Chapter 9

Jika di Paris waktunya makan siang, di Jakarta, Alex baru saja pulang dari kantornya. Istri tercintanya sudah menunggu di depan pintu saat pria yang masih saja terlihat tampan meski sudah memiliki dua cucu tersebut keluar dari mobilnya.

"Abang mana? Nggak mampir dulu?" tanya Anes mencari keberadaan David.

"Tidak, dia bilang malam nanti Rega akan pulang ke rumah untuk makan malam, jadi dia langsung pulang," ucap Alex.

"Terus gimana mas?" tanya Anes.

"Ya nggak gimana-gimana. David pulang ke rumahnya, apa masalahnya, sayang?" Alex mengusap lembut rambut Anes.

"Bukan itu maksudku, ih mas nih. Selalu begitu. Masih aja nggak peka sama aku!" ucap Anes.

"Lho kok malah marah? Kenapa, hem? Sini cerita sama mas," Alex menarik tangan Anes untuk duduk di sofa. Anes hanya manut, ia duduk diam, namun wajahnya tak bisa menyembunyikan sebuah kekhawatiran.

"Apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Alex lembut.

"Gimana, mas udah bilang sama abang kalau Gisel akan pulang?" tanya Anes.

"Sudah..." jawab Alex singkat.

"Terus bagaimana tanggapan abang?" tanya Anes penasaran.

"Ya, senang. Orang Anak gadisnya mau pulang," jelas Alex.

"Hanya itu?" Anes tak puas dengan jawaban Alex.

Alex mengernyit bingung.

"Mas nggak bilang kalau Gisel pulang karena akan menikah?" tanya Anes lagi.

"Bilang, bagaimanapun kan David dan Amel juga orang tua Gisell," ujar Alex.

"Terus?"

"Ya nabrak, kalau terus...." Alex tersenyum jahil.

Plak!

Sebuah tabokan mendarat di kengan Alex, "Malah bercanda! Aku serius mas!" ucapnya.

Alex menghela napasnya panjang. Ia menarik tangan Anes dan mengajak untuk duduk, "Sini, duduk sebelah mas," ucapnya.

Anes menurut, ia duduk di sisi kana Alex. Pria paruh baya itu merengkuh bahunya.

"Kau tahu, sebagai daddinya, aku juga menginginkan yang terbaik untuk putri kita, sayang. Dan kau tahu sendiri bukan, aku sama sekali tidak memaksanya. Aku hanya memberinya sedikit nasihat, dan dia yang memutuskan sendiri menerima pernikahannya," jelas Alex.

" Tapi kan mas tahu, Gisel mungkin tidak mencintainya, kenapa mas jodohin mereka sih. Bukannya ku nggak suka, tapi... "

" Kau ragu cinta bisa datang seiring berjalannya waktu? Contohnya ada di depan mata. Kita dan putra kita Elang, adalah contoh nyatanya, menikah karena dijodohkan tapi sejauh ini kita bahagia, lalu apa yang kamu takutkan? Putri kita sudah dewasa, sayang. Dia tahu dengan keputusan yang ia ambil, dia bukan Gisemu yang manja, segalanya pasti sudah ia pikirkan ke depan,"

"Entahlah, mas. Aku hanya merasa menikah dengan pria yang mencintai kita itu baik, tapi jika kita juga mencintai pria itu, saling mencintai, itu akan jauh kebih sempurna kebahagian yang di dapat,"

"Justru karena itu, aku khawatir putri kita akan menjadi perawan tua jika menunggu dia jatuh cinta lagi. Kau tahu sendiri sekarang bagaimana putrimu itu, antipati sama cowok. Dia terlalu mandiri dan merasa bisa melakukan semuanya sendiri Semoga dengan menikah nanyi, dia bisa kembali membuka hati untuk mencintai lagi, dan yang paling mas khawatirkan adalah karena trauma, Gisel jadi belok,"

" Belok gimana? Nggak belok ya nabrak,"

" Suka sama wanita, sayang maksudnya, "

" Ih mas buat au takut deh," Anes terdiam, ia larut dalam pikirannya sendiri.

"Daripada melamun, mending buatkan suamimu ini secangkir teh, sayang. Suami pulang kerja capek, eh di malah di cemberutin, senyum dong!" ujar Alex lembut, ia menjawel dagu sang istri.

"Eh, iya. Maaf, mas. Aku sampai lupa," balas Anes yang langsung beranjak menuju ke dapur.

.

.

.

Di saat dalam perjalanan menuju cafe untuk makan siang serta mendengarkan live music kesukaannya saja, Gisel masih di sibukkan dengan benda pipih buatan negeri ginseng tersebut.

Melisa tak berani mengganggu jika atasannya sudah larut dalam pekerjaannya seperti ini.

Gisel yang merasa di perhatikan oleh asistennya yang duduk di samping sopir menatapnya, "Ada apa? Ada yang ingin kau katakan, Mel?" tanyanya.

"Em, itu nona. Apa benar Anda akan kembali ke Jakarta bukan hanya karena pekerjaan, tapi juga karena akan menikah?"

Gisel menyimpan gadgetnya ke dalam tas sat mendengar pertanyaan Melisa. Entah bagaimana rumor itu bisa menyebar secepat ini, perasaan dia belum cerita ke siapapun. Apa mungkin gadis berkaca mata itu mendengar obrolannya dengan mommy, mungkin saja.

" Ya, kau benar. Apa ada yang salah?" jawab Gisel.

"Tidak nona. Hanya saja, saya tidak menyangka di sela-sela kesibukan nona ini, nona ternyata memiliki kekasih. Saya kira..."

Gusel langsung tergelak mendengarnya, "Tebakanmu benar, aku memang tidak punya kekasih. Berpacaran hanya membuang-buang waktu dan tenaga, toh belum tentu pada akhirnya jodoh juga,"

Melisa hanya bisa melongo, seorang Gisel mau di jodohkan? Masa sih?

"Pengalaman mengajarkan aku banyak hal, Mel. Lagian aku nggak mau buat daddy berpikir kalau aku nggak laku. Bahkan daddiku khawatir aku jadi belok, suka sama wanita," kalimat Gisel di akhiri dengan senyum geli. Mengingat bagaimana ayahnya yang posesif mewanti-wantinya untuk tidak salah jalan.

" Setidaknya, jika belum bisa membuka hati lagi untuk pria, jangan sampai berubah haluan dengan nyaman dan menyukai wanita. Daddy hanya khawatir, tidak, bukan hanya daddy tapi juga mommimu khawatir kalau akibat trauma yang kamu alami di masa lampau, membuat kamu jadi salah arah," begitulah kata-kata Alex yang selau membuat Gisel tersenyum miris, bagaimana bisa ayahnya kepikiran seperti itu. Tentu saja ia masih wanita normal, akan tetapi untuk urusan hati, ia belum mau membukanya.

Sebenarnya, pernikahan bukanlah hal utama lagi dalam hidup Gisel saat ini. Ia merasa hidupnya sekarang ini sudah cukup. Ia tak membutuhkan seorang pria yang hanya akan menyakiti perasaannya. Namun, demi menyenangkan dan menenangkan kedua orang tuanya, ia akan menikahi pria yang daddinya jodohkan dengannya.

Ya, Gisel akan menikah dengan pria yang di rekomendasikan oleh Alex. Saat pria itu memintanya untuk mempertimbangkan untuk menikah, Gisel langsung setuju. Ia yakin pilihan sang ayah adalah yang terbaik.

Kalau tidak memikrkan kedua orang tuanya, Gisel pasti memilih untuk melajang seumur hidup.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sampai di cafe tujuan. Itu adalah cafe favoritnya selama di Paris. Dan mungkin ini akan menjadi kali terakhir ia makan di sana.

.

.

.

Setelah puas menikmati makan siang sekaligus libe music band kesukaannya, Gisel dan Melisa bersiap kembali ke kantor.

Namun, di depan cafe, mereka berpapasan dengan seorang pria yang sangat Gisel kenal.

"Nah, benar kan tebakanku. Kamu pasti makan siang di sini, tahu hitu tadi nggak ke kantor kamu dulu," ucap pria bernama Wilson tersebut.

"Dokter Wilson, ada perlu apa mencari nona?" Melisa bertanya mewakili Gisel karena wanita itu tampak tak berniat menyahut.

"Kangen," jawab Wilson.

Membuat Melisa mengernyit bingung. Berbeda dengan Gisel yang tampak biasa saja.

"Saya kangen sama bos kamu, Mel. Bukan sama kamu," jelas Wilson.

"Saya tidak berharap dokter kangen sama saya," sahut Melisa. Yang mana membuat Wilson menjeb.

"Kamu telat datangnya, aku udah mau balik ke kantor. Permisi!" ucap Gisel.

"Masuk lagi yuk, Sel. Udah lama kita nghak ngobrol berdua,"

"Maaf, Wil. Aku sibuk. Masih banyak pekerjaan,"

Wilson tampak kecewa, sangat sulit sekali mendekati wanita jutek di depannya tersebut.

Wilson menatap Melisa, "Beneran, Mel? Dia sibuk?" tanyanya berharap Melisa menyanggah.

Melisa mengangguk, "Benar, dok. Nona harus menyelesaikan banyak sekali pekerjaan sebelum kembali ke Jakarta," ucapnya.

"Ke... Jakarta? Mau liburan ya? Ikut dong!" ucap pria yang berprofesi sebagai dokter tersebut.

"Bukan untuk liburan, tapi kemungkinan aku tidak akan kembali lagi ke sini," ucap Gisel.

"Kenapa?" Wilson terkejut.

"Karena nona akan menikah, dokter," bukan Gisel yang menjawab melainkan Melisa.

"What? Jangan bercanda, aku lagi nggak mood untuk tertawa ini, apalagi oatah hati, aku belum siap" ujar Wilson.

Tak ada suara yang membenarkan jika itu adalah sebuah candaan, membuat Wilson langsung diam, "Beneran, Sel?" tanyanya dan Gisel mengangguk.

"Kok bisa? Sama siapa? Perasan kamu jomblo, kenapa tiba-tiba menikah?" terlihat raut kecewa pada wajah Wilson.

"Aku tidak harus menjawabnya kan, Wil? Sama siapa dan kenapanya? Maaf aku buru-buru!" Gisel hendak membuka pintu mobil, namun di cegah oleh Wilson.

"Kenapa begini? Kamu bilang tidak akan pernah menikah, kenapa sekarang tiba-tiba jadi seperti ini. Apa yang salah dengan profesiku sebagai dokter?"

"Ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan kamu, Wil. Mau kamu dokter atau bukan, Kita emang cocoknya cuma jadi teman," ujar Gisel lalu masuk ke dalam mobil diikuti oleh Melisa.

"Heh, betty Lape'a!" Wilson memanggil Melisa.

"Ya, dok?" sahut Melisa sebelum masuk ke mobil sembari membenarkan kaca matanya.

"Ganteng siapa aku sama calon suaminya?" tanya Wilson. Membuat melisa menurunkan kaca matanya dan mengamati Wilson dadi atas kepala hingga kaki.

"Tidak tahu, saya juga belum pernah melihatnya," ucap Melisa, ia langsung masuk ked dalam mobil.

Wilson, menatap kepergianmobil yang di tumpangi Gisel dan Melisa, "Siapa sih pria yang udah nikung doaku?" gumamnya.

Terpopuler

Comments

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Sama Rega lah. Dok...

2024-03-30

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

Sam siapa sih Gisel akan nikah jadi penasaran

2024-03-30

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

gisel udh berubah bgt ya

2023-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 54
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96 (End)
97 Author
98 Extra part
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 54
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96 (End)
97
Author
98
Extra part
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!