Chapter 10

Bandara Internasional....

Seorang gadis cantik, mengenakan kaca mata hitam, berjalan dengan anggun Bandara diikuti oleh sang asisten yang setia menemaninya. Beberapa menit ya lalu, setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang akhirnya untuk pertama kali setelah empat tahun berada di luar negeri, ia bisa menghirup udara negara kelahirannya.

Gadis yang kini sudah berusia dua puluh lima tahun itu berjalan dengan penuh percaya diri di Bandara. Diikuti oleh Melisa yang ikut dengannya.

Gisel sengaja tak memberitahu kepulangannya kepada keluarganya yang seminggu lebih cepat dari rencana awalnya.

Gisel dan Melisa sengaja naik pesawat biasa demi melancarkan niatnya untuk memberikan kejutan kepada monny dan daddinya.

"Nona, apakah ada yang datang menjemput kita?" tanya Melisa.

Gisel menghentikan langkahnya lalu melepas kaca mata hitamnya, "Tidak, kita akan naik taksi, Mel," jawab Gisel.

Tak lama kemudian keduanya sudah berada di dalam taksi menuju ke kediaman utama keluarga Parvis.

Sepanjang jalan, Gisel berdecak kagum dengan perubahan yang terjadi di tanah kelahirannya tersebut. Banyak sekali perubahan yang terjadi terutama soal banyaknya gedung pencakar langit, cafe perumahan dan lainnya yang kian memadati kota Jakarta.

Empat tahun ia pergi dan meninggalkan banyak sekali perubahan, sama seperti hatinya yang kini juga sudah berubah.

"Waktu telah merubah segalanya," gumam Gisel saat ia melihat gedung tinggi dimana nanti ia akan bekerja di sana. Yaitu gedung BaileyTex yang ada di Jakarta yang berada di bawah kepemimpinan kakak iparnya. Gedung itu juga tampak mengalami perubahan dari sebelumnya.

"Ya, nona?" tanya Melisa yang merasa mendengar sesuatu tapi tidak jelas.

"Itu, gedung itu adalah tempat kita akan bekerja nanti, Mel!" Gisel menunjuk perusahaan kakak iparnya.

Melisa mengikuti arah telunjuk Gisel dan membaca nama BaileyTex di sana, "Tidak kalah bagus dengan yang di Paris," ujarnya kagum.

"Ya, tapi jujur, aku lebih menyukai di Paris dari pada di sini," gumam Gisel. Kalau bukan karena keluarganya, ia tak ingin kembali.

.

.

.

Saat taksi yang di tumpangi Gisel sampai di kediaman Parvis, Anes sedang sibuk di taman belakang dengan tanaman-tanamannya. Ia sama sekali tidak tahu jika halaman depan sana putri semata wayangnya telah sampai.

Gisel turun dari taksi, diikuti oleh Melisa. Melihat nona muda datang, salah satu pelayan datang menghampirinya, "Nona, kenapa tidak bilang kalau nona akan sampai sekarang?" sapanya.

"Mommy mana?" tanya Gisel sembari melangkahkan kakinya menuju ke teras.

"Nyonya ada di taman belakang, saya akan panggilkan sebentar!" sahut pelayan.

"Tidak usah, biar akubyabg ke sana!" ucap Gisel," Tolong bawa koperku ke kamar!" imbuhnya.

"Baik, nona," sahut bibi.

"Nona, maaf!" sela Melisa, membuat Gisel menghentikan langkahnya.

"Bolehkan saya langsung ke apartemen?" tanya Melisa mumpung taksi yang di tumpangi belum pergi.

"Hem, gunakan waktumu untuk beristirahat. Besok kau harus kembaki bekerja seperti biasa," ucap Gisel dan Melisa mengangguk lalu pamit.

Gisel melanjutkan langkahnya menuju ke halaman belakang. Dimana ibunya sedang menyirami bunga mawar kesayangannya.

"Rajin benar, nyonya. Sampai tanaman aja diajak bicara," ucap Gisel tersenyum.

"Ya begini kalau punya tanaman memang harus di rawat penuh sayang dan sering-sering diajak bicara, kalau tidak ya tidak akan tumbuh subur bahkan mati," jawab Anes tanpa sadar siapa yang menyapanya barusan.

"Hem, segitu fokusnya sama tanamannya sampai lupa sama suara anak sendiri, mommy!" ujar Gisel.

Anes langsung menoleh, "Ya ampun, sayang! Sejak kapan kamu datang?" Anes langsung meletakkan selang di tangannya, melepas apron yang ia kenakan lalu menghampiri Gisel.

"Sejak mommy mengajak bunga-bunga itu bicara tadi," jawab Gisel.

Anes langsung memeluk putri bungsunya tersebut, matanya langsung berkaca-kaca.

"Kamu kenapa nggak bilang kalau pulang sekarang? Kan bisa di jemput, sayang,"

"Sengaja Gisel pukang diam-diam biar sureprise, udah dong jangan nangis. Anaknya pulang kok malah nangis, sih?" Gisel mengurai pelukannya lalu mengusap air mata di wajah momminya.

" Kamu makin kurus. Ayo masuk, momyy akan masakkan makanan kesukaam kamu, sebentar lagi daddy juga pulang. Kita makan malam bersama," ucap Anes.

Gisel memeluk mominya," Mommy emang yang terbaik!"ucapnya. Padahal menurutnya tubuhnya ideal. Bahkan ia harus diet demi menjaga berat badannya.

" Ayo Gisel bantuin, Gisel kangen banget masakan mommy. Setiap kakak ipar kirim photo masakan mommy ke Gisel, selalu bikin ngiler! "

.

.

.

Keesokan harinya...

"Pagi, dad, mom!" sapa Gisel kepada kedua orang tuanya di meja makan.

"Pagi sayang," balas Alex dan Anes bersamaan.

"Kok sepagi ini sudah rapi?" tanya Anes.

"Kan Gisel mulai kerja di kantor kakak ipar hari ini, mom," jawab Gisel, ia menerima sandwhich yang di ulurkan oleh Anes.

"Secepat ini? Apa kamu tidak capek? Setidaknya istirahatlah beberapa hari lagi, sayang," ucap Anes.

"Justru kalau kebanyakan istirahat buat aku capek, mom. Banyak pekerjaan yang menungguku. Lagian sebentar lagi aku juga cuti lagi buat menikah, kan?"

"Soal itu... Berhubung kamubsudah pulang , lusa daddy akan mengadakan makan malam di rumah, sekalian untuk membicarakan acara pertunangan dan pernikahan kamu," ucap Alex.

"Daddy atur saja, Gisel ikut aja," sahut Gisel.

Selesai menghabiskan sandwhichnya, Gisel langsung pamit berangkat ke kantor dengan diantar oleh sopir.

.

.

.

Di tempat lain...

"Sory ya, Ga. Aku ngerepotin! Mobilku lagi di bengkel soalnya," ucap Nandira setelah masuk ke dalam mobil Rega.

"Nggak apa-apa, lagian kita kan searah. Berangkat sekarang?" sahut Rega.

"Iya, aku ada visit pagi ini," jawab Dira.

Rega pun melajukan mobilnya dari parkiran apartemennya.

Sepanjang jalan, Rega tak banyak bicara. Ia hanya sesekali menimpali ucapan Dini. Membuat wanita itu sedikit kesal. Pria yang duduk di sampingnya tersebut tak oernah berubah sejak dulu, selalu bersikap datar kepadanya.

"O ya, Ga. Kamu udah sarapan belum? Ini aku bawa bekal, soalnya tadi aku belum sarapan, mau aku bagi?" tawar Nandira, ia membuka kotak bekalnya lalu mengambil sandwhich dan menyodorkannya kepada Rega.

"Tidak, terima kasih. Aku udah sarapan tadi," tolak Rega tanpa menoleh.

Nandira terpaksa memakannya sendiri, padahal bekal itu sengaja ia buat untuk pria yang ia sukai sejak SMA tersebut. Sangat sulit untuknya meluluhkan hati pria tersebut.

Pemandangan macet selalu menjadi makanan mereka setiap paginya. Biasanya Rega lebih suka mengendarai sepeda motor sportnya dari pada mobil karena ia akan lebih cepat sampai. Namun, karena semalam Nandira menghubunginya untuk nebeng ke rumah sakit pagi ini, ia memilih menggunakan mobilnya.

"Sepertinya di depan terjadi kecelakaan makanya ini macetnya parah banget gini," Ucap Dira.

"Sepertinya begitu," sahut Rega. Dengan sabar ia menunggu mobil di depannya berjalan, berbeda dengan Nandira yang sudah mulai tak sabar bahkan mengomel dalam hati.

Di tengah-tengah kemacetan tersebut, sekilas Rega seperti melihat seseorang yang ia kenal di dalam mobil yang berhenti di sisi kiri mobilnya.

"Gisell?" gumamnya antara percaya dan tidak.

"Ga, jalan! Itu mobil depan udah jalan," ucap Nandira.

...****************...

Terpopuler

Comments

~Ni Inda~

~Ni Inda~

Ohooo
Brarti sadar dong klw wkt itu Rega cuma memanfaatkanmu...menjadikanmu pacar pura²nya agar Gisel mau mengejar impiannya jd designer

Kasian
Kejar trs tuh si Rega mpe cape. ..gakan dpt jg 😂

2024-10-16

0

Mesri Sihaloho

Mesri Sihaloho

pasti yg mau di ikajin sama Gisel si Rega,,

2024-08-29

0

Febby Fadila

Febby Fadila

pucuk dicinta ulang pun tiba

2024-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 54
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96 (End)
97 Author
98 Extra part
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 54
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96 (End)
97
Author
98
Extra part
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!