di kebun itu dan pertahanan Yuuzy melemah hingga dia mendapatkan serangan sebanyak dua kali.

"Lebih cepat lagi, aku tidak tau apa yang akan terjadi nantinya." Pelayan ku yang lain makin melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Sial sekali hidup ku kali ini, pertama aku harus terima kenyataan kalau aku di selingkuhi oleh suamiku sendiri saat pesta dansa tadi dan sekarang aku melihat putri angkat ku sekarat di belakang ku di tambah lagi jarak rumah sakit yang jauh sekali, aku sangat takut akan kehilangan seseorang lagi dan lagi. Izumi yang sangat menyayangi kakak nya pasti akan trauma mengingat dialah yang menemukan Yuuzy terbaring lemah di kebun itu.

Kami pun tiba di rumah sakit setelah berada dalam 30 menit perjalanan dari rumah, kami bergegas masuk ke dalam dan menemui dokter. Aku tidak mau mengantri jadinya aku mengancam jikalau saja mereka menyuruh ku melakukan demikian. Aku tidak peduli dengan orang lain, putri ku sekarat dan tidak mau menunggu lagi selain dalam perjalan tadi.

Jadi nya aku membayar lebih suster yang mengurus di depan dan aku pun di izinkan membawa Yuuzy ke dalam dan di tangani oleh dokter. Aku dan Izumi hanya bisa menunggu di depan bersama dengan pelayan tadi.

"Beruntung sekali ya yang punya banyak duit. Bisa nyerobot antrian dengan selembaran duit."

"Bener. Padahal aku sudah dari tadi mengantri, malah di suruh menunggu lagi."

"Hidup ini memang gak adil ibu-ibu. Kecuali untuk yang beruang sepertinya."

"Ya, itu benar sekali." Aku bahkan sampai di cibir para pasien lain yang sudah mengantri lebih dulu. Tapi aku gak pilihan dan aku sangat takut dengan keadaan Yuuzy. Semua ibu pasti akan melakukan apapun untuk menyelamatkan anak nya. Ya, aku harusnya tau akan terjadi hal ini jadi aku memilih untuk diam dan tidak perlu mencampuri keluhan rakyat jelata yang tidak tau apa pun tentang keluarga ku dan kondisi anak ku.

"Tapi kami lihat kan keadaan anak nya tadi? Parah banget."

"Iya, dia sekarat sampe seluruh tubuh nya membiru." Padahal aku sudah diam tapi entah kenapa mulut mereka tidak henti-hentinya berbicara sambil melihat ke arahku dan Izumi.

"Aku pernah melihat orang dengan kondisi yang sama beberapa hari yang lalu. Setelah di bawa ke rumah sakit ini, ternyata dia tidak bisa di selamat kan. Dia tewas saat di bawa kemari. Ngeri banget."

"Kalau gak salah itu gigitan ular langka yang bernama kobra belang emas kan ya? Parah banget gigitan ular itu. Siapapun yang sampai di serang dua kali oleh nya pasti akan mati seketika. Tidak ada apapun yang bisa menolong nya, berapapun uang yang telah di keluarkan. Ular ini cuma ada 10 dalam dunia ini jadi bisanya bahaya tingkat atas, mengalahkan king kobra sekalipun. Obatnya sampai saat ini belum di temukan loh, ibu-ibu."

"MANA MUNGKIN?! TIDAK, AKU TIDAK MUNGKIN AKAN KEHILANGAN ANAK KU. TIDAK!!"

"nyonya besar, tenang lah. Itu belum tentu, kita harus menunggu lagi dengan sabar."

Suasana rumah sakit menjadi tegang melihat ku berteriak barusan. Jika memang ular itu bahaya, kemungkinan selamat nya Yuuzy pun sama seperti dengan orang yang mereka bicarakan tadi.

Kepalaku sudah terlalu penat menghadapi ini semua, jadi aku memutuskan untuk pergi mabuk sebentar di bar dan meninggalkan Izumi menunggu bersama pelayan nya.

Aku tidak mau mendengar langsung berita kematian Yuuzy saat itu juga. Walau susah menyuruh Izumi untuk menurut kali ini, tapi akhirnya dia mau mengerti keadaan ku. Aku memperintahkan pelayan ku untuk menghubungi rumah apa yang sudah mereka temukan di kebun dan memastikan kalau itu bukan ular yang sama seperti yang di bicarakan.

.

.

.

.

.

.

Mama sudah pergi dan aku menunggu sendirian bersama dengan om pelayan yang saat ini sedang mencoba menghubungi rumah.

Sama seperti mama, aku juga berharap bukan ular itu yang menggigitnya.

"Halo, apa kalian menemukan sesuatu?"

Om pelayan berhasil menghubungi rumah dan aku mendengar dengan jelas pembicaraan mereka agar aku bisa mengabari ibu saat dia selesai menenangkan diri.

"Oh, jadi beneran di gigit ular ya. Seperti apa rupa ular itu?"

"Apa?! Kobra belang emas. Sial.."

"Eh ada apa memang nya ular ini?"

"Musnahkan ular itu apapun yang terjadi. Kalian harus menghanguskan nya menjadi abu."

Panggilan itu berakhir. Ternyata ular itu sama seperti yang di ceritakan ibu-ibu di samping ku. Apa kakak benar tidak akan selamat karena gigitan ular berbahaya itu? Apa aku akan sendirian lagi saat mama sedang mengurus desain di butik nya? Apa tidak akan ada lagi orang yang membuatkan ku Pai beri dan jus mangga seenak buatan nya?

"Huaaaaaaaa!!!"

"Nona Izumi? Kenapa?"

"Kakak akan mati, iya kan om? Please, jangan sampai kakak mati. Aku juga akan mati kalau begitu, huaaaaaa!!!"

"Tenang lah nona. Kita sedang di rumah sakit. Kita tunggu saja sebentar lagi apa yang di katakan dokter ya? Oke, sekarang diam ya."

"Om pelayan bohong. Gak mungkin kakak selamat karena ular itu. Ular itu benar sama dengan yang di katakan mereka kan?" Om pelayan bukan nya menjawab pertanyaan ku malah terdiam menggaruk kepalanya. Dia malah bingung padahal aku sendiri mendengarnya mengucapkan jenis ular itu. Apa susah nya mengiyakan aja sih semua ucapan ku?

"Intinya kamu duduk aja dan kita tunggu hasil nya ya nona Izumi. Kakak Yuuzy pasti akan baik-baik saja."

.

.

.

.

"HAHH!!!" Kepala ku terasa berat. Aku sekarang berada di mana? Ughh, apa aku sudah jatuh pingsan selama itu?

Aku melihat Izumi dan juga kakak nya duduk di sofa sambil membicarakan sesuatu. Aku langsung bangun dan terduduk di ranjang dan izumi pun melangkah kearah ku sembari menanyakan keadaan.

"Kamu kenapa Chieko? Gak enak badan kah? Aku bisa panggilkan dokter kalau perlu."

"Kita udah berangkat anak bodoh. Dokter apa yang mau kamu panggil di tengah lautan?"

"Ih kakak!! Kan kita punya dokter pribadi, gimana sih."

Ah ternyata aku sedang berada di ruangan ku sendiri di sebuah kapal pesiar mewah dalam perjalanan menuju pulau pribadi milik keluarga Izumi untuk liburan musim panas bersama dengan nya dan juga keluarga nya. Aku hampir lupa soal itu karena terlalu lama pingsan. Tapi, barusan itu mimpi apa ya? Itu seperti bukan dari ingatan ku.

"Makan malam udah mau siap loh, kamu mau ikut kami atau aku suruh pelayan bawakan ke sini aja?"

"Tidak. Aku akan ikut kalian. Aku hanya mimpi buruk tadi." Aku, Izumi serta Viona pun pergi meninggalkan ruangan ini dan melangkah menuju restoran yang ada di kapal ini. Sepanjang aku pingsan, yang lain sudah mulai memasak dan seperti nya sudah siap di hidangkan. Sekilas saat aku meninggalkan kamar ku aku mendengar suara minta tolong dan bau busuk yang sedikit samar di sekitar pintu ruangan ku. Aku tidak yakin itu apa tapi aku berusaha untuk mengabaikan nya dan menikmati menu malam ini.

Setibanya kami di restoran, sudah beberapa anak buah kapal dan pelayan lain yang memakan hidangan mereka.

"Kita mau duduk di mana nih?"

"Gak Chieko, kita gak makan bersama pelayan dan ABK. Kita makan di lantai atas bersama keluarga yang lain."

"Hah?" Ucapku bersamaan dengan Izumi. Lah, kenapa dia juga kaget, bukan nya dia yang mengajak keluarganya sendiri, harusnya dia tau.

"Lah kok kaget juga kamu Izumi? Ini paman mu loh, Aran Ryousuke bersama istri dan anaknya. Dia lebih dulu ada di kapal ini sebelum kita. Haha, masa gak ada yang sadar sih ada 3 mobil terparkir di bawah?" Aku berusaha mengingat, jadi satu mobil itu bukan hanya pelayan yang menaiki tapi juga keluarga dari Aran-sensei. Aku tidak percaya kalau dia akan ikut padahal sebelum nya di sekolah dia bilang tidak bisa ikut liburan keluarga ini karena ada urusan di sekolah.

"Cih, Ryo-sensei selalu saja begitu. Chieko, Chieko ayo kita naik duluan. Anak Ryo-sensei itu imut banget loh, kamu harus berkenalan dengan nya."

"Huaa, pelan-pelan dong Izumi. Kita gak naik lift kah?"

"Gak Chieko, di kapal ini gak di pasang lift. Payah emang haha."

Episodes
1 Hanakawa Izumi
2 Penyihir dan Gadis Gereja
3 Penyihir dan Gadis Gereja (2)
4 Masa Kecil dan Kemalangan Kumpulan Gadis
5 Rencana
6 Pengumuman 1
7 Liza
8 Kecewa oleh si terkasih
9 Pengumuman 2
10 Gadis kecil bergaun putih
11 Pengumuman 3
12 Jalan-Jalan
13 Sudah Waktunya
14 Kapal Pesiar
15 Mimpi dan Arwah penasaran
16 Pengumuman 4
17 Berlayar dan Menghilang
18 Ritual Aneh (Pengorbanan Roh Laut)
19 Awet Muda
20 Pulau Pribadi Izumi
21 ビーチ!!!! (Pantai)
22 Ilusi Hitam dan Merah
23 愛してます (I Love You)
24 Eps fanservice (bukan lanjutan)
25 Eps fanservice part 2 (tamat)
26 Pemanggilan Arwah
27 Xavier Arvincer
28 Kembali ke Tokyo
29 Hantu Leher Panjang (Bagian 1)
30 Hantu Leher Panjang (Bagian 2)
31 Bertemu Kembali
32 Malam Menyapa
33 Kembali ke Tokyo (Edisi Hanakawa)
34 Konser Menjadi Bencana
35 Kembali ke mansion
36 Teka Teki
37 Mengejar Monster
38 Maafkan Aku
39 Maaf, Semuanya Salahku
40 Gabrielle Vallen
41 Kamu? Izumi?!
42 Biru di tangan
43 Penghianatan
44 Taman depan Izumi
45 Piknik para Fotografer
46 Perasaan Canggung
47 Ritual pemanggilan iblis
48 Kopi
49 Gagal Lagi?
50 Pindah rumah
51 Kumat lagi
52 Bangkitnya Yuuzy
53 Wanita Menyebalkan
54 Siapa kau?
55 Yuuzy Kembali
56 Sangat Menyebalkan
57 Sudah saatnya
58 Menyelamatkan nya kembali
59 Kembali Berlayar menuju laut kematian
60 Selalu Saja Salah
61 Menyusul Kembali, Milik ku Yang Berharga
62 Terhisap Dalam Malam
63 Ruang Hampa
64 Sebuah Harapan
65 Tertangkap Basah
66 Tidak akan gagal kali ini
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Hanakawa Izumi
2
Penyihir dan Gadis Gereja
3
Penyihir dan Gadis Gereja (2)
4
Masa Kecil dan Kemalangan Kumpulan Gadis
5
Rencana
6
Pengumuman 1
7
Liza
8
Kecewa oleh si terkasih
9
Pengumuman 2
10
Gadis kecil bergaun putih
11
Pengumuman 3
12
Jalan-Jalan
13
Sudah Waktunya
14
Kapal Pesiar
15
Mimpi dan Arwah penasaran
16
Pengumuman 4
17
Berlayar dan Menghilang
18
Ritual Aneh (Pengorbanan Roh Laut)
19
Awet Muda
20
Pulau Pribadi Izumi
21
ビーチ!!!! (Pantai)
22
Ilusi Hitam dan Merah
23
愛してます (I Love You)
24
Eps fanservice (bukan lanjutan)
25
Eps fanservice part 2 (tamat)
26
Pemanggilan Arwah
27
Xavier Arvincer
28
Kembali ke Tokyo
29
Hantu Leher Panjang (Bagian 1)
30
Hantu Leher Panjang (Bagian 2)
31
Bertemu Kembali
32
Malam Menyapa
33
Kembali ke Tokyo (Edisi Hanakawa)
34
Konser Menjadi Bencana
35
Kembali ke mansion
36
Teka Teki
37
Mengejar Monster
38
Maafkan Aku
39
Maaf, Semuanya Salahku
40
Gabrielle Vallen
41
Kamu? Izumi?!
42
Biru di tangan
43
Penghianatan
44
Taman depan Izumi
45
Piknik para Fotografer
46
Perasaan Canggung
47
Ritual pemanggilan iblis
48
Kopi
49
Gagal Lagi?
50
Pindah rumah
51
Kumat lagi
52
Bangkitnya Yuuzy
53
Wanita Menyebalkan
54
Siapa kau?
55
Yuuzy Kembali
56
Sangat Menyebalkan
57
Sudah saatnya
58
Menyelamatkan nya kembali
59
Kembali Berlayar menuju laut kematian
60
Selalu Saja Salah
61
Menyusul Kembali, Milik ku Yang Berharga
62
Terhisap Dalam Malam
63
Ruang Hampa
64
Sebuah Harapan
65
Tertangkap Basah
66
Tidak akan gagal kali ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!