Chapter 19

Rega baru saja keluar dari ruang operasi saat Nandira menghampirinya.

"Ga, pulang bareng yuk! sekalian makan malam di rumah. Papa katanya kangen ngobrol sama kamu. Dia minta aku buat ngajak kamu ke rumah kalau kamu ada waktu," ucap Dira.

"Tumben profesor nggak ngomong langsung sama aku kalau ngundang aku ke rumah? Tapi, maaf aku nggak bisa. Malam ini aku ada acara penting. Sampaikan maafku kepada profesor. Aku pergi dulu!" Rega langsung meninggalkan Dira.

Rega harus menghadiri acara pengajian yang akan di gelar di kediaman Parvis malam ini. Sejak tadi mamanya sudah menelepon" Ya, ma... Aku lagi mau otw kw sana," ucap Rega melalui sambungan telepon sesaat setelah masuk ke dalam mobilnya.

"beneran kan? buktiin sama Mama kalau kamu memang baik-baik saja!"

Rega memejamkan matanya sejenak, "Iya setengah jam lagi Rega sampai," ucapanya. Panggilan pun berakhir.

.

.

.

Sekitar jam delapan malam, pengajian di kediaman Parvis akan segera di mulai. Kendra dan adiknya sudah datang beberapa saat yang lalu. Di susul oleh Rega yang sampai beberapa menit kemudian.

Gisel dan kendra duduk terpisah dalam acara pengajian malam tersebut. Para wanita duduk di dekat Gisel sementara para pria di sebelah Kendra, termasuk Rega. Pria itu duduk persis di samping Kendra.

Sesekali Gisel melihat ke depan, dimana dua pria itu duduk berdampingan. Satu diantaranya adalah masa lalunya dan satunya lagi calon masa depannya.

Rega yang sadar jika Gisel diam-diam melihat ke arahnya tersenyum pada gadis itu. Gisel langsung mendunduk.

Diantara banyak yang hadir di acara tersebut, adas sosok yang sejak tadi Kendra cari namun tak ketemu. Sarah. Wanita itu sama sekali terlihat dalam acara itu dari awal hingga acara kini hampir selesai.

"Kend, bisa kita bicara sebentar?" ajak Rega. Kemdra yang sejak tadi celingak celinguk mencari sahabatnya menoleh, "bisa, dok. Mau ngomong apa?" ucapnya kemudian.

"Aku cuma ingin mengucapkan selamat sam kamu. Akhirnya kamulah yang Gisel pilih untuk menjadi pendampingnya. Seperti yang pernah kamu tahu, aku pernah menyakiti perasaannya begitu dalam. Aku berharap dan percaya kamulah pria yang tepat untuk menyembuhkan luka itu. Aku titip Gisel. Aku yakin kamu bisa membahagiakan dia!" Rega menepuk bahu Kendra, seolah pria itu sedang memberi beban tanggung jawab untuk membuat Gisel bahagia.

Kendra mendengus pelan, yang menciptakan luka siapa yang di beri amanah untuk menyembuhkan siapa, pikirnya.

Selain Kendra, Senja juga mengkhawatirkan Sarah. Pasalnya wanita itu beberapa hari ini ijin tidak masuk kerja karena sakit. Jika kemarin-kemarin ponselnya masih aktif, malam ini tidak.

"Kenapa sayang? sejak tadi aku lihat kamu gelisah, siapa yang kamu telepon?" tanya Elang.

"Ini Boo, kemarin sarah tuh bilang kalau lagi nggak enak badan. Aku belum sempat lihat kondisinya karena kan sibuk untuk acara malam ini. Tadi malam nomornya masih aktif, aku masih chatan sama dia dan dia bilang malam ini akan datang ke pengajian ini, tapi sekarang dia nggak datang. Noronya juga nggak aktif dari tadi akku coba hubungi. Akku jadi khawatir, perasaanku nggak enak, " ucap Senja.

"Mau cek ke apartemennya? aku antar!" tawar Elang.

''tapi, acara di sini belum selesai. Aku sendiri aja ke sananya, boo,"

Karena Elang juga tak enak jika meninggalkan acara sang adik, akhirnya Senja pergi ke apartemen sarah sendiri.

''kabari aku kalau ada apa-apa," pesan Elang saat mengantar Senja ke dalam mobil.

''Hem, titip anak-anak," sahut Senja sebelum akhirnya ia melajukan mobilnya menuju apartemen sahabatnya..

.

.

.

Sesampainya di apartemen Sarah, Senja langsung memencet bel. Namun, pintu tak kunjung di buka. Bahkan setelah Senja menunggu beberapa saat lamanya dan sudah beberapa kali memencet bel. Hal itu membuat Senja semakin khawatir.

Beruntung, Senja memiliki akses untuk masuk"sorry Sar, aku masuk tanpa ijin kamu. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa di dalam, " gumam Senja sembari mencoba menekan kode pintu apartemen Sarah.

Senja masuk dan langsung menuju ke kamar sahabatnya tersebut.

"Sarah!" betapa terkejutnya Senja melihat Sarah duduk di tepi ranjang dengan memeluk kedua lututnya. Menenggelamkan wajahnya di anatara lututnya.

Senja langsung mendekati sarah yang masih menangis dalam diamnya', '' ya ampun, Sar. Kamu kenapa?" Senja bersimpuh di depan sarah. Wanita itu mengangkat wajahnya, Senja semakin kaget karena wajah Sarah sangat sembab akibat kelamaan menangis.

Tak ada suara yang sarah katakan, ia hanya menatap Senja dengan perasaan bersalah. Air matanya menetes begitu saja, ia terlalu malu untuk bertemu sahabatnya tersebut.

Senja yang bingung dengan sahabatnya tersebut, mengalihkan pandangannya pada benda yang tergeletak tak jauh dari sarah duduk tersebut.

Senja mengambil benda yang tak lain adalah tespect tersebut. Senja benar-benar terkejut saat melihat ada garis dua berwarna merah pada tespect tersebut. Ia sampai menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Senja beralih menatap Sarah, "Ini apa, Sar? ini punya siapa?" tanyanya.

Sarah tak menjawab, lidahnya terlalu kelu untuk mengaku kalau itu miliknya.

Tak perlu di jawab pun, dari ekspresi yang Sarah tunjukkan, Senja sudah bisa menduga jika benar itu tespect Sarah. Mata Senja langsung berkaca-kaca. Ia langsung memeluk Sarah, " Ya Allah, Sar. Kenapa bisa begini?"

Tangis yang sejak tadi sarah tahan akhirnya pecah juga. Ia memang butuh seseorang untuk menguatkan di saat buruk seperti ini.

"Siapa yang melakukan ini? siapa laki-lai itu?" tanya Senja.

Tangis Sarah justru semakin pecah. Ia benar-benar tak sanggup mengatakan siapa ayah dari bayi yang ia kandung saat ini.

"katakan, Sar! Katakan siapa laki-laki itu?" desak Senja. Sebagai sahabat sekaligus bos dari sarah, ia merasa kecolongan. Selama ini ia tak pernah tahu kalau sarah menjalin hubungan dengan seorang pria bahkan sampai sejauh ini.

"Apa Dia tahu hal ini?" tanya Senja dan Sarah menggeleng. Membuat Senja mendengus.

'' katakan siapa dia? biar aku minta pertanggungjawabannya! jangan mau enaknya saja. Siapa dia, sar? Katakan!"

" Dia nggak salah. Aku yang salah," ucap Sarah yang akhirnya bersuara lirih.

'' Seharusnya waktu itu aku bisa jaga diri. Seharusnya aku menolak saat dia melakukannya, ini salahku, salahku. Dia nggak salah, dia nggak sadar waktu itu," ucap Sarah yang mana membuat Senja semakin tak mengerti siap yang di maksud oleh sarah.

'' Dia siapa?" tanya Senja.

Sarah kembali bungkam. Ia benar-benar tak ingin merusak semuanya.

Lagi-lagi Senja mendengus, ''Apa aku kenal orangnya?" tanyanya lagi.

Sarah tak menyahut. Namun Senja mengambil kesimpulan jika ia kenal dengan pria yang telah menghamili sahabatnya tersebut.

"Siapa dia? Mau sadar atau tidak, dia harus bertanggung jawab!"

"Aku nggak mau merusak kebahagiaannya," lirih sarah.

Senja tak peduli dengan ucapan Sarah. Persetan dengan kebahgaiaan pria itu. Yang penting dia harus bertanggung jawab.

'' Anton? "tanya Senja menerka siapa pria yang pernah terlihat akrab dengan Sarah. Sarah menggeleng.

''Bian?'' lagi-lagi sarah menggeleng.

Senja mengabsen setiap pria yang ia kenal, yang sebgain besar adalah karyawannya sendiri. Dan dari semuanya sarah tak mengakuinya. Hingga Senja sampai pada sebuah nama yang melintas di otaknya dan ini adalah tebakannya terakhir karena semuanya sudah ia tanyakan.

"tak perlu kamu jawab, aku tahu siapa orangnya. Aku akan buat perhitungan dengannya. Aku akan memintanya bertanggung jawab atas apa yang sudah ia lakukan sama kamu!" Senja berdiri penuh emosi.

Namun, dengn cepat sarah mencegah, '' jangan katakan appun padanya. Aku tidak mau merusak pernikahannya. Aku yang salah, Senja. Aku yang salah. Aku nggak mau merusak kebahagiaan Gisel. Jangan lakukan apapun! Kend nggak salah, waktu itu dia mabuk dan aku... Aku yang nggak tahu diri mau melakukannya! ''

Tubuh Senja lemas seketika, ia berharap tebakannya salah, tapi ternyata benar.

'' tapi dia tetap harus tahu dan bertanggung jawab, " ujar Senja lirih.

Sarah menggeleng, '' besok adalah hari pernikahan Kend dan Gisel. Aku nggak mau Merusaknya. Aku nggak mau melihat taun besar menanggung malu. Aku nggak mau melihat Gisell terluka lagi. Ini salahku, biar aku yang menanggungnya sendiri,''

Senja diam, banyak hal yang kini melintas di dalam benaknya. Jika tadi ia menggebuk ingin meminta pertanggungjawaban pria itu, banyak yang ia pikirkan. Hanya tinggal menghitung jam saja pernikahan akan di langsungkan. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika semua tahu tentang hal ini. Keluarga besar sang suami, terutama Gisel. Apa ia sanggup melihat adik iparnya itu kembali terluka?

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?"

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

bingung juga sech harus gimna . .

2024-10-13

0

☠🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🌼ꪻ🍾⃝ ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳ

☠🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🌼ꪻ🍾⃝ ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳ

gedeg gue sama Sarah.

makannya punya harga diri dong
dah hamil malah menye2

bodo amat lah, mending gue skip bagian Sarah ini
gak respect lagi

2024-10-04

0

Ketawang

Ketawang

nah loooo,.hamil kaaannn...
waktu brbuat kamu gak mikirin akhirnya,nuruti hawa nafsu brdsarkan cinta saja

2024-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 54
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96 (End)
97 Author
98 Extra part
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 54
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96 (End)
97
Author
98
Extra part
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!