Chapter 8

Empat tahu kemudian...

Paris siang hari....

Tok tok tok!

"Masuk!" ucap seorang wanita cantik yang tengh sibuk dengan benda pipih lebar di tangannya tanpa menoleh ke arah pintu yang di ketuk.

"Nona, ini beberapa model yang akan memakai gaun rancangan Anda pada acara launching brand terbaru perusahaan minggu depan," Asisten Gisel memberikan beberap lembar photo model pria dan wanita kepada Gisel.

Gisel menerima photo-photo tersebut lalu melihatnya satu persatu," Apa cuma ini? Kau tahu, ini adalah pekerjaan terakhirku di sini, aku ingin semuanya berjalan dengan sempurna," ucap Gisel. Ia kembali melihat dan memilah photo-photo di tangannya dengan raut wajah kurang puas.

"Nanti akan saya carikan lagi jika mereka tidak cocok, nona," ucap sang asisten. Hal seperti ini bukan hanya sekali dua kali. Gisel harus memastikan para model yang bekerja sama dengan perusahaan benar-benar sesuai keinginannya. Jiwa mereka harus bisa menyatu dengan rancangannya

"Ini dan ini, aku suka. Yang lain, ganti!" Gisel menunjuk dua photo yang menurutnya lumayan cocok dengan keinginannya meski tak sempurna.

"Baik, nona!" asisten Gisel mengangguk.

"Ada lagi?" tanya Gisel. Asistennya langsung menyerahkan beberapa berkas kepada Gisel.

"Anda harus menyelesaikan semua ini sebelum kembali ke Indonesia, nona!" ucapnya.

"Baiklah, kau boleh pergi, Melisa," ucap Gisel pada asistennya tanpa.

"Baik, nona. Permisi!" pamit Melisa.

"Hem," Gisel mengangguk.

"O ya, nona!" Melisa berhenti llu memutar badannya menghadapal Gisel.

"Ada apa lagi?" tanya Gisel.

"Sudah waktunya makan siang, nona" Melisa mengingatkan.

Gisel melihat jam tangannya, "Baiklah, sebentar lagi kita keluar!" ucap Gisel. Melisa mengangguk dan langsung keluar menuju ruangannya.

Gisel melihat berkas-berkas di mejanya lalu mendengkus. Sepertinya keputusannya untuk meninggalkan BaileyTex harus ia bayar dengan bekerja lembur sepanjang hari sebelum ia kembali ke Jakarta.

Baru akan beranjak untuk makan siang, ponsel Gisel berdering, "Mommy?" gumamnya. Ia ingat sejak kemarin ia belum. Membalas maupun menelepon ibunya tersebut.

"Sayang, dari semalam mommy meneleponmu tapi tidak kamu angkat, kau baik-baik saja, kan?" tanya Anes. Ada nada khawatir dari suaranya.

"Maaf, mom. Akhir-akhir ini Gisel sibuk banget, banyak yang harus gisel kerjakan sebelum pulang ke Jakarta. Jadi jarang pegang ponsel," jelas Gisel.

"Jadi, kapan kau akan kembali? Apakah kau sudah memikirkannya dengan matang? Ini bukan hal kecil. Pernikahan bukanlah hal main-main, sayang. Sebelum terlambat, mommy akan bilang sama daddy kalau kau..."

"Tidak ada yang perlu ku pikirkan lagi, mom. Ini bukan hanya keinhinan daddy. Tapi, Ini juga pilihanku, mom. Dan aku yakin ini yang terbaik. Bukankah menikah dengan orang yang mencintai kita itu lebih baik?" ujar Gisel.

"Tapi, menikah dengan orang yang mencintai dan kita cintai itu jauh lebih baik, sayang,"

"Aku bisa belajar mencintainya, mom. Aku yakin di yang terbaik untukku. Dia tidak mungkin menyakitiku. Mommy tidak usah khawatir, aku senang dengan pilihanku sendiri. Apa... Mommy meragukan kalau dia yang terbaik buat Gisel?" tanya Gisel.

"Tidak, bukan begitu. Tapi mommy tidak bisa percaya denganmu, bagaimana kalau ternyata kamu masih...."

"Jangan berpikir terlalu jauh, mom. Waktu empat tahun sudah sangat cukup membuatku untuk melupakannya. Bahkan, berhasil memupuk benci kepadanya. Sudah ya, mom. Gisel mau makan siang dulu, Melisa sudah menungguku di bawah. Gisel tutup dulu teleponnya," tak ingin melanjutkan pembicaraan dengan momminya yang menurutnya tidak ownting apa yang di bahas, Gisel memilih mengakhiri panggilan.

"Kenapa semua orang, termasuk mommy ragu kalau aku benar-benar udah move on dan nggak peduli dengannya. Bahkan aku sangat membencinya sekarang," gumam Gisell kesal.

Ia membuka laci meja kerjanya, dimana barang pemberian dari pria yang membuatnya hampir gila karena mematahkan hatinya tanpa ampun," I hate you more!" ucapnya tertahan. Ia mendorong laci tersebut lalu beranjak dan meninggalkan ruang kerjanya.

.

.

.

Gisel berjalan keluar gedung BaileyTex diikuti Melisa di belakangnya. Ia berhenti lalu memanggil asistennya, "Mel..."

"Ya, nona?" sahut Melisa. Gadis itu langsung maju dua langkah mendekati Gisel.

"Apa, setelah ini aku ada janji?" Gisel menanyakan jadwalnya.

"Iya nona, jam dua nanti ada meeting dengan nyonya Alexandra, membahas tentang launching tas terbaru perusahaan kita," jawab Melisa.

"Undur jadi jam tiga!" titah Gisel. Ia tak ingin makan siangnya terganggu mengingat ini sudah jam setengah dua. Ia ingin sedikit bersantai setelah makan siang nanti. Menikmati secangkir kopi sembari mendengarkan libe musik kesukaannya, mungkin itu akan sedikit mengurangi beban pikirannya tentang pekerjaan yang sangat menumpuk.

Melihat raut wajah Melisa, Gisel mendengus, "Aku hanya butuh sedikit me time, tidak lama dan tidak akan mengganghu pekerjaanku, apalagi menyuruhmu menggantikan aku!" ucapnya sedikit kesal.

"Baik, nona. Ada lagi?" tanya Melisa. Tak ada yang bisa melawan keinginannya. Sebagai designer nomor satu, Gisel tentu saja di segani oleh para kliennya. Mereka harus menyesuaikan jadwal dengan gadis berusia dua puluh lima tahun itu.

Ya, wanita yang dulu di bilang manja itu kini menjelma menjadi wanita karir yang sukses.

Siapa yang tak mengenal Gisela Abraham Parvis, seorang designer fashion yang sangat terkenal. Bukan hanya karena keahliannya dalam dunia fashion, nmun juga kecantikan keangkuhannya yanh sangat sulit sekali untuk di dekayi6 oleh para pria.

Apa yang terjadi dalam hidupnya beberapa tahun silam membuat Gisel banyak belajar. Kini wanita itu tak lagi manja dan cengeng, ia tegas dan disiplin dalam pekerjaan. Baru kali ini ia ingin sedikit bersantai, namun asistennya sudah memberikan reaksi terkejut.

Tak butuh waktu lama untuk Gisel berada di posisi seperti sekarang ini. Bahkan bis di bilang kini ia menjadi harta karun bagi perusahaan milik kakak iparnya tersebut.

Empat tahun berada di Paris seorang diri, membuat Gisel menjadi wanita mandiri. Selama empat tahun ininia sama sekli tak pernah kembaki ke negara asalnya. Hanya sesekali orang tua atau kakaknya datang berkunjung jik mereka rindu dengannya. Namun, untuk ia kembali, sebelumnya tak ada niat untuk itu. Ia kini terlalu nikmati kesuksesannya.

Sebenarnya, bisa saja Gisel mendirikan perusahaan sendiri, namun itu tak ia lakukan. Ia memilih membantu mengurus perusahaan Senja. Karena itu dirasanya sama saja. Ia justru tidak mau bersaing dengan perusahaan tersebut. Makanya memilih untuk bergabung perusahaan yang namanya kian melejit berkay kerja kerasnya tersebut.

Apa yang dia alami sebelumnya, menjadi pecut motivasi untuk terus maju dan membuktikan kepada orang-orang yang memandangnya sebelah mata, terutama pria yang pernah singgah di hatinya selama bertahun-tahun. Dan hanya dalam waktu empat tahun ia bisa membuktikannya.

Kini ia menyadari, apa yang di lakukannya dulu adalah sebuah kebodohan dan hanya membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tak berguna. Jika mengingat itu, kadang ia berpikir untukengucapkan yerima kasih kepada pria yang sekarang menempati daftar hitam dalam hidupnya tersebut.

Gisel tak menyahut pertanyaan Melisa, ia melanjutkan langkahnya dan Melisa mengikutinya lagi.

"Aku akan makan siang di luar, nanti kalau ada yang mencari, katakan untuk datang lagi besok," pesan Gisel kepada resepsionis sebelum akhirnya benar-benar keluar dari loby gedung BaileyTex. Dimana sopir sudah menunggu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Metti Agustiani

Metti Agustiani

satset

2025-01-02

0

nobita

nobita

Gisell sekecewa itu... semangat

2024-11-07

0

~Ni Inda~

~Ni Inda~

Kendra kah?

2024-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 54
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96 (End)
97 Author
98 Extra part
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 54
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96 (End)
97
Author
98
Extra part
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!