Liza

Namaku Liza. Aku bekerja sebagai pelayan dan terkadang menjadi barista pula di suatu cafe yang bernama Cafe Violetta di dekat pusat kota yang tidak jauh dari rumahku. Aku sangat menyukai pekerjaan ku hingga bertahan hampir selama 2 tahun. Bisa di bilang aku sudah sangat senior, terbiasa melihat beberapa karyawan baru yang datang dan pergi. Senior di sini yang tersisa hanyalah aku tapi itu tidak membuatku berpikir untuk mengganti pekerjaan lain.

Sampai akhirnya, kejadian itu datang menimpa cafe ini. Seorang gadis kecil dengan 5 monster seram berbadan besar datang mengacaukan cafe ini dan membunuh 5 pelanggan lain yang kebetulan sebelum nya sudah memberi kami sejumlah uang besar supaya mengizinkan mereka mabuk secara tertutup di tempat karaoke yang ada di lantai dua.

Beberapa minggu berlalu semenjak polisi datang ke cafe ini, aku sebenarnya lumayan bisa bernafas lega sedikit karena TKP di bersihkan sama gadis itu bersama pengawalnya. Bahkan, untuk rekan kami yang telah di "makan", mereka mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membuat reka kejadian palsu menjadi sebuah kecelakaan yang menimpa dia.

Sekarang aku ingat siapa gadis itu. Dia adalah anak kedua dari Butik Izumi yang terkenal itu. Baju karyawan cafe di sini pun di pesan dari butik tersebut dimana letaknya 500 meter dari cafe. Butik itu cukup populer apalagi di kalangan pengusaha yang ingin mengembangkan bisnisnya. Salah satunya adalah dengan memakai baju atau busana yang di buat oleh butik itu, otomatis akan mendapat sponsor dan keuntungan lain nya. Seperti, banyak pelanggan atau menjadi terkenal. Cafe tempat ku bekerja ini pun yang awalnya hanya kroco sepi pembeli kini penuh dengan pelanggan yang ingin minum kopi.

Sekarang pelayan di cafe ini berkurang dan mengharuskan kami membuka lowongan baru walau terkadang sangat sulit sekali mendapatkan karyawan padahal cafe kami sangatlah populer dan selalu ramai oleh pengunjung.

"Liza, apa kamu sudah memasang lowongan di depan cafe?"

"Ah, manager. Iya saya sudah memasangnya. Semoga kita bisa mendapat karyawan baru kali ini."

"Ya, aku sangat mengharapkan itu, Liza. Ayo kembali bekerja."

Cafe mulai beroperasi pukul 8 pagi karena banyaknya para pekerja yang sudah mengantri bahkan saat kami baru mau membuka nya.

Aku saat ini sedang membersihkan meja dan menyapu lantai. Pelanggan tetap datang silih berganti, sampai akhirnya 'dia' datang lagi bersama 5 orang pria. Kali ini orang yang bersamanya terlihat berbeda dan tidak memakai jubah yang menutupi seluruh kepalanya. Mereka benar-benar manusia biasa berbaju ala anak magang.

Aku tidak tau alasan kedatangan nya kali ini, tapi aku akan bersiap di depan. Aku sangat beruntung si manager tidak mengetahui kejadian itu karena peristiwa ini tidak diberitakan lebih lanjut dan saat itu manager sedang berlibur dengan keluarganya di kampung selama seminggu. Aku dan pegawai yang tersisa mencoba untuk tidak menceritakan kejadian ini kecuali kemalangan yang menimpa salah satu karyawan nya.

"Liza, di..dia datang lagi." Rion, pegawai barista yang juga menjadi saksi peristiwa itu menghentikan gerakan nya dan mulai merinding, meringkuk berlindung di belakang tubuhku. Itu membuatku risih, tapi aku mengerti jelas gimana rasanya di buat ketakutan sama seseorang yang lebih berkuasa dari kita.

"Tenang lah, biar aku yang melayani nya. Kamu di sini dan jangan biarkan karyawan yang lain keluar dulu." Saat aku ingin melangkah dan menghampiri gadis kecil itu, manager sudah keburu mengajak nya berbincang di tengah cafe yang ramai lalu lalang para pengunjung.

"Nona Izumi, sebuah kehormatan untuk ku menyambut pelanggan istimewa yang telah membuat baju buat karyawan di sini. Terima kasih karena telah membuat cafe ini ramai, Izumi-san."

"Apa yang kamu bicarakan, manager? Harusnya kamu berbicara begitu pada kakak ku. Dia lah yang membuatnya."

"Haha, menurutku kalian tidak ada bedanya. Jadi ada yang bisa saya bantu kali ini?"

Gadis itu melihat kesana kemari, sepertinya dia ingin mencari ku. Saat tatapan kami bertemu, dia tersenyum lebar penuh arti membuatku sedikit merinding melihatnya.

"Dia senyum ke kamu. Gila, dia beneran nyari kamu kali ini."

Padahal aku tidak melanggar semua perjanjian nya hingga rencana nya berjalan mulus tanpa hambatan, ada perlu apa lagi kali ini dia mencari ku seorang? Apa dia masih mencurigai ku atau ingin mengancam ku sekali lagi?

"Pak manager, aku ingin berbicara dengan pegawai anda yang bernama Liza."

"Eh, ahh... Tentu saja nona muda. Tapi, kenapa anda bisa tau? Anda mengenalnya?"

"Tentu saja, dia pegawai yang paling baik yang pernah saya temui. Anda harus menaik kan gajinya atas nama Izumi, hahaha." Manager pun pergi dan menghampiriku untuk menemui gadis itu. Jujur saja, tatapan nya padaku barusan benar-benar menyeramkan walau bagi manager itu senyuman paling imut yang pernah dia lihat. Tidak kalau bagiku yang sudah melihat pembunuhan yang dilakukan oleh gadis itu Minggu lalu.

"Liza, nona Izumi ingin berbicara pribadi dengan mu di lantai atas. Aku baru tau kamu mengenal nya dan ada apa dia mau bicara pribadi di atas? Kenapa gak di sini aja?"

"Entahlah manager, mungkin ini pembicaraan yang tidak ingin di lihat oleh banyak orang. Klan Izumi itu kan sangat populer dan takut nya ada yang ingin menyalahgunakan pembicaraan kita berdua." Manager mengangguk paham dan aku pun keluar dari meja kasir menemui anak itu. Aku sepertinya terlalu percaya diri kali ini, tanpa berfikir bahaya apa yang akan datang padaku dalam pembicaraan tertutup ini.

Aku mengeluarkan ponsel ku dan mengirim pesan singkat pada Rion agar dia diam-diam mengikuti ku ke lantai atas untuk berjaga di luar. Takut nya terjadi sesuatu padaku dan Rion bisa ambil langkah tepat dan cepat untuk menolongku saat itu juga.

Saat aku menoleh ke belakang dan melihat Rion sudah mengacungkan jari jempol nya—sambil tersenyum menyebalkan, aku pun menutup kembali ponselku dan berjalan menghampiri anak yang bernama Izumi ini.

"Halo, Liza. Kita bertemu lagi. Kali ini aku dan mereka ingin berbicara dengan mu." Kami berdua, di susul lima pria di belakang nya pun beranjak menuju lantai dua. Tempat di mana aku tidak mau melihat bayangan ruangan penuh darah dan kepala manusia itu lagi. Tapi dengan terpaksa kali ini aku harus melakukan nya.

Aku melihat Rion pun mengendap-endap mengikuti kami saat manager sedang lengah melayani pengunjung yang lain.

.

.

.

.

Di dalam ruangan ini, bersih tanpa noda dan tanpa kerusakan yang berarti. Memang sudah sangat baru dan seperti tidak pernah terjadi apapun di sini, tapi bayangan menyeramkan itu masih saja kelihatan di benak ku sampai saat ini.

Izumi meletakkan payung hitam kesayangan nya di atas meja dan duduk di sofa merah.

"Duduk lah di sebelahku, kak Liza. Aku tidak akan menggigit kali ini. Ini hanya obrolan biasa dan alasan aku tidak mau bicara di bawah itu karena kamu tidak memberitahukan kejadian itu pada manager mu kan? Kalau aku bicara di bawah, bisa repot buat menjelaskan nya kan?" Itu masuk akal juga, kenapa bisa aku tidak memikirkan itu dan malah berfikir negatif terhadapnya. Tapi bukan berarti aku akan lengah begitu saja, aku akan bersiap untuk berlari jika saja dia mengeluarkan pistolnya sekali lagi.

"Ja..jadi, apa yang mau kamu bicarakan dengan ku?"

"Astaga kak Liza, santai aja, rileks. Jangan gugup atau terbata-bata gitu dong. Aku kali ini gak lagi mau 'main'. Aku cuma mau bicara, itu aja kok." Kali ini dia berhasil membuatku tidak memikirkan apapun apalagi mengingat tindakan jahatnya di cafe ini.

"Jadi kak Liza, sebelum nya aku ingin bertanya."

"Soal apa?"

"Kamu, saat malam setelah aku meninggalkan cafe satu jam kemudian, apa kamu menerima pelanggan dari anggota Rox'iz. Berambut pirang kecoklatan panjang dengan kalung salib besar di lehernya?" Pembicaraan kemudian menjadi sangat serius dan tatapan Izumi mulai tidak seperti di awal. Kosong, ya, seperti saat pertama kali dia kesini berbuat kerusuhan. Aku awalnya hampir tidak bisa menjawab karena kupikir dia mulai ingin melakukan aksinya dan mengancam ku sekali lagi. Aku hanya mengangguk pelan saat itu, tidak berkata apapun lagi.

"Kenapa dia bisa tahu ada sesuatu di sana? Apa kamu memberi tahunya? Apa kamu mengirim sinyal SOS padanya?" Dia memberi ku pertanyaan lagi dengan nada ketus, tatapan nya penuh dengan kecurigaan terhadapku. Padahal aku sama sekali tidak menyadari kalau gadis itu merasakan ada hal aneh tersembunyi di balik pohon mangga besar di samping cafe ini. Aku bahkan tidak bisa berbicara banyak saat melayani nya.

"A..apa yang kamu bicarakan, nona? Aku bahkan tidak tau cara memberi sinyal sos. Aku hanya mengikuti saran mu, tidak banyak bicara saat ada pelanggan jadi saat itu aku hanya bicara sedikit saat melayani nya. Itu saja. Percaya lah padaku."saking takutnya, aku sampai menyatukan tangan ku dan berlutut di hadapan nya. Aku tau ini konyol, tapi aku sebisa mungkin menghindari apa yang akan terjadi kedepan nya. Kebanyakan orang berkuasa lebih cepat luluh hatinya bila melihat bawahan nya melakukan hal semacam ini. Dengan terpaksa aku lakukan, demi nyawaku. Aku masih menyayangi pekerjaan dan nyawaku sampai detik ini meskipun itu membuatku jadi kaki tangan seorang pembunuh cilik yang saat ini duduk di depan ku.

"Ayolah kak Liza. Saking takutnya kamu, kamu sampai bersujud padaku. Aku cuma bertanya dan butuh jawaban oke. Kamu bisa memeriksa ku dan lihat apakah aku membawa alat 'main' seperti yang aku bawa hari itu? Gak loh. Dan pengawal ku kali ini bukan monster pemakan kepala lagi, mereka manusia asli dari pelayan-pelayan di rumahku." Aku berdiri dan kembali ke tempat duduk ku. Ternyata benar dugaan ku, kali ini dia tidak membawa monster peliharaan nya bersama nya untuk menemui ku.

"Jadi, kenapa kamu membawa mereka?"

"Pertanyaan bagus. Aku biasanya tidak pernah jauh dari peliharaan berbahaya itu. Mereka adalah pelayan di rumah ku, yang aku pindah tugaskan untuk menjadi pegawai baru kalian."

"Eh?"

"Kamu ingat, aku akan memberikan mu hadiah jika kamu jadi kakak yang baik dan patuh. Dan ini lah hadiah itu. Bukan nya cafe mu jadi lebih ramai dari biasanya?" Itu benar, bahkan aku bisa lihat pelanggan baru yang tidak pernah berkunjung sebelum nya dan beberapa turis yang baru saja bermain dari taman. Penghasilan pun meningkat pesat dan cafe kami menjadi rangking paling atas dalam daftar tempat favorit yang banyak di kunjungi.

Sekarang dia membawa kan ku pelayan nya langsung sebanyak ini, yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah cafe Violetta yang terkenal jarang mendapatkan karyawan karena kurang nya peminat. Kebanyakan orang lebih suka menikmati ketimbang menjadi pembuatnya.

"Apa mereka manusia beneran?!"

"Waw waww, seperti yang kubilang tadi kak Liza mereka kali ini manusia asli. Percaya lah padaku. Kamu bisa langsung mempekerjakan mereka dan gak perlu buka lowongan lagi. Harus nya kamu tahu kan, minus nya cafe mu ini adalah sangat sedikit yang minat untuk mengambil lowongan ini padahal kamu lagi butuh secepatnya bukan?" Lagi-lagi dia mengatakan hal yang benar. Semenjak kehilangan rekan ku, kami menjadi kewalahan dengan 4 pegawai termasuk manager yang mengurus kasir.

"Kita bisa bicarakan ini dengan manager juga."

Tidak ada lagi yang bisa aku katakan selain mengangguk sekali lagi. Kami pun memutuskan untuk keluar dari ruangan ini dan menuju ke lantai bawah untuk menemui manager.

Saat akan membukakan pintu, ternyata Rion masih di depan dan dengan posisi tetap sedang menguping.

"Hah, siapa kakak tampan ini? Kenapa dia menguping?"

"Rion, bodoh!! Apa yang kamu lakukan?!" Dasar ceroboh. Untung saja kali ini Izumi tidak bisa berbuat apapun di tengah keramaian pelanggan yang masih datang.

"Ah, uhh, ya.... Maafkan saya. Saya... Aaa jangan makan saya, please. Saya minta maaf." Rion bersujud ketakutan, badan nya terlihat gemetar membuatku nyaris saja ingin tertawa keras.

"Bukan nya bantuin di bawah kamu malah menguping. Gaji mu saya potong 50.000 untuk hari ini ya Rion." Tanpa di duga juga, Rion kepergok manager yang sekarang sudah berdiri tepat di belakang nya.

Yang bisa Rion lakukan hanyalah menunduk malu sambil mengelap ingusnya. Aku ingin sekali ketawa lepas sambil memukul nya, tapi ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan hal itu dan juga dia di marahin karena aku yang menyuruh nya diam-diam untuk mengikuti ku.

.

.

"Boleh saja. Saya sangat berterima kasih karena sudah mengizinkan pelayan anda membantu untuk bekerja di cafe saya."

"Pak manager gak perlu menggaji mereka. Gaji mereka biar keluarga saya saja yang tanggung."

"Wah, wah. Betapa baiknya. Terima kasih banyak nona Izumi."

"Kalian berlima, kerja yang rajin ya. Aku mau ke butik kakak." Izumi pun pergi sendirian menuju keluar dari cafe. Di depan sana ternyata sudah menunggu mobil hitam mewah dengan seorang pria berjubah—monster yang kulihat saat itu.

Masih ada yang ingin aku bicarakan, jadi aku pergi keluar menyusul nya dan menanyakan beberapa pertanyaan.

"Nona Izumi. Tunggu." Saat ingin melangkah masuk kedalam mobil, dia berbalik badan dan menutup kembali pintu mobil nya.

Dia menatap ku menyeringai kejam membuat bulu kuduk ku berdiri.

"Kakak Liza, makasih. Pembicaraan kali ini cukup menyenangkan. Tapi..."

"Tapi apa Izumi?" Dia melotot kearah ku seketika dan menunjukku dengan kuku hitam legam nya yang runcing. Wajah nya sangat marah sampai aku tidak bisa berkutik.

"Aku tidak akan memaafkan tindakan mu yang menyuruh rekan mu yang lain untuk menguping pembicaraan kita barusan. Kali ini aku akan membiarkan hal itu. Suatu saat, jangan kamu ulangi atau kehidupan kesayangan mu akan lenyap di tangan ku." Setelah mengatakan semuanya dia kembali melangkah masuk kedalam mobil di susul dengan monster itu yang menjadi pengemudinya.

Aku bahkan tidak sempat menanyakan hal yang ingin ku tanyakan. Tak di sangka dia tau apa yang ku lakukan dan untung saja nyawa ku di maafkan kali ini.

.

.

.

.

.

.

Suara ombak di pantai biru indah dan berkilau di sebuah pulau pribadi terdengar sangat jelas di siang hari. Angin berhembus sepoi-sepoi menambah suasana menjadi sejuk, lambaian daun pohon kelapa pun terlihat seperti sedang menari.

"PANTAI!!!!!!"seorang gadis berambut panjang itu berlari kencang dan berteriak sesuka hati membuat suaranya turut memecah keheningan pantai. Di susul gadis mungil yang membawa pelampung transparan berwarna biru di lengan nya.

"Astaga, Chieko. Kamu seperti anak kecil saja." Gadis itu meletakkan beberapa barang di susul oleh pelayan nya yang menyiapkan kursi pantai dan payung besar untuk dua orang.

"Hanakawa, ayo, kita nyemplung aja langsung."

"Tunggu ih, aku belum pake tabir surya. Kamu juga pakailah, nanti kamu jadi coklat loh." Gadis bernama Chieko itu pun berlari menyusul nya di bawah payung besar dan duduk di kursi pantai sambil mengoleskan krim tabir surya ke seluruh tubuh nya.

"Bantuin, wa. Oles ke punggung ku juga."Chieko tengkurap di kursi pantai yang panjang dan membuka setengah baju kaos nya. Hanakawa mengambil krim itu dan kemudian mengoleskan pelan pada punggung nya.

"Ahhhn.."

"Heh?"

"So..sorry. It was so cold earlier, my skin was shocked"

"Aku sudah berpikir kamu ini tiba-tiba jadi mesum cuma karena di oleskan krim doang ke punggung." Mereka kemudian terkekeh bersama di tengah-tengah sepi nya suasana pantai.

Episodes
1 Hanakawa Izumi
2 Penyihir dan Gadis Gereja
3 Penyihir dan Gadis Gereja (2)
4 Masa Kecil dan Kemalangan Kumpulan Gadis
5 Rencana
6 Pengumuman 1
7 Liza
8 Kecewa oleh si terkasih
9 Pengumuman 2
10 Gadis kecil bergaun putih
11 Pengumuman 3
12 Jalan-Jalan
13 Sudah Waktunya
14 Pengumuman Khusus
15 Kapal Pesiar
16 Mimpi dan Arwah penasaran
17 Pengumuman 4
18 Berlayar dan Menghilang
19 Ritual Aneh (Pengorbanan Roh Laut)
20 Awet Muda
21 Pulau Pribadi Izumi
22 ビーチ!!!! (Pantai)
23 Ilusi Hitam dan Merah
24 愛してます (I Love You)
25 Eps fanservice (bukan lanjutan)
26 Eps fanservice part 2 (tamat)
27 Pemanggilan Arwah
28 Xavier Arvincer
29 Kembali ke Tokyo
30 Hantu Leher Panjang (Bagian 1)
31 Hantu Leher Panjang (Bagian 2)
32 Bertemu Kembali
33 Malam Menyapa
34 Kembali ke Tokyo (Edisi Hanakawa)
35 Konser Menjadi Bencana
36 Kembali ke mansion
37 Teka Teki
38 Mengejar Monster
39 Maafkan Aku
40 Maaf, Semuanya Salahku
41 Gabrielle Vallen
42 Kamu? Izumi?!
43 Biru di tangan
44 Penghianatan
45 Taman depan Izumi
46 Piknik para Fotografer
47 Perasaan Canggung
48 Ritual pemanggilan iblis
49 Kopi
50 Gagal Lagi?
51 Pindah rumah
52 Kumat lagi
53 Bangkitnya Yuuzy
54 Wanita Menyebalkan
55 Siapa kau?
56 Yuuzy Kembali
57 Sangat Menyebalkan
58 Sudah saatnya
59 Menyelamatkan nya kembali
60 Kembali Berlayar menuju laut kematian
61 Selalu Saja Salah
62 Menyusul Kembali, Milik ku Yang Berharga
63 Terhisap Dalam Malam
64 Ruang Hampa
65 Sebuah Harapan
66 Tertangkap Basah
67 Tidak akan gagal kali ini
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Hanakawa Izumi
2
Penyihir dan Gadis Gereja
3
Penyihir dan Gadis Gereja (2)
4
Masa Kecil dan Kemalangan Kumpulan Gadis
5
Rencana
6
Pengumuman 1
7
Liza
8
Kecewa oleh si terkasih
9
Pengumuman 2
10
Gadis kecil bergaun putih
11
Pengumuman 3
12
Jalan-Jalan
13
Sudah Waktunya
14
Pengumuman Khusus
15
Kapal Pesiar
16
Mimpi dan Arwah penasaran
17
Pengumuman 4
18
Berlayar dan Menghilang
19
Ritual Aneh (Pengorbanan Roh Laut)
20
Awet Muda
21
Pulau Pribadi Izumi
22
ビーチ!!!! (Pantai)
23
Ilusi Hitam dan Merah
24
愛してます (I Love You)
25
Eps fanservice (bukan lanjutan)
26
Eps fanservice part 2 (tamat)
27
Pemanggilan Arwah
28
Xavier Arvincer
29
Kembali ke Tokyo
30
Hantu Leher Panjang (Bagian 1)
31
Hantu Leher Panjang (Bagian 2)
32
Bertemu Kembali
33
Malam Menyapa
34
Kembali ke Tokyo (Edisi Hanakawa)
35
Konser Menjadi Bencana
36
Kembali ke mansion
37
Teka Teki
38
Mengejar Monster
39
Maafkan Aku
40
Maaf, Semuanya Salahku
41
Gabrielle Vallen
42
Kamu? Izumi?!
43
Biru di tangan
44
Penghianatan
45
Taman depan Izumi
46
Piknik para Fotografer
47
Perasaan Canggung
48
Ritual pemanggilan iblis
49
Kopi
50
Gagal Lagi?
51
Pindah rumah
52
Kumat lagi
53
Bangkitnya Yuuzy
54
Wanita Menyebalkan
55
Siapa kau?
56
Yuuzy Kembali
57
Sangat Menyebalkan
58
Sudah saatnya
59
Menyelamatkan nya kembali
60
Kembali Berlayar menuju laut kematian
61
Selalu Saja Salah
62
Menyusul Kembali, Milik ku Yang Berharga
63
Terhisap Dalam Malam
64
Ruang Hampa
65
Sebuah Harapan
66
Tertangkap Basah
67
Tidak akan gagal kali ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!