Chapter 11

Rega terpaksa melajukan mobilnya karena mobil-mobil di belakangnya terus membunyikan klackson mobil mereka tak sabar.

"Thanks ya, Ga!" ucap Nandira setelah sampai di parkiran rumah sakit.

"Sama-sama, Ra," balas Rega sembari membuka seat beltnya llau turun dari mobilnya.

Nandira sibuk membenarkan rok spannya yang srbatas lutut setelah turun dari mobil Rega. Sementara Rega langsung melangkah masuk ke rumah sakit. Membuat Dira berdecak sebal karena pria itu ternyata tak menunggunya.

"Pagi, dok!" sapa beberapa perawat dan dokter bergntian yang melihat petinggi rumah sakit tersebut datang.

"Pagi," Rega mengangguk, membalas sapaan mereka singkat sembari terus berjalan menuju ruangannya.

"Eh, gimana? Berhasil?" tanya Rekan kerja Dira yang bernama Reni saat wanita itu melangkahkan kakinya di loby rumah sakit.

"Berhasil, dong. Bukan Dira namanya kalau nggak bisa berangkat bareng Rega," sahut Dira bangga.

"Yaelah baru juga semobil belum sekamar, udah berasa di atas angin aja," ledek Reni.

"Lihat aja nanti, gue bakal buktiin kalau gue bisa taklukin dia," timpal Dira.

"Buktiin dong, masa udah berapa abad ini status lo nggak berubah juga dari temenan jadi demenan. Emang susah sih ya, kriterianya dokter Rega kayaknya tinggi banget, lo aja nggak masuk,"

Nandira Malas menanggapi, tak hanya satu atau dua, tapi banyak dari teman-temannya yang selalu meledeknya. Apalagi mereka yang sudah mengenalnya sejak SMA, pasti mereka tahu bagaimana sulitnya Nandira menaklukkan hati seorang Regantara.

Nandira memilih pergi ke ruangannya daripada harus terus mendengar ledekan dokter Reni.

Tiba di ruangannya, Rega masih terus kepikiran dengan apa yang tadi ia lihat, apakah itu hanya perasaannya saja, atau memang benar yang ia lihat adalah Gisel? Ah rasanya tidak mungkin, ia menampik khayalannya tersebut. Kalaupun Gisel sudah kembali, pasti ada yang memberitahunya.

Rega bersiap melakukan visit ke beberapa pasien yang kemarin habis di lakukan tindakan operasi olehnya. Selain menjadi dokter spesialis bedah, Rega juga menjadi direktur di rumah sakit tersebut.

.

.

.

Di tempat lain, Gisel baru saja tiba di gedung BaileyTex milik kakak iparnya. Di sana Melisa sudah menunggunya sejak beberapa saat yang lalu.

"Pagi, nona!" sapa melisa. Ia membetulkan letak kacamatanya.

"Pagi, Mel. Siap bekerja di tempat baru?" tanya Gisel dan Melisa mengangguk mantap.

Debgan langkah tegas, Gisell masuk ke perusahaan tersebut. Para karyawan sudah berjejer rapi untuk menyambut kedatangannya.

"Selamat, datang nona! Kami senang akhirnya Anda bergabung di perusahaan ini. Kami selalu kagum dengan kinerja nona selama di Paris. Dan berharap suatu hari nona akan bergabung dengan kami di sini. Tak di sangka, sekarang nona benar-benar di sini," sambut perwakilan dari para karyawan tersebut.

"Terima kasih atas sambutannya, semoga kedepannya kita bisa bekerja sama menjadi sebuah tim yang solid untuk memajukan BaileyTex khususnya," balas Gisel.

Ia melanjutkan langkahnya menuju ruangan dimana kakak Iparnya kini berada.

Saat Gisel masuk ke ruangan Senja, rupanya Elang juga berada di sana. Kakaknya itu tengah memeluk pinggang sang istri.

"Dih, kakak. Bukannya kerja malah di sini! Kayak yang pengangguran aja! Mentang-mentang kakak ipar bekerja sendiri, kakak jadi merasa tidak perlu kerja keras lagi," sindir Gisel seraya berjalan mendekat.

"Kamu tuh, datang-datang bukannya salam, malah ngedumel!" balas Elang tanpa mau melepas pelukannya.

Gisel tersenyum, "Ya udah sini, peluk aku! Kangen tahu, kak!" ucapnya.

Namun Elang bergeming, "Enakan peluk istri!" ucapnya. Membuat Gisel mencebik.

"Boo, ish lepasin!" ucap Senja yang merasa tidak enak dengan adil iparnya yang baru datang malah di sabut dengan kebucinan sang suami.

"Biarin aja sih, biar dia iri!" ledek Elang.

"Terus aja, pamer kemesraan di depan aku. Nanti kalau aku udah nikah bakal aku balas lebih parah!" cebik Gisel. Ia bersedekap dada dengan bibir manyun.

Elang terkekeh melihatnya, ia melepas tangannya dari pinggang Senja, "Sini, peluk kakak!" ia merentangkan kedua tangnnya.

Gisel langsung menyusup ke pelukan sang kakak.

"Dasar bandel!" ucap Elang. Sudah berkali-kali ia membujuo adik hungsunya itu untuk segera pulang ke tanah air tapi Gisel selalu saja menolak.

Giliran Senja yang memeluk adik iparnya tersebut, "Bagaimana? Siap untuk membantuku di sini?" tanyanya.

Gisel mengangguk, "Tak ada pilihan lain, bukan? Setelah menikah nanti aku tetao hrus stay di sini, karena suamiku nggak mungkin yang ikut aku ke Paris. Bukankah dia terlalu cinta dengan suami kakak Ipar?" seloroh Gisel.

"Ya, syukur kalau kau tahu itu, dia tak mungkin berpaling dariku," balas Elang.

"Kakak ipar, jatakan pada suamimu ini, jangan terlalu menekan calon suamiku. Kasihan dia," ucap Gisel.

"Ck, kau seyakin itu untuk menikahinya?" tanya Elang.

"Tentu saja, apalagi yang perlu di khawatirkan, kak?"

"Sudah sudah, bukan waktubyang teoat untuk membicarakannya. Bukankah kamu ke sini untuk bekerja? Ayo aku antar ke ruanganmu. Boo, pergilah. Kend pasti sudah uring-uringan mencarimu," kata Senja.

"Baiklah, aku pergi. Kau lihat, anak kecil. Karena kau datang aku diusir kakak iparmu," Elang mengacak rambut Gisel.

Bagaimanapun, dimata elang Gisel tetaplah adik kecilnya.

"Ck, berhenti mempermalukanku dengan panggilan itu, apa kakak tidak melihat aku sudah dewasa dan secantik ini?" protes Gisel.

Elang tak menggubris, ia mencium pelipis Senja dan mengecuo singkat bibir wanuta tersebut, "Aku pergi!" pamitnya. Senja mengangguk.

"Hello, di sini ada nyawa segede ini, masa nggak kelihatan. Main sosor aja!" protes Gisel lagi.

Elang masa bodo, ia justru kembali mencium Senjanya.

"Boo, sudah. Jangan goda Adikmu terus," ucap Senja.

Elang tergelak, ia mengacak rambut Gisel lalu pergi sambik berkacak pinggang.

"Ayo aku antar ke ruangan kamu," ucap Senja kemudian.

"Ayo, kak!" ucap Gisel. Ia sudah kembali pada mode dinginnya demi menjaga image di depan para karyawan.

.

.

.

Weekend di kediaman David....

"Sarapan dulu, Ga!" ucap Amel saat melihat putranya tengah bersiap ke rumah sakit.

"Nggak libur?" tanya David yang sudah duduk di meja makan menunggunya.

"Enggak, pa. Justru pagi ini aku ada jadwal operasi, nggak bisa di tunda, emergency!" ucap Rega sembari menjatuhkan pantatnya di kursi.

"Ohh, semalam datang jam berapa, mama nggak tahu," tanya Amel.

"Jam Dua belasan, ma. Mama udah tidur aku datang," sahut Rega.

"Kirain mama nggak jadi menginap di sini, mama tunggu sampai jam sebelas kamu nggak pulang yaudah mama tidur. Segini cukup,?" Amel menunjukkan nasi goreng yang ia ambil kepada David.

"Cukup, sayang," jawab David.

"Maaf, banyak kerjaan, jadi aku pulang larut malam. Biar aku ambil sendiri, ma!" ucap Rega saat Amel hendak mengambil roti tawar untuk putranya tersebut.

Rega mengambil sehelai roti lalu ia okesi dengan selai cokelat.

"O ya, papa hampir lupa. Nanti malam kita diundang makan malam di rumah bos Alex," kata David.

"Dalam rangka apa? Anes nggak ada bilang sama aku," tanya Amel.

"Putri kita telah kembali," sahut Rega. Yang mana membuat Rega berhenti mengolesi rotinya karena terkejut dengan ucapan David.

"Putri kita? Maksudmu Gisel? Iselku pulang?" tanya Amel dengan mata berbinar.

"Iya, sudah hampir seminggu dia berada di sini," jawab David.

Hampir seminggu? Apa itu artinya wanita yang ia lihat waktu itu benar-benar Gisell? Benarkah adiknya sudah kembali?

Mendadak Rega merasa takut, takut jika wanita itu benar-benar membencinya sekarang.

...****************...

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

yalah Gisel pasti benci kamu Rega

2025-01-11

0

Basaroh Basaroh

Basaroh Basaroh

pasti Gendra calonnya gisel

2024-10-03

0

Febby Fadila

Febby Fadila

Apa calonnya gisel tu kendra ya atw yg lain

2024-08-05

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 54
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96 (End)
97 Author
98 Extra part
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 54
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96 (End)
97
Author
98
Extra part
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!