Chapter 3

Dengan malu-malu Gisell menyatakan cintanya untuk Rega. Wajahnya tampak merona, entah karena panasnya matahari atau memang karena rasa malunya.

Sedetik, dua detik, tiga detik, Rega tak memberi respon apapun terhadap pernyataan cinta Gisel barusan. Pria itu hanya memasang wajahnya datar, sebelum akhirnya tergelak.

"Hahaha, kamu itu ada-ada aja, dek!" Rega mengacak rambut Gisel gemas. Remaja yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri tersebut memang selalu berhasil membuat ulah untuk mencari perhatiannya.

"Aku serius, abang," ucap Gisel, yang mana langsung membuat tawa di bibir Rega perlahan meredup.

Rega menghela napasnya. Ia menoleh ke sekeliling, di beberapa penjuru kampus, para mahasiswa sedang menyaksikan adegan di lapangan tersebut layaknya menonton sebuah drama. Bahkan, banyak yang bersorak menyemangati Gisel namun dengan nada mengejek.

"Wah, bocil jaman sekarang, ya. Pada pintar cari cowok yang good looking, tapi keren sih, cil. Pepet terus, tuh Rega, si kanebo kering!" celetuk salah satu mahasiswa.

"Te...rima, te...rima, te...rima!" sebagian besar berteriak seolah sedang mmeberikan dukungan kepada club sepak bola kesayangan mereka.

Rega merengkuh bahu Gisel, "Kita neduh ke sana, dik. Di sini panas sekali," ucapnya mengajak Gisel ke sebuah tempat yang teduh dan sepi. Ia tak ingin Gisel menjadi bahan bullian teman-temannya.

"Huuuuuuuu!!!!" seru mereka saat melihat Rega mengajak Gisel pergi. Rega sama sekali tak mempedulikan sorakan mereka.

"Abang nggak jawab," ucap Gisel setelah mereka sampai di tempat yang tak ada satu orang pun melihat tersebut.

Lagi, Rega menghela napasnya dalam. Ia menyentuh kedua bahu Gisel, "Kamu itu adik abang, Dek. Jadi, mana mungkin kita saling jatuh cinta. Lagian, kamu masih terlalu kecil, kenapa punya ide seperti ini, sih? Kamu..."

"Aku beneran cinta sama abang, bukan sebagai adik. Tapi aku mau abang sayang sama aku sebagai seorang cewek," Gisel memotong kalimat Rega yang belum selesai.

Entah bagaimana Rega harus menanggapinya, yang jelas, ia tak mungkin menerima gadis remaja itu sebagai kekasih. Yang benar saja, Gisel baru kelas dua SMP.

Rega tersenyum," Udah, nggak usah bahas cinta-cintaan. Belajar aja yang rajin. Katanya mau jadi designer yang hebat," ucapnya mengacak rambut Gisell.

Gadis itu menunduk, "Abang nggak cinta sama aku? Abang nggak sayang,"

"Sayang, tentu saja abang sayang kamu. Mana mungkin abang nggak sayang adik abang ini. Kalau nggak sayang, selama ini nggak mungkin abang perhatian sama Gisel,"

"Kalau begitu, ayo pacaran, Abang?" ucap Gisell.

Rega mengusap wajahnya kasar, "Kenapa harus gini, sih," gumamnya.

"Abang nolak aku, kan?" tembak Gisel langsung.

"Dengerin abang, dik. Kamu itu masih belum paham apa itu sebenarnya yang dinamakan cinta. Kamu tahu dengan apa yang kamu katakan tadi? Kamu itu masih terlalu kecil untuk mengenal cinta. Nanti, akan ada saatnya kamu mengerti, saat kamu dewasa,"

"Intinya, abang nolak aku kan?" tanya Gisel dengan mata berkaca-kaca. Ia tak tahu bagaimana rasanya patah hati, yang ia tahu saat ini dadanya sakit.

Rega melihat ke sekitar, memastikan tak ada orang yang melihat, ia merengkuh Gisel ke dalam pelukannya, "Adik abang jangan nangis dong. Masa gini aja nangis sih, yang penting kan abang sayang sama Gisell. Kamu akan jadi adik abang yang paling abang sayang," ucapnya.

Rega bukanlah perayu ulung, apalagi untuk menenangkan gadis remaja yang baru saja patah hati karenanya tersebut. Ia hanya melakukan seperti biasanya yang ia lakukan terhadap Gisel ketika gadis itu merajuk.

" Abang jahat sama Gisel. Gisel ngak mau cuma jadi adik abang. Gisell nggak mau keduluan kak Dira yang mau nembak abang. Pasti abang terima dia kalau dia menyatakan cinta sama abang. Abang kan meskipun jutek tapi nggak tegaan. Apalagi kak Dira mau di lapangan nembak abang pakai toa kayak Gisel tadi, panas-panasan. Gisel nggak ridho, nggak boleh pokonya,"

Entah ke berapa kali Rega menghela napasnya dalam. Memang gadis bernama Dira itu menyatakan cinta kepadanya, tapi tidak seperti yang di katakan oleh Gisel, Dira melakukannya di tempat yang cukup sepi, di bawah pohon rindang yang ada di kampus. Mana mungkin gadis itu mau panas-panasan di lapangan. Dan Rega menolak gadis itu. Mungkin sekarang gadis itu sedang menangisi kegagalannya mendapatkan cinta Rega.

"Dengar, dik. Kalau soal perasaan dan hati, abang nggak akan terpengaruh. Hanya karena nggak tega, lalu abang terima? Tentu saja enggak begitu konsepnya. Lagian, nggak ada yang akan nembak abang, kok," jelas Rega yang berdusta di akhir ucapannya. Jika ia jujur, Nandira sudah menembaknya tadi, tapi bukan di lapangan apalagi memakai toa, sudah di pastikan Gisel akan mengamuk.

"Seperti yang abang lakukan sama Gisel? Nggak cinta makanya tega!"

"Suatu saat nanti, saat kamu dewasa, kamu akan mengerti, dik," kata Rega di akhir percakapan mereka saat itu.

Meski di tolak oleh Rega, namun hal itu tak pernah menyurutkan semangat Gisel. Hari-hari, bahkan tahun-tahun selanjutnya ia justru semakin semangat untuk mengejar cinta Rega.

Hingga ia duduk di bangku kuliah, semangatnya tak pernah surut memperjuangkan perasaannya tersebut. Namun, Rega masih sama. Tak membalasnya. Meski hubungan mereka senagai kakak adik tetap terjalin, tapi Gisel juga tak menyerah mengejar cinta Rega.

Ada saja tingkah yang di lakukan oleh Gisel demi mendapat perhatian lebih dari Rega. Padahal, tanpa di mintapun, pria memng selalu perhatian dengannya, namun selalu saja bersalih sebagai abang. Dan itu sering kali membuat Gisel kecewa.

Pernah suatu hari, saat Rega melakukan kegiatan bakti sosial di daerah yang terdampak musibah bencana alam gempa bumi, Gisell menyusul pria yang sudah berprofesi sebagai dokter sejak usia muda karena kecerdasanya tersebut.

Semua orang tak mengijinkannya pergi, tapi ia kekeuh ingin pergi hanya karena ia tahu dalam kelompok bakti sosial itu ada mahasiswi calon dokter yang naksir dengan Rega. Tentu saja hal itu membuatnya kebakaran jenggot dan bertekad menyusul ke daerah rawan bencana tersebut.

Sebagai orang tua, Alex dan Anes tentu saja merasa khawatir, takut akan ada gempa susulam yang membahayakan putri semata wayang mereka. Alhasil, Gisel nekad kabur menjadi relawan yang diadakan oleh kampusnya dengan kedua sahabatnya menuju ke tempat dimana Rega berada.

Merasa cemas dan khawatir, Alex pun menyuruh Gavin untuk menyusul saudara kembarnya.

"Ayolah, dad. Kenapa harus Gavin, sih? Kakak kan juga bisa, atau suruh siapa gitu, bawahan daddy kan banyak," tolak Gavin.

"Kakakmu sedang sibuk lagian dia kan bisa di katakan sebagai pengantin baru, nggak mungkin daddy suruh ke tempat bahaya seperti itu. Kalau terjadi apa-apa, kasihan kakak iparmu, kamu sajalah, sekalian jadi relawan," ujar Alex.

"Terus, kalau Gavin yang kenapa-kenapa nggak apa-apa gitu? Mom, daddy pilih kasih nih!" adu Gavin pada Anes.

"Mas apaan sih, nggak boleh gitu. Kunlagi pusing ini, putriku minggat ke tempat bahaya , mas Alex Malah begitu," ucap Anes.

"Ya gimana, makanya punya pacar biar ada yang khawatir selain daddy dan mommy," ucap Alex.

Gavin hanya mencebik. Dan pada akhirnya ialah yang harus mengalah menyusul dan emmastika jika Gisel aman sentosa karena sang ratu alias mommy tercinta yang memintanya.

"Cepat Vin, susul adikmu, mumpung belum terlalu lama minggatnya," Ucap Anes Yang tidak bisa di tolak oleh Gavin, apalagi ia melihat raut kecemasan di wajah yang tetap cantik meski sudah memasuki usia senja tersebut.

.

.

.

"Gara-gara kamu nih, aku harus nyusul ke sini. Udah deh, nyerah aja kenapa sih, abang tuh cuma anggap kamu adik, kok sampai segininya kamu usaha," ucap Gavin saat dalam perjalanan dari tempat pengungsian satu menuju posko di mana Rega sedang menjalankan tugasnya sebagai dokter. Tak butuh waktu lama, hanya beberapa menit saja di tempuh dengan berjalan kaki dari pos tempat mereka tinggal.

" Aku tuh yakin kalau abang juga cinta sama aku. Karena dia nggak pernah nolak aku secara terang-terangan langsung. Buktinya dia juga nggak punya cewek sampai sekarang, karena memang dia jodoh aku," kekeuh Gisell.

"Bagaimana kalau itu cuma perasaan kamu saja? Mungkin abang nggak enak mau nolak kamu terang-terangan," entah berapa kali Gavin mengatakan hal itu.

"Nggak, ku yakin klau abang itu emang udah di gariskan jadi jodoh aku. Titik no debat!"

"Susah emang ya, ngomong sama batu. Keras. Nanti kalau patah hati baru tahu rasa!"

"Udah sering kalau itu mah, aku udah kebal," sahut Gisel. Yang mana membuat Gavin hanya geleng-geleng kepala.

"Lagian kamu itu cinta apa terobsesi, sampai apa-apa abang, dikit-dikit abang. Buat abang , demi abang, nggak ada gitu yang buat diri sendiri?" tanya Gavin.

Gisel menggeleng, "Karena duniaku itu, ya abang, jadi mau gimanapun ya pusatnya abang lagi abang lagi,"

"Ampun deh, punya kembaran gini amat. Udah sampai!" kata Gavin menahan tangan Gisel supaya berhenti berjalan.

"Udah sampai ya?" ujar Gisel tanpa sadar mereka sudah sampai ke pos-pos kesehatan. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang di sana.

"Abaaannng!" seru gadis itu saat melihat sosok yang ia cari. Pria itu memang selalu memesona dengan pakaian dokternya. Apalagi ketampanannya yang di atas rata-rata membuatnya lebih menonjol di banding yang lain.

"Kan, bagimana bisa ku tenang, anteng di rumah jika pesonanya nggak kaleng-kaleng gini," gumamnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

ayooo kejerr teross selll 😅😅😅

2024-05-16

1

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Gisel sudah cinta mati sm rega hrs mendapatkannya...

2024-05-07

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Lanjut

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 54
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96 (End)
97 Author
98 Extra part
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 54
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96 (End)
97
Author
98
Extra part
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!